Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134315 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Idam Bariyanto
"Imunisasi sangat penting untuk masa depan anak-anak Indonesia, karena dapat mencegah penyakit dan infeksi yang menular dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh. Untuk mendukung Pekan Imunisasi Nasional (PIN), Laboratorium Perpindahan Kalor Departemen Teknik Mesin FTUI telah mengembangkan vaccine carrier atau alat pembawa vaksin yang menggunakan peltier ganda berpendingin air untuk menjaga temperatur ruang vaksin pada kisaran temperatur hidup vaksin polio . Akan tetapi alat ini sulit dibawa kemana-mana karena berat dan memiliki komponen tambahan berupa sistem pendingin air untuk mendinginkan sisi panas peltier. Sistem pendingin air ini memiliki pompa air, selang, dan water block yang terpisah dari vaccine carrier, sehingga membuat vaccine carrier tersebut menjadi tidak ringkas. Sebagai solusinya digunakanlah heatsink-fan sebagai pendingin sisi panas peltier untuk menggantikan sistem pendingin air. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah ingin mengetahui unjuk kerja vaccine carrier apabila heatsink-fan digunakan sebagai pendingin sisi panas peltier. Pertimbangan utama digunakannya heatsink-fan karena bentuk dan dimensinya yang ringkas sehingga sesuai untuk aplikasi vaccine carrier yang portable. Dari pengujian yang telah dilakukan, didapat hasil penting bahwa vaccine carrier dengan peltier ganda berpendingin udara mampu mendinginkan ruang vaksin hingga dibawah 8_C dalam waktu 10 menit, dapat menjaga konstan temperatur 0_C selama lebih dari 3 jam, dan memiliki desain serta unjuk kerja yang lebih baik dari vaccine carrier berpendingin air.

Immunization is very important because it can prevent children from disease and infection by raised the antibody. For supporting the national immunization. Heat Transfer Laboratory on Mechanical Engineering University of Indonesia has developed vaccine carrier that uses water-cooled two-stage pettier to cool the vaccine's cabin. The vaccine carrier has successfully worked at the temperature range of 2-8_C, which is where polio vaccines live, but this equipment is not easily portable because it is heavy and has an additional component which is the water-cooled system that consists of water pump, hose, and water block that are separated from it. As a solution, heatsink-fan is use to cool the pe liter's hot side as a replacement of the water cooling system. The objective of this research is to know cooling performance of vaccine carrier if heatsink-fan is use to cool the hot side of peltier. The main consideration for using heatsink-fan is because its shape and dimension are compact so that it is appropriate for a portable vaccine carrier. The results of the research are vaccine carrier with air-cooled double peltier can lower the vaccine cabin's temperature to under 8_C in 10 minutes, it can keep the temperature constantly at 0_C for over 3 hours, and it has better design and performance than water-cooled vaccine carrier."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37878
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Imunisasi sangat penting untuk masa depan anak-anak Indonesia, karena dapat mencegah penularan penyakit dan infeksi dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh. Untuk mendukung Pekan Imunisasi
Nasional (PIN) khususnya di daerah terpencil yang sulit dijangkau, Laboratorium Perpindahan Kalor DTM-FTUI telah mengembangkan vaccine carrier atau alat pembawa vaksin yang menggunakan peltier
elemen ganda sebagai pompa kalor dan heatsink-fan sebagai pendingin sisi panas peltier untuk menjaga temperatur ruang vaksin pada kisaran temperatur hidup vaksin polio ( 2 ? 8oC ). Pengembangan yang
dilakukan pada penelitian ini adalah merancang dan membuat vaccine carrier agar mudah dibawa, memiliki estetika, bobot yang ringan, dan hemat energi dengan tetap memiliki kemampuan pendinginan
yang baik. Untuk memenuhi persyaratan tersebut maka tetap digunakan peltier ganda sebagai pompa kalor solid. Acrylic digunakan sebagai bahan casing dan polyurethane sebagai isolator ruang pendingin vaksin. Penelitian ini juga memiliki tujuan untuk mengetahui unjuk kerja vaccine carrier. Dari pengujian yang telah dilakukan, didapat hasil penting bahwa vaccine carrier dengan peltier ganda berpendingin udara mampu mendinginkan ruang vaksin hingga dibawah 8oC dalam waktu 10 menit, dengan konsumsi energi 24 Watt.

Abstract
Immunization is very important for the new generation, because it can prevent contagious disease and infection by raised the antibody. For supporting the national immunization program, Heat Transfer
Laboratory Department of Mechanical Engineering University
of Indonesia has developed vaccine carrier box which used two stage Peltier elements as the heat pump for maintaining the temperature
inside the vaccine box in the range of 2-8oC and heat sink fan as a cooler on the hot side of peltier element. Some considerations were taken for new design of vaccine Carrier box, the vaccine box should
be portable, light, compact, esthetic, saver. This research has also aim to know the performance of the vaccine carrier box. The results of the research were that vaccine carrier box double peltier element
with heat sink fan are able to chill the temperature inside the box below 8oC in 10 minutes with energy consumption 24 Watt."
[Fakultas Teknik UI, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2007
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hisyam Farabi
"ABSTRAK
Pembangunan bidang kesehatan terus dilakukan agar kualitas kesehatan sumber daya manusia Indonesia semakin membaik. Salah satunya adalah program imunisasi. Imunisasi merupakan program penting yang harus terus dilakukan, karena dapat mencegah penularan penyakit dan infeksi dengan cara meningkatkan kekebalan imun tubuh. Penyebaran imunisasi harus merata di seluruh bagian Indonesia termasuk wilayah terpencil. Pengembangan vaccine carrier terus dilakukan perbaikan sistem pendingin agar vaksin yang ada di dalam kabin bisa tetap hidup dalam transportasi. Suhu yang diperlukan vaksin agar tetap hidup berkisar pada range 2 – 8oC . Selain sistem pendingin yang terus dikembangkan, aspek estetika juga dilakukan pengembangan meliputi pengurangan bobot menjadi lebih ringan, pemilihan sumber daya yang lebih tahan lama dan lebih kecil secara dimensi. Perancangan pendingin sisi panas elemen peliter pada vaccine carrier menggunakan vapor chamber dan coral tabulate sebagai sumbu kapile. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui efek sistem pendinginan vapor chamber bila dibandingkan dengan heatsink. Dari pengujian yang telah dilakukan, hasil yang didapat vapor chamber dapat menurunkan suhu sampai 1.160 C dalam waktu 1 jam dengan beban penuh.

ABSTRACT
Development in the health sector continues to be done so that the quality of human resources health in Indonesia is getting better. One of the programs is immunization. Immunization is an important program that should be done, because it can prevent the transmission of disease and infection by enhancing the immune system of the body. Immunization range must be evenly distributed throughout Indonesia, including remote areas. Cooling system improvement of the vaccine carrier is continued in order to keep the vaccine in the cabin alive when carried in a transportation. Required temperature range of vaccines in order to stay alive in the range of 2 - 8oC . The development of the solid state thermoelectric cooling system has permitted newly developed packages that are capable of meeting the requirements and applications where environmental concern, size, weight, performance, and noise are an issue. This research describes the combination of a thermoelectric module and a vapor chamber in the cooling system of the vaccine carrier. The position of the vapor chamber as a heat sink on the hot side of the thermoelectric module will enhance the thermoelectric performance. From this experiment, the minimum temperature in the cabin of the vaccine carrier box reached 1.160 C in an hour with 8 vaccine tubes."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kapa Cossa Jonahtan
"Cryosurgery adalah teknik pembedahan yang digunakan untuk merusak jaringan patologi dengan memberikan temperatur cryogenics pada jaringan yang akan diobati. Penggunaan cryosurgery pada masa kini banyak digunakan untuk pengobatan kanker, salah satunya adalah kanker kulit yang menempati tingkat ke tujuh penyakit kanker paling berbahaya di dunia. Aplikasi dari metode cryosurgery saat ini memiliki beberapa kelemahan antara lain temperatur yang sulit dikontrol dan perlu adanya media penyimpanan khusus untuk agent yang digunakan (liquid nitrogen dan refrigeran). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji sistem pendinginan peltier berbasis elemen ganda pada alat cryosurgery dengan menggunakan suatu desain water block sebagai alat penukar kalor pada sisi panas dari termoelektrik. Pengujian dilakukan dengan melakukan beberapa variasi antara lain penggunaan satu dan dua termoelektrik sebagai sumber pendingin, penggunaan beberapa jenis probe, variasi tegangan dan temperatur. Pada pengujian ini diperoleh bahwa temperatur terendah sisi dingin peltier yang dicapai dengan menggunakan probe tembaga adalah -56,46oC dengan 10 Volt, dan -5oC CTB. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan peltier berbasis elemen ganda, dengan menggunakan suatu desain water block, baik untuk digunakan pada sistem cryosurgery.

Cryosurgery is surgery technique used to destroy pathological tissue by providing cryogenic temperatures in the tissue being treated. Nowadays, cryosurgery widely used for cancer treatment, in which one is skin cancer that occupied seventh level of the world's most dangerous cancer diseases. Currently, application of cryosurgery method has several weaknesses for example the difficulty of temperature control and the need of storage media used specifically for the agent (liquid nitrogen and refrigerant). The purpose of this reasearch was to test the 2nd stage of thermoelectric cooling system on the appliance of cryosurgery using a water block design as a heat exchanger on the hot side of thermoelectric. Tests conducted by performing several variations including the use of one and two thermoelectric coolers as cooling source, types of probes, variation of voltage and CTB temperature. The research could achieved the lowest temperature obtained in cold side thermoelectric, it was -56,46oC using copper pobe, 10 Volt, and CTB-5oC. The results of this research proved that the use of 2nd stage thermoelectric, using a water block design is suitable to be applied on cryosurgery."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S40
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Pattas P.
"Penanganan vaksin dalam transportasi maupun penyimpanannya untuk mencapai lapisan masyarakat terbawah di lapangan memerlukan suatu alat portabel yang memiliki kapasitas yang cukup dan teknolngi pendinginan yang maju untuk menjaga vaksin pada temperatur 2 °C - 8 °C, agar tidak rusak oleh panas yang berlebihan atau pembekuan sesampainya di tujuan. Selama ini di Indonesia alat terkecil yang digunakan untuk membawa vaksin ke lapangan (posyandu) adalah vaccine carrier dan tennos yang menggunakan ice pack atau es batu sebagai media pendingin di dalamnya. Kemajuan teknologi termoelektrik terbukti telah berkembang pesat dengan adanya produk-produk modul termoelektrik yang juga dikenal sebagai elemen peltier yang sudah mulai bisa ditemukan di pasaran. Banyak juga produk-produk pendingin portabel yang menggunakan teknologi termoelektrik. Elemen peltier sebagai media pendingin memiliki dimensi yang sangat kecil jika dibandingkan dengan ice pack, hal ini memungkinkan kapasitas ruang yang lebih besar untuk penyimpanan vaksin. Di samping itu penggunaan elemen peltier memungkinkan pengaluran temperatur di dalam alat portabel yang akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengcnali elemen peltier dari segi karakteristiknya, baik daya listrik yang dibutuhkan, kemampuan pendinginannya maupun teknologi praktis yang dibutuhkan untuk membuat suatu sistem pendingin termoelektrik. Dalam tugas ini digunakan heat exchanger yang menggunakan air sebagai media pendingin pada sisi elemen peltier yang panas untuk menjaga temperatur operasi dari elemen peltier, sekaligus untuk mengamati pengaruhnya terhadap proses pendinginan pada sisi dingin peltier dengan rnengambil data-data temperatur pada bagian-bagian tenentu dalam sistem tersebut. Dengan menganalisa hasil pengamatan tersebut tentunya akan dapat dibuat suatu sistem pendingin termoelektrik yang baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parlin Adi Sugiarto
"Gizi buruk merupakan kejadian kronis dan bukan kejadian yang tiba-tiba. Kelemahan pada kasus gizi buruk yang mencuat akhir-akhir ini adalah lemahnya akan pemantauan status gizi di suatu daerah. Untuk mengetahui kekurangan gizi khususnya pada anemia gizi besi biasanya dipantau dengan pengambilan sampel darah di suatu daerah, baik di perkotaan, pedesaan maupun di daerah terpencil. Pengambilan sampel darah di lapangan tidak terlepas dari media penyimpanan yang biasanya memakai ice box dengan menggunakan iced pack sebagai media pendinginannya. Penyimpanan sampel darah ini penting artinya untuk menghindari kerusakan sampel darah yang diperoleh dan keakurasian pengukuran parameter yang dibutuhkan di Laboratorium. Kelemahan media penyimpanan ice box tersebut adalah ketergantungan pada iced pack yang sebelumnya harus didinginkan dalam pendingin/kulkas, daya tahan pendinginan yang tidak terukur dengan pasti, serta terbatasnya kapasitas iced pack untuk menjaga temperatur optimum sampel darah pada 4-6°C.
Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan alat Blood carrier dengan sistem pendinginan elemen peltier ganda dan heat sink fan sehingga dapat memenuhi standar prosedur transportasi darah. Dari hasil pengujian, blood carrier mampu menurunkan suhu ruang dibawah 6°C dalam waktu 44 menit tanpa beban. Hasil penelitian ini diharapkan mampu Untuk memudahkan peneliti mendapatkan sampel darah yang terjaga kualitasnya di daerah pedalaman yang sulit dijangkau, baik pengambilan sampel darah pada manusia untuk kebutuhan pemantauan kondisi gizi maupun untuk mendapatakan sampel darah binatang khususnya primata untuk kebutuhan penelitian kedokteran lainnya misalanya masalah virus.

The insufficient nutrient is a chronic epidemic and commonplace spreads mostly at the suburb area and rural. Recently, it emerges because of the unmonitored nutrient's growth for the society living in these areas. Taking the blood sample is a common method to observe this epidemic, especially anemia. These samples are taken from the societies living at cites, suburbs, and rural areas. This must be supported by good blood storages to avoid the blood's destruction and to generate the accuracy of test's results at the laboratory. The common storage is an ice box that uses iced pack as a cooler mediator. Unfortunately, some shortcomings of this ice boxes -as the blood carrier- are their high dependency on the iced pack -that firstly must be cooled at a refrigerator/cooler-, un exactly measured of its cold endurance, and the limited capacity to keep the optimum temperature, about 4-6°C.
The objective of this research is to develop a blood carrier supported by double peltier element cooling system and heat sink fan to meet the good qualification of blood transportation's procedure. The result of the research is blood carrier that has been designed can lower maximal the blood cabin's temperature to under 6°C in 44 minutes without load. May the result of this research could facilitate researchers to get the wellmaintained blood sample especially from the suburbs and rural areas. Basically, this result might also properly be used for the research of mammalian, viruses, and others medical purposes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamdalah Hazhar
"Cryosurgery merupakan sebuah metode kedokteran yang menggunakan sebuah probe bertemperatur sangat rendah untuk melakukan penghancuran secara medis sel kanker maupun jaringan kulit yang rusak. tujuan dari metode ini adalah mencapai temperatur cryo -50oC hingga -60oC pada bagian cryoprobe yang bersentuhan dengan sel kanker. untuk mencapai temperatur yang sangat rendah itu digunakanlah modul termoelektrik bertingkat sebagai system pendingin utama pada alat cryosurgery. Tujuan dari peneliatian ini adalah melakukan pengembangan dari alat cryosurgery yang sudah ada dengan merngganti system pendinginan dengan modul termoelektrik bertingkat dua dengan sebuah desain water block.
Pada pengujian ini di variasikan besar voltase, jenis probe dan ukuran panjang dari probe. Variasi jenis probe yang digunakan berupa heat pipe R22 12cm, pipa berisi ethylene glycol 70%, tembaga dengan panjang 12cm dan tembaga dengan panjang 5cm. Temperatur terendah yang dicapai end probe adalah -52.6oC. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa modul termoelektrik dua tingkat dengan sebuah desain water block dapat diaplikasikan sebagai system pendingin utama pada alat cryosurgery.

Cryosurgery is a medical technique using a very low temperature probe to perform therapeutic destruction of cancer cells or diseased tissues. The aim of this method is reaching cryo temperatures around -50oC to -60 oC at cryoprobes which is being attached to the cancer cell. To achieve that very low temperature, a multistage thermoelectric module is applied as the main cooling system for this cryosurgery device. The objectives of this research is focused on the development of the existing cryosurgery device by replacing the main cooling system with two stages thermoelectric cooler using a water block design.
In this study the device analyzed under the variation of voltage, probes type and the length of probe. The type of probe that used were heat pipe 12cm with R22 as working fluid, hollow pipe 12cm with ethylene glycol 70%, and solid copper 12cm and 5cm. the lowest end probe temperature achieved was -52.6 oC. The Result from this research proves that two stages thermoelectric modules using a water block design can be applied as the primary cooling system for cryosurgery device.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1120
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Axel Hidayat
"Pengujian modul termoelektrik atau Elemen Peltier biasanya ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai perbedaan temperatur maksimum antara sisi panas dan sisi dingin elemen peltier dan COP (Coefficient of Performance). Sehubungan dengan pengembangan peralatan-peralatan berbasis modul termoelektrik sebagai pompa kalor, pengujian terhadap modul termoelektrik perlu dilakukan karena modul TE (termoelektrik) yang saat ini banyak beredar di pasar tidak mencantumkan standar spesifikasi yang jelas. Penggunaan modul TE yang sesuai dengan spesifikasi akan memberikan performa yang optimal pada rancangan alat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat uji kualitas dan karakteristik elemen peltier. Pada paper ini dijelaskan tentang alat uji yang dikembangkan dan pengujian modul TE dengan menggunakan perhitungan daya listrik, COP dan beda temperatur. Design alat uji dibuat secara sederhana, dan cara kerjanya pun tidak rumit. Alat uji memiliki 2 buah waterblock yang dialiri air, yang berfungsi sebagai alat pengukur kalor yang diserap dan dilepaskan dari masing-masing sisi modul TE. Hasil design alat pengujian cukup kompak dan dapat digunakan sebagai alat uji kualitas dan karaktertiki elemen peltier.

The testing of the Thermoelectric Module (TE) or Peltier Element is normally to obtain information such as the differences in the hot and cold temperature across the element and also the Coefficient of Performance (COP). Heat pump is one of the instruments that used the principal of thermoelectric module. The purpose of this experiment is to set a certain specification of the module. Therefore the test of the thermoelectric Module has to be conducted to ensure it has the right standard specification before it goes to the market, because there are too many thermoelectric modules that release to the market without any standardization. The use of the module in the right specification will give the optimal and maximum potential of the design instrument, for example the heat pump. In this paper it explains the new testing equipment that is used to test the element Peltier and also the test of thermoelectric module by using the calculation of power input, Coefficient of Performance (COP), and difference in maximum temperature. This new testing equipment is designed in simplicity and can be operated easy. It consists of two water blocks which a flow of water passes through it, therefore the blocks measure the initial and release heat on the plate on both sides of the thermoelectric module. The result of the new testing equipment is convincing and now it can be used to test the specification and characteristic of the element Peltier."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37894
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Salah satu efek yang terjadi pada termoelektrik adalah efek Peltier, yang menyatakan bahwa dari dua kawat material berbeda-dalam hal ini adalah kawat temnokopel- di mana masing-masing ujung kawat material tersebut membentuk sambungan satu sama lainnya yang apabila diberi perbedaan tegangan, maka akan menghasilkan perbedaan temperatur di kedua titik persambimgan tersebut. Perbedaan temperatur yang dihasilkan ini sebanding dengan jumlah arus searah yang dialirkan sehingga nantinya akan ada sambungan yang menyerap kalor (sambungan panas) dan ada sambungan yang melepaskan kalor (sambungan dingln). Dengan efek Peltier yang dapat menghasilkan efek pemanasan dan pendinginan pada sambungan kawat inilah kita dapat membuat sebuah pemanas ataupun pendingin.
Dengan penggunaan kawat konstantan yang dipasangkan dengan material tembaga yang terdapat pada Printed Circui! Board (PCB) menjadi pasangan kawat termokopel yang membentuk termopil, melalui pengujian akan dilihat beda temperatur maksimum antara kedua permukaan modul yang dapat dicapai. Di samping itu pula, akan diketahui arab aliran fluida dari fan yang dapat menghasilkan beda temperatur maksimum tersebut.
Hasil yang diperoleh dari pengujian modul adalah bahwa modul telah bekerja sesuai dengan prinsip efek Peltier, di mana beda ternperatur maksimum yaing terjadi antara kedua permukaan modul tanpa menggunakanfan adalah 1,40 C. Sedangkan dari beberapa variasi arah aliran fluida darifan didapat bahwa beda temperatur rnaksimum yang dapat dieapai adalah sebesar 4° C dan 4,5° C pada suplay tegangan 1 volt dan arus 2 ampere, yaitu pada kondisi perrnukaan modul cold side ditiup dan dihisap oleh fan sementarafan pada permukaan modul hot side dirnatikan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37055
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>