Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76936 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Anwari
"Alat penukar kalor banyak digunakan di industri kimia, pabrik, pembangkit daya, rumah sakit, alat transponasi bahkan di rumah kita. Penggunaan alat penukar kalor ini dapat sebagai alat untuk memanaskan atau mendinginkan fluida, tergantung pada proses yang diinginkan. Salah satu jenis alat penukar kalor yang paling banyak digunakan adalah alat penukar kalor selongsong dan pipa.
Dari banyak penggunaan alat penukar kalor solongsong dan pipa, penulis mengambil salah satu contoh penggunaanya yaitu pemanas air pengisi ketel yang digunakan pada pembangkit listrik tenaga uap, Pemanas air pengisi ketel ini menggunakan uap yang di ekstrasi dari turbin untuk memanaskan air pengisi ketel sebelum masuk ke ketel. Dengan penggunaan pemanas air pengisi ketel maka efesiensi siklus pembangkit tenaga uap akan meningkat karena pemanas air pengisi ketel akan mengurangi panas yang terbuang percuma di kondenser dan dampaknyajuga akan mengurangi ukuran kondenser.
Perhitungan yang akan dilakukan di dalam perancangan alat penukar kalor selongsong dan pipa untuk pemanas air pengisi ketel akan di batasi pada perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi. Hal ini bukanlah berarti bahwa radiasi tidak penting dalam perancangan alat penukar kalor, karena berbagai penerapan di angkasa luar hal inilah yang penting di dalam perancangan alat penukar kalor. Dengan menggunakan prinsip konduksi dan konveksi, dan juga memperhatikan tahanan termal lainnya dan dibantu dengan menggunakan pemprograman excel maka pada akhirnya akan di dapatkan disain termal dari alat penukar kalor ini.

Heat exchangers are used in wide variety of applies itions. These include chemical industries, fabrication, power plant, hospital, transportations, even in ours houses. The use of heat exchangers can be to cool or to heat the fluids, dependly to that process we want. Ones of heat exchangers that have been using in many applications is shell and tube heat exchanger.
From many applications of shell and tube heat exchanger, the author takes one example of applications is using of steam power plant. That is feed water healers. Feed water heaters use extraction steam from turbine to heat feed water before come in 10 boiler. By using feed wafer heaters results in a higher cycle efficiency by reducing the amount of energy lost in the condenser and (he impact is the size of the main condenser can be reduced. Because the condensers for large steam turbine become so large that installation problems become awkward indeed. Thus having a third of the steam flow to the feed water healers is real help in this respect.
The calculations will he done in the shell and tube heat exchanger design to feed wafer heaters and will be limited of conduction and convection heat exchange. This is not mean the radiation is not important to heat exchangers design, in fact of the out space applications, radiaton is very important to heat exchangers design. By using principle of conduction and convection, and also see to the other resistance and helped by using excel so that at last will be got the thermal design of this heal exchanger.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37881
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Gunawan
"Pembangunan PLTU memerlukan bahan bakar dan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu analisa energi dan ekonomi agar efisiensi penggunaan bahan bakar meningkat dan total biaya investasi lebih ekonomis. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam penulisan skripsi ini akan dilakukan suatu ANALISA TERMOEKONOMIK pada penentuan konfigurasi Feedwater Heater yang digunakan pada sistem air-uap PLTU.
Analisis dilakukan dengan menghitung besar efisiensi exergi dari tiap konfigurasi Feedwater Heater dan parameter dari segi ekonomi seperti : First capital invesment, Profit, Return time of investment. Perhitungan exergi dari sistem dilakukan dengan menggunakan bantuan cycle tempo 5.0. Diharapkan hasil ANALISA TERMOEKONOMIK ini dapat digunakan sebagai informasi teknis dan ekonomi dalam pembangunan proyek PLTU kelas 1 x 25 MW.

Due to the requirements of steam power plant construction which is going to spend a large amount of fuel and cost, energy and economy analysis are needed to improve the efficiency of fuel and total capital investment. Because of that, in this final assignment, exergy and thermoeconomics analysis will be used to choose feedwater heater configuration in water-steam system of steam power plant.
The analysis will be done by calculating the amount of the efficient exergy from each of feedwater heater configuration and the parameters from economics scale, such as : First capital investment, Profit, Return time of investment. The calculation exergy of the system was done by using cycle tempo 5.0. The result of exergy and thermoeconomics are expected to be used as the technical and economical information in contructing the 1 x 25 MW steam power plant.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syafaat
"Pembangunan PLTU memerlukan bahan bakar. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu analisa energi agar efisiensi penggunaan bahan bakar meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam penulisan skripsi ini akan dilakukan suatu analisa exergi pada penentuan konfigurasi Feedwater Heater yang digunakan pada sistem air-uap PLTU. Analisis dilakukan dengan menghitung besar efisiensi exergi dari tiap konfigurasi Feedwater Heater. Perhitungan exergi dari sistem dilakukan dengan menggunakan bantuan cycle tempo 5.0. Diharapkan hasil analisa exergi ini dapat digunakan sebagai informasi teknis dalam pembangunan proyek PLTU kelas 1 x 25 MW

Due to the requirements of steam power plant construction which is going to spend a large amount of fuel and cost, energy and economy analysis are needed to improve the efficiency of fuel and total capital investment. Because of that, in this final assignment, exergy analysis will be used to choose feedwater heater configuration in water-steam system of steam power plant. The analysis will be done by calculating the amount of the efficient exergy from each of feedwater heater configuration. The calculation exergy of the system was done by using cycle tempo 5.0. The result of exergy are expected to be used as the technical information in contructing the 1 x 25 MW steam power plant."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37888
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Astari Pratiwi
"Faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi PLTU diantaranya adalah temperatur dan tekanan pada inlet turbin serta tekanan pada vakum kondenser. Parameter tersebut mempengaruhi besar nilai efisiensi, daya yang dihasilkan, serta heatrate PLTU. Data pada performance guarantee kontrak dapat divalidasi dengan cara menghitung siklus tersebut melalui parameter desain basis PLTU tersebut. Kesesuaian dapat dilihat setelah proses perhitungan serta melihat sensitivitas nilai efisiensi, daya yang dihasilkan, serta heatrate apabila parameter tersebut divariasikan dengan besaran berbeda. Pengamatan ini dibantu oleh software Gate Cycle untuk mensimulasikan perancangan layout PLTU, perhitungan simulasi desain basis, serta perhitungan dengan variasi parameter yaitu: temperatur inlet turbin, tekanan inlet turbin, temperatur inlet cooling water kondenser, serta tekanan kondenser. Pengamatan ini memperlihatkan bahwa pengaruh kenaikan temperatur inlet pada turbin paling besar adalah pada temperature 600 C, yaitu kenaikan sebesar 0,5 terhadap efisiensi, kenaikan sebesar 1,7 MW terhadap power output, dan 46,4 kcal/kW-hr terhadap heat rate. Pengaruh kenaikan tekanan inlet pada turbin paling besar adalah pada tekanan 130 bar, yaitu sebesar yaitu kenaikan sebesar 1,3 terhadap efisiensi, kenaikan sebesar 4,3 MW terhadap power output, dan penurunan sebesar 114 kcal/kW-hr terhadap heat rate. Pengaruh kenaikan temperatur inlet pada cooling water kondenser paling besar adalah pada temperature 26 C, yaitu kenaikan sebesar 0,01 terhadap efisiensi, kenaikan sebesar 0,0043 MW terhadap power output, dan penurunan sebesar 0,3 kcal/kW-hr terhadap heat rate. Pengaruh kenaikan tekanan vakum kondenser paling besar adalah pada tekanan 11,2 kPa dengan nilai penurunan efisiensi sebesar 0,6 , penurunan power output sebesar 2 MW, dan kenaikan heat rate sebesar 57,7 kcal/kW-hr.

Factors that affect the efficiency of steam power plant is the inlet temperature and pressure of steam turbine and also pressure in condenser vacum. Those parameters affect the value of efficiency, output power, and the heatrate of steam power plant. Data on the performance guarantee contracts can be validate by calculate the cycle through basic design parameter of the steam power plant. The compability can be seen after the calculation process and saw the sensitivity of efficiency, output power, and heatrate if the parameter is variated by different value.This observation is using software Gate Cycle to simulate the layout design of steam power plant, the calculation of basic desain, and the calculation of varied parameter inlet temperature of steam turbine, inlet pressure of steam turbine, inlet temperature of cooling water condenser, and inlet pressure of condenser.This observation is showing that the increasing temperature of inlet tubine that has biggest impact is 600 C with the increase of 0,5 to efficiency, increase of 1,7 MW to power output, and decrease of 46,4 kcal kW hr to heat rate. Increasing pressure of inlet tubine that has biggest impact is 130 bar with the increase of 1,3 to efficiency, increase of 4,3 MW to power output, and decrease 114 kcal kW hr to heat rate. Increasing temperature of inlet cooling water condenser that has biggest impact is 26 C with the increase of 0,01 to efficiency, increase of 0,0043 MW to power output, and decrease of 0,3 kcal kW hr to heat rate. Increasing pressure of vacuum condenser that has biggest impact is 11,2 bar with the decrease of 0,6 to efficiency, decrease of 2 MW to power output, and increase 57,7 kcal kW hr to heat rate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36362
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tio Adi Bayu Adjie
"ABSTRACT
Perhitungan kondenser Shel! & fube dengan metode Kern, secare prinsip lidakjauh berbeda dengan melode Iainnya, seperti metode Bell-Delaware, dan Taborek. Namun yang membedakan melode Kem dengan Iainnya adalah langkah-langkah perhitungan dan rumus-mmus yang digunakannya.
Permasalahan yang timbui dalam merancang kondenser she!! & tube ini adalah masih digunakannya metode perhitungan secara uji coba ( Ma! & error) sehingga membuluhkan wakiu yang lame sehingga pengujian kelayakan kondenser tersebut jedi jarang dilaksanakan_
Untuk mempercepai dan mempermudah perhiiungan kondenser she!! &
tube ini, disusunlah subroutine sehingga masaiah yang ada dapat lera1asi_
Submutlne yang dibuat dari bahasa pascal ini, dlsesualkan dengan l ngkah perhiiungan dengan metode Kem, sohlngga dapet mempermudah pemakai untuk melacak urutan perhiiungen kondenser shelf 8 tube.

"
1999
S36888
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dharmawan Adiwijaya
"Waste heat water heater adalah salah satu alat penukar kalor yang digunakan untuk memanaskan air menggunakan energi panas buang dari gas engine. Pada skripsi ini dilakukan perancangan waste heat water heater untuk proses pemanasan gas alam yang akan digunakan sebagai bahan bakar Turbin gas Generator. Dalam merancang waste heat water heater digunakan metode beda suhu rata-rata logaritmik (LMTD) untuk mencari luas area perpindahan panas.
Hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa luas perpindahan panas adalah sebesar 35,06 m2. Spesifikasi konstruksi dari alat penukar kalor untuk mengakomodasi luas perpindahan panas yang didapat yaitu pipa carbon steel sch 40 berdiameter 1 inch dengan panjang 2 m dan jumlah pipa sebanyak 168 buah.

Waste heat water heater is one of the heat exchanger that used for boiling water using waste heat energy from gas engine. This project is about designing waste heat water heater for heating natural gas that will be used as fuel for gas turbine generator. Log Mean Temperature Difference (LMTD) will be used in the designing waste heat water heater to determine the range of area of the heat transfer.
The result according to the calculation show that the heat transfer area is about 35,06 m2. The construction specification that meet the requirement to accommodate the heat transfer area is carbon steel sch 40 tube with diameter 1 inch and length 2 m with total 168 tube.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46357
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Chairudin
"Pemanfaatan Pemanas air berbasis energi matahari atau dikenal Solar Water Heater mulai memasyarakar khususnya di Indonesia. Energi matahari sebagai pembangkit tenaga adalah energi yang tidalc memburuhkan biaya unruk mendapatkannya dan ramah Iingkungan Dengan demikian pengembangan pemanas air tersebut menjadi salah satu alternatif yang diminati konsumen.
Pada solar water terdapat dua komponen yang utama yaitu tangki penyimpanan dan koiektor. Pada umumnya tangki penyimpanan terbuat dari baja iahan karat sedangkan kolektor Ierbuat dari lembaga. Permasalahan yang terjadi adalah kegagalan pada tangki yaitu adanya kebocoran sebelum mosa umur pakai kurang dari 5 tahun.
Untuk mengetahui penyebab kebocoran, dilakukan prosedur analisa kegagalan terhadap sampel material solar water hearer sehingga dapat dilakukan iangkah-Iangkah pencegahannya yang dapa! memperpanjang umur pakai tangki lersebui.
Hasil penelitian menunjukkan terjadinya korosi piring dan crevice pada base material akibat pengaruh media korosif yang mengandung ion khlorida serta temperatur yang relatjpanas (sekitar 80°C). Kecenderungan terjadinya piring ditunjukkan dengan pengujian kurva polarisasi siklik Pada kenaikan temperatur korosi pirting makin mudah terjadi yang ditunjukkan dengan menurunnya breakdown poteniial dari + 0,260 V vs kalomel pada Iemperalur ruang (28° C) menjadi - 0,130 V vs kalomel pada temperatur 80°C serra rapat arus pasU"dari sekitar 104 Amp/cm? pada temperarur ruang menjadi sekilar .105 Amp/cmz. Kebocoran yang diakibarkan oleh laorosi pitting dari bagian dalam tang/ci selanjutnya menyebabkan terjadinya korosi crevice pada bagian Iuar tangki.
Selain itu terjadi pula korosi retak tegang (SCC) yang berupa intergranular dan transgranular cracking di sekitar daerah lasan serta adanya sensitisasi pada daerah HAZ Hieat ajected zone) yang menyebabkan preszpirasi karbida di baras burir. Ha! ini terjadi akibar pengaruh prose: pengelasan pada saat fabrikasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembangkit listrik tenaga uap merupakan penghasil listrik terbesar dibandingkan
dengan sumber pembangkit lain. Boiler merupakan komponen penukar kalor yang
berfungsi untuk menguapkan air pengisi sehingga menjadi uap kering yang akan
digunakan untuk menggerakkan turbin agar mampu menghasilkan tenaga listrik. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk merancang sebuah boiler untuk sebuah pembangkit
berkapasitas 7 MW, dan juga untuk mengetahui kondisi kerja boiler pada berbagai
macam pembebanan.
Proses perancangan dilakukan dengan mencari nilai-nilai kondisi kerja
pembangkit listrik pada masing-masing komponen pembangkit untuk bisa dijadikan data
awal untuk melakukan perhitungan perancangan. Dari data awal ini maka akan
dilakukan perhitungan dimensi-dimensi utama boiler.
Dari hasil perhitungan didapatkan besarnya dimensi utama boiler yaitu luas
permukaan furnace sebesar 105.658 m2, superheater 907.721 m2 sebesar, economizer
sebesar 34.324 m2, air heater sebesar 550 m2. Dari hubungan antara kapasitas daya
dengan kebutuhan bahan bakar maka dapat dibuat pengaturan kapasitas daya dengan
menentukan jumlah bahan bakar untuk kondisi pembebanan maksimum, 7 MW, sebesar
2252,351 kg/jam dan kondisi pembebanan minimum, 4 MW, sebesar 1359,939 kg/jam."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>