Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55782 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Charles Dayan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah
"Rancangan alat pengering surya tidak langsung menggunakan kolektor plat datar bersirip dan kipas untuk pengeringan kakao fermentasi telah dilakukan. Kualitas produk kakao sangat ditentukan oleh kakao pasca panen yaitu proses fermentasi dan pengeringan. Hasil pengeringan yang baik dicapai pada temperatur (50-60) ºC pada laju pengeringan tidak terlalu fluktuatif. Kolektor plat datar bersirip dapat menaikkan suhu udara pengering hingga 30ºC diatas suhu lingkungan. Tujuan Penelitian ini adalah membuat rancangan alat pengering surya tidak langsung menggunakan kolektor bersirip dan kipas. Sefesifikasi hasil rancangan box pengering terbuat dari plat aluminium 30 mm dengan dimensi panjang 1m, lebar 1 m dan tinggi 1 m. Pada bahagian atas dibuat cerobong dan kipas untuk sirkulasi udara pengering. Dimensi kolektor panjag 2 m, lebar 1 m, tinggi 0,20 m dan kemiringan 600. Plat dan sirip kolektor terbuat dari aluminium 30 mm, isolator terdiri dari kayu, styrofoam dan rockwool dan penutup kaca bening 8 mm. Hasil perhitungan kinerja alat yang dirancang. Kehilangan panas pada dinding 5,124 Wat, sisi alas 13,268 Wat, penutup kaca 102,670Wat, panas radiasi 0,105 Wat. Total Kehilangan panas 121,167 Wat. Panas masuk pada kolektor sebesar 682,060 Wat dan yang digunakan 492,687 Wat."
Bandung: Unisba Pusat Penerbitan Universitas (P2U-LPPM), 2017
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadhil
"Energi matahari adalah salah satu energi terbarukan dengan potensi besar di negara tropis termasuk Indonesia. Pemanenan energi surya melalui sistem fotovoltaik memiliki tantangan besar karena intermittency dan ketidakpastian serta tidak tersedianya data yang diukur di setiap lokasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meramalkan radiasi matahari di lokasi tertentu dengan menggunakan model ASHRAE Clear-Sky dan informasi cuaca lokal melalui algoritma Jaringan Syaraf Tiruan (JST). Model ASHRAE Clear-Sky digunakan sebagai dasar penyinaran maksimum yang akan dikalibrasi dengan mempertimbangkan informasi cuaca setempat. Model peramalan dikembangkan dengan menggunakan algoritma backpropagation dari JST. Metode yang diusulkan disimulasikan di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode yang diusulkan dapat memberikan estimasi akurat dari penyinaran matahari dengan rata-rata kesalahan absolut dalam tiga hari yang berbeda adalah 58,30."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azwir Syahputra
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41144
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Kumara
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Harsono Soepardjo
Depok: UI-Press, 2013
PGB 0012
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Farell Adiputra
"Maximum Power Point Tracking merupakan alat tracking yang digunakan untuk menemukan titik arus dan tegangan paling optimal dari panel surya. Pengontrol pengisian daya melihat output panel dan akan membandingkannya dengan titik tertinggi perolehan daya dari panel tersebut. Alat ini juga dibutuhkan untuk mencari tingkat duty cycle (nilai arus) terbaik untuk mendapatkan nilai daya maksimum ke dalam baterai. Kinerja maximum power point tracking (MPPT) dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah algoritma yang digunakan untuk memperoleh nilai maksimum dari panel surya. Salah satu algoritma yang telah digunakan dalam MPPT adalah perturb & observation dimana algoritma ini menggunakan mekanisme tracing daya puncak dengan cara menaikan nilai arus secara bertahap sampai mencapai titik tertinggi daya yang dapat diperoleh oleh panel surya. Selain algoritma perturb & observation terdapat algoritma lain seperti neural network dan Fuzzy Logic. Algoritma fuzzy memiliki keunggulan diantaranya kemampuan membaca data secara lebih akurat, dapat digunakan pada pemodelan fungsi non linear, dan memiliki tingkat penyesuaian yang cepat dan fleksibel. Pada skripsi ini akan digunakan algoritma fuzzy untuk mendapatkan daya tertinggi dari solar charge controller. Hasil penerapan algoritma Fuzzy ini dibandingkan dengan algoritma perturb & observation pada kondisi uji coba yang dibuat sama. Hasil dari eksperimen menunjukkan bahwa periode waktu yang dibutuhkan Fuzzy Logic untuk mencapai titik maksimal 21.698% lebih singkat dibandingkan metode perturb & Observation.

Maximum Power Point Tracking is a tracking tool used to find the most optimal current and voltage points from solar panels. The charging controller looks at the panel's output and compares it to the highest point of power gain from that panel. This tool is also needed to find the best level of duty cycle (current value) to get the maximum power value into the battery. Maximum power point tracking (MPPT) performance is influenced by several factors, including the algorithm used to obtain the maximum value from the solar panel. One of the algorithms that have been used in MPPT is perturb & observation where this algorithm uses a peak power tracing mechanism by increasing the current value gradually until it reaches the highest point of power that can be obtained by solar panels. In addition to the perturb & observation algorithm, there are other algorithms such as neural networks and fuzzy logic. The fuzzy algorithm has advantages such as the ability to read data more accurately, can be used in modeling non-linear functions, and have a fast and flexible adjustment rate. In this thesis, a fuzzy algorithm will be used to get the highest power from the solar charge controller. The results of the application of the fuzzy algorithm are compared with the perturb & observation algorithm in the same experimental conditions. The results of the experiment show that the time period required for Fuzzy Logic to reach the maximum point is 21.698% shorter than the Perturb & Observation method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cecep Sulaeman
"ABSTRAK
Pada Tugas Akhir ini dirancang suatu konsentrator solar cell yang memanfaatkan dish parabola yang dilapisi dengan alumunium foil sebagai penerima cahaya matahari. Cahaya matahari yang diterima dish parabola dipantulkan ke cermin datar dan oleh vermin datar cahaya matahari tersebut dipantulkan lagi ke permukaan solar cell.
Berdasarkan prinsip kerja solar cell, bahwa daya listrik yang dihasilkan solar cell pada sistem bergantung pada intensitas cahaya matahari yang diserap oleh solar cell. Oleh karena itu pada Tugas Akhir ini dicoba memanfaatkan konsentrator untuk memfokuskan cahaya matahari agar inensitasnya lebih besar dan days listdknya yang dihasilkan solar cell juga akan meningkat.
Pada Tugas Akhir ini dilakukan pengukuran dan hasilnya dianalisa pengaruh suhu terhadap daya keluaran solar cell. Hasil analisa menunjukkan bahwa apabila suhu permukaan solar cell naik, akan menurunkan daya keluaran solar cell. Jadi untuk menaikkan daya keluaran solar cell tersebut dilakukan penurunan suhu permukaan solar cell (dengan menyalurkan air ke pennukaan solar celo, dan dihasilkan kenaikan daya 1,125W/°C, kenaikan tegangan 0,455V/°C dan kenaikan arcs 0,020A/°C.

"
1995
S38843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairiah Dewi
"Setiap pengguna panel surya ingin panel surya yang dimilikinya mampu memroduksi daya listrik sebesar mungkin. Daya listrik yang besar menunjukkan bahwa kinerja dari panel surya tersebut optimal. Untuk mengoptimalkan kinerja panel surya, pada umumnya ada tiga cara yang digunakan yaitu solar tracker, konsentrator, dan reflektor. Skripsi ini membahas tentang kinerja sebuah panel surya dengan reflektor datar. Semakin besar radiasi cahaya matahari yang terpapar pada sebuah panel surya maka daya listrik yang dihasilkan panel surya tersebut akan semakin besar. Cahaya pantul dari reflektor membuat peningkatan radiasi cahaya matahari yang terpapar pada permukaan panel surya.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pengaturan sudut reflektor dan pemilihan jenis material reflektor yang tepat membuat kinerja panel surya semakin optimal. Pada skripsi ini digunakan dua macam material reflektor, yaitu stainless steel mirror dan aluminium foil dengan variasi sudut kemiringan reflektor dari setiap material adalah 15, 30, 45, 60, dan 75 derajat. Hasil pengukuran memperlihatkan bahwa material reflektor yang berbahan aluminium foil lebih baik daripada stainless steel mirror.
Untuk reflektor stainless steel mirror sudut kemiringan reflektor yang menghasilkan kinerja panel surya optimum pada pagi, siang, dan sore berturut-turut adalah 75, 30, dan 60 derajat dengan kenaikan daya listrik yang dihasilkan panel surya berturut-turut adalah 21,503%, 15,481%, dan 4,564% dari kondisi panel surya tanpa reflektor sedangkan untuk reflektor aluminium foil sudut kemiringan reflektor yang menghasilkan kinerja panel surya optimum pada pada pagi, siang, dan sore berturut-turut adalah 75, 45, dan 75 derajat dengan kenaikan daya listrik yang dihasilkan panel surya berturut-turut adalah 31,581%, 12,138%, dan 22,973% dari kondisi panel surya tanpa reflektor. Penggunaan reflektor menyebabkan karakteristik dari panel surya berubah.

Solar panel user wants its solar panel is able to producing electric power as much as possible. Producing large electrical power shows that solar panel has optimal performance. To optimizing the performance of solar panel, there are generally three ways i.e. by using solar tracker, concentrator, and reflector. The focus of this study is discussing the performance of a solar panel with a flat reflektor. A larger amount of sunlight radiation exposures on a solar panel make the electric power generated by that solar panel will be greater. Reflected light from the reflector makes increasing the amount of sunlight radiation exposures on the surface of solar panel.
The measurement results show that to obtain an optimal solar panel performance, reflector tilt angle adjustment and a good reflector material sclection are required. In this study used two kinds of reflector materials, there are stainless steel mirror and aluminium foil and for each material, the reflector tilt angle will be varied at 15, 30, 45, 60, and 75 degrees. The measurement results show that aluminium foil reflector is better than stainless steel mirror reflector.
For stainless steel mirror reflector, reflector tilt angle at 75, 30, and 60 degrees respectively for morning, afternoon, and evening, produces optimum solar panel performance with increasing power output of solar panel respectively are 21,503%, 15,481%, and 4,564% from solar panel without reflector conditions. For aluminium foil reflector, reflector tilt angle at 75, 45, and 75 degrees respectively for morning, afternoon, and evening, produces optimum solar panel performance with increasing power output of solar panel respectively are 31,581%, 12,138%, and 22,973% from solar panel without reflector conditions. By using reflector, the characteristics of solar panel are changed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46448
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Suyana
"Solar thermal cooling system yang diharapkan mampu menggantikan pemakaian cooling system konvensional berupa vapor compresion system karena lebih hemat dalam pemakaian listrik, ramah lingkungan dan juga dapat memanfaatkan energi matahari yang potensinya sangat besar. Namun, perlu dilakukan simulasi dan juga optimasi pada solar thermal cooling system supaya kenerjanya lebih optimal. Untuk itu, pada tugas akhir ini penulis akan berfokus terhadap tahapan simulasi pemakaian solar thermal cooling systempada gedung MRC FTUI beserta optimasi solar collector menggunakan software EnergyPlus dan GenOpt. Posisi dan kemiringan solar collector menjadi objek optimasi untuk meningkatkan penyerapan energi matahari yang berefek terhadap kenaikan temperatur solar hot water dari solar collector yang akan digunakan sebagai sumber energi pada chiller.Efek dari optimasi tersebut adalah memaksimalkan pengunaan hot water sebagai energi untuk chiller.

Solar thermal cooling system that is expected to replace the use of conventional cooling system in the form of vapor compresion system because it is more efficient in the use of electricity,environmentally friendly and also can utilizing potential solar energy. However, the simulation needs to be done and also optimization of solar thermal cooling system in order to more optimally performance. Therefor, in this paper the authors will focus to the simulation stage on the use of solar thermal simulation cooling system at the MRC building FTUI along with optimization of solar collector using EnergyPlus software and GenOpt. Position and tilt the solar collector to be the object of optimization to increase the absorption of solar energy that affect the temperature rise solar hot water from the solar collector to be used as an energy source in the chiller. The effect of the optimization is to maximize the use of hot water as the energy for the chiller."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57477
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>