Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106970 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yohannes Patrick R.
"Proses pengeringan merupakan salah satu proses terpentlng di dalam dunia industri, seperti pada bidang pertanian proses pengeringan sangat diperlukan untuk menjaga kualitas hasil pertanian agar dapat benahan lebih lama sehingga dapat disimpan (stock gudang) sebelum didistribuslkan ke pasar demikian pula pada bidang-bidang industri yang lain, proses pengeringan merupakan salah satu proses yang terpenting untuk berbagai keperluan sesuai dengan tujuannya masing-masing. Jenis alat pengeringan yang menjadi pokok bahasan pada penulisan skripsi ini adalah Pengering Agitator (Cascade Agltator Dryer). Pengering Agitator adalah alat pengering yang mana ruang pengerlngnya berbentuk silinder dan menggunakan agitator yang berfungsi sebagai Lifting Flight untuk menyebar material yang akan dikeringkan dengan tujuan agar bidang kontak antara material yang akan dikeringkan dengan udara panas/udara pengeringnya menjadi Iebih optimum. Selain itu pada alat pengering ini, kemiringannya/sudut elevasinya dapat diatur sehlngga proses operasi pengeringannya dapat dilakukan secara kontinyu atau apabila proses pengeringannya tidak kontinyu, kemiringan ini ditujukan untuk mengeluarkan material yang sudah kering (dry solid) pada akhir proses pengeringan. Jenis material yang digunakan pada perhitungan/perencanaan pengering agitator ini adalah onggok (ampas pembuatan tepung taploka)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S36841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fandy Rahardi
"ABSTRACT
In economics, education is considered as one of the most important factors for a nation development. International test result, unfortunately, shows that Indonesian students are performing poorly compared to other countries even with enormous portion of state budget spent for education. Lack of infrastructure is often highlighted as the reason for this failure. However, several reports have shown that infrastructure may not be the sole determinant of education outcome, hence identifying another factor is needed to improve effectiveness of education policy. This research aims to study how human behavior could impact academic achievement through a field experiment. Using the concept of growth mindset and delayed gratification as the proxy of human behavior, we obtained mixed result on how human behavior affects education outcome. Higher degree of growth mindset is associated with better academic performance, showing that student rsquo s belief can affect their achievement academic wise. On the other hand, we did not find statistical evidence about the impact of delayed gratification on education outcome, which implies that the ability to resist temptation may not always lead to better academic achievement. These findings suggest that education policy making and evaluation in the future should consider and put more emphasis to the factor of human behavior.

ABSTRAK
Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam membangun sebuah negara. Dengan segala sumber daya yang telah dialokasikan untuk pendidikan, khususnya besaran porsi anggaran, hasil tes internasional menunjukkan kemampuan siswa Indonesia masih tertinggal dari negara lain. Buruknya kualitas infrastruktur seringkali dianggap sebagai penyebab kegagalan sistem pendidikan di Indonesia. Nyatanya, beberapa penelitian menunjukkan infrastruktur bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan sistem pendidikan, sehingga analisis terkait faktor lain yang dapat memengaruhi efektivitas kebijakan pendidikan perlu dilakukan. Melalui eksperimen di lapangan, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari bagaimana perilaku manusia dapat memengaruhi keluaran dari pendidikan. Menggunakan konsep growth mindset dan delayed gratification sebagai proxy perilaku manusia, ditemukan hasil yang beragam tentang dampak perilaku terhadap keluaran pendidikan. Growth mindset memiliki asosiasi positif dengan keluaran akademis. Hal ini menunjukkan kepercayaan siswa dapat memengaruhi performa akademis. Sementara itu, secara statistik tidak ditemukan asosiasi antara delayed gratification dan keluaran pendidikan. Hal ini mengimplikasikan bahwa kemampuan menahan diri dari godaan tidak selalu berkorelasi dengan prestasi akademis yang lebih baik. Temuan-temuan ini mengindikasikan bahwa kebijakan terkait pendidikan harus lebih mempertimbangkan perilaku manusia."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
McDonough, Robert J.
New York : Van Nostrand Reinhold, 1992
660.284 292 MCD m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dharmawan Harsokoesoemo
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2000
621.8 DHA p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Veri Nata
"Neuron MOSFET (vMOS) atau disebut juga MIFGMOS (Multiple Input Floating Gate MOSFET) adalah divais yang mempunyai banyak input, sedangkan outputnya yang hanya satu merupakan fungsi kombinasi dari input-inputnya dan tergantung Bari pembobotan masing-masing input. Pada skripsi ini dibahas aplikasi dasar dari vMOS, perancangan salah satu aplikasi dasar divais neuMOS yaitu C-WOS inverter, analisa dan simulasi divais vMOS dengan menggunakan software aplikasi MathCAD6 PLUS. Hasil disain vMOS dasar yang dipergunakan di antaranya adalah divais dengan kapasitansi oksida gerbang 1,726 nF.mm z , bobot input 0,1 untuk semua input, faktor gain FG 0,8 , potensial yang linier terhadap jumlah input, dan tegangan ambang mode peningkatan dan pengosongan n-vMOS adalah 1,5 V dan -1 V sedangkan tegangan ambang mode peningkatan dan pengosongan p-vMOS adalah -1,5 V dan 1 V. Hasil simulasi menunjukkan potensial FG C-vMOS lebih besar 0,6 volt dibandingkan potensial FG vMOS karena adanya faktor koreksi pads C-vMOS, SF yang dibentuk oleh vMOS berbeda dengan SF dari C-vMOS karena adanya perbedaan tegangau ambang kedua divais, karakteristik IN resistor yang dihasilkan oieh vMOS adalah linier terutama untuk input 0 ? 10 volt, DAC yang dihasilkan n- vMOS SF adalah linier dengan beda output 0,254 volt tiap peningkatan input desimal yang mewakili binari."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syufrijal
"Dalam tesis ini dirancang dan dibuat suatu alat simulasi lift yang terdiri dari dua gerbang yang dapat melayani empat lantai dan dikendalikan secara otomatis oleh suatu pengendali programmable logic control (PLC).
Pembuatan lift dilakukan di Laboratorium Kendali dan Otomasi-Universitas Indonesia dengan pengendali PLC Telemecanique TSX 17-20 yang mempunyai 22 titik masukan dan 11 keluaran ditambah dengan expansion modul output yang mempunyai 6 titik keluaran. Bahasa pemograman yang digunakan pada PLC ini adalah bahasa udder.
Sistem rangkaian display pada alat simulasi ini terdiri dari tombol pelayanan panggilan dalam lift, panggilan luar lift dan lampu indikator led. Sedangkan untuk mengendalikan gerak kecepatan, digunakan suatu metoda Modulasi Lebar Pulsa (PWM). Alat simulasi ini mengunakan motor DC sebagai mesin penggerak lift dimana perubahan polaritas tegangan membuat lift dapat bergerak naik atau turun.
Dari hasil pengujian, PLC TSX 17-20 mampu mengendalikan proses kerja kedua lift sesuai dengan deskripsi verbal yang diinginkan dan rata-rata waktu tunggu yang dihasilkan sebesar 66,16 detik untuk sate lift, dan sebesar 33,08 detik untuk dua lift.

In this thesis, a lift simulator was designed and built, which consists of two cars that can serve four floors and which is automatically controlled by Programmable Logic Controller (PLC).
This simulator has been built in the laboratory of control and automation-University of Indonesia, by using telemecanique PLC TSX 17-20 as the controller that have 22 inputs and I 1 outputs, plus the expansion output module that have 6 outputs. The programming language used for this PLC is a ladder language.
The system display circuit of this simulator consists of inside call button, outside call button and led light indicator. Pulse Width Modulation (PWM) method is used to control the speed motion of the motor. The simulator uses DC motor as a prime mover of the lift where utilizing the changing of voltage polarity the lift can be moved up or down.
The test result shows that PLC TSX 17-20 is capable to control the work process of the two lifts in accordance to the requirement stated in the verbal description_ Average waiting time is achieved by this simulator is about 66,16 second for one lift and 33,08 second for two lifts.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14600
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaen, Berto
"Penelitian ini mempelajari pengaruh variasi tinggi nosel dan rasio udara-bahan bakar (AFR) terhadap panjang api pada burner jet mixing combustor. Pada burner ini semprotan bahan bakar dari nosel tipe hollow cone 80° ditubruk dengan semburan udara yang memiliki sudut sembur 60°. Nyala api diamati dan dipelajari. Dari penelitian ini akan dibuat suatu persamaan sederhana dimana panjang api merupakan
fungsi dari rasio udara terhadap bahan bakar (AFR (70).
Besar sudut sembur campuran bahan bakar dan udara tidak dipengaruhi oleh tinggi nosel. Tinggi nosel hanya mempengaruhi diameter lingkar campuran (dmix), dan akibatnya juga mempengaruhi tinggi api dan bentuk nyala api.

The Air - Fuel Ratio ejected the flame length at jet mixing combustor burner with special length nozzle is experimentally investigated The burner consists of a liquid fuel injector type hollow cone nozzle with 80° angle of fuel spray. The fuel spray from nozzle was impinging with air spray with angle 60° from baffle plate. The flame characteristic such flame length and flame stability was observed and studied. Simple
equations will be extracted and formulated based on the result of data experimentally from this research.
The large mixture angle of fuel spray and air spray not ajected length nozzle. The length nozzle only ajects to diameter mixture and consequence ajected the flame length and the shape flame.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nur Kholis
"Dalam upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas dari pengering semprot banyak cara dilakukan antara lain dengan menggunakan pemanas listrik(sistem 1),pemanas pompa kalor (sistem 2), pemanas refrijerasi dan dehumidifier (sistem 3). Dari ketiga sistem ini dapat ditentukan sistem yang cocok digunakan untuk kondisi lingkungan tertentu. Untuk mendapatkan karakteristik dari pengering semprot diperlukan perancangan, simulasi CFD dan eksperimen dengan variasi suhu udara dan flow bahan. Hasil simulasi menunjukkan kecenderungan yang sama dengan hasil eksperimen pada sistem 1.
Dari kecenderungan ini, untuk sistem 2 dan sistem 3 data simulasi dapat digunakan untuk mendapatkan laju pengeringan. Untuk setiap 1 kW daya yang diberikan, laju pengeringan pada sistem 1 adalah 0.0000427 kg/s, sistem 2 adalah 0.0003235 kg/s dan sistem 3 adalah 0.0003512 kg/s. Pada simulasi sistem 3 dengan variasi flow udara, suhu udara keluar dan kinerja sistem semakin kecil dengan bertambahnya flow udara. Sedangkan untuk variasi daya kompresor, suhu udara keluar semakin besar dengan bertambahnya daya kompresor dan kinerja sistem semakin kecil dengan bertambahnya daya kompresor.

In effort to increase efficiency of spray dryer many things can do for instance by using electric heater(first system), heat pump heater(second system)and refrigeration heater with dehumidifier(third system).From these methods, can be choosed which system capable using in environment. To find spray dryer characteristic needed design, CFD simulation and experiment with air temperature and feed flowrate variation. CFD simulation results describe same trend with experiment result by using first system.
From this trend, for second system and third system CFD simulation can be used to get drying rate. For each 1 kW power used, drying rate in first system is 0.0000427 kg/s, second system is 0.0003235 kg/s and third system is 0.0003512 kg/s. In third system simulation with air flowrate variation, out air temperature and system effectiveness become smaller with air flowrate become higher. For compressor power variation, out air temperature become higher with compressor power become higher and system effectiveness become smaller with compressor power become higher.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S724
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>