Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117236 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Honggo Setyawan Linanto
"Proses permesinan merupakan pekerjaan pelepasan material dari permukaan benda kerja dengan alai potong. Untuk mempercepat pekerjaan pelepasan material dilakukan dengan cara meningkatkan kecepatan potong diatas 600 m/min. Penelitian ini menunjukkan kekasaran permukaannya interval 1500 pm sampai dengan 2000 pm pada kecepatan potong 600 m/min sampai 1300 m/min. Tebal geram rata-rata 0,35 mm, dengan beban sumbu rata-rata 18.5 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37686
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosehan
"Tesis ini meneliti pengaruh kecepatan potong tinggi dengan menggunakan mesin perkakas IVIAZAK QUICK TURN 8N terhadap kualitas permukaan Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah beban pada sumbu-sumbu mesin, kekasaran permukaan dan tebal geram. Proses pemesinan adalah pelepasan material dari permukaan benda kerja menggunakan pahat potong. Untuk memperbesar pelepasan material dilakukan dengan cara meningkatkan kecepatan potong (cutting speed) di atas 600 m/min.
Pada proses pemesinan banyak pengaruh yang akan timbul seperti; keausan pahat, gaya pemotongan, temperatur pemotongan, bentuk geram yang akan dihasilkan, hasil akhir dari permukaan benda kerja dan biaya produksi. Kecepatan potong tinggi membentuk geram yang mempengaruhi kualitas permukaan benda kerja. Kualitas permukaan selain dipengaruhi oleh parameter pemesinan dan kondisi pemesinan juga dipengaruhi oleh geometri pahat.

This thesis is to investigate the effect of high cutting speed to the surface quality with the help of MAZAK QUIK TURN BN machine tools. The data get from this research are the load of respective machine axis, surface roughness, and chips formation. Machining process is deined as material removal from the surface of the work pieces using cutting tools. The cutting speed that are higher than 600 mlmin could increase the rate of chips removal.
Generally, machining process mush influences such as: tool wear, cutting force, cutting temperature, chips formation, surface tinish and production cost. High speed cutting will produces chips that affect the surface finish of the work pieces. In addition to influenced by machining parameter, the surface quality is affected by geometry as well.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T6449
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Kohar
"Pada proses bubut, terjadi pergeseran antara benda uji dengan pahat. Akibat daripergeseran tersebut, maka pada permukaan benda uji akan mengalami panas yang cukuptinggi. Dengan demikian sifat kekerasan akan berubah. Dalam penelitian ini, benda ujiadalah baja karbon menengah yang dibubut dengan variabel kedalaman potong 0,5 mm,1,0 mm, 1,5 mm dan kedalaman potong 2 mm. Sedangkan putaran mesin dibuat konstan100 rpm. Kemudian benda uji tersebut dilanjutkan dengan proses perlakuan normalizingpada suhu 850oC yang ditahan selama 15 menit, dan dilanjutkan dengan pendinginan diudara terbuka. Hasil penelitian diperoleh bahwa, nilai kekerasan permukaan benda uji tanpaproses bubut lebih rendah dibandingkan dengan benda uji yang mengalami proses bubut.Dengan mempertebal proses penyayatan maka nilai kekerasan cenderung meningkat.Peningkatan nilai kekerasan dapat ditandai dengan perubahan warna pada geram dari warnaputih menjadi abu-abu. Ini menunjukkan bahwa energi yang diserap benda uji sangat besar.Dengan proses normalizing pada benda uji, maka kekerasannya akan mendekati kekerasanbenda uji asal yang belum diproses bubut."
Palembang: Fakultas teknik Universitas tridinanti palembang, 2014
600 JDTEK 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Noverta Rezeki
"ABSTRAK
Pada industri manufaktur logam, barang impor tidak hanya berupa bahan dasar saja, akan tetapi juga banyak dalam bentuk barang jadi, sehingga bangsa Indonesia hanya sebagai konsumen saja. Hal ini sangat merugikan karena mengakibatkan ketergantungan terhadap barang impor. Untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberdayakan industri kecil sebagai usaha menghidupkan perekonomian kerakyatan. Salah satunya dengan peralatan panas dengan metode progressive flame hardening dengan menggunakan dua torch. Sehingga pada penelitian ini berusaha meneliti kinerja dari alat progressive flame hardening dengan variabe! Kecepatan translasi benda kerja serta jarak antara dua torch terhadap kekerasan permukaan pisau potong.
Pada penelitian ini kecepatan translasi benda kerja yang digunakan yaitu 7 mm/s, 8 dan 9 mm/s' dengan jarak antara dua torch 5 cm. Sedangkan untuk variabel jarak antara dua torch menggunakan jarak 3,5 cm; 5 cm; dan 7,5 cm dengan kecepatan translasi 8 mm/s. Kedua variabel diatas menggunakan posisi pemanas dari samping karena terbukti dengan pemanasan dari samping benda uji tidak mengalami peleburan pada saat pemanasan. Selain itu proses yang digunakan adalah Single pass, karena diharapkan dengan penggunaan dua torch maka masukan panas akan lebih besar sehingga temperatur pengerasan yang diinginkan dapat tercapai.
Pada kecepatan translasi benda kerja, temperatur pengerasan maksimum yang dapat dicapai pada kedalaman 7 mm adalah 597 ?C pada kecepatan translasi 8 mm/s dengan nilai kekerasan mencapai 523 VHN ( 51 HRC) dan total kedalaman pengerasan 2135206 pm (2,l mm). Demikian halnya dengan variabel jarak antara dua torch, temperatur maksimum yang dapat dicapai yaitu sebesar 597C pada jarak antara dua torch 5 cm. Sedangkan nilai kekerasan tertinggi diperoleh pada jarak antara torch 7,5 cm sebesar 566 VHN (52 HRC) dengan total kedalaman pengerasan sebesar 2575,39 pm (2,6 mm).

"
2001
S41471
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
R. Sugeng Mulyono
"ABSTRAK
Dalam proses pengerjaan bubut, terdapat parameter-parameter pemotongan panting yang perlu diperhatikan karena diperkirakan dapat mempengaruhi kualitas benda kerjanya.
Parameter-parameter tersebut adalah : Asutan (f), Kedalaman Pdtong (a) serta Kecepatan Potong (vc). Sementara itu kualitas hasil yang diperkirakan dapat dipengaruhi antara lain kekasaran, kekerasan Serta tegangan maksimum bahan.
Secara signifikan dapat dilihat bahwa Asutan (f) berkorelasi positif terhadap kekasaran, sementara Kecepatan Potong (VC) berkorelasi negatif terhadap kekasaran.
Namun demikian pada pembubutan tanpa pendingin ; asutan, kedalaman dan kecepatan potong tidak berkore1asi_dengan kekerasan dan tegangan maksimum bahan. Pada proses bubut yang menggunakan pendingin, secara umum mampu menghasilkan kualitas benda yang lebih baik dari pada proses yang tanpa pendingin.

"
1996
S36736
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abror
"Die soldering merupakan hasil dari reaksi permukaan antara aluminium cair dengan material cetakan. Karena afinitas aluminium terhadap besi tinggi menyebabkan besi dari cetakan terdifusi kedalam aluminium cair dan membentuk lapisan intermetalik dari fasa biner Fe-Al dan terner Fe-Al-Si di permukaan cetakan.
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari karakteristik yang terdiri dari ketebalan dan kekerasan lapisan intermetalik Al-Fe-Si yang terbentuk selama proses pencelupan dinamis dengan kecepatan 2500, 3000 dan 3500 rpm. Benda uji yang digunakan yaitu baja perkakas H13 normal temper, dicelup pada Al-12%Si dengan temperatur 700 °C dengan penambahan unsur mangan 0.1%Mn, 0.3%Mn, 0.5%Mn dan 0.7%Mn. Dalam penelitian ini, dihasilkan satu lapisan intermetalik untuk setiap pencelupan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan 3000 rpm dengan penambahan 0.5 ? 0.7% Mn adalah yang paling efektif untuk menurunkan ketebalan lapisan intermetalik pada fenomena die soldering. Namun kecepatan dan kadar Mn dalam paduan Al-12%Si tidak memberikan pengaruh langsung terhadap kekerasan lapisan intermetalik yang terbentuk.

Die soldering is the result of reaction between liquid aluminum with surface of die material. Because of the high affinity of aluminum to iron causes iron from the die diffuse into aluminum and form intermetallic layers with binary phase Fe-Al and ternary Fe-Al-Si on the surface of the die.
This study was conducted to find the characteristics of Al-Fe-Si intermetallic layer formed during the dynamic dipping process with speed 2500, 3000 and 3500 rpm. Test specimen used in this study is normal-tempered H13 hot work tool steel, dipped in Al-12% Si with a temperature of 700 °C with the addition of manganese 0.1% Mn, 0.3% Mn, 0.5% Mn and 0.7% Mn. One intermetallic layer was produced for each dyeing in this study.
The results showed that speed of 3000 rpm with the addition of 0.5 - 0.7% Mn is the most effective to reduce the thickness of the intermetallic layer on the die soldering phenomenon. Speeds and levels of Mn addition in the alloy Al-12%Si did not show direct effect on the hardness of intermetallic layer.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1703
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagaol, Erfan Leonard Hasudungan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S41020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abdul Haris
"Masa krisis ekonomi yang terjadi di Negara Indonesia, membawa dampak yang sangat luas ke berbagai bidang. Hal ini juga terasa dibidang teknik, khususnya pada bidang pemesinan, dimana bahan baku yang digunakan kebanyakan masih didatangkan dari negara lain. Sementara nilai tukar rupiah terhadap dollar AS relatif tinggi. Sehingga mengakibatkan biaya produksi menjadi meningkat dan harga jual menjadi tinggi, pasar melemah karena tidak diikuti oleh daya beli masyarakat. Pada bidang pemesinan seperti proses pembubutan, alat potong yang digunakan (insert) masih di datangkan dari negara lain, sehingga beban biaya pemakaian pahat [insert] masih tinggi. Oleh sebab itu perlu dicari kondisi penggunaan pahat (tool life) yang optimal, nantinya diharapkan akan menghasilkan produktivitas yang tinggi dengan biaya proses yang rendah (minimal). Penggumaan insert yang optimal sangat berkaitan dengan kondisi pemotongan yang optimal. Dimana Pada kondisi pemotongan yang optimal tersebut pengaturan kecepatan potong, gerak pemakanan, dan kedalaman pemotongan menjadi sangat panting karena akan menghasilakan produktivitas yang tinggi (waktu pemotongan rata-rata tercepat) dengan biaya proses yang minimal. Untuk mendapatkan kondisi pemotongan yang optimal tersebut bisa didapatkan melulai tahapan percobaan. Tahap percobaan pertama dengan melakukan variasi gerak pemakanan pada kecepatan potong yang konstan, percobaan ini bertujuanuntuk mendapatkan kekasaran permukaan hasil pemesinan yang optimal. Tahap percobaan kedua dengan melakukan variasi kecepatan potong dengan gerak pemakanan konstan, percoaan ini bertujuan mendapatkan ketahanan pahat (tool life) dan kecepatan potong yang paling optimal untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi dengan biaya proses minimal. Percobaan proses pembubutan kasar (rough turning) pada bagian Crank Shaft didapatkan produktivitas yang tinggi (waktu proses rata-rata tercepat)dengan biaya proses yang paling murah pada kecepatan potong 210 m/menit, dengan gerak pemakanan 0,35 mm/putaran dan kedalam potong 1,95 mm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37100
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>