Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149019 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cahya Kartika
"Bunyi dari ruang mesin bagian bawah kendaraan terasa tidak nyaman jika terasa di bagian ruang penumpang pada intensitas yang tinggi, karena akan menimbulkan kebisingan juga vibrasi dan panas meskipun dalam skala yang kecil. Untuk mereduksi bunyi tersebut biasanya antara bagian under body (floor) dan karpet dipasang material pelapis yang dinamakan felto dengan tujun memperkecil atau mengurangi bunyi yang ditransmisikan ke mana penumpang. Tentunya fungsi felto tersebut diatas harus dibuktikan dan dianalisa dengan melakukan suatu pengujian dan penelitian dengan varian pembanding ketebalan felto yang bervariasi dengan diharapkan nilai elconomis pemakaian felto tersebut juga dapat terpenuhi dan mencari alternatif kegunaan felto untuk diaplikasikarl pada bidang lain selain otomotif. Pengujian dilakukan dengan metode pengujian bunyi pada ruang akustik yaitu dengan melewatkan bunyi pada specimen uji pada plat yang dilapisi felto maupun yang tidak dilapisi felto kemudian dicatat level intensitas bunyi yang terbaca dan kemudian dibandingkan Pengujian diakukan pada berbagai jenis material tidak hanya pada material khusus otomotif yaitu SPCC, tetapi juga pada jenis material yang berbeda yaitu triplek dan gipsum etemit. Dad hasil pengujian didapat nilai reduksi bunyi oleh material felto 16 mm lebih baik dibandingkan material felto 10 mm. Tetapi secara ekonomis felto 10 mm yang lebih murah dapat menggantikan felto 16 mm karena perbedaan reduksi bunyi kedua material tersebut relatif kecil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37284
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Andi Raynold
"Rustop merupakan sejenis bahan kimia berupa gel terbuat dari campuran aspalt dan bensin yang biasanya digunakan sebagai coating anti karat pada plat pada bagian under bodi otomotif. Fungsi rustop sebagai anti karat adalah adanya penghambatan udara masuk melalui permukaan material. Pada kendaraan, adanya hambatan itu juga dapat mengurangi bunyi bising (noise) yang merambat melalui medium udara. Bunyi dari ruang mesin atau dari bagian bawah kendaraan, membuat terasa tidak nyaman di cabin jika intensitas bunyi masuknya tinggi. Untuk itu rustop digunakan dengan fungsi mereduksi bunyi bising tersebut sehingga bunyi yang ditransmisikan jadi lebih kecil. Tentunya fungsi rustop yang disebutkan diatas hams dibuktikan dengan melakukan Penelitian dan percobaan, dengan kemungkinan untuk mencari atau membandingkan pelapisan rustop tersebut dengan bahan lain yang sejenis yang lebih murah dan mudah di dapat. Dengan aplikasinya tidak terfokus pada bidang otomotif untuk kemungkinan diaplikasikan pada bidang Iain yang memerlukan kriteria sesuai dengari fungsi rustop tersebut di atas. Altematif bnhan tersebut adalah flinkotte yang dilihat secara fungsi, bentuk dan warna hampir sama dan lebih umum di gunakan dan mudah didapatkan di pasaran Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode melewatkan bunyi pada berbagai tingkat intensitas melalui suatu specimen uji (plat). Lalu dibandingkan apakah bunyi (noise) dapat lebih direduksi bila specimen uji tersebut dilapisi rustop ataupun flinkotte. Pengujian dilakukan tehadap berbagai jenis material tidak hanya digunakan material plat khusus otomotif yaitu SPCC, tetapi juga terhadap jenis material yang berbeda seperti triplek, dan gipsum eternit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37297
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Reskie
"Felto merupakan material yang terbuat dari Polyester dan serat Fiber yang umum digunakan dibidang otomotif dimana Fungsi utamanya adalah untuk mereduksi suara selain juga dapat mereduksi panas dan getaran. Bunyi yang berasal dari mesin dan dari bagian bawah kendaraan sangat tidak nyaman bila terdengar oleh pengendara atau penumpang kendaraan_ Untuk itu pada kendaraan dengan harga menengah ke bawah khususnya pada kelas kendaraan niaga, Felto ini banyak digunakan untuk mengatasi hal tersebut. Tentunya Emgsi tersebut harus dibuktikan dengan melakukan pengujian atau percobaan. Felto yang banyak dipakai adalah felto dengan ketebalan 16 mm dan 10 mm. Kesulitan yang ditemui bagi konsumen felto ini adalah tidak aclanya spesiiikasi teknis yang berhubungan dengan fungsi utamanya yaitu sebagai pereduksi suara. Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan spesifikasi tersebut, sehingga dalam aplikasinya dapat diperhitungkan. pemakaian material ini sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Pemakaian material ini tidak hanya digunakan pada bidang otomotif tetapi juga banyak digunakan pada bidang lain. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode pengujian bunyi pada ruang akustik., yaitu dngan melewatkan bunyi pada specimen uji dan kemudian dibandingkan antara intensitas sumber bunyi dengan intensitas bunyi setelah melewati specimen tersebut baik Dan ini dilakukan baik terhadap material dasar yang tanpa pelapis ataupun dengan pelapis. Material dasar yang digunakan bukan hanya material yang digunakan pada otomotif seperti SPCC tetapi juga pada mateliai lain seperti Triplek dan gipsum etemit. Karena pemakaian Felto ini tidak hanya dalam bidang otomotif tetapi juga dalam bidang lain."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37671
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Kurniawan
"Rustop merupakan sejenis bahan kimia berupa gel terbuat dari campuran aspalt dan bensin yang biasanya digunakan sebagai coating atau pelapis plat baja, yang berfungsi khusus dibidang otomotif yaitu pada bagian under bodi. Salah satu fungsi rust(lp tersebut anmra lain menyerap atau mereduksi bunyi (noise). Bunyi dari ruang dari ruang mesin atau dari bagian bawah kendaraan terasa tidak nyaman terdengar diruang penumpang jika intensitas bunyi tersebut tinggi, untuk itu rustop digunakan deogan fungsi mcreduksi bunyi terscbut sehingga bunyi yang ditransrnisikan jadi lebib kecit Tentunya fungsi rustop yang disebutkan diatas harus dibuktikan dengan melakukan peneiitian dan percobaan, dengan kemungkinan untuk mencari atau membandingkan rustop tersebut dengan bahan lain yang sejenis yang lebih rnurah dan mudah di dapat. Dengan ap!ikasinya tidak terfokus pada bidang otornotif untuk kemungkinan diaplikasikan psda bidang lain yang rnemerlukan kriteria sesuai dengan fungsi rustl>p tersebut di atas. Altematif bahan tersebut adalah flinkotte yang dilihat secara fungsi, benttlk dan wama hampir sama dan lebih umum di gunakan dan rnudah didapatkan di pesaran. Pengujian dilakukan dengan rnenggunakan rnetode pengujian bunyi pada ruang akustik Pengujian dilakukan dengan melewatkan bunyi pada specimen UJi (plat) tanpa rustop atau flinlrotte dicatat level intensitas bunyi yang terbaca kemudlan pengujian diiakukan pada specimen uji yang ditapisi rustop al.8upun • flinkotte kemudi:an dicatat level intensitas bunyi yang terbaca. Pengujian dilakukan tehadap berbagai jer,is material tidak hanya digunakan material pJat khusus otornotif yaitu SPCC, tetapi juga terhadap jenis material yang berbeda ' seperti tripiek, dan gipsurn etemit. Dari basil pengujian didapat nilai rata - rata reduksi level bunyi l. 7 dB pada SPCC 1.2 mrn dengsn rustop dan 1.06 dB dengan flinkotte, 3.67 dB pada SPCC 0.7 rnm dangan rustop dan 3.61 dB dengan flinkotte, 1.57 dB pada triplek dengan rustop dan 1.61 dB dengan tlinkotte dan 4.33 dB pada gipsurn etemit dengan rustop dan 4.72 dB dengan flinkotte."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37280
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Eviutami Mediastika
Yogyakarta: Andi, 2009
729.29 CHR m (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Vientiani
"Penelitian mengenai keutuhan wacana iklan radio bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara ujaran-ujaran yang terdapat dalam percakapan dan alat-alat kohesi yang terdapat dalam percakapan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan kaitan antara bunyi-bunyi latar dan ujaran dalam percakapan sehingga membentuk keutuhan wacana iklan radio berjenis narasi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu mendeskripsikan kaitan antara ujaran dalam percakapan dan bunyi-bunyi latar. Langkah-langkah penelitian dilakukan melalui tahap pemilihan sumber data, perekaman data, pemilihan jenis dan jumlah data, transkripsi data, analisis data, dan penarikan simpulan berdasarkan hasil analisis terhadap data. Hasil analisis menunjukkan bahwa penghubung antara ujaran dalam percakapan ditandai oleh pasangan berdampingan. Topik wacana percakapan turut menciptakan koherensi percakapan sehingga tercapai keutuhan wacana. Selain itu, alat kohesi juga dapat menghubungkan ujaran-ujaran dalam percakapan, baik itu di dalam lingkungan ujaran maupun di luar ujaran. Hasil analisis menunjukkan bahwa konteks yang berupa bunyi-bunyi latar saling berhubungan dan berkaitan dengan ujaran. Bunyi-bunyi latar diperlukan untuk mendukung ujaran dalam merangkai keutuhan wacana, begitu pun sebaliknya"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S10708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Palupi, Maharani Ratna
"[ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh diameter perforasi terhadap koefisien
absorpsi bunyi pada material gipsum secara eksperimen dengan menggunakan
metode pengukuran yang tercantum dalam ISO 354-1985. Sampel divariasikan
terhadap kondisi tanpa perforasi dan terhadap diameter perforasi yaitu 0,8 mm, 1,2
mm, 2 mm, 4 mm, 6 mm, 8 mm, 10 mm dan 12 mm. Ada dua konfigurasi sampel
yang diteliti, yaitu sampel lapis tunggal (Sampel T) dan sampel sandwich (Sampel
S). Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan koefisien absorpsi bunyi
hingga 27,97% seiring dengan penambahan diameter perforasi terutama di
frekuensi 125 Hz, 250 Hz, dan 500 Hz. Kenaikan koefisien absorpsi bunyi juga
terjadi pada saat diberikan sisipan rockwool di antara dua panel gipsum. Kedua
konfigurasi sampel dengan diameter perforasi 12 mm bisa digunakan sebagai
pilihan bahan penyerap bunyi untuk pengendalian bunyi di frekuensi 125 Hz, 250
Hz, dan 500 Hz.

ABSTRACT
Investigation on the influence of the perforation diameter to the sound absorption
coefficient in the gypsum material has been conducted experimentally by using
measurement methods in ISO 354-1985. The samples were varied on the condition
perforation. Perforation diameter about none, 0.8 mm, 1.2 mm, 2 mm, 4 mm, 6 mm,
8 mm, 10 mm and 12 mm. There were two configurations of samples, namely a
single-layer samples (Sample T) and sandwich samples (Sample S). The results
show the increasing in sound absorption coefficients up to 27,97% along with the
addition of diameter perforations, especially in the frequency of 125 Hz, 250 Hz,
and 500 Hz. The increasing in sound absorption coefficient also occur during
insertion of rockwool between two gypsum panels. Both sample configuration with
12 mm diameter perforation can be used as a sound absorbent material to control
sound at frequencies of 125 Hz, 250 Hz, and 500 Hz., Investigation on the influence of the perforation diameter to the sound absorption
coefficient in the gypsum material has been conducted experimentally by using
measurement methods in ISO 354-1985. The samples were varied on the condition
perforation. Perforation diameter about none, 0.8 mm, 1.2 mm, 2 mm, 4 mm, 6 mm,
8 mm, 10 mm and 12 mm. There were two configurations of samples, namely a
single-layer samples (Sample T) and sandwich samples (Sample S). The results
show the increasing in sound absorption coefficients up to 27,97% along with the
addition of diameter perforations, especially in the frequency of 125 Hz, 250 Hz,
and 500 Hz. The increasing in sound absorption coefficient also occur during
insertion of rockwool between two gypsum panels. Both sample configuration with
12 mm diameter perforation can be used as a sound absorbent material to control
sound at frequencies of 125 Hz, 250 Hz, and 500 Hz.]"
2016
T44954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muchamad Pandji Rama Perwira
"Temporomandibular Joint (TMJ) sound is on of TMJ dysfunction symptom that often reported by patient. The most common causes are considered to be poor coordination in lateral pterygoid muscle function, displacement of articular disc and irregularities in articular surface (articular eminence and condyle). A rescent study has reported that unilateral chewing habit caused differential loading when mandibular was moved. This may lead disc discplacement or dislocation and joint sounds in closing and/or opening movement. the purpose of this study was to clarify the relationshiop between unilateral chewing habit with presence of TMJ sounds. The subjects were 114 female and 14 male who study in Faculty of Dentistry- University of Indonesia with age, varying from 18-22 years old. Result, 45 subject (35,2%) have clicking or popping sounds and 20 subject (15,6%) have crepitation sound. Pearson Chi-square test shown that P was 0.413 for clicking or popping sounds and 0.352 for crepitation sound, P>0.05. In conclusion, there is no significant relationship between unilateral chewing habit with presence of TMJ sounds.

Salah satu gejala gangguan sendi tempomandibula (STM) yang sering dirasakan oleh penderita adalah bunyi sendi. Penyebab bunyi tersebut diyakini akibat buruknya koordinasi otot pterigoideus lateralis, displacement diskus artikularis dan iregularitas permukaan artikulasi (eminensia artikularis dan kondilus). Berdasarkan penelitian sebelumnya dinyatakan bahwa kebiasaan mengunyah unilateral dapat menyebabkan ketidak seimbangan distribusi beban kunyah saat mandibula digerakkan, yang mengakibatkan terjadinya displacement atau dislokasi pada diskus dan bunyi saat membuka dan atau menutup mulut. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kebiasaan mengunyah unilateral dengan terjadinya bunyi STM, yang dilakukan pada 128 subjek penelitian mahasiswa FKG UI umur 18-22 tahun yang terdiri dari 114 subjek perempuan dan 14 subjek laki-laki. Didapat hasil, sebanyak 45 orang (35,2%) memiliki bunyi click atau pop dan sebanyak 20 orang (15,6%) memiliki bunyi krepitasi (kresek-kresek). Pada analisa statistik menggunakan uji Pearson Chi-Square, menunjukkan nilai P adalah 0.413 untuk bunyi click atau pop dan 0.352 untuk bunyi krepitasi (kresek-kresek), P>0,05. Dengan demikian disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kebiasaan mengunyah unilateral dengan terjadinya bunyi STM."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1996
TA203
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>