Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86116 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herli Sado
"Beberapa daerah dlnegara kita terkenal sebagai pengbasil pertanian yaeg menjadi pemasok bagi daerah lainnya, diantaranya adalah tanaman kelapa. Narmm karena harga terlalu rendah pada saat panen yang bersamaan maka petani menjadi cngg"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37281
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Maksi
"ABSTRAK
Sistem teknologi solar termal ini dipakai untuk mengeringkan hasil-hasil pertanian, dalam hal ini sampel yang digunakan adalah umbi singkong. Pada solar termal ini pengumpul panas utamanya adalah kolektor pelat datar yang dihubungkan ke sistem ruangan pengering. Panas yang dihasilkan oleh kolektor pelat datar terdistribusi ke ruangan pengering tersebut. Kolektor pelat datar yang digunakan pada penelitian ini mempunyai efisiensi maksimum 66,17% dengan laju massa udara yang mengalir melewati kolektor pelat datar sebesar 93,96 kg/jam.
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran saat ruangan pengering dalam keadaan kosong dan berisi sampel. Pada saat ruangan pengering dalam keadaan kosong kelembaban relatip yang terkecil di dalam ruangan pengering adalah 24,04% saat kelembaban udara di luar ruangan pengering 61,71%. Pada saat ruangan pengering berisi sampel kelembaban udara yang terkecil di dalam ruangan pengering adalah 24,38% pada saat kelembaban udara di luar ruangan pengering 57,96%.
Setelah ruangan pengering berisi sampel, pengurangan massa sampel selama satu hari pengeringan (8 jam pengeringan) adalah sebesar 562 gram dari sampel yang dikeringkan sebesar 1000 gram. Besar kandungan air yang terkecil dari sampel setelah empat hari pengeringan adalah 4,44%."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37196
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman
"Pengering sangat penting untuk berbagai kebutuhan di dalam bidang pertanian maupun industri. Pengering yang dibahas di sini adalah pengering sederhana yang diharapkan bisa diaplikasikan di petani kecil. Hal ini didasari karena petani kecil sering kesulitan untuk mengeringkan hasil pertaniannya apabila intensitas cahaya matahari berkurang. Salah satu jenis pengering yang dipakai adalah tipe rak. Gambaran dari tipe ini adalah bahan yang akan dikeringkan diletakkan di atas rak dan diatur dengan ketebalan tertentu kemudian udara pengering di alirkan melewati bahan tersebut. Kadar air bahan lebih tinggi daripada kadar air pengering sehingga kandungan air bahan sebagian ikut terbawa oleh udara pengering sampai mencapai kandungan uap air yang seimbang, dengan udara pengering. Bahan yang mempunyai kadar air lebih tinggi mudah diuapkan daripada kadar uap yang rendah. Sehingga selama proses pengeringan penguapan air meningkat pada awal pengering atau untuk setiap kenaikan temperatur. Analisa massa setimbang dan konstanta pengering ini dilakukan dengan membuat asumsi perhitungan terlebih dahulu kemudian dilakukan percobaan dengan gabah sebagai bahan perbandingan hasil percobaan. Dengan mengganti banyaknya batubara yang dipakai sebagai masukan diketahui bahwa semakin banyak batubara yang dipakai untuk pemanasan massa setimbang akan menurun sedangkan konstanta pengeringan akan menaik dikarenakan semakin cepat penguapan berlangsung."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37643
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Agus Prabowo
"Pada pengeringan bahan cair pada pengering semprot (Spray Drying), penggunaan sprayer hollow seperti rotary atomizer dan beberapa nozel tekanan di dalam ruang pengering mengakibatkan ada sebagian ruang bagian tengah dari pengering tidak dilalui oleh tetesan air, sehingga ruang kontak antara udara dengan tetesan air lebih kecil. Simulasi pengering semprot berbahan air digunakan untuk melihat pengaruh penggunaan diameter dalam pada alat pengering semprot yang dapat meningkatkan effisiensi termal. Simulasi ini dilakukan menggunakan variasi model yaitu dengan diameter dalam 0; 0,25; 0,5 dan 0,75 dibandingkan dengan diameter luarnya. Lama waktu tinggal tetesan di dalam ruang pengering sangat berpengaruh terhadap banyaknya tetesan yang diuapkan maka lama waktu tinggal tetesan ditetapkan sebesar 1,60; 1,45; 1,26 dan 0,98 untuk setiap model simulasi. Dari hasil simulasi dapat disimpulkan kecenderungan effisiensi lebih tinggi pada model dengan diameter dalam 0,25 dan 0,5 untuk lama waktu tinggal 0,98 detik dibandingkan dengan model simulasi tanpa diameter dalam untuk lama waktu tinggal yang sama. Dan panas yang keluar ke dinding sangat berpengaruh pada laju penguapan tetesan air. Sebaiknya pada simulasi dilakukan pengisolasian pada dinding untuk mencegah panas keluar ke lingkungan, meningkatkan ketelitian numerik dengan grid yang lebih halus."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tryana Krisnaningsih
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
TA1030
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lika Tsani Rahayu
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
TA1051
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36784
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandi
"Pemanfaatan pengering semprot dengan menggunakan udara bertemperatur tinggi sudah sangat luas digunakan. Tak jarang temperatur yang digunakan bisa lebih dari 110°C. Akan tetapi temperatur udara pengering yang tinggi tersebut menimbulkan efek pada produk. Beberapa senyawa protein akan rusak jika terkena panas lebih dari 55°C begitu juga pudarnya warna sebagian serat dan turunnya kadar vitamin sari makanan. Material dengan sifat tersebut dikenal dengan heat sensitive material. Penggunaan udara pengering bertemperatur sama dengan temperatur lingkungan dianggap relatif aman untuk material ini. Pada kondisi dimana temperatur udara pengering sama dengan temperatur droplet maka laju pengeringan yang paling dominan adalah akibat perbedaan konsentrasi uap air.

Spray drying utilization by using high-temperature air is widely used today. The air temperature can be more than 110°C. However, high-air temperature has an impact onto product. For example, some compounds of protein damage while it is exposed to heat over 55°C as well as fading of some colour of fibber and decrease of vitamin in food. Material with those properties well known as heat sensitive material. Drying air with ambient temperatur is considered as a solution for heat sensitive material treatment.When the degree of air temperatur for drying has the same with droplet temperatur, diffusivity takes the most part in evaporation."
2012
S70215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdur Rachman
"Pada proses pengering semprot apabila menggunakan temperatur tinggi dapat menyebabkan degradasi pada material sensitif panas seperti vitamin A padaa buah tomat. Dengan demikian temperatur harus diturunkan untuk menghindari degradasi tersebut namun akan berdampak pada lambatnya pengeringan. Untuk mengatasi ini dapat digunakan dehumidifier untuk menurunkan kelembaban udara pengering sehingga laju pengeringan menjadi lebih cepat. Namun, penambahan dehumidifier ini membutuhkan daya tambahan yang akan meningkatkan konsumsi energi spesifik dari sistem. Dehumidifier pada penelitian ini menggunakan sistem refrigerasi yaitu memanfaatkan evaporator sebagai dehumidifier dan memanfaatkan sebagian panas yang dibuang di kondensor untuk preheater. Dari penambahan sistem refrigerasi ini harus dilakukan penelitian pula untuk konsumsi energi spesifiknya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa vitamin A pada tomat mengalami kerusakan yang sangat signifikan diantara suhu 90°C dan 120°C. Dan konsumsi energi spesifik terendah terjadi saat kelembaban udara minimun, debit udara pengering maksimum dan suhu pengeringan maksimum pada penelitian ini yaitu suhu keluaran evaporator 10°C, debit 450 lpm dan suhu heater 120°C.

In spray drying process if the air drier temperature is high, it can degrade heat sensitive materials like vitamin A on tomato. Hence, the temperature must be lowered to avoid the degradation, however, it makes drying rate slower. To overcome this problem, dehumidifier can be used to low the air humidity so the drying rate faster. However, the addition of dehumidifier need the more power increasing the specific consumption energy of the system. The dehumidifier in this research, used refrigeration system to utilize evaporator as dehumidifier and used the heat rejected on condensor to preheat the air drier. This addition need to be evaluated on the specific energy consumption. The result of this research shows that vitamin A on tomato degrades significantly between temperature 90oC and 120°C. And the minimum specific energy consumption occurs when the humidity is minimum, the air drier flow rate is maximum, and the temperatur of air drier is maximum. In this research the humidity is when the outlet temperatur of air drier from evaporator is 10°C, the flow rate is 450 lpm, and the temperatur of air drier is 120°C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>