Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76466 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudhi Mustari
"Vortex tube sebagai alat spot cooling memiliki kelebihan di dalarn mekanisme kerjanya yang sederhana dan relatif murah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh beberapa kontigurasi pada arah aksial ternadap kemampuan penurunan temperatur dan kapasitas pendinginan maksimum yang dapat dicapai, sehingga diharapkan nantinya dapat dirancang sebuah vortex tube dengan menggunakan kombinasi penambahan inlet baik secara radial maupun aksial, dengan performa yang lebih baik.
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan eksperimen unjuk kerja helical vortex generator pada vortex tube X-1 FTUI. Modifikasi dilakukan pada bagian vortex chambernya, yaitu dengan tidak menggunakan tipe oritis yang memiliki konfigurasi inlet tangensial pada arah radial saja, tetapi digunakan 3 buah vortex chamber dengan konfigurasi lubang inlet tangensial θ 1 mm masing-masing sebanyak 1, 2 dan 3 buah, yang diposisikan secara aksial, menggunakan variasi tekanan udara masuk dari kompresor sebesar 9 dan 11 bar. Nilai yang diukur adalah temperatur udara keluar dari pipa dingin (Tc), temperatur keluar dari pipa panas (Thot), temperatur udara masuk dari kompresor (Tin), laju aliran massa serta tekanan statis pada sisi keluar hot tube maupun cold tube. Pengukuran parameter-parameter di atas dilakukan pada sepuluh variasi putaran katup jarum.
Dalam pengujian dengan menambah lubang inlet pada arah aksial ini, di dapat penurunan temperatur maksimum sampai 21,5 °C, dengan temperatur minimum yang dioapai adalah 8 °C pada fraksi massa dingin 0,46 untuk penggunaan 2 Iubang inlet pada tekanan udara masuk 11 bar. Sedangkan pada penggunaan 3 lubang inlet, terjadi penurunan kinerja dalam hal penurunan temperatur jika dibandingkan dengan penggunaan 2 lubang inlet, dimana penurunan temperatur maksimum yang dapat dicapai adalah 18,3 °C dengan temperatur minimum 10 °C pada fraksi massa dingin 0,39 dan tekanan udara masuk 9 bar. Kenaikan tekanan udara masuk pada pengujian menggunakan 1 dan 2 inlet akan memperbesar pencapaian temperatur drop maksimumnya, tetapi akan berbeda untuk penggunaan 3 inlet, dimana kenaikan tekanan tersebut akan menurunkan kemampuan pencapaian temperatur drop maksimumnya.

Vortex tube as a spot cooling device has some advantage in its low price and simple work mechanism. This research is intended to know its level of performance if some axially inlet configuration applied in the design of helical vortex generator X-1 FTUI, so in the end we can combine radial and axial configuration of inlet nozzle for better vortex tube performance.
The research is based on experimental method on vortex tube X-1 FTUI using 1, 2 and 3 inlet nozzle axially position with θ1 mm. Measured parameter are temperature at outlet of cold and hot tube, air mass tiow rate and static pressure at the outlet of both tube. Each parameter was measured simultaniously in ten different valve position.
As the result in this experiment, comparing 1, 2 and 3 inlet nozzle, maximum temperature drop was occurred when using 2 inlet nozzle. Lower performance happens when using 3 inlet, und the lowest performance occurred when using 1 inlet nozzle. The maximum temperature drop can be obtain in this experiment is 21,5 °C while using 2 inlet nozzle with coolest temperature is 8 °C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Royen
"Vorrex lube adalah ala! yang dapa! memisahlcan energi yang ada yang ada pada fluida. Sekalrpun efsiensinya lebih rendah cibandingkan dengan ala! pendingin konvensional, narmm ada keunizmgan yang diberikan oleh vorfex lube, seperli; geomerri/konstrnlrsi yang sederhana, lidak memerlulcan rejryeran dan ridak ada bagian yang bergerak.
Peneltian aliran vorteks yang diadakan di jurusan Mesin FTU1' sejauh ini hanya pada vortex tube berpenampang lingkaran biasa. Penelirian pada perzambahan inlemya pun masih berlrisar pada sam penampang saja. Apa yang redadi apabila penambahan inlet tangensial terbenlur masalah desain/mamjaktur ? Apalcah perlu umuk memenuhi seluruh lingkaran penampang swirl generalor zmiuk mendapalkan pemmman remperalur yang lebih oplimal ?
Peneliiian perrambahan inlet tangensial secara aksial dlanggqp perlu zmluk menjawab pertanyaan seperri av alas. Bagaimana pengaruh pemzmbahan inlet rangensial dalam arah sumbu vorler-Mya. Uniuk visualisasi yang Iebih jelas teniarrg bagaimana pola aliran dalam labung vorlelas, digunakan pemodelan 3D dalam simulasi ini. Beberapa data eksperimen jnga digunakcm untuk mencari nilai awal seperti inlensilas lurbnlen, kecepalan, dan sebagaiqya.
Simulasi ini menggzmakan model nlrbnlen RNG K-a Model mrlmlen ini memberikan beberapa kelebihan balk dalam lfeakuralan, penghemalan grid maupwn dalcrm pergrelesaian lcasusjluida yang didominasl aliran berpufar.
Penambahan jumlah inle! langensial pada arah aksial menunjuklran kerzailcan lemperalur drop sampai pada balas~balas terlenlu. T emperalur drop lidak lranya dilenlukan oleh kecepatan udara berpular, namzm bagaimana rancangan suam vorlex tube dapal menjaga keslabilan pularan (vorleks) dalam tabzmg tersebur.

Vortex Tube is a device that can seperates fluid 's energi into hot and cold one. Although the ejiciency of vortex tube is relativebf less than the one in the conventional cooler, still there 's some advantages offered by vortex tube, i.e,° simple geometry/construction, no rejrigeran 's needed and non-moving part(s) of it.
So far, research on vortex flow held in F TU] ont)/for ordinary circle section at the swirl generator. Research on the increment of the inlet tangential is also in one section. What will happen if incremental of the tangential inlet limited by the abiligv of desain/manufacture ? Is it necessary to malre the tangential inlet all over the place Hn one section of course) to get the optimal result of temperature drop ?
The research on the increment of tangential inlet is considered important according the question above. What is the eject of tangential inlet in the direction of its vortex ?s axis. To have relatively clearer visualisation of the flow pattern in this helical vortex tube, we 'll use 3D simulation. Some of the experimental data will be used too, to have the initial value such as turbulence intensigv, velocity and so on.
This simulation accomplished by using turbulence RNG if-e model. This kind of turbulence model offers some better result in accuracy, grid conservation and even in the case of solving fluid dominated by swirling flows.
The increment of tangential inlet in axial direction shows some increasing ternpreature drop for some limit. Temperature drop is not only ejected by the velocigv of the swirling _/low, but also by how the design of the vortex tube can maintain the swirling flow to remain at it is axis.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maskur
"Vortex tube adalah sebuah alat pendingin tanpa refrigerant dalam proses kerjanya. Vortex tube telah banyak dlgunakan dl dunia industri untuk mengatasi barbagai masalah spot cooling karena relatif murah dan sederhana. Penelltian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perubahan diameter inlet pada vortex tube pada berbagai variasi tekanan udara dari kompresor.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan vortex tube proto x-1 F TUl dengan variasi lntet 1 mm dan 0,7 mm. Untuk besar tekanan udara masuk dlpakai empat variasi tekanan yaltu 5 bar; 6 ban 7 bag dan 8 bar: Parameter performa yang digunakan adalah penurunan temperatur dan kapasltas refrierasl yang dihasltkan oleh vortex tube.
Dari pengujian yang dilakukan pada semua variasi tekanan udara masuk diperoleh hasll untuk vortex tube dengan diameter inlet 1 mm menunjukan klnesjia yang lebih balk dibanding dengan diameter inlet 0,7 mm.
Perbedaan performa yang cukup signifikan ini karena pada diameter inlet yang Iebih besar diperoleh udara masuk yang juga besan Hal ini membuat performanya juga lebih maksimal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Indra Siswantara
"Vortex tube adalah sebuah alat pendingin tanpa refrigerant dafam proses kerjanya Vortex tube telah banyak digunakan di dunia induslri Ulttuk mengarasi berbagai masalah spot cooling karena relatif murah dan sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perubahan diameter inlet pada vortex tube pada berbagal variasi tekanan udara dari kompressor.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan vortex tube proto x-1 FTUI dengan variasi inlet 1 mm dan 0,7 mm untuk besar tekanan udara masuk dipakai empat variasi tekanan yaitu 5 bar, 6 bar, 7 bar, dan 8 bar. Parameter performa yang digunakan adalah penurunan temperatur dan kapasitas refrijerasi yang dihasilkan oleh vortex tube.
Dari pengujian yang dilakukan pada semua variasi tekanan udara masuk diperoleh hasil uniuk vortex tube dengan diameter inlet 1 mm menunjukkan kinerja yang lebih baik dibanding dengan diameter inlet 0,7 mm.
Inlet Kapasitas Refrijerasi Tempratur drop 1 mm 52.324 J/s 18.9℃
0.7 mm 21.398 J/s 12.8℃
Perbedaan performa yang cukup signifikan ini karena diameter pada inlet yang lebih besar diperoleh udara masuk yang juga besar. Hal ini membuat performanya juga lebih maksimal."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ian Ronald
"Penelitian yang dilakukan terhadap vortex tube ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variasi diameter dengan panjang yang tetap pada pipa hot tube dari vortex tube Proto X-1 yang dimiliki oleh Jurusan Mesin FT-UI terhadap tingkat efisiensinya, sehingga akan didapatkan performa yang mampu menghasilkan kerja maksimal vortex tube dari perbandingan antara panjang pipa panas dengan diameter pipa panas.
Pengujian ini menggunakan tiga buah variasi diameter pipa panas. dengan diameter dalam masing-masing pipa 6 mm, 8 mm dan 10 mm dengan panjang pipa 400 mm. Untuk besar tekanan udara masuk dipakai empat variasi tekanan yaitu 5 bar, 6 bar, 7 bar dan 8 bar. Metode yang digunakan pada eksperimen ini sama dengan yang dilakukan pada eksperimen helical vortex generator pada vortex tube X-1, dengan dimensi vortex chamber yang digunakan adalah 45 x 50 mm, tebal 10 mm, inlet tangensial dua buah dengan O inlet 1 mm, tipe Ranque - Hilsch dengan O eksentrik spiral 6 dan 7 mm.
Dari pengujian yang dilakukan, temperatur udara dingin dicapai pada tekanan 8 bar dengan diameter pipa panas sebesar 6 mm dengan panjang 400 mm. Temperatur udara dingin yang dicapai sebesar Tcold = 11,9 °C pada nilai fraksi massa dingin aktual Mcold akt = 0,350. Sedangkan besar kapasitas pendinginan yang dicapai adalah 38,548 J/s, yang berada pada nilai fraksi massa dingin aktual 0,827. Kapasitas pendinginan maksimum ini terjadi pada pipa panas yang memiliki diameter 8 mm dengan panjang pipa 400 mm, pada tekanan udara masuk sebesar 8 bar. Sehingga akan didapatkan nilai perbandingan yang optimal antara panjang pipa panas dan diameter pipa panas untuk karakteristik geometri vortex tube adalah U/D > 40.

The aim of this research is to know the impact from diameter variation with constant length at the hot tube, towards it‘s efficiency grades. So that, the performances of the hot tube can reach the maximum result.
The research is done to the vortex tube Proto X-1, by using three inside diameters variation from hot tube. The three inside diameters are 6 mm, 8 mm, and 10 mm. The method used for this experiment is the same with the experiment before.
The cold air temperatur is reached at 8 bar pressure with hot tube diameter size as 6 mm and 400 mm long. Other wise the maximum of refrigeration capacity happens to the hot tube in 8 mm diameter and with 400 mm long tube at the air pressure in 8 bar.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Indra Siswantara
"Penelitian yang dilakukan terhadap vortex tube ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variasi diameter dengan panjang yang tetap pada pipa hot tube dari vortex tube Proto X-1 yang dimiliki oleh Jurusan Mesin FT-UI terhadap tingkat efisiensinya, sehingga akan didapatkan performa yang mampu menghasilkan kerja maksimal vortex tube dari perbandingan antara panjang pipa panas dengan diameter pipa panas.
Pengujian ini menggunakan tiga buah variasi diameter pipa panas, dengan diameter dalam masing-masing pipa 6 mm, 8 mm, dan 10 mm dengan panjang pipa 400 mm. Untuk besar tekanan udara masuk dipakai empat variasi tekanan yaitu 5 bar, 6 bar, 7 bar, 8 bar. Metode yang digunakan pada eksperimen ini sama dengan yang dilakukan pada eksperimen helical vortex generator pada vortex tube X-1, dengan dimensi vortex chamber yang digunakan adalah 45 x 50 mm, tebal 10 mm, inlet tangensial dua buah dengan diameter inlet 1 mm, tipe Ranque-Hilsch dengan diameter eksentrik spiral 6 dan 7 mm.
Dari pengujian yang dilakukan, temperatur udara dingin dicapai pada tekanan 8 bar dengan diameter pipa panas sebesar 6 mm dengan panjang 400 mm. Temperatur udara dingin yang dicapai sebesar T(cold) = 11,9°C pada nilai fraksi massa dingin aktual M(cold) (akt) = 0,350. Sedangkan besar kapasitas pendinginan yang dicapai adalah 38,548 J/s, yang berada pada nilai fraksi massa dingin aktual 0,827. Kapasitas pendinginan maksimum ini terjadi pada pipa panas yang memiliki diameter 8 mm dengan panjang pipa 400 mm, pada tekanan udara masuk sebesar 8 bar. Sehingga akan didapatkan nilai perbandingan yang optimal antara panjang pipa panas dan diameter pipa panas untuk karakteristik geometri vortex tube adalah L/D > 40"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alfaz Ryvalbi
"In the automotive sector, reducing drag force has emerged as one of the top priorities. The goal of this study was to reduce drag by utilizing devices for passive flow regulator like vortex generators, diffuser slices beneath the rear body, and wing spoilers as external modifications. The purpose of this study is to learn more about the role of Flow Separation, the most recent developments in Vortex Generator technology, and how to maximize downforce without reducing drag coefficient. The study looked at the impact of inlet velocity and Reynolds number on the drag force at lengths that match to incompressible automobile models. A theoretical investigation was carried out on a KIA model car utilizing the finite volume technique (FVM) to solve the Reynolds-averaged Navier-Stokes equations. Data on KIA pride is provided. The SOLIDWORKS 2018 and ANSYS Fluent 19 computational fluid dynamics (CFD) software were used for all computational analyses and adjustments. The automobile under analysis has a drag coefficient of 0.34. Data research reveals that vortex generators, rear wing spoilers, and modified rear under-body diffuser slices can all lower drag by up to 1.73%, 3.05%, and 2.47%, respectively. When, in fact, it might be decreased by up to 3.8% by combining all of the prior changes.

Di sektor otomotif, upaya mengurangi gaya hambat telah muncul sebagai salah satu prioritas utama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengurangi gaya hambat dengan memanfaatkan perangkat kontrol aliran pasif seperti vortex generator, irisan diffuser under body belakang, dan spoiler sayap belakang sebagai modifikasi eksternal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari lebih lanjut tentang peran Flow Separation, perkembangan terbaru dalam teknologi Vortex Generator, dan bagaimana memaksimalkan downforce tanpa mengurangi koefisien gaya hambat. Studi ini melihat dampak dari kecepatan masuk inlet dan bilangan Reynolds dalam gaya hambat pada panjang yang sesuai dengan model mobil yang tidak dapat dimampatkan. Investigasi teoretis dilakukan pada mobil model KIA dengan menggunakan teknik volume hingga (FVM) untuk menyelesaikan persamaan Navier-Stokes rata-rata bilangan Reynolds. Data tentang model KIA disediakan. Perangkat lunak komputasi fluid dynamics (CFD) ANSYS Fluent 19 dan SOLIDWORKS 2018 modeler digunakan untuk semua analisis dan penyesuaian komputasi. Mobil yang dianalisis memiliki koefisien hambatan 0,34. Riset data mengungkapkan bahwa vortex generator, spoiler sayap belakang, dan irisan diffuser bagian bawah bodi belakang yang dimodifikasi semuanya dapat menurunkan hambatan masing-masing hingga 1,73%, 3,05%, dan 2,47%. Padahal, sebenarnya, itu bisa dikurangi hingga 3,8% dengan menggabungkan semua perubahan sebelumnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Vortex methods have emerged as a new class of powerful numerical techniques to analyze and compute vortex motion. This book addresses the theoretical, numerical, computational, and physical aspects of vortex methods and vortex motion. Vortex phenomena in fluid flows and the experimental, theoretical, and numerical methods used to characterize them are discussed in reviews by leading experts. Extensive photographs and sample computer graphics are provided.
The development of large vortex structure in fluid flow is responsible for some of the most fascinating aspects of fluid dynamics, such as mixing, shearing, transport, and instability. Such issues arise in a variety of flow regimes, ranging from fundamental mathematical questions in laminar, transitional, and turbulent flow to sophisticated engineering settings and devices."
Philadelphia: Society for Industrial and Applied Mathematics, 1991
e20448564
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Eko Santoso
"Jika suatu aliran udara bertekanan tinggi mengalir ke suatu celah sempit, kemudian diatirkan secara tangensial malta timbul fenomena aliran udara bertemperatur panas pada ujung keluaran pipa dan aliran udara bertemperatur dingin pada ujung tainnya.
Dengan mengatur bukaan kalup jarum pada ujung pipa aliran udara panas diperoleh besar fraksi massa aliran udara dingin maupun fraksi massa aliran udara panas yang, jika dijumlahkan merupakan Iaju aliran udara masuk.
Fraksi massa dingin L¢1_,,,_g,,,) mempunyai korelasi dengan beda temperature dingin terhadap temperature masuk (ATJMW). Korelasi lersebul dinotasikan sebagai ATJL-1gm = f(;1¢»,@.) Hubungan fungsi antara kedua parameter tersebut menyatakan karakteristik dari suatu tabung vortex. Berbagai variasi tekanan udara masuk yaitu 5 bar, 6 bar, 7 bar dan B bar terhadap perubahan panjang pipa udara panas 400 (mm) dan 240 (mm) dimana panjang pipa udara dingin tetap yaitu 80 (mm).
Sebagai tambahan, dibandingkan pula jumlah inlet langensial pada 3 buah vortex generator yailu 1 inlet, 2 inlet dan 3 inlet dengan variasi tekanan aliran udara masuk terhadap panjang pipa panes 400 (mm) dan 240 (mm).
Hasil akhir menunjukkan bahwa AT:,mS," makstmum dapat dicapai pada tekanan udara masuk 8 bar, menggunakan paniang pipa panas 400 (mm) Serta vortex generator yang mempunyai 3 inlet tangensial."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S36214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina Rosa Carolina
"Vortex tube adalah separator energi yang menggunakan aliran tangensial (vortex). Dengan inlet berupa jet tangensial, terjadi medan aliran vortex yang menyebabkan perbedaan temperatur diantara duo outlet. 5atu outlet di bagian peripheral mempunyai temperatur lebih tinggi, yang outlet di bagian tengah mempunyai temperatur lebih rendah dibanding inlet. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mernpelajari medan aliran di dalam vortex tube dengan CFI), dengan menggunakan model turbulen RNG. Analisa medan aliran ini mencakup: flow pattern: distribusi kecepatan oksial, kecepatan total, distribusi tekanan static dan tekanan total, distribusi temperatur total. Hasii ini akan divalidasi dengan hasil pengukuran temperatur total melalui eksperimen. Proses komputasi menggunakan model komputer dengan dimensi soma dengan eksperimen, model turbulensi RNG, dengan input kecepatan yang dihitung berdasarkan pengukuran laju aliran rnassa inlet dan outlet dalam eksperimen. Keunikan model eksperimen ini terletak pada swirling generator yang mempermudah input tangensial udara kompresor, walaupun disederhanakan dalam model komputer. Selain itu, komputasi ini berhasil memadelkan katup jarum, sehingga komputasi ini memberikan hasil yang lebih akurat di daerah katup Sarum.
Hasil komputasi menunjukkan adanya daerah aliran-bolik (reversal flow) di dalam vortex tube. Aliran batik ini terjadi terutama pada daerah sumbu sampai jarak radial 0.5 RID, dan jarak aksial dari inlet sampai 7.8 XID. Hasil penting lainnya adalah bentukon duo bush vorteks, vorteks luar yang membentuk distribusi kecepatan seperti vorteks Rankine, don vorteks dalam yang membentuk distribusi kecepatan seperti vorteks bebas, dengan kecepatan di sumbu yang lebih tinggi dibandingkan kecepatan pada radius yang lebih besar. Batas ke duo vorteks tersebut terletak di antar 0.4 sampai dengan 0.5 RID. Hasil komputasi juga memperlihatkon pengaruh dominan dari medan aliran terhadap temperatur total. Data eksperimen memvalidasi trend temperatur total raja, tanpa kesesuaian nilai temperatur total.

Vortex tube is energy separator using tangential inlet. The vortex flow-field created temperature differences at the two outlets. One outlet at the tube's periphery had higher temperature, and the other outlet at the center with lower temperature. The temperature differences at both outlets might be reached 80K at 6 bar pressure inlet.Computational model was built up in such way, with the same dimensions, velocity inlet and pressure outlet that counted down from the parameters that have been used in the experiment as the boundary conditions. RNG turbulence-model was used to solve the governing equations. The unique swirling generator was used in the experiment to simplify the distribution for air tangential-inlet, although it is simplified in the computer model. Besides, the needle valve has been able to be modeled. It brings more accurate of the flow field's result at the valve's area.
The results: the figures of the flow patterns: axial velocity, velocity magnitude, static and total pressure, and the distribution of total temperature. The result of total temperature distribution is validated with the experiment's result.The computational result shows a reversal flow in the certain area in the vortex tube. The reversal flow occurs in the axis until radial distance 0.5 Rib, with axial distance from inlet area until 7.8 XIS. Be-side, there is curve of two integrated vortex. The outer vortex formed like Rankine vortex, and the inner vortex with free-vortex distribution, which has higher velocity in the core than the peripheral. The flow field dominates the total temperature distribution, thus they are formed likely, with radii of both inner and outer vortex between 0.4 and 0.5 RID, as the velocity magnitude distribution curve. The experimental data figures the same trend as the computational result, but with non-suited value.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>