Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140885 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Togatorop, Harum
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S37041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Rahmat Hidayat
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S37158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarman
"Pengaruh penghalang benda padat (solid body) pada stabilisasi nyala premix dengan ruang pencampur (mixer chamber) aliran tangensial LPG dan udara diselidiki secara eksperimental. Kontur blow off dan flash back pada nyala premix bunsen ditentukan oleh variasi fraksi mole bahan bakar terhadap ruang pencampur tangensial dan ruang pencampur yang diberi penghalang benda padat sebagai parameter. Dari sini diperoleh suatu kenaikan daerah stabilitas nyala yang ditulis sebagai As = AB - AF sebagai selisih antara luas daerah blow-off AB dan luas daerah flash back AF pada daerah kurva stabilitas nyala antara rasio campuran (AFR) dan Beban Pembakar (BL = burner loading). Efisiensi stabilitas nyala didefinisikan sebagai ήs = 1-AF/AB. Rumusan sederhana dari N.A. Rokke Et. Al diketengahkan sebagai pembanding tinggi nyala. Secara fisik mekanisme stabilitas yang dibahas ada tiga buah parameter yakni beban pembakar, perbandingan campuran, dan tinggi nyala pada ruang pencampur aliran tangensial dan ruang pencampur aliran tangensial yang diberi penghalang benda padat.

Solid body blockage effect on flame stabilization in the tangential flow mixer chamber LPG and air is experimentally investigated. Flame blow off and flashback contour on the premix flame Bunsen Burner to be defined for fuel mole fraction variation versus tangential mixer chamber and tangential mixer chamber with solid body blockage as parameter. Therefore we obtain a increasing flame stability area to write as As = AB - AF defined as the difference between blow off area AB and flash back area AF on the flame stabilization curve between mixer ratio and burner loading curve area. Flame stability efficiency to defined as ήs = 1-AF/AB. Simple equation from N.A. Rokke Et. Al. to be presented as comparing flame height. Physically mechanism of flame stabilization are discussed in term of three parameters namely burner loading, air fuel ratio and flame height on tangential mixer chamber and tangential mixer chamber with solid body blockage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Untuk meningkatkan daerah stabilitas nyala api, maka sebuah saluran
ekspansi dipasang pada pembakar dengan berbagai ring stabilizer yang mempunyai
ketebalan yang berbeda. Dalam suatu penelitian, daerah stabilitas nyala api biasanya
ditentukan dengan cara mengukur variasi nilai Air Fuel Rufio (AFR) pada suatu
jumlah variasi bahan bakar tertentu atau pada Burning Load (BL) tertentu antara
mulai terjadinya nyala api kuning (Yellow Tip) sampai nyala api padam (Blow Off)
ataupun Lift Up. Secara visual dapat diamati bahwa daerah stabilitas nyala api
ternyata semakin Iuas bila Bunsen Hamer dilengkapi dengan ring stabilizer
sehingga muncul fenomena Lift Up sebelum terjadinya Blow Off
Dalam penelitian ini, akan diteliti pengaruh perubahan-perubahan ketebalan
ring stabilizer terhadap stabilitas nyala api pada Bunsen Burner yang dilengkapi
dengan Expansion Barrel Mouth dengan sudut ekspansi θ= 10° dan θ= 30°. Dari
hasil penelitian diketahui bahwa pemakaian Expansion Barrel Mouth dapat
meningkatkan stabilitas nyala api hingga 3.34 % pada Burning Load antara
11.8215 MW/m2 sampai dengan 14.0599 MW/m2 terhadap barrel standar.
Kesimpulannya, sudut ekspansi θ= 30° lebih baik dibandingkan dengan θ= 10°"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Daerah stabilitas nyala api dapat diketahui dari batas nyala dan flammabilily
limit suatu campuran udara - bahan bakar. Dalam suatu penelitian atau eksperimen,
daerah stabilitas nyala dapat ditentukan dengan cara mengukur variasi nilai AFR (Air-
Fuel Ratio) dan nilai kecepatan campuran terhadap suatu jumlah burning load tertentu
atau pada jumlah massa bahan bakar tertentu dari mulai terjadinya nyala api kuning
(Yellow Tip) sampai nyala api padam (Blow Off) ataupun nyala api terangkat (Lift off).
Secara visual dapat diamati bahwa daerah stabilitas nyala api ternyata semakin luas
bila Bunsen Burner dilengkapi dengan ring slabilizer, sehingga ditemukan fenomena
baru yang dinamakan fenomena Lift Up sebelum Blow Off terjadi. Dalam eksperimen
ini akan diteliti pengaruh perubahan diameter dalam ring stabilizer terhadap stabilitas
nyala api pada Bunsen Burner yang dilengkapi Expansion Barrel Mouth dengan sudut
ekspansi 0 = 10° dan 0 = 30°. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemakaian
Expansion Barrel Mouth dapat meningkatkan daerah stabilitas nyala api sekitar 8 %
(expansion 0 = 30°) pada burning load antara 11.5 - 12.5 MW/m2 bila dibandingkan
dengan barrel standar. Secara umum diketahui sudut difusititas 0 = 30° pada
Expansion Barrel Mouth jauh lebih baik dibanding dengan sudut 0 = 1O°."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37782
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37879
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Proses pembakaran yang dilakukan pada kondisi miskin bahan bakar akan
menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna, tetapi hal ini justru akan membuat
nyala api menjadi tidak stabil dan mudah terjadi blow off. Salah satu metode untuk
meningkatkan stabilitas nyala api adalah dengan menggunakan ring stabilizer.
Pengaruh ketebalan ring stabilizer dan posisi ketinggian ring terhadap
stabilitas nyala api diteliti secara experimental. Faktor ketebalan ring menjadi
penting karena terdapat pengaruh quenching effect terhadap stabilitas nyala.
Ketebalan ring yang dipakai ada tiga buah, yaitu 3 mm, 5 mm, dan 7 mm.
Penelitian dilakukan dengan cara membandingkan luas area stabilitas nyala pada
beberapa dimensi ring dan beberapa ketinggian ring dari mulut barrel.
Penelitian ini dilakukan untuk mengamati fenomena yang terjadi, dan
hasilnya ditemukan suatu fenomena dimana kedudukan nyala api berpindah tempat
yaitu dari ujung tabung pembakar (barrel) ke atas ring. Fenomena ini dinamakan
lift up flame dan fenomena tersebut terjadi untuk semua ring yang digunakan.
Hasil lainnya adalah ring dengan ketebalan 3 mm memiliki stabilitas yang
lebih baik daripada ring lainnya, bahkan mampu memberikan penambahan luas
stability area sampai 3,31 %. Dan posisi ring tersebut dari mulut barrel akan mulai
optimum pada ketinggian 10,45 mm."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridho Ernandi
"Stabilitas nyala api merupakan salah satu aspek penting dari teknik pembakaran yang memiliki aplikasi yang sangat luas, baik dari segi kebermanfaatan energi maupun keselamatan dari kebakaran. Penggunaan dari daerah stabilitas nyala api terlihat dari kemampuan untuk mengatur letak pembakaran, tinggi nyala sesuai dengan konsumsi udara yang dibutuhkan. Upaya kajian teoritis untuk meningkatkan luas stabilitas nyala api terus ditingkatkan. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan luas stabilitas nyala api pada penggunaan bahan bakar LPG dengan cara penambahan “swirl flow” (aliran pusar) saat pencampuran udara dan bahan bakar pada nyala api premix. Swirl flow dihasilkan oleh rotating fan mixer dan dikuantifikasikan dengan bilangan tak berdimensi swirl number sesuia dengan peningkatan putaran. Variasi swirl number yang digunakan adalah 0, 0.44, 0.86, 1.28, 1.69, 2.06, 2.17. Laju aliran LPG divariasikan pada 300 cc, 350 cc,400 cc, 450 cc, 500 cc, 550cc, 600 cc. Pada penelitian ini, menganalisis pengaruh swilr number terhadap peningkatan luas stabilitas nyala api berdasarkan grafik fuidge (AFR vs BL). Grafik fuidge dianalisis kontur dari nyala api yellow tip dan blow off untuk menentukkan daerah stabilitas nyala api. Ternyata pengaruh peningkatan swirl number juga meningkatkan homogenitas campuran udara dan bahan bakar semakin baik dengan bukti penurunan ketinggain panjang api. Hasil penelitian ini menunjukkan luas stabilitas nyala api meningkat seiring dengan peningkatan Swirl Number. Hasil penelitian menunjukkan dengan peningkatan swirl number, luasan stabilitas nyala api meningkat sebesar 7.09 %, 16.67 %, 27%.50 %, 29.41 %, 41,43 % dan 57.65 % seiring dengan peningkatan swirl number.
Flame stability is one important aspect of the combustion technique has a very wide application, both in terms of usefulness and safety of fire energy. The use of a visible flame stability regions of the ability to adjust the combustion, flame height in accordance with the required air consumption. Efforts to improve the broad theoretical study flame stability improved. This study was conducted to improve flame stability in wide use LPG fuel by adding "swirl flow" (flow navel) when mixing air and fuel in premix flame. Swirl flow generated by the fan rotating mixer and quantified with a dimensionless number swirl number matching with increase in rotation. Variations number of swirl used is 0, 0.44, 0.86, 1.28, 1.69, 2.06, 2.17. LPG flow rate was varied at 300 cc, 350 cc, 400 cc, 450 cc, 500 cc, 550cc, 600 cc. In this study, to analyze the effect of the increase in number swilr wider flame stability based on graph fuidge (AFR vs. BL). Graph fuidge analyzed contours of yellow flame tip and blow off the area to menentukkan flame stability. It turns out that the effect of the increase in swirl number also increases the homogeneity of the mixture of air and fuel is getting better with the evidence of a decrease in length of fire taller. The results of this study showed extensive flame stability increases with increasing Swirl Number. The results showed with the increase in swirl number, size flame stability increased by 7:09%, 16.67%, 27%, 50%, 29.41%, 41.43% and 57.65% with increasing swirl number."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jon Harmintardjojwono
"Tuntutan mendapatkan efisiensi yang tinggi pada alat pembakar, pada kondisi kerja yang tertentu, mendorong perancangan, pembuatan, dan pengembangan yang lebih baik alat bakarnya. Untuk mewujudkan hal ini, fenomena-fenomena pembakaran,pencampuran bahan bakar oxidant, stabilisasi nyala, harus dipahami benar.
Penelitian ini ditujukan untuk hal tersebut diatas, dengan melakukan pada mixer aliran tangensial - 0 50 mm, dengan variasi variasi : tinggi mixemya, port ratio, pengaruh aliran bahan bakar, dan intensitas pusaran.
Pengaruh ketinggian mixer terhadap stabilisasi nyala dilakukan dengan merubah ketinggiannya mulai dari 50 mm sampai dengan 200 mm. Port ratio divariarisi dengan port -2,5 mm - berjumlah 8 port, menjadi port 005,5 mm -berjumlah 8 port, yang arah alirannya membentuk sudut 15° dengan horisontal.
Pengaruh arah aliran bahan bakar diperbandingkan antara nosel tanpa pengarah aliran (hams keatas),dengan nosel yang port-nya membuat sudut 15 dengan horisontal, dengan diameter port yang sama ( 0 2,5 mm - berjumlah 8 port ).
Pengaruh intensitas pusaran ,dilakukan dengan menutup salah satu saluran udara masuknya dan diperbandingkan dengan, tanpa menutup saluran udara masuk. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah :
Untuk pengaruh ketinggian mixer pada ketinggian mixer tertentu ada pengaruh yang signifikan, dan siklus perilaku ini berulang. Untuk pengaruh port ratio terhadap stabilisasi nyala ,terdapat pengaruh yang signifikan dan kemudian hilang pada ketinggian mixer yang tertentu.
Untuk pengaruh arah aliran bahan bakar, ada pengaruh yang signifikan terhadap stabilisasi nyala, pada ketinggian mixer yang rendah (50 mrn)yang kemudian akan hilang/ menyusut pada ketinggian selanjutnya. Untuk pengaruh intensitas pusaran, sama sekali tidak ada pengaruhnya walaupun terdapat perbedaan ketinggian nyala api.
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa : variabel-variabel proses pencampuran (ketinggian mixer, port ratio, arah aliran bahan bakar masuk, dan intensitas pusaran) memiliki pengaruh-pengaruh tertentu terhadap kestabilan nyala.
Untuk penelitian selanjutnya dengan tema yang sama, sebaiknya penambahan segmen silinder mixer lebih diperkecil lagi, arah aliran masuk bahan bakar dibuat berlawanan dengan arah pusaran udara, penggunaan partikel penjejak untuk memantau proses pencampuran dan keefektifan proses pencampuran, terhadap stabilisasi nyala, dan munculnya rumus experimental yang terkait dengan penelitian."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T2674
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>