Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95590 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zendi Bramantya
"ABSTRAK
Efisiensi suatu kolektor Surya konvensional (tube solar collector) dapat
ditingkatkan dengan melapisi dinding dalam tabung-tabung kolelctor dengan Suatu
media berpori.
Dalam penelitian ini, metode di atas akan disimulasikan dengan
menggunakan Compufatiozzai Fluid Dynamics (CFD). Simulasi akan dilakukan
terhadap salah satu tabung dari suatu tube solar collector yang dilapisi dengan
media berpori dengan ketebalan tertentu, yaitu dimulai dengan tabung tampa
penambahan media berpori (N1= 1) hingga tabung yang dipenuhi dengan media
berpori. (N1= O). Dari simulasi ini dapat diperoleh data-data mengenai temperatur
outlet, sehingga modifikasi tersebut dapat dilihat pengaruhnya terhadap efisiensi
kolekton
Dari hasil simulasi didapatkan bahwa dengan penambahan media berpori
maka etisiensi dapat ditingkatkan khususnya pada kolektor dengan koefisien
kerugian UL yang tinggi

"
1999
S36991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Yuniarcho
"Modullar Air Dryer (MAD) dirancang untuk mengeringkan berbagai macam hasil pertanian seperti padi, bawang merah dan lain sebagainya dengan sumber energi matahari. Alat pengering ini sangat bergantung kepada cuaca yang cerah, dengan sinar matahari yang terik.
Peneliti kali ini mencoba meneliti bagaimana perjformance MAD ketika cuaca kurang baik (berawan) atau sinar matahari sebagai sumber energi utama kurang maksimal, dan pengaruh ditempatkannya silica gel pada solar collector terhadap performance dari MAD. Prosedur penelitian yaitu dengan mencatat perubahan massa dari bawang merah dan silica gel dengan selang waktu tiap 10 menit pada setiap rak bawang merah dan wadah dari silica geI. Kemudian melakukan pencatatan perubahan temperatur pada solar collector dan ruang pengeiing pada 18 titik, serta mencatat perubahan kelembapan relatif yang terjadi pada ruang pengering untuk selang waktu yang sama yaitu 10 menit.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa efisiensi MAD ketika cuaca kurang balk dengan bantuan silica gel tidak jauh berbeda ketika cuaca sangat cerah tanpa bantuan silica gel. Nilai efisensi yang didapat berkisar 9.5 % - 16.6 %. Selain itu, laju pengeringan yang didapat 0.09 - 0.39 gram/menit. Rak F memiliki nilai laju pengeringan yang lebih baik dibandingkan rak lainnya. Sedangkan k tiap rak pada ruang pengering hampir sama, yaitu berkisar antara 0.053-0.055 menit-1.

Modular Air Dryer (MAD) for drying many kinds of agricultural plants such as paddy, shallot, etc. with using sun as the heat source. This dryer rely on the sunny and hot temperature.
Researcher tried to find out how is the MAD's performance when the weather is cloudy and seeing the effect of silica gel's placement info into collector to the MAD's performance. The procedures in doing the experiment are write down the mass change of shallot and silica gel with 10 minute interval in each rack of shallot and silica gel. Then record changes of temperature on solar collector and place of silica gel on 18 points, and also record the changes of relative humidify in MAD's with 10 minute interval.
The resulls of this experiment indicated that the efficiency of MAD's silica gel in cloudy weather had similarly in common with the efficiency of M AD 's in sunny and hot temperature without silica gel. The efficiency value within 9.5% to 16.6 %. Besides that the drying rate within 0.09 - 0.39 gram/minute. Rack F had higher drying rate among the others. Moreover, the value of k on each rack in MAD's had the same value within 0.053-0.055 menit -1.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulthoni Catur Hariadi
"Energi terbarukan telah menjadi topik penting dalam beberapa tahun terakhir karena meningkatnya kekhawatiran tentang perubahan iklim dan keterbatasan energi fosil. Salah satu sumber energi terbarukan yang menjanjikan adalah energi matahari, yang dapat dimanfaatkan tanpa menghasilkan emisi zat sisa dan tersedia di seluruh tempat. Salah satu aplikasi pemanfaatan energi matahari adalah Solar Thermal Cooling System (STCS), yang menggantikan sistem pendingin konvensional yang menggunakan refrigeran sintetis dan berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca. Evacuated Tube Solar Collector (ETSC) adalah salah satu jenis kolektor surya yang digunakan untuk memanaskan air dan memiliki efisiensi lebih tinggi dibandingkan kolektor surya datar karena menggunakan tabung vakum yang mengurangi kehilangan panas. Pada penelitian ini, performa ETSC diuji dengan menggunakan reflector di bagian bawah tabung yang divariasikan jenisnya, yaitu pelat galvalum dan pelat aluminium, dengan standar ASHRAE 93-2003 sebagai referensi. Pengujian dilakukan pada sudut kolektor surya 15° dengan flowrate sebesar 2,6 LPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ETSC dengan reflector aluminium memiliki efisiensi rata-rata tertinggi (63%), diikuti oleh ETSC dengan reflector galvalum (55%), dan ETSC tanpa reflector (50%). Penggunaan reflector aluminium meningkatkan efisiensi sebesar 13%, sementara reflector galvalum meningkatkan efisiensi sebesar 5%. Oleh karena itu, penggunaan reflector aluminium lebih efektif dalam meningkatkan efisiensi ETSC dibandingkan dengan reflector galvalum. Hasil penelitian efisiensi ETSC tanpa reflector ini memiliki nilai lebih rendah daripada nilai efisiensi dari standar pengujian perusahaann yang sebesar 75%. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti perbedaan kondisi pengujian, kualitas peralatan, dan desain dan instalasi.

Renewable energy has become a significant topic in recent years due to growing concerns about climate change and the limitations of fossil energy. One promising source of renewable energy is solar energy, which can be harnessed without producing emissions and is available everywhere. One application of solar energy utilization is the Solar Thermal Cooling System (STCS), which replaces conventional cooling systems that use synthetic refrigerants and contribute to greenhouse gas emissions. The Evacuated Tube Solar Collector (ETSC) is a type of solar collector used to heat water and has higher efficiency compared to flat plate solar collectors because it uses vacuum tubes that reduce heat loss. In this study, the performance of ETSC was tested using reflectors at the bottom of the tubes with different types, namely galvalume plates and aluminum plates, with ASHRAE 93-2003 standards as a reference. The tests were conducted at a solar collector angle of 15° with a flow rate of 2,6 LPM. The results showed that ETSC with an aluminum reflector had the highest average efficiency (63%), followed by ETSC with a galvalume reflector (55%), and ETSC without a reflector (50%). The use of an aluminum reflector increased efficiency by 13%, while the galvalume reflector increased efficiency by 5%. Therefore, the use of an aluminum reflector is more effective in improving ETSC efficiency compared to the galvalume reflector. The efficiency results of ETSC without a reflector are lower than the company's standard test efficiency value of 75%. This can be caused by several factors such as differences in test conditions, equipment quality, and design and installation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riananto Nugroho
"Performa dari kolektor surya (sollar collector) tergantung pada jumlah kolektor surya dan konfigurasi rangkaiannya. Ketika area yang digunakan besar atau luas maka semakin banyak kolektor surya yang diperlukan. Konfigurasi rangkaian seri-paralel digunakan untuk mendapatkan temperatur air panas yang diinginkan. Selain itu ada faktor eksternal yang harus diperhatikan, yaitu temperatur lingkungan, ketersediaan sinar matahari (solar radiation), dan laju aliran fluida (mass flow rate). Temperatur lingkungan dan sinar matahari merupakan faktor yang tidak dapat diatur karena tergantung pada cuaca. Sedangan laju aliran fluida merupakan faktor eksternal yang dapat kita sesuaikan dengan kebutuhan. Penelitian ini menggunakan software MATLAB untuk melakukan simulasi. Rangkaian kolektor pada penelitian ini merupakan rangkaian baru dari penelitian sebelumnya. Nilai laju aliran fluida dibuat bervariasi kemudian diuji dengan radiasi matahari yang berbeda-beda. Variasi laju aliran yaitu 1,6 kg/s, 2,38 kg/s, 3,16 kg/s, 3,94 kg/s, dan 4,72 kg/s.
Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan, perubahan laju aliran dapat berpengaruh pada performa rangkaian kolektor. Variasi pertama 1,6 kg/s mampu menghasilkan outlet temperature 75,2-87,5 C dengan effisiensi maksimum 66,84 %. Sedangkan variasi kedua 2,38 kg/s mampu menghasilkan outlet temperature 71,0-80,3 C dengan effisiensi maksimum 67,74 %. Variasi ketiga 3,16 kg/s mampu menghasukan outlet temperature 70,1-76,5 C dengan effisiensi maksimum 68,2 %. Lalu variasi keempat 3,94 kg/s mampu menghasilkan outlet temperature 69,1-74,3 C dengan effisiensi maksimum 68,47 %. Variasi kelima 4,72 kg/s mampu menghasilkan outlet temperature 68,4-72,7 C dengan effisiensi maksimum 68,65 %. Pada akhirnya penentuan nilai laju aliran yang tepat dapat diatur sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Dalam rangkaian baru ini, jika ingin mendapatkan effisiensi yang relatif sama dengan rangkaian lama, namun dengan outlet temperature yang lebih tinggi maka dapat memilih untuk menggunakan laju aliran 4,72 kg/s.

The solar collector's performance depends on the number of solar collectors and the configuration of the circuit. When the area used is large, more solar collectors are needed. The parallel-series configuration used to obtain the desired hot water temperature. Besides, there are external factors considered, namely the environment's temperature, solar radiation, and distribution of flow rates. Ambient temperature and solar radiation are factors that cannot be regulated because they depend on the weather. The flow rate is an external factor that we can adjust. This research uses MATLAB software to conduct simulations. The collector circuit in this study is a new series from previous studies. Variations of fluid flow rates are tested with different solar radiation. The flow rate variations are 1,6 kg/s, 2,38 kg/s, 3,16 kg/s, 3,94 kg/s, and 4,72 kg/s.
Based on the simulation, changes in fluid flow rate (mass flow rate) can affect the performance of the collector circuit. The first variation of 1,6 kg/s can produce outlet temperature of 75,2-87,5 C with maximum effisiency of 66,84 %. While the second variation, 2,38 kg/s, can produce outlet temperature of 71,9-80,3 C with maximum efficiency of 67,74 %. The third variation can produce outlet temperature of 70,1-76,5 C. The fourth variation of 3,94 kg/s can produce outlet temperature 69,1-74,3 C with 68,47 % efficiency. The fifth variation of 4,72 kg/s can produce outlet temperature of 68,4-72,7 C with maximum efficiency of 68,65 %. In the end, determining the right mass flow rate can be adjusted according to the needs. In this new circuit, if we want to get the same value of efficiency as the old circuit, with a higher outlet temperature, we can use a mass flow rate of 4,72 kg/s.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Propana Okionomus Ali
"Efisiensi suatu sistem rangkaian flat plate solar thermal collector dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam optimasi sebuah sistem pemanas air tenaga surya yang sedang dirancang maupun yang sudah berjalan. Penulisan ilmiah ini mengangkat masalah mengenai nilai efisiensi suatu sistem rangkaian seri dan parallel flat plate solar thermal collector yang dihitung dengan dua metode yaitu metode pengujian pada peralatan uji dan metode simulasi komputer. Pengujian dilakukan dengan merangkai 8 panel flat plate solar thermal collector menjadi rangkaian seri dan parallel kemudian diukur temperatur keluaran, radiasi matahari, dan laju aliran massa air. Simulasi komputer menggunakan program komputer Visual Basic 6.0 untuk menghitung radiasi matahari, temperatur keluaran, energi berguna, dan efisiensi. Dari kedua metode tersebut didapatkan nilai efisiensi rangkaian flat plate solar thermal collector.
Berdasarkan pengujian didapatkan grafik karakteristik efisiensi dari rangkaian parallel adalah y = -1.0684x + 0.2884 dan grafik karakteristik efisiensi dari rangkaian seri adalah y = -1,2247 x + 0,428. Sedangkan dari simulasi didapatkan grafik karakteristik efisiensi dari rangkaian parallel adalah y = -8,1605 + 0,5654 dan grafik karakteristik efisiensi dari rangkaian seri adalah y = -8,6055x + 0,6472. Dari kedua metode tersebut terlihat bahwa terdapat perbedaan nilai karakteristik efisiensi tetapi memiliki trend line yang sama antara keduanya.

To optimized a designed flat plate solar water heating system, solar thermal collator's effeciency can be a point of review. This final projetc paper focused on a series and parallel of flat plate solar thermal collector combination based on two methods, experimental and computer's simulation. On experimental testing method, an eight flat plate solar thermal collector was combinated to a series and parallel and the output temperature, sun's radiation, and mass flow rate of the fluid were measured. Computer simulation method based on visual basic 6.0 programming to calculated sun's radiation, output temperature, usefull energy, and efficiency.
The experimental result shown parallel efficiency's characteristic graphic, y = -1,0684 x + 0,2884, dan series effeciency's characteristics graphic, y = -1,2247 x + 0, 428. While the computer simulation result shows the parallel efficiency's characteristic y = -8,1605 + 0,5654 and the series efficiency's characteristic y = - 8,6055 x + 0,6472, although there was different efficiencies value between two methods, but it shown same trendline.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S36579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Reza Saputra
"Efisiensi suatu sistem rangkaian flat plate solar thermal collector dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam optimasi sebuah sistem pemanas air tenaga surya yang sedang dirancang maupun yang sudah berjalan. Penulisan ilmiah ini mengangkat masalah mengenai nilai efisiensi suatu sistem rangkaian seri dan parallel flat plate solar thermal collector yang dihitung dengan dua metode yaitu metode pengujian pada peralatan uji dan metode simulasi komputer. Pengujian dilakukan dengan merangkai 8 panel flat plate solar thermal collector menjadi rangkaian seri dan parallel kemudian diukur temperatur keluaran, radiasi matahari, dan laju aliran massa air. Simulasi komputer menggunakan program komputer Visual Basic 6.0 untuk menghitung radiasi matahari, temperatur keluaran, energi berguna, dan efisiensi. Dari kedua metode tersebut didapatkan nilai efisiensi rangkaian flat plate solar thermal collector. Berdasarkan pengujian didapatkan grafik karakteristik efisiensi dari rangkaian parallel adalah y = -1.0684x + 0.2884 dan grafik karakteristik efisiensi dari rangkaian seri adalah y = -1,2247 x + 0,428. Sedangkan dari simulasi didapatkan grafik karakteristik efisiensi dari rangkaian parallel adalah y = -8,1605 + 0,5654 dan grafik karakteristik efisiensi dari rangkaian seri adalah y = -8,6055x + 0,6472. Dari kedua metode tersebut terlihat bahwa terdapat perbedaan nilai karakteristik efisiensi tetapi memiliki trend line yang sama antara keduanya.

To optimized a designed flat plate solar water heating system, solar thermal collator's effeciency can be a point of review. This final projetc paper focused on a series and parallel of flat plate solar thermal collector combination based on two methods, experimental and computer's simulation. On experimental testing method, an eight flat plate solar thermal collector was combinated to a series and parallel and the output temperature, sun's radiation, and mass flow rate of the fluid were measured. Computer simulation method based on visual basic 6.0 programming to calculated sun's radiation, output temperature, usefull energy, and efficiency. The experimental result shown parallel efficiency's characteristic graphic, y = -1,0684 x + 0,2884, dan series effeciency's characteristics graphic, y = -1,2247 x + 0, 428. While the computer simulation result shows the parallel efficiency's characteristic y = -8,1605 + 0,5654 and the series efficiency's characteristic y = - 8,6055 x + 0,6472, although there was different efficiencies value between two methods, but it shown same trendline.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alwi Ahmad Al Muhdar
"Kebutuhan akan sumber daya energi semakin meningkat tiap tahunnya. Kolektor surya mampu menyerap radiasi matahari dan sebagai pemanas air. Untuk mendapatkan energi yang banyak, maka diperlukan juga kolektor surya yang banyak. Kolektor surya dengan jenis evacuated tube solar collector  pada atap gedung MRC FTUI terpasang secara seri-paralel dengan detail dua kolektor surya dipasang secara seri baru diparalelkan. Penelitian ini akan melakukan simulasi dengan software bernama MATLAB dengan tujuan mengetahui apakah jika susunan rangkaiannya dirubah akan mendapatkan hasil temperatur akhir yang lebih baik. Dalam penelitian ini, dilakukan simulasi dengan beberapa kondisi, untuk mengetahui apabila susunan rangkaian dirubah dapat meningkatkan temperatur akhirnya. Setelah didapatkan hasil, dilakukan simulasi kembali untuk mencari susunan rangkaian yang memiliki temperatur keluar yang lebih tinggi dari susunan sebelumnya. Dengan menggunakan data rata-rata susunan rangkaian baru didapatkan dengan selisih temperatur masuk dan keluar sebesar  10,3 oC, sedangkan rangkaian aktual saat ini memiliki selisih temperatur sebesar 6,3 oC. Efisiensi yang didapatkan pada rangkaian baru sebesar 67,4% dan rangkaian aktual yang terpasang saat ini sebesar 67,9%.

The need for energy resources is increasing every year. The solar collector can absorb solar radiation and as a water heater. To get a lot of energy, we need a lot of solar collectors. Evacuated tube solar collectors on the roof of the FTUI MRC building installed in parallel-series with the details of the two solar collectors installed in a new series paralleled. This study will conduct a simulation with MATLAB software to know whether the arrangement of the circuit is changed will get a better final temperature. In this study, a simulation was carried out with several conditions to determine if the arrangement of the circuit altered could increase the final temperature. After the results obtained, the simulation performed again to find the circuits arrangement with a higher exit temperature than the previous arrangement. By using average data, the arrangement of the new circuit obtained by the difference in temperature in and out of 10.3 oC. In comparison, the actual circuit currently has a temperature difference of 6.3 oC. The efficiency obtained in the new circuit is 67.4%, and the currently installed circuit is 67.9%. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mikael Robertus Kristian
"Pemanfaatan energi matahari sebagai salah satu sumber energi alternatif saat ini tengah digencarkan untuk secara bertahap mulai menggantikan bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama dunia. Salah satu bentuk energi matahari yang banyak dimanfaatkan saat ini adalah energi panasnya yang dipakai untuk sistem pemanas air. Pengaplikasian pipa kalor sebagai komponen penyerap panas adalah salah satu terobosan yang baik untuk meningkatkan performa pemanas air.
Penelitian ini dilakukan dengan merancang suatu prototype evacuated tube heat pipe solar collector yang menggunakan enam buah pipa kalor sebagai komponen penyerap dan penghantar panas serta diposisikan pada sudut kemiringan 45 derajat dengan variasi berupa perbedaan konsentarasi fluida kerja Al2O3-air 0.1%, 0.5%, dan 1% serta perbedaan ketinggian lampu, yaitu 20 cm, 40 cm, dan 60 cm.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa semakin tinggi konsentrasi nanofluida Al2O3-air maka performa alat secara keseluruhan semakin meningkat sementara semakin jauh jarak lampu maka performa alat akan semakin menurun. Nilai hambatan termal terendah dicapai pada kombinasi penggunaan fluida kerja Al2O3-air 1% dengan jarak lampu 60 cm, yakni sebesar 4,67 0C/Watt, dan nilai efisiensi tertinggi dicapai pada kombinasi penggunaan fluida kerja Al2O3-air 1% dengan jarak lampu 20 cm, yakni sebesar 0,21.

Utilization of solar energy as an alternative energy source is necessary to gradually replace fossil fuels as the world’s main energy source. One of solar energy application which is widely used today is for water heating system. Application of heat pipe as the component of solar water heating system is a good breakthrough for improving its performance.
This research was carried out by designing a prototype of evacuated tube heat pipe solar collector that uses six heat pipes as the heat absorbent component and positioned at an inclination angle of 45 degrees with variations in the Al2O3-water working fluid concentrations 0.1%, 0.5%, and 1% and lamp distance with the evaporator section of the heat pipes, they are 20 cm, 40 cm, and 60 cm.
The experimental results shows that the enhancement of Al2O3-water nanofluid concentration can increase the performance of the whole system. The lowest thermal resistance was happened on usage of Al2O3-water 1% as the working fluid with lamp distance of 60 cm, which is 0,78 0C/Watt, and the highest efficiency was happened on usage of Al2O3-water 1% as the working fluid with lamp distance of 20 cm, which is 0,21.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Air Siphon merupakan salah salu jenis ejector yang mcmpergunakan udara
sebagai fluida penggerak untuk menghisap air sebagai fluida hisap. Seperti
ejector, Air Siphon tidak mempunyai bagian yang berputar sehingga tidak
diperlukan pelumasan dan dapat meminimalisasi terjadinya getaran. Selain itu,
konstruksinya sederhana dan juga mudah dalam pengoperasiannya. Efisiensi dari
air siphon dipengaruhi oleh beberapa hal seperti jenis fluida penggerak dan fluida
hisap yang dipergunakan, yang, mana hal ini berhubungan dengan transfer
momentum. Selain itu. konstruksi dari air siphon sangatlah berpengaruh terhadap
unjuk kerja dari alat ini.
Sementara itu, perkembangan dari komputer, baik hardware maupun
software, melaju dengan tingkat kecepatan yang menakjubkan. Salah satu
sofware yang berkembang dengan pesat, adalah software simulasi yang sangat
membantu perkembangan dunia engineering yang pada akhirnya membentuk
sebuah bidang baru dalam dunia engineering yaitu CFD (Computational Fluid
Dynmnics). CFD sering disebut sebagai the third approach untuk melengkapi dua
bidang lainnya, yaitu pure theory dan pure experiment. Dengan CFD, proses
eksperimen dapat diminimalisir. Hal ini membantu menghemat biaya, tenaga dan
waktu dengan hasil yang cukup memuaskan, walaupun pada kenyataannya
telmolcgi CFD ini tetap memiliki keterbatasan.
Dalam penelitian ini, dipergunakan salah satu software CFD, yaitu
ANSYS 5.4 untuk melakukan simulasi mencari efisiensi terbaik dari air siphon.
Dalam simulasi ini, digunakan kombinasi dari perbandingan diameter nosel dan
diameter ruang pencampuran (dl) = 0,236 dan 0.250), dan diameter saluran hisap
(6 mm, 8 mm, 10 mm, 12 mm, dan 14 mm) pada tekanan masuk 1 kg/cm2, 2
kg/cm2, dan 3 kg/cm2."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Indra Siswantara
"Air Siphon merupakan salah satu jenis ejector yang mempergunakan udara sebagai fluida penggerak untuk monghisap air sebagai fluida hisap. Seperti ejector, Air Siphon tidak mempunyai bagian yang berputar sehingga tidak diperlukan pelumasan dan dapat meminimalisasi terjadinya getaran. Selain itu, konstruksinya sederhana dan juga mudah dalam pengoperasiannya. Efisiensi dan air siphon dipengaruhi oleh beberapa hal seperti jenis fluida penggerak dan fluida hisap yang dipergunakan, yang mana hal ini berhubungan dengan transfer momentum. Selnin itu, konstruksi dari air siphon sangatlah berpengaruh terhadap unjuk kerja dari alat ini.
Sementara perkembangan dari komputer, baik hardware maupun sofware, melaju dengan tingkat kecepatan yang menakjubkan. Salah satu software yang berkembang pesat, adalah software simulasi yang sangat membantu perkembangan dunia engineering yang pada akhimya membentuk sebuah bidang baru dalam dunia engineering yaitu CFD (Computational Fluid Dynamics). CFD sering disebut sebagai the third approach untuk melengkapi dua bidang lainnya, yaitu pure theory dan pure experiment, Dengan CFD proses eksperimen dapat diminimalisir. Hal ini membantu menghemat biaya, tenaga dan waktu dengan hasil yang cukup memuaskan, walaupun pada kenyataannya teknologi CFD ini tetap memillki keterbatasan
Dalam penelitian ini, dipergunakan salah satu software CFD, yaitu ANSYS 5.4 untuk melakukan simulasi mencari efisiensi terbaik dari air siphon. Dalam simulasi ini, digunakan kombinasi dari perbandingan diameter nose dan diameter ruang pencampurau (d/D 0.286 dan 0.250), dan diameter saluran hisap (6 mm, 8 mm, 10 mm, 12 mm, 14 mm)pada tekanan masuk 1 kg/cm^2, 2 kg/cm^2, dan 3 kg/cm^2."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>