Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46921 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhana Isworo
"
ABSTRAK
Pemanfaatan besi tuang sebagai material teknik saat ini telah berkembang dengan pesat. Penelitian tentang besi tuang terus dilakukan untuk mendapatkan sifat-sifat mekanis yang lebih baik. Salah satu jenis besi tuang yang banyak digunakan, termasuk sebagai material otomotif, adalah besi tuang nodular.
Material ini banyak dipilih karena mempunyai sifat mekanis dan sifat fisik (Mechanical and Physical Properties) yang sangat baik, serta dapat menggantikan komponen baja. Salah satu pemanfaatan besi tuang nodular dalam bidang otomotif adalah sebagai material Crank Shaft.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan sifat ketahanan fisik yang dimiliki material besi tuang nodular tanpa penambahan unsur Cu yang dilakukan proses nomlalisasi dan material besi tuang nodular dengan penambahan unsus Cu sekitar 1% tanpa dilakukan proses nonnalisasi sebagai material Crank Shalt.
Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian fatik untuk (1) material besi tuang nodular tanpa penambahan unsur Cu yang dinormalisasi ; (2) material besi tuang nodular dengan penambahan sekltar 1% unsur Cu tanpa dilakukan proses normalisasi- Pengujian dilakukan dengan mesin uji Rotating Bending Fatigue Compiitely Reversed Stress (R = -1) pada kodisi STP. Metode pengujian dilakukan sesuai standar JIS 2273 dan ukuran sampel uji sesuai standar JIS 2274.
Hasil yang didapat dari pengujian kedua material tersebut temyata menunjukkan sifat ketahanan lelah yang berbeda, dimana batas kekuatan fatik (Fatigue Limit) lebih tinggi sekitar 59% dari pada material tanpa penambahan unsur Cu yang dinormalisasi Sedangkan dari gralik S - log N terlihat bahwa umur fatik (Fatigue Liife) material dengan penambahan unsur Cu tanpa dilakukan proses nomlalisasi lebih lama dari pada material tanpa penambahan unsur Cu yang dlnormalisasi serta material besi tuang nodular dengan penambahan Cu sekitar 1% layak sebagai material Crank Shaft.
"
1997
S36205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrimeda Fatahamubina
"Besi tuang nodular saat ini menjadi suatu material alternatif pengganti baja. Hal ini disebabkan karena berbagai kemudahan dan keunggulan yang diberikan oleh besi tuang nodular. Sampai saat ini masih banyak usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan dari besi tuang nodular. Usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan itu antara lain adalah mengubah matriks dari besi tuang nodular dengan menggunakan proses perlakuan panas atau menambahkan unsur tertentu Hal ini sangat dibutuhkan untuk memberikan suatu material lain pengganti baja, dengan kekuatan yang menyamai baja, tetapi mudah dalam pembuatannya dan dapat digunakan pada aplikasi-aplikasi yang memerlukan kekuatan yang tinggi. Pada penelitian ini akan dilihat beberapa proses yang dapat mengubah matrik dari besi tuang nodular. Proses tersebut adalah nomnalisasi, penambahan unsur Cu, dan austemper. Kemudian diuji sifat mekanisnya untuk menentukan proses manakah yang lebih efektif dililhat dari kekuatan dan proses pembuatan. Penambahan 0,35 % Cu pada besi tuang nodular memberikan hasil matriks yang lebih banyak phase perlit dibanding dengan non Cu dan non Cu normalisasi. Disamping itu nampak dengan nyata perlit 0,35 % Cu lebih halus dibandjngkan dengn non Cu normalisasi. Penambahan Cu juga memberikan hasil yang lebih baik pada proses austemper. Karena dapat memberikan matriks full bainit. Besi tuang nodular hasil austemper ini memiliki kekuatan mekanis yang lebih balk daripada besi tuang hasil normalisasi, karena selain kekuatan tariknya meningkat, regangan dari besi tuang nodular fasa bainit ini juga tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tony Sugiharto
"
ABSTRAK
Besi telah lama dikenal dan dipergunakan oleh manusia sebagai salah satu bahan teknik yang sangat penting. Berbagai aplikasi dapat diwujudkan dengan memanfaatkan material ini, Salah satu jenis logam besi yang banyalc dipergunakan adalah besi tuang nodular. Besi ini memiliki sifat-sifat yang unik. Adanya gratit bulat pada besi tuang nodular menyebabkan besi ini memiliki sifat-sifat seperti baja, kelcuatannya bahkan dapat melebihi baja. Sifat yang menonjol dari besi tuang ini adalah keuletan yang tinggi, lcekuatan tarik yang baik, daya scrap getaran yang baik serta memililci ketahanan aus, ketangguhan dan mampu mesin yang baik, sehingga material ini banyak digunakan sebagai material komponen kendaraan bermotor seperti poros engkol, camshafl, pegas, sistem rem, connecting rod dan komponen lainnya.
Besi tuang nodular yang dibuat harus diketahui dengan jelas sifat-sifat mekanis yang dimilikinya sebelum digunakan untuk aplikasi pada bidang tertentu.
Hal ini penting diketahui, karena erat sekali hubungannya dengan macam aplikasi yang akan dimasukinya. Pemilihan material yang tidak tepat untok suatu aplikasi karena kurang mengetahui sifat-sifat metarial yang dimilikinya bukan saja berdampak secara ekonomi tetapi akan lebih parah lagi jika penerapan material tersebut erat kaitannya dengan keselamatan pengguna Untuk itu diporlukan suatu serangkaian pengujian, untuk mcngetahui karakteristik, atau sifat-sifat suatu meterial.
Penelitian dimulai dengan melakukan prosss pengecoran logam (casting)
FCDSO di PT. Geteka Funindo, Pulogadung dengan penambahan 0,18 %Cr, 0,2%
Mo dan 1% Ni, kemudian dilanjutkan dengan melakukan serangkaian pengujian, antara lain : pengujian kekerasan, pengujian tarik, pengujian irnpak dan pengujian metalografi. Benmk dan ukuran sampel pengujian menggunakan standar ASTM A536-84 dan ASTM A327M-91. Pengujian sampel dilakukan pada kondisi as-cast, austenisasi 800 dan 900°C dengan ternperatur austemper 300 dan 400°C dengan waktu tahan 15, 30 dan 45 menit. Hasil pengujian yang diperoleh dismalisa dengan pendekatan kepustakaan. Dari hasil pengujian kekerasan terhadap besi tuang nodular FCD50 dengan temperatur austemper yang berbeda, menuxqukkan bahwa temperatur austenisasi dan austemper sangat berpengaruh terhadap sifat kekerasan besi tuang nodular. Pada perlakuan panas austenisasi soo°C pemanasau tidak mencapai temperatur kritis, akibatnya pada proses austemper 300 dan 400°C tidak terjadi pembahan fasa dari ferit-perlit menjadi bainit., tetapi. hanya terjadi terurainya karbida Fe3C menjadi 3Fe(o.) + C, sehingga karbida berkurang dan struktur ferit lebih banyak terbentuk, hal ini akan menumnkan kekerasan, penurunan kekuatan tarik bahan dan peningkatan elongasi besi tuang nodular tersebug perbedaan waktu tahan tidak begitu berpengaruh terhadap kekerasan. Pada austenisasi 900°C dengan allstemper 300 dan 400°C terjadi perubahan fasa rnenjadi bainit, sehingga didapati nilai kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi as-cast, terjadi peningkatan kekuatan tarik bahan, namun teljadi penurunan elongasi bahan.
Secara umum proses perlakuan . panas austenisasi dan austemper menyebabkan peningkatan sifat mekanis meterial.
"
1997
S36206
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Banuadji
"Penggunaan besi tuang nodular di dunia industri semakin berkembang karena sifat mekanisnya lebih baik dari besi tuang yang lain. Sifat mekanik BTN dapat ditingkatkan dengan menguhah matriknya melalui proses austemper menjadi Austemper Ductile Iron (ADI), disamping itu dapat juga ditingkatkan dengan penambahan unsur paduan. Dalam penelitian ini digunakan BTN yang memiliki kandungan unsur paduan Nikel dan Molybdenum sebagai material sampel dan diteliti pengaruh dan temperature proses Austemper terhadap sifat mekanis BTN yang matriknya dipengaruhi unsur paduan tersebut. Proses austemper yang dilakukan meliputi austenisasi dengan variasi temperatur 800℃ dan 900℃ selama 60 menit dilan.jutkan tempering pada temperatur 300℃ selama 15, 30 dan 45 menit Pengujian tarik, impak dan struktrutur mikro dilakukan untuk menganalisa hasil proses austemper. Hasil penelitian secara umum didapatkan; unsur-unsur paduan mempengaruhi pembentukan matriks dan dapat meningkatkan temperature kritis austenisasi, sehingga bila temperatur tersebut belum dicapai akan terjadi penurunan kekuatan tarik yang diikuti penurunan elongasi serta terjadi perubahan struktur mikro dari feri-perlit menjadi bainit. Dan dengan dilakukannya proses austenisasi akan meningkatkan ketahanan impak sedangkan waktu tahan proses austemper tidak memberikan pengaruh yang berarti secara pasti."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hadi Suprasto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Susilo Pristianto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iswadi
"Diantara semua jenis besi tuang besi tuang nodular mempunyai kekuatan lebih tinggi di banding besi tuang kelabu, bahkan dapat menyamai kekuatan baja forging. Hal ini terjadi karena grafit patio besi tuang nodular (BTN) berbentuk bulat. Oleh karena itu pemhuatan besi tuang nodular sebagai pengganti baja teras dikembangkan antora lain disebabkan korena proses pembuatan besi tuang nodular lebih mudah dan biaya prodaksinya lebih murah dibandingkan dengan proses pembaatan baja. Salah sant sifat yang menguntungkan patio besi tuang Nodular yaitu dapat dilakukan prases perlakean panas untuk meningkatkan sifat mekanis. Dalam penelitian ini perlakuan panas yang diterapkan yaitu dengan austenisasi patio temperatur 900'C kemudian dilanjutkan dengan perlakuan panas austemper patio temperatur 275, 325, 375, 425, dan 475 'C. Hasil dari proses ini menghasilkan besi ADI (Austemper Ductile Iron) Besi AD! ini memiliki sifat-sifat yang lebih unggul dibandingkan baja, diantaranya: kekuatan, ketahamm aus, keuletan, ketangguhan, mampu pennesinan, kemampuan menyerap getaran (damping capacity) yang lebih baik, dan berat specifik dari besi ADl ini lehih ringan dibandingkan dengan baja. Besi ADI dewasa ini banyak diaplikasikan pada pembuatan kamponen mesin yang memerlukan kekuatan tinggi, dan memiliki keuletan yang baik. Di antara aplikasi ADI di bidang automotive yaitu : poros engkol (crank shtift), roda gigi, dan batang penggerak Perlakuan panas yw1g dilakukan pada penelitian ini diharapkan menghasilkan besi ADI (Austemper Duciile Iron) yang memiliki kambinasi sifat mekanis yang baik yaitu kekuatan tarik, kekerasan dan keuletanya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Raymond
"Untuk memperoleh sifat mekanis yang lebih baik, pada besi tuang nodular ini dilakukan proses perlakuan panas austemper untuk menghasilkan besi tuang nodular yang mengandung matriks bainit. Besi tuang nodular yang dianstemper alan Austempered Ductile non (ADI ) memiliki keunggulan sifat mekanis una aibmaingxm dengan besi tuamg lainnya Sifat mekanis besi tuang nodular austemper yang dimiliki tengantung dari temperatur dan waktu tahan proses austemper yang dilakukan. Kondisi perlakuan panas yang dilakukan pada penelitian ini adalah austenisasi pada temperatur 950°C dengan waktu tahan 60 menil, temperatur celup 32.5°C, 375°C dan 425°C dengan waktn tahan 30, 60 dan 90 menit. Dari proses perlakuan panas austemper yang dilakukan, nilaj kekekerasan tertinggi terjadi pada tempernlur austemper 325°C pada W8.l{`l'IJ tahan 30 menit yailu 285 BI-INd engan struktur hainit bawah. Nilai laiu keansan terendah alan nilai ketahanan aus yang tertinggi terjadi pada tempemtur pembentukan bainit bawah 325°C dengan waktu tahan 30 menit yaim 3,78.10" mm3 /mm. Pada foto struktrur mikro terlihat bahwa terjadi perubahan strktur matriks awal (As-Cast) selama kondisi austemper menjadi struktur bainitik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siswandika K.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S41034
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>