Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166289 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ari Bahar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S35975
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ariiq Raihan Shafa
"Migrasi merupakan salah satu praktik yang kerap dilakukan seseorang untuk mencari kesejahteraan hidup. Kondisi asal daerah selalu berhubungan dengan migrasi yang dilakukan. Tujuan dari migrasi pun cenderung beragam, akan tetapi kesuksesan migrasi kerap diproyeksikan dengan pendapatan yang meningkat. Penelitian ini menggunakan metode 2SRI (Two-stage Residual Inclusion) untuk mengestimasi hubungan kondisi latar belakang daerah asal pada migrasi yang dilakukan, kemudian akan dilihat dampak dari migrasi pada tingkat pendapatan. Tahap pertama adalah untuk melihat hubungan dari latar belakang daerah terhadap migrasi, dan tahap kedua adalah melihat keputusan migrasi berdampak pada tingkat pendapatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa latar belakang daerah yang terbagi atas aspek ekonomi, kesehatan, dan pendidikan secara signifikan berhubungan dengan migrasi yang dilakukan. Ditemukan juga bahwa melakukan migrasi memiliki tingkat pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tidak migrasi. Pembagian sampel ke dalam asal pulau, asal daerah, dan jenis kelamin memiliki hasil estimasi yang beragam. Hampir seluruh estimasi menyatakan bahwa migrasi meningkatkan tingkat pendapatan kecuali bagi individu yang berasal dari desa. Oleh karena itu, meskipun migrasi adalah solusi mengejar mimpi ataupun lari dari keputusasaan. Akan tetapi tidak selamanya migrasi ini berdampak positif pada pendapatan. Sehingga tidak seluruh individu dapat dibebaskan untuk melakukan migrasi, perlu adanya kebijakan yang beragam terkait migrasi untuk kondisi daerah yang berbeda.

Migration is a common practice for individuals seeking a better quality of life. The conditions of the originating region are always related to the migration undertaken. The goals of migration tend to vary, but the success of migration is often projected through increased income. This study uses the 2SRI (Two-stage Residual Inclusion) method to estimate the relationship between the background conditions of the originating region on the migration undertaken and then examines the impact of migration on income levels. The first stage is to see the relationship between the background conditions of the region and migration, and the second stage is to see how the decision to migrate impacts income levels. The results of the analysis show that the background conditions of the region, divided into economic, health, and educational aspects, are significantly related to the migration undertaken by an individual. It is also found that migrants have higher income levels compared to non-migrants. The sample is divided by island origin, regional origin, and gender, yielding varied estimation results. Almost all estimations indicate that migration increases income levels, except for individuals from villages. Therefore, although migration is a solution to pursue dreams or escape despair, it does not always have a positive impact on income. Thus, not all individuals should be free to migrate; diverse policies related to migration are needed for different regional conditions"
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Ayu Ambarwati
"Penelitian jumlah kromosom Asteraceae di lingkungan Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok telah dilakukan sebelumnya pada tahun 2013. Dilaporkan bahwa jumlah kromosom 8 dari 21 spesies Asteraceae yang ada di lingkungan tersebut telah berhasil dihitung, dan 5 di antaranya memiliki variasi jumlah kromosom. Penelitian ini dilakukan untuk melengkapi data jumlah kromosom Asteraceae yang ada di lingkungan Kampus UI Depok. Telah dilakukan penghitungan jumlah kromosom ujung akar Porophyllum ruderale, Youngia japonica, Cosmos caudatus, Synedrella nodiflora, Ageratum conyzoides, Cyanthillium cinereum, dan Chromolaena odorata pada bulan April hingga Juni 2015. Jumlah kromosom 5 spesies Asteraceae yang berhasil ditentukan adalah Cosmos caudatus (2n=ca.22, 2n=ca.26, 2n=ca.32, 2n=ca.36, 2n=ca.38, 2n=ca.40, dan 2n=ca.44), Synedrella nodiflora (2n=ca.18, 2n=ca.26, 2n=ca.29, 2n=ca.34, 2n=ca.36, 2n=37, 2n=39, dan 2n=40), Ageratum conyzoides (2n=37 dan 2n=ca.42), Cyanthillium cinereum (2n=9, 2n=16, dan 2n=18), dan Chromolaena odorata (2n=ca.40, 2n=ca.44, 2n=57, dan 2n=60). Cosmos caudatus, Synedrella nodiflora, Cyanthillium cinereum, dan Chromolaena odorata bersifat mixoploid. Mixoploidi tidak dapat ditentukan pada spesies Ageratum conyzoides.

Study of chromosome number of Asteraceae at Universitas Indonesia (UI) Campus Depok has been conducted previously in 2013. Result has been reported on chromosome numbers of 8 from 21 Asteraceae species at Universitas Indonesia, and 5 of them have variation in chromosome number. This study was addressed to complete chromosome number data of Asteraceae at Universitas Indonesia Campus Depok. Root tips chromosome counting of Porophyllum ruderale, Youngia japonica, Cosmos caudatus, Synedrella nodiflora, Ageratum conyzoides, Cyanthillium cinereum, dan Chromolaena odorata has been done from April to June 2015. Result shows that 5 species chromosome numbers are Cosmos caudatus (2n=ca.22, 2n=ca.26, 2n=ca.32, 2n=ca.36, 2n=ca.38, 2n=ca.40, and 2n=ca.44), Synedrella nodiflora (2n=ca.18, 2n=ca.26, 2n=ca.29, 2n=ca.34, 2n=ca.36, 2n=37, 2n=39, and 2n=40), Ageratum conyzoides (2n=37 and 2n=ca.42), Cyanthillium cinereum (2n=9, 2n=16, and 2n=18), and Chromolaena odorata (2n=ca.40, 2n=ca.44, 2n=57, and 2n=60). Cosmos caudatus, Synedrella nodiflora, Cyanthillium cinereum, and Chromolaena odorata are mixoploid. Mixoploidy cannot be determined on Ageratum conyzoides."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Rachmawidyadini
"Penelitian ini membahas mengenai hubungan persepsi risiko kerja pergudangan dengan perilaku tidak selamat pada pekerja PT Schenker Petrolog Utama (SPU) di MT Warehouse, Marunda. Persepsi risiko dideskripsikan dengan menggunakan 9 dimensi Paradigma Psikometri oleh Fischoff, sementara 12 Daftar Tindakan Tidak selamat oleh Swartz diadaptasi dalam studi ini untuk melihat perilaku tidak selamat para pekerja.
Waktu penelitian dimulai dari Januari hingga Mei 2014. Melalui alat ukur kuesioner serta observasi langsung terhadap 40 pekerja di MT Warehouse, disimpulkan bahwa persepsi risiko 60% pekerja SPU tergolong kategori kurang baik, sementara mayoritas pekerja (85%) memiliki perilaku tidak selamat.
Berdasarkan hasil statistik, tidak ditemukan adanya hubungan antara persepsi risiko dengan kecenderungan pekerja berperilaku tidak selamat. Walaupun demikian, meningkatkan kemampuan pekerja dalam menilai risiko sangat dianjurkan. Penelitian lanjutan yang memasukkan aspek-aspek lain yang diduga berkontribusi terhadap perilaku tidak selamat juga dapat dilakukan untuk mencari tahu faktor terkait yang signifikan.

This research is aimed to analyze the relation between risk perceptions of working in warehouse with unsafe behavior among workers of PT Schenker Petrolog Utama at MT Warehouse, Marunda. Risk perceptions per se are described with 9 dimensions of Psychometric Paradigm introduced by Fischoff, while 12 Unsafe Acts by Swartz is adapted to view unsafe behavior in this study.
The research was conducted from January to May 2014. Using questionnaire and direct observation on 40 workers at MT Warehouse, it can be perceived that the risk perception of 60% of workers was poor and 85% of workers? behaviors were categorized as unsafe.
Based on statistic data, no correlation found between risk perceptions and unsafe behavior of these workers. Nevertheless, increasing the ability of workers to measure risks is highly advised. Further research is also suggested to include other aspects allegedly contribute to unsafe behavior in order to identify related significant factors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ihsan Wardawati
"ABSTRAK
Latar Belakang: Tinea pedis adalah dermatofitosis pada kaki terutama pada sela-sela jari kaki dan telapak kaki, tersering terdapat diantara jari IV dan V. Penyebab tersering adalah Trichophyton rubrum, Trichophyton mentagrophytes dan Epidermophyton floccosum. Penyakit ini sering terjadi pada pekerja yang harus menggunakan sepatu tertutup yang mengakibatkan kondisi kaki menjadi lembab. Beberapa faktor risiko Tinea pedis adalah perilaku higiene pada kaki yang buruk, penggunaan sepatu tertutup yang lama setiap hari, lingkungan kerja panas, pemakaian kaos kaki ketika bekerja dan paparan jamur dermatofit.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui gambaran model prediksi risiko kejadian tinea pedis pada pekerja laki-laki di lingkungan panas sehingga diharapkan dapat menurunkan angka tinea pedis di pabrik elektronik PT X Tangerang.
Metode penelitian : Penelitian ini memakai pendekatan desain kasus kontrol. Subyek penelitian adalah pekerja laki-laki di daerah produksi dengan lingkungan kerja panas dan menggunakan sepatu safety sebanyak 46 orang. Data dikumpulkan dengan wawancara dan pemeriksaan fisik secara langsung. Subyek yang mengalami gejala klinis tinea pedis diambil sampel kerokan kulit. Hasil kerokan kulit dibawa ke laboratorium untuk diuji dengan menggunakan pemeriksaan KOH. Variabel terikat yaitu kejadian penyakit tinea pedis. Variabel bebas terdiri dari lingkungan panas, umur, pendidikan, status gizi, masa kerja pengetahuan higiene pada kaki, perilaku higiene pada kaki, kondisi kaos kaki, kaos kaki bau, kaos kaki lembab, kaos kaki kotor, kondisi safety shoes, sepatu safety bau, sepatu safety lembab dan sepatu safety kotor. Hasil penelitian dilakukan analisa univariat, bivariat dan multivariat untuk mengetahui faktor risiko kejadian tinea pedis pada pekerja laki-laki di lingkungan panas.
Hasil : Hasil uji kerokan kulit diperoleh sebanyak 23 orang mengalami tinea pedis. Hasil analisis bivariat dengan Chi square didapatkan 5 variabel yang bermakna yaitu Kondisi sepatu, sepatu bau, sepatu lembab, sepatu kotor dan kondisi kaos kaki dengan p< 0,05 dan satu variabel <0,25 yaitu masa kerja. Dari analisis multivariate uji regresi logistik didapatkan variabel yang nilai p nya < 0.05 adalah sepatu lembab dengan nilai p = 0.002. Dengan perhitungan maximum likelihood didapatkan nilai 0.743. Artinya probabilitas maksimal seorang pekerja dengan sepatu lembab sebesar 74.3% untuk terjadinya tinea pedis.
Kesimpulan: Model prediksi risiko kejadian tinea pedis pada pekerja laki-laki dilingkungan panas adalah sepatu lembab dengan probabilitas maksimal sebesar 74.3% untuk terjadinya tinea pedis

ABSTRACT
Background: Tinea pedis is dermatophytosis on the feet, especially on the between the toes and soles of feet, there are between the most frequent finger IV and V. Commonest cause is Trichophyton rubrum, Trichophyton mentagrophytes and Epidermophyton floccosum.The disease is frequently happens in workers who have to using enclosed shoes which resulted in feet becomes humid conditions. Several risk factors Tinea pedis is the behavior of on the bad foot hygienic, the use of closed shoes which long time each day, the heat working environment, usage socks at work and exposures of dermatophyte fungi. The purpose of this research was to know the description occurrence risk prediction model of tinea pedis on the male employees at heat environments which we expect will reducing the number tinea pedis at electronics factory PT X Tangerang.
Methods: This research used case-control design approaches. Research subjects are male employees at the production area with the heat working environment and using of safety shoes as many as 46 persons. The data collected with interviews and directly of physical examination. Subjects were experiencing a clinical symptoms of tinea pedis be taken samples the skin scrape. The results of the skin scrape brought to the laboratory for been tested by using a KOH examination. Bound variable i.e. occurrence of disease tinea pedis. Independent variable consisted from the heat environmental, ages, educational, the nutritional status of, years of knowledge on the feet hygienic, hygienic behavior of on the feet, condition of socks, smelly socks, socks humid, dirty socks, condition of safety shoes, Safety footwear is stink, humid and is Safety footwear is dirty. The results of research carried unvaried analysis, bivariate and multivariate to determine the risk factors of tinea pedis on the male employees at heat environments.
Results: Result showed from tested skin scrapping is 23 people have tinea pedis . The results of bivariate analysis with Chi square found 5 significant variables, those are conditions of the shoes, stinky shoes, damp shoes, dirty shoes and conditions of socks with p <0.05 and one additional variable <0.25 is working period. The results of multivariate analysis with logistic regression test found p value <0.05 was damp shoes with p = 0.002. The results of calculations maximum likelihood obtained value is 0.743. It means the maximum probability of a worker with damp shoes at 74.3% to the occurrence of tinea pedis.
Conclusion: Risk prediction models of tinea pedis in the male workers at heat working environment is damp shoes with maximum probability of a worker at 74.3% to the occurrence of tinea pedis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T58876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Putri
"Penelitian ini menggunakan pengukuran tidak langsung yaitu dengan mengukur denyut nadi pada arteri radial di pergelangan tangan Pekerja Rumah Tangga (PRT). Pengukuran denyut nadi menggunakan metode 10 denyut lalu dikonversikan menjadi satuan energi dan mengklasifikasikannya dalam beban kerja. Denyut nadi yang diukur adalah Denyut Nadi Kerja (DNK) dan Denyut Nadi Istirakat (DNI). Selain itu, Peneliti menggunakan analisis dari hasil Persentase Cardiovascular Strain yang dimiliki oleh PRT, serta melakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui karakteristik dan aktivitas dari PRT.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar energi yang dikeluarkan dan beban kerja yang dialami oleh PRT dalam melakukan aktivitas fisik dari tugas-tugas rumah tangga yang dikerjakannya sehari-hari.
Hasil dari penelitian ini menunjukan sebagian besar pengeluaran energi dan beban kerja yang dialami oleh PRT berada dalam klasifikasi "Sedang", akan tetapi ditemukan 2 dari 31 PRT yang memiliki beban kerja dalam klasifikasi "Berat". Diketahui bahwa selain memiliki tugas untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga, 2 pekerja tersebut juga memiliki tugas untuk mengasuh balita.

The research describes energy expenditure and workload of Domestic Workers in Depok Mulya Residence, Depok, West Java. This study uses indirect measurement which is to measure the heart rate on the radial artery in the wrist of Domestic Workers. Pulse measurement using ?10 pulse method? then converted into energy units and classifies into the workload category. In addition, researchers use the analysis of the results of the Cardiovascular Strain Percentage owned by Domestic Workers. Besides, researches interviews use a questionnaire to determine the characteristics and activities of the Domestic Workers.
This purpose of research is to find out how much energy is expended and the workload experienced by domestic workers in physical activity from household in everyday activity.
The results of this study are the energy expenditure levels and workload experienced by domestic workers is classified as "Moderate". However, it was found that 2 of 31 domestic workers have a ?Heavy workload? because of not only having a task to do household, the two workers also have a duty to care for a toddler.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56424
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetio Nugroho
"Penelitian ini membahas tentang Bilangan Reynolds pada dua fasa dari hasil percobaan dengan refrigeran berbeda. Percobaan dilakukan pada kondisi perpindahan panas konveksi didih pada kanal mini horizontal dengan refrigeran R-290 dan R-600a. Test section terbuat dari pipa stainless steel dengan diameter dalam 3 mm, panjang 1000 mm dan dipanaskan secara merata di sepanjang pipa tersebut dengan heat flux divariasikan antara 5 kW/m2 sampai dengan 8 kW/m2.
Dari penelitian didapat perubahan temperatur yang terjadi pada dinding dalam test section dengan metoda konduksi dan Nilai Reynolds number dibandingkan dengan kualitas Massa Uap. Fluktuasi Nilai Reynolds number menggambarkan kondisi aliran tiap fasa didalam test section.
Dari hasil perbandingan dua Reynolds number untuk masing-masing refrigeran, Isobutana memiliki nilai Reynolds number lebih rendah dibandingkan dengan Propana pada kondisi mass flux dan heat flux yang relatif sama. Nilai Reynolds number ini selanjutnya akan digunakan untuk menentukan Chisolm Number dalam menghitung friction multiplayer.

This study discusses the Reynolds Number of two phase flow in Horizontal Mini Channel. Experiments were performed on the convective boiling in Horizontal minichannel with R-290 and R600a. The test section was made of stainless steel tube with inner diameter of 3 mm, length of 1000 mm and it is uniformly heated along the tube with heat flux was varied from 5 kW/m2 up to 8 kW/m2.
From the experiments, taken data was results the temperature of test section inner diameter and Reynolds Number of liquid phase and gas phase. The Reynolds Number represent flow of the two phases in test section.
Comparison of Reynolds Number from the two refrigerant shows that Isobutana have better value than Propana since its Reynolds Numbers is lower than Propana in similar mass flux and heat flux condition. Based on the Reynolds Number, Chisolm Number will concluded to determine two phase friction multiplayer.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43545
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
R. Danardono Agus Sumarsono
"ABSTRAK
Pengujian awal untuk peningkatan angka setana pada solar yang dicampur dengan aditif dari bahan baku kelapa sawit telah berhasil dilakukan sebelumnya. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian unjuk kerja dan gas buang dari 3 jenis komposisi campuran solar-aditif tersebut (0,5 %, 1,0% dan 1,5% dari volume) dibandingkan dengan bahan bakar solar murni. Peningkatan konsumsi bahan bakar untuk semua komposisi campuran terjadi pada saat kondisi mesin tanpa beban. Sebaliknya pada saat pembebanan dilakukan, penurunan konsumsi terbesar terjadi sekitar 10,47% untuk komposisi aditif O,l%. Emisi CO dan C02 terendah dihasilkan dari komposisi aditif 0,1 %, untuk HC terendah pada komposisi aditif 0,5%. Sedangkan emisi 02 terjadi peningkatan untuk semua komposisi aditif. Kebisingan menurun sekitar maks 2,3% untuk seluruh komposisi aditif."
Fakultas Teknik , 2003
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Rahmadi Putra
"ABSTRAK
Kerugian jatuh tekanan (pressure drop) memiliki kaitan dengan koefisien
gesek dan merupakan hal penting dari sistem aliran fluida di dalam pipa karena
berhubungan dengan penggunaan energi. Air murni merupakan salah satu dari
fluida-fluida sederhana yang digunakan pada penelitian kerugian jatuh tekan. Air
merupakan fluida newtonian dimana viskositasnya hanya berpengaruh oleh
perubahan temperatur.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kerugian jatuh tekan dan
karakteristik yang terjadi pada penampang pipa bulat dengan Æ sebesar 2mm,
Bilangan Reynolds dan koefisien gesek. Aliran fluida memiliki karakteristik
pokok (laminer atau turbulen). Nilai Bilangan Reynolds 2000-4000 menunjukan
aliran laminer dan diatas nilai 4000 menunjukan turbulen. Nilai Bilangan
Reynolds yang tinggi berarti ada kecepatan aliran yang tinggi, perluasan fluida
dan viskositas yang kecil. Gesekan antara fluida dan dinding pipa dapat diabaikan
karena yang digunakan adalah pipa mulus dan koefisien gesek adalah antara
partikel fluida yang diam dan yang bergerak.
Dari pengujian ini didapatkan data debit aliran, perbedaan ketinggian air,
kecepatan aliran dan viskositas fungsi temperatur. Spesifikasi dari alat pengujian
yang diperlukan juga didapatkan untuk diolah menggunakan persamaanpersamaan
empiris sehingga didapatkan hasil pengolahan, tampilan grafik hasil
pengolahan yang akan dibandingkan dengan grafik secara teoritis. Grafik yang
ditampilkan merupakan hubungan antara Bilangan Reynolds dan koefisien gesek
dimana semakin kecil Bilangan Reynolds (laminer) maka akan semakin tinggi
koefisien gesek. Perbedaan ketinggian air melalui alat ukur (manometer) juga
menunjukan besar kecilnya kerugian energi tersebut. Semakin tinggi perbedaan
ketinggian air antar tiap titik alat pengukur tekanan maka kerugian energi semakin
besar.

ABSTARCT
Pressure drop has a relavancy with the coefficient of friction adn it?s
significant case of the system of fluid rate in the pipeline cause it?s related with
energy consumption. Pure water is one of plain fluids used on pressure drop
research. Water is newtonian fluid which its viscosity depends on temperature
change only.
This research done in order to understand the pressure drop occurs at fluid
rate and the characteristic from of round pipe with Æ = 2 mm, Reynolds Number
and coefficient of friction. Fluid rate has a fundamental characteristic (laminar or
turbulent). The value of Reynolds Number 2000 up to 4000 appears the laminar
rate and more than 4000 for turbulent. High value of Reynolds Number appears
high velocity of fluid rate, fluid expansion and low viscosity. Friction between the
fluid and the pipe wall can be neglected because the pipe used in this research is a
smooth pipe and friction is between static fluid and moving fluid.
From the research obtains the capacity of rate, difference of water height,
velocity of rate and viscosity depended on temperature change. Specification of
the equipment required is also getting to processing that uses empirical equations,
so it will get the processing result, processing result graphic will be compared
with the theoritical graphic. The graphic being appeared is relation between
Reynolds Number and coefficient of the friction, where on teh wane of Reynolds
Number (laminar), so then the coefficient of friction increased. A difference of
water height through the measuring instrument (pressure gauge) also appears
amount of losses. The higher a difference of water height inter each point of
pressure gauge, so the losses become bigger."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42251
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Primadya Putra
"Kerugian jatuh tekanan (pressure drop) memiliki kaitan dengan koefisien gesek dan merupakan hal penting dari sistem aliran fluida di dalam pipa karena berhubungan dengan penggunaan energi. Air murni merupakan salah satu dari fluida-fluida sederhana yang digunakan pada penelitian kerugian jatuh tekan. Air merupakan fluida newtonian dimana viskositasnya hanya berpengaruh oleh perubahan temperatur. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kerugian jatuh tekan yang terjadi pada aliran fluida dengan penambahan serat abaca. Dari pengujian ini didapatkan data debit aliran, perbedaan ketinggian air, dan kecepatan aliran. Spesifikasi dari alat pengujian yang diperlukan juga didapatkan untuk diolah menggunakan persamaan-persamaan empiris sehingga didapatkan hasil pengolahan. Tampilan grafik hasil pengolahan akan dibandingkan dengan grafik secara teoritis. Grafik yang ditampilkan merupakan hubungan antara bilangan Reynolds dengan beda tekanan dan bilangan Reynolds dengan koefisien gesek.

Pressure drop has a relevancy with the coefficient of friction and it?s significant case of the system of fluid rate in the pipeline cause it?s related with energy consumption. Pure water is one of plain fluids used on pressure drop research. Water is newtonian fluid which its viscosity depends on temperature change only. This research done in order to understand the pressure drop use abaca fibres. From the research obtains the capacity of rate, difference of water height, and velocity of rate. Specification of the equipment required is also getting to processing that uses empirical equations, so it will get the processing result. Processing result graphic will be compared with the theoritical graphic. The graphic being appeared is relation between Reynolds number with difference of pressure and Reynolds number with coefficient of the friction."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42155
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>