Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84370 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S36006
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saddam Abdul Azziz
"Industri galangan kapal menghasilkan produk seperti bangunan apung, struktur bangunan lepas pantai, dan kapal, termasuk kapal ikan. Namun pembuatan sebuah kapal memerlukan waktu lama dan cukup mahal dikarenakan bentuk lambung kapal yang streamline sehingga memerlukan proses bending. Maka dibuat sebuah alternatif yaitu berupa kapal pelat datar dengan tujuan untuk memudahkan proses manufaktur sehingga proses produksi kapal dapat dilakukan di galangan kecil dan dapat menekan biaya. Pada penerapannya kapal pelat datar jenis monohull yang berbentuk V memiliki stabilitas yang kurang baik saat berlayar. Maka dibuat sebuah desain kapal pelat datar dengan jenis semi trimaran sebagai solusi dari masalah tersebut. Namun perubahan jenis lambung ini tentunya akan berpengaruh kepada nilai hambatan total kapal. Pada penelitian ini dirancang suatu kapal ikan pelat datar semi trimaran 5 GT dengan variasi sudut semi trimaran 0°, 10°, dan 15° yang akan diuji nilai hambatan totalnya pada kondisi pembebanan saat kapal berangkat (kondisi 1), telah menangkap ikan (kondisi 2), dan saat pulang (kondisi 3). Pengujian ini dilakukan pada kecepatan 6 – 10 knot dengan menggunakan software Maxsurf Resistance dan ANSYS Fluent. Hasil dari simulasi didapatkan bahwa kapal dengan variasi sudut trimaran 0° memiliki nilai hambatan total paling kecil pada kecepatan 10 knot kondisi 2 yaitu 4992.9 N
The shipbuilding industry produces products such as floating structures, offshore, and ships, including fishing vessels. However, making a ship takes a long time and is quite expensive due to the streamlined hull shape that requires a bending process. Then an alternative was made in the form of a flat plate vessel with the aim of facilitating the manufacturing process so that the ship production process can be carried out in small shipyards and can reduce costs. In its application, the V-shaped monohull type flat plate vessel has poor stability while sailing. Then made a flat plate vessel design with semi trimaran type as a solution to this problem. However, this change in the type of hull will certainly affect the total resistance value of the ship. In this study, a 5 GT semitrimaran flat plate fishing vessel was designed with a semi trimaran angle variation of 0°, 10°, and 15° which will be tested for the total resistance value under loading conditions when the ship departs (condition 1), has caught fish (condition 2 ), and on return (condition 3). This test was carried out at a speed of 6 – 10 knots using Maxsurf Resistance and ANSYS Fluent software. The results of the simulation show that the ship with a semi trimaran angle variation of 0° has the smallest total resistance value at a speed of 10 knots in condition 2, which is 4992.9 N."
Depok : Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Antoni Bodwan
"Salah satu metode pemulihan solusi gaya dalam metode elemen hinggayang paling baru adalah metode Polynomial Preserving Recovery (PPR) yang diperkenalkan oleh Zhang (2004). Metode PPR merupakan metode pemulihan superconvergent dengan menggunakan patch sebagai media perhitungan seperti yang juga digunakan dalam metode Superconvergent Patch Recovery (SPR) yang sudah lebih dulu dikenal sebagai metode pemulihan dengan kinerja bagus.
Uji numerik implementasi metode tersebut perlu dilakukan dalam mengestimasi error metode elemen hingga untuk pelat lentur dengan elemen MITC. Dalam penelitian ini uji numerik akan dilakukan dengan penghalusan jaringan elemen (mesh) tipe-h secara seragam dan adaptif. Hasil pengujian tersebut akan dibandingkan dengan tiga metode pemulihan gaya dalam lainnya yaitu metode SPR, metode REP, metode rata-rata langsung, dan metode proyeksi.
Program utama yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan uji numerik dimaksud adalah program UI-FEAP yang telah disertai subrutin formulasi elemen MITC dan Error Estimator Z2 yang ditulis dalam bahasa FORTRAN hasil penelitian peneliti lain sebelumnya. Penulis menambahkan subrutin yang terkait dengan perhitungan metode PPR.

One of the newly-published recovery methods in finite element method is the Polynomial Preserving Recovery (PPR) introduced by Zhang (2004). It is a superconvergent recovery method using patch as recovery media as done by Superconvergent Patch Recovery (SPR), which has been well known as a good recovery method.
A numerical study of the implementation of this method shall be carried out to estimate error in finite element analysis using MITC element. In this research, the numerical study will be performed by both uniform and adaptive h type mesh refinement. The result will be compared with three other recovery methods, i.e. SPR method, REP method, averaging method, and projection method. The main program to be used in the numerical study will be the UI-FEAP program, which has been enriched with MITC and Z2 error estimator subroutines written in FORTRAN programming language by other researchers. The subroutines related to PPR method shall be added in this regard.;One of the newly-published recovery methods in finite element method is the Polynomial Preserving Recovery (PPR) introduced by Zhang (2004). It is a superconvergent recovery method using patch as recovery media as done by Superconvergent Patch Recovery (SPR), which has been well known as a good recovery method.
A numerical study of the implementation of this method shall be carried out to estimate error in finite element analysis using MITC element. In this research, the numerical study will be performed by both uniform and adaptive h type mesh refinement. The result will be compared with three other recovery methods, i.e. SPR method, REP method, averaging method, and projection method. The main program to be used in the numerical study will be the UI-FEAP program, which has been enriched with MITC and Z2 error estimator subroutines written in FORTRAN programming language by other researchers. The subroutines related to PPR method shall be added in this regard.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26676
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Katili, Irwan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
624.177 65 IRW a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fattah
"Kapal pelat datar merupakan salah satu kapal inovatif dalam pembuatan kapal dimana pembuatannya tidak membutuhkan pelengkungan pelat yang membutuhkan waktu cukup lama. Semi trimaran adalah konsep dari kapal trimaran yang memiliki stabilitas yang baik pada saat kondisi tertentu diperlukan stabilitas yang baik dan kondisi tertentu sebagai kapal cepat. Namun kapal pelat datar memiliki tantangan pada segi hambatan dikarenakan dengan bentuk yang berbeda dengan kapal biasanya yang berbentuk streamline. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya hambatan kapal pelat datar semi trimaran. Penelitian dilakukan dengan dua metode, yaitu metode eksperimen dan simulasi software. Metode eksperimen dilakukan dengan cara melakukan pengujian tarik pada kapal model dan simulasi software dengan cara menghitung besar hambatan dengan software maxsurf resistace. Penelitian dilakukan dengan cara membandingkan hambatan pada kapal model pelat datar dengan kapal streamline. Dari hasil penelitian didapatkan besarnya perbedaan hambatan pada kedua kapal pada pengujian tarik adalah 27 pada 40V dan 20 pada 45V. Pada simulasi software, perbedaan hambatan terserbesar adalah 26 pada froude number 0,4.

Flat plate vessels is one of innovative ship in vessel manufacture, where plate is didn rsquo t need of bending process which need a long time. Semi trimaran is concept from trimaran vessels which have good stability when needed and as fast vessels. But flat plate vessels have challenge in resistance because have different shape in common vessel where usually have streamline shape. This research to find out resistance in flat hull vessel semi trimaran. This research do with two methods, which is experiment and software simulation. Experiment method is with towing test for ship models and software simulation with calculate the resistances with maxsurf resistance. This research is do with compare the resistance of flat hull vessel and streamline vessel models. Result for towing test is flat hull ship have bigger resistance with the difference of resistance 27 for 40v and 20 for 45V. For software simulation show the biggest difference of resistance is 26 in 0,4 froude number."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mekani Dewasari
"Tulisan ini adalah untuk menunjukkan bagaimana mengestimasi kesalahan dari solusi elemen hingga dan bagaimana memperkecil kesalahan tersebut dengan cara membentuk jaringan adaptif berdasarkan estimator kesalahan Zienkiewicz-Zhu atau Z2 pada pelat lentur. Estimator kesalahan ini berbasiskan pada pemulihan gaya dalam terhadap hasil solusi elemen hingga yang nonkontinu menjadi kontinu Estimator ini akan diimplementasikan pada program UI-FEAP, sehingga dengan contoh yang ada kita dapat melihat, bagaimana ia dapat menyelesaikan berbagai masalah analisis struktur pada pelat lentur dengan menggunakan elemen MITC dan DKMQ."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T1520
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katili, Irwan
"Elemen T3y2 adalah elemen pelat lentur sederhana yang mempunyai tiga nodal dan 3 derajat kebebasan per nodal. Elemen ini diformulasikan berdasarkan teori pelat Reisnnber Mindin dan model peralihan dalam memformulasikan matriks kekakuannya. Kesedaerhanaan elemen ini terlohat dari sedikitnya jumlah total deraja kebebasan dan penggunaan fungsi linier dalam mengaproksimasikan fungsi peralihan dan geometri. Kecepatan konvergensi elemen ini relatif lambat tetapi elemen ini lulus patch test walau mengalami shear locking bila diaplikasikan pada pelat tipis. Meskipun jumlah titik integrasi telah dikurangi, shear locking tidak dapat diatasi sepenuhnya bahkan muncul masalah lain yaitu spurious zero energy modes (SZEM). Uji numerik memperlihatkan masalah SZEM hanya muncul untuk sebuah elemen saja, sedangkan bila jumlah elemen dua atau lebih masalah ini tidak terjadi lagi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
JUTE-XII-4-Des1998-308
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Miftah Dhia Falah
"Kapal pelat datar merupakan salah satu bentuk pengembangan dari kapal konvensional dengan meniadakan proses pelengkungan pada pelat kapal, peniadaan proses pelengkungan ini membuat lambung kapal cenderung tidak streamline. Pada penerapannya kapal pelat datar jenis monohull dengan lambung yang tidak streamline juga memiliki performa stabilitas yang kurang, penambahan cadik dapat menjadi salah satu solusi dalam penggunaan kapal pelat datar jenis monohull ini. Cadik sendiri merupakan bentuk lambung kecil tambahan pada kedua sisi kapal dan sangat umum digunakan pada kapal nelayan tradisional Indonesia untuk meningkatkan performa stabilitas. Namun penambahan cadik tentunya mempunyai potensi untuk menambah nilai hambatan total, terlebih lagi bentuk kapal pelat datar yang tidak streamline ini memiliki karakter nilai hambatan yang lebih besar dari kapal konvensional. Dengan adanya penambahan cadik, interferensi gelombang sangat mungkin terjadi dengan nilai yang berbeda beda bergantung pada konfigurasi jarak clearance dan stagger cadik. Secara umum kapal pelat datar yang tidak streamline ditambah dengan adanya tambahan cadik pada kedua sisinya tentu sangat berpengaruh terhadap hambatan yang dihasilkan dan menjadi tujuan analisis penelitian ini. Pengujian ini dilakukan pada Froude number 0,3 – 0,6 dengan interval 0,1 dan konfigurasi jarak clearance 2, 2,5; 3 meter dari center line kapal dengan posisi cadik pada bagian tengah (S/L = 0,2) dan belakang (S/L = 0) kapal. Penelitian ini diharapkan dapat memperlihatkan pengaruh penambahan cadik pada kapal ikan pelat datar pada tiap konfigurasi clearance dan stagger terhadap nilai hambatan kapal. Hasil simulasi menemukan bahwa konfigurasi S/L = 0; C/L = 0,182 (2 meter dari center line pada bagian belakang kapal) memiliki nilai rata -rata penambahan hambatan total paling kecil dengan 45,92%.

A flat plate vessel is a form of development from a conventional vessel by eliminating the bending process on the ship's plate; eliminating this bending process makes the ship's hull tend not to be streamlined. In its application, a monohull flat plate ship with a hull that is not streamlined also has poor stability performance; the addition of an outrigger can be one of the solutions for this monohull type flat plate vessel. The outrigger is an additional form of the small hull on both sides of the ship and is commonly used on Indonesian traditional fishing vessels to improve stability performance. However, the addition of outriggers certainly can increase the total resistance value. Moreover, the non-streamlined flat plate hull has a higher resistance value than the conventional streamline hull. With the addition of outriggers, wave interference is very likely to occur with different values depending on the configuration of the outrigger clearance and stagger distance. In general, flat plate ships with a non-streamlined hull and additional outriggers on both sides are certainly very influential on the resulting significant resistance. This research simulation was carried out on Froude numbers 0.3 – 0.6 by 0.1 intervals with clearance configuration distances of 2, 2.5, 3 meters from the centreline of the ship, the outrigger position in the middle of the ship (S/L = 0.2) and at rear (S/L = 0) of the ship. This study is expected to show the effect of adding outriggers on flat plate fishing vessels in each configuration of clearance and stagger to the value of ship resistance. The simulation results found that the configuration S/L = 0; C/L = 0.182 (2 meters from the centreline at the rear of the ship) has a minor average value addition of total resistance with 45.92%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginanjar Satria Putra
"Interpretasi merupakan proses yang penting dalam penentuan posisi dan geometri reservoar. Akan tetapi proses interpretasi dalam PSTM masih memiliki keterbatasan imaging dan mengakibatkan kesalahan dalam interpretasi. Terlebih untuk lapangan yang memiliki variasi kecepatan secara lateral. Variasi kecepatan secara lateral akan mengakibatkan pembelokan sinar gelombang yang mengakibatkan perekaman gelombang tidak hiperbola. Pencitraan bawah permukaan ketika terd apat adanya variasi kecepatan lateral yang besar sehingga menyebabkan terjadinya pembelokan sinar pada batas lapisan, nonhyperbolic moveout, dan struktur lapisan yang kompleks harus dilakukan dengan prestack depth migration (PSDM). PSDM merupakan teknik migrasi sebelum stacking dalam kawasan kedalaman. Dibandingkan PSTM, PSDM lebih memperhatikan travel time. Untuk melakukan PSDM dibutuhkan geometri reflektor dan model kecepatan interval yang mendekati model bumi sebenarnya. Model kecepatan interval yang digunakan masih diasumsikan isotropi sehingga hasil seismik yang dihasilkan belum akurat secara posisi ataupun image. Oleh karena itu dibutuhkan parameter anisotropi untuk memperbaiki masalah tersebut. Jenis anisotropi yang akan digunakan adalah Vertical Transverse Isotropy(VTI) dimana sumbu simetri anisotopi berarah verikal. Parameter anisotopi yang digunakan adalah ε dan δ. Delta (δ) adalah parameter anisotropi gelombang P pada near vertical sedangkan epsilon merupakan parameter anisotropi gelombang P pada near horizontal. Secara praktis, delta (δ) berhubungan dengan level posisi reflekktor sedangkan epsilon lebih berhubungan dengan koreksi far offset yaitu efek hockeystick Dengan melakukan PSDM anisotropi, pemodelan secara vertical dan horizontal akan lebih akurat sehingga diharapkan dapat mengurangi kesalahan dalam interpretasi.

Seismic interpretation is a crusial step in reservoar position and geometri determining. But then interpretation process in PSTM data which has limited on imaging will appear interpretation pitfalls. Moreover for field wich has strong lateral velocity variation. Strong lateral velocity variation will bend the ray which will create unhiperbolic moveout. Imaging subsurface in existence with strong lateral velocity variation causes ray bending at layer boundary, non-hyperbolic moveout, and complex overburden structures needs prestack depth migration (PSDM). PSDM is before stacking migration technique in depth domain. As compared to PSTM, PSDM more does honour to travel time. PSDM needs reflector geometry and interval velocity model which resemble to the sub surface model. The interval velocity model which is used still assumes isotropy condition. It makes imaging is not precise both in position and imaging. Therefore, anisotrophy media assuming is required to solve those issues. Vertical Tranverse Isotropy (VTI) is anisptrophicallly medium approximation with vertical symmetry axis. ε and δ are anisotropic Thomsen parameter which will be applied in this research. Delta (δ) is near vertical P wave anisotropy parameter whereas epsilon (ε) is near horizontal P wave anisotropy parameter. Practically, delta (δ) related with reflector position (well seismic tie) whereas epsilon related with far offset correction called hockeystick effect. Application of anisotropic PSDM with the real data shows significant improvement in lateral and vertical positioning that approaches true model, if compare to isotropic PSDM. The image itself is better than the isotropic PSDM that shows strong and continue reflectors amplitudes
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42247
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rara Rahil Inayah
"Indonesia memiliki wilayah perairan yang cukup luas sehingga membutuhkan banyak kapal patroli untuk menjaga keamanan namun di beberapa daerah memiliki sedikit kapal patroli dikarenakan biaya pembuatan dan produksi yang cukup mahal serta memakan waktu yang lebih lama. Kapal pelat datar bisa menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan produksi kapal patroli. Kapal pelat datar merupakan salah satu desain yang dapat dibuat dengan waktu lebih cepat dibanding desain kapal yang streamline karena tidak memerlukan proses penekukan pelat baja serta biaya yang lebih murah dibanding kapal konvensional pada umumnya. Tujuannya agar kapal ini bisa menjadi icon kapal patroli Indonesia.

Indonesia has a large water area that requires a lot of patrol boats to maintain security but in some areas have few patrol boats because of the cost of manufacture and production is quite expensive and takes a longer time. Flat hull can be one solution to increase patrol boat production. Flat hull is one of the designs that can be made with a faster time than a streamlined hull because it does not require steel plate bending process and the cost is cheaper than conventional ships in general. The goal is this ship can be icon of Indonesia patrol boat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67818
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>