Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11563 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S35485
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36098
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perkembangan industri pesawat terbang di dunia semakin pesat, di mana sudah tampak adanya persaingan antara negara-negara indusri bidang ini. Mengingat kompleksnya kebutuhan pengguna jasa/penumpang, maka dewasa ini peran ergonomi mutlak diperlukan dalam perencanaan interior pesawat sesuai dengan jenis pesawat dan misi penerbangaannya."
MLHA 44-45 (1988)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Saar
"Hovercraft Proto X-2 adalah pengembangan iebih Ianiut daripada Hovercraft Proto X-1 yang teiah ada. Dimana maksud diproduksinya Hovercraft Proto X-2 ini adalah untuk menjadi saiah satu kendaraan altematif daiam mengatasi masalah transportasi di negara kita ini.
Kelebihan Hovercratt ini dibandingkan pendahuiunya, selain memiliki kapasitas angkut yang Iebih juga membutuhkan daya guna yang Iebih tinggi. Sehingga membutuhkan daya mesin yang Iebih besar. Pemanfaatan daya mesin yang lebih besar otomatis membutuhkan dudukan penyangga mesin yang Iebih kuat.
Untuk mengetahui kekuatan penyangga mesin Hovercraft Proto X-2 ini maka periu diiakukan suatu analisa terhadap kekuatan struktur dan dampak dari getaran mekanis yang timbul.
Analisa kekuatan struktur engine mounting Hovercraft Proto X-2 ini dilakukan pada sambungan-sambungan yang terdapat pada struktur, yaitu sambungan las dan mur-baut, akibat dari reaksi pembebanan dari mesin itu Sendiri. Reaksi pembebanan mesin pada struktur dihitung dengan bantuan komputer mempergunakan program SAP'90.
Analisa terhadap dampak getaran mekanis yang timbul didasari untuk mencari nilai konstanta kekakuan pegas dinamis, untuk mendapatkan frekuensi pribadi yang berbeda dengan frekuensi pribadi sistem. Sehingga dapat menghindari resonansi.
Hasil analisa yang dilakukan secara umum membuktikan bahwa struktur engine mounting Hovercraft Proto X-2 sekarang cukup kuat dan memadai, sebagai salah satu faktor penentu kelayakan Hovercraft proto X-2 menjadi kendaraan alternatif."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36788
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S35469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luky Luxasa Sunara
"Penentuan berat maksimum lepas landas take-off merupakan hal yang sangat krusial karena menyangkut banyaknya muatan yang dapat dibawa dengan kondisi pesawat dapat terbang aman sesuai dengan kondisi landasan. Pada penelitian ini bertujuan untuk menentukan berat maksimum lepas landas untuk keperluan operasional penerbangan berdasarkan kondisi landasan. Pendekatan jarak tempuh berdasarkan karakteristik aerodinamis, mesin penggerak serta geometri untuk menentukan berat maksimum lepas landas dengan pesawat kategori komuter dan jumlah penumpang maksimal 19 orang dijelaskan. Perhitungan menggunakan metode numerik berdasarkan kecepatan referensi lepas landas sesuai dengan regulasi CASR 23. Didapatkan persamaan dengan error rata-rata sebesar 1,42 untuk kondisi all engine operative AOE , 1,37 untuk kondisi one engine inoperative OEI dan 0,7 untuk kondisi rejected take-off RTO dalam menentukan berat maksimum lepas landas melalui pendekatan jarak lepas landas berdasarkan kondisi landasan pada ISA 20. Hasil perhitungan dapat digunakan pada wilayah hingga ketinggian 8000 feet pada ISA 20 dengan kondisi permukaan landasan rumput maupun asphalt, terdapat slope hingga 2 baik uphill maupun downhill dan kecepatan angin hingga 10 knots disekitar landasan.

Determination of the maximum take off weight is the important thing, because it concerns the amount of payload that can be taken with the condition of the aircraft can fly safely according to the condition of the runway. The purpose of this study is to determine the maximum take off weight based on the runway condition for the operational purpose. The take off distance approach based on aerodynamic characteristics, powerplant and geometry of the aircraft to determine the maximum take off weight using the commuter aircraft with the maximum number of passanger 19 person is described. A numerical methods is used based on the take off speed schedule in accordance with the regulation of CASR Part 23. The equations are found with an average error of 1.42 for all engine operative AOE conditions, 1.37 for one engine inoperative condition OEI and 0,7 for rejected take off RTO conditions to determining the maximum take off weight through the take off distance approach based on runway conditions at ISA 20. The result can be used in the area up to 8000 feet at ISA 20 with grass and asphalt surfaces condition, slope up to 2 and wind speed up to 10 knots around the runway."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Soempono
"ABSTRAK
PT.IPTN merupakan wahana pengembangan industri yang berteknologi tinggi, sepantasnya bahwa sumber daya manusianya harus dikembangkan melalui pengembangan intelektual, pengembangan intuisi dan pengembangan phisik agar dicapai tenaga kerja yang handal.Disamping itu pengelolaanya pun mulai dari perencanaan sampai pada pemutusan hubungan kerja harus baik dan efesien, termasuk didalamnya sistem kompensasinya harus adil secara intern maupun ekstern.
Permasalahan yang timbul bahwa sistem kompensasi yang berlaku saat ini berdasarkan pendidikan dan pengalaman kerja sehingga kurang memberikan motivasi berprestasi. Disamping itu bagi karyawan yang berprestasi diberikan tunjangan auser tarip berdasarkan penilaian dari masing - masing Kepala Unit Organisasi, yang belum mempunyai pedoman yang baku. Pada tahun 1989 PT. IPTN. ingin mengadopsi sistem kompensasi yang berlaku di perusahaan Boeing namun sampai saat ini belum dapat diselesaikan.
Atas dasar hal diatas maka penulis mengadakan penelitian secara discriptip yang
bertujuan untuk menganalisis sistem kompensasi yang berlaku dan ingin membandingkan sistem kompensasi di Boeing serta ingin menjelaskan aspek - aspek yang tergolong dalam sistem kompensasi. Dengan demikian di harapkan dapat membantu bagi pimpinan dalam memecahkan masalah sistem kompensasi di PT. IPTN.
Sistem kompensasi harus dapat memenuhi asas keadilan intern dan keadilan ekstern.Untuk mencapai keadilan intern organisasi harus dapat menilai prestasi karyawan secara adil, Untuk pencapaiannya dapat memakai beberapa metoda diantaranya job ranking, job grading, metoda perbandingan dan point system. Sedang untuk mencapai keadilan ekstern, perusahaan harus melakukan survey pada perusahaan yang setara.
Dari hasil penelitian bahwa sebagian besar menejemen menyatakan bahwa sistem kompensasi yang berlaku tidak memberikan motivasi kerja karena tidak menilai prestasi kerja yang diberikan oleh karyawan, pemberian auser tarip tidak memberikan keadilan intern karena belum memiliki pedoman yang baku.Usaha untuk mengadopsi sistem kompensasi dari Boeing juga tidak berhasil, hal ini disebabkan karena :
Nama pekerjaan yang lama antara PT.IPTN dan Boeing tetapi job description tidak sama walaupun ada beberapa yang sama. Adanya perbedaan budaya antara karyawan PT. IPTN dengan Boeing. Belum pernah diadakan analisis jabatan. Belum memiliki tenaga ahli tentang sistem kompensasi.
Atas dasar hal diatas maka sistem yang berlaku saat ini supaya diadakan perubahan yang mendasar agar dapat memenuhi asas keadilan intern maupun ekstem. Untuk mengadakan perubahan, disarankan untuk tidak mengadopsi sistem Boeing namun memakai sistem yang sesuai dengan kondisi di PT.IPTN."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Airworthiness standards for transport category airplane must be met of each appropriate Civil Aviation Safety Regulations (CASR) Indonesia if the airplane will be operated in Indonesia...."
JUPERKO
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Ansharah Rammon
"ABSTRACT
Rancangan Roda Pendarat Pesawat Komuter ini dikembangkan dari model sebelumnya dengan tujuan membawa penumpang yang lebih banyak. Beban total dari pesawat akan bertambah seiring bertambahnya kapasitas penumpang. Dengan beragamnya landasan terbang yang ada di Indonesia, maka diperlukan performa roda pendarat yang cukup baik untuk pendaratan di landasan beraspal dan tidak beraspal. Dalam tugas akhir ini, performa rancangan roda pendarat dianalisa melalui metode kinematika dan dinamika, hal yang menjadi perhatian adalah kemampuan shock absorber roda pendarat, dan aktuator penggerak mekanisme ekstensi dan retraksi. Dari hasil analisa, disimpulkan bahwa rancangan roda pendarat mampu mendarat pada landasan beraspal dan tak beraspal dengan pertambahan ukuran shock absorber dan akutator.

ABSTRACT
Landing Gear Design of this commuter aircraft was developed from its previous model, with the aim of carrying more passengers. The total load of the aircraft will increase as passenger capacity increases. With a variety of runways in Indonesia, it is necessary to have a good landing gear performance for landing on a paved and non-paved runway. In this final project, the performance of landing gear design is analyzed through kinematics and dynamics methods, the concern is the ability of the landing gear shock absorber, and the actuator drive extension mechanism and retraction. The analyze conclude, the landing gear design was capable during landing on paved and unpaved runway, with an increase of the shock absorber and actuator design."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lindawati Syarif
"ABSTRAK
1, Keadaan Indonesia yang terdiri dari beribu- ribu
pulau yang letak dan geografisnya mempengaruhi si
tuasinya, sehingga memerlnkan armada angkutan udara
yang dapat menjangkau selumb wilayab dengan
cepat dan dapat diandalkan.
2, Perkembangan tehnologi yang sangat pesat, kebutuban
akan sarana perbubtmgan kbnsusnya masalah
pengangkutan udara memerlnkan pesawat terbang dalam
jumlah yang banyak,
3« Dengan adanya perkembangan perhubnngan udara yang
begitu pesat, banyak pihak swasta mengadakan perjangian
o'ual bbeli. Dengan adanya perjangian jual
beli ttu menimbulkan banyak pembebanan atas pe
sawat terbang. Melihat perkembangan yang sangat
pesat ini, maka pemerintah dalam hal ini Departemen
Perhubungan telah mengeluarkan surat Keputus-.
(ah Nompr 13/2/1971 yaitu tentang syarat-syarat
dan ketentuan-ketentuan mengenai penggunaan pesa
wat terbang secara koiaersil di Indonesia,
Untuk menampung kebutuhan dan perkembangan yang
tergadi sangat pesat.

"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1984
S19538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>