Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156789 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferdinanto
"Kota Depok sebagai kota satelit dari ibukota Jakarta, sekarang ini sudah harus menanggung beban atau ekses dari pertumbuhan pembangunan yang dilakukannya. Permasalahan terletak pada berubahnya tataguna lahan kota Depok yang pada awalnya merupakan daerah pertanian menjadi pemukiman dan tempat-tempat komersial. Selain itu terdapat juga saluran irigasi yang dialih fungsikan menjadi saluran drainase tanpa mempertimbangkan dampak yang terjadi pada wilayah cakupannya. Sehingga pada saat musim hujan tiba, masalah klasik yang selalu terjadi adalah banjir/genangan yang terjadi dibeberapa tempat dikota Depok. Untuk itu diperlukan pemodelan mengenai sistem Drainase Kota Depok, dan pemodelan ini dilakukan dengan program komputer TR-20 untuk mengetahui debit limpasan yang terjadi. Untuk mengurangi serta meminimalisasi debit limpasan yang terjadi dikota Depok, diberikan pula alternatif penyelesaian. Alternatif yang diberikan berupa penataan ulang tataguna lahan, penataan kembali situ-situ. Dengan dilakukannya pemodelan ini diharapkan perencanaan sistem drainase kota Depok akan menjadi lebih baik di masa yang akan datang.

Depok as town of satellite from the capital city of Jakarta, this time has to guarantee burden or excess from the growth of development which is conducted. The problem is in the change of the landuse of Depok which initially represent area of agriculture become cmmecial place and settlement. Beside that there is also an irrigation channel that displaced function become drainage system without consider the impact that happen in the coverage region. So in the rain season, classic problem that always happened is floods problem/pond that happened in some place in Depok. Because of that modeling about drainage system of depok town is a needed, and this modeling done by TR-20 to get a run-off debit in Depok. To prevent and minimize run-off debit in Depok City, some alternatife are given to solve that problem. Alternative that givens are rearrangement of landuse system, rearrangement of retention area. Hopefully drainage system in Depok will be better in a future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Susanti
"Banjir merupakan salah satu masalah pengelolaan sumber daya air yang masih sering terjadi di Jakarta. Selain dikarenakan topografi daerah yang berada di dataran rendah, banjir juga diakibatkan oleh perubahan tutupan lahan yang terjadi pada daerah tersebut. Berbagai cara dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi banjir, salah satunya adalah dengan pembuatan Kanal Banjir Timur. Walaupun demikian, masih terdapat genangan yang terjadi di Jakarta Timur dan Jakarta Utara.
Penelitian ini menyelidiki genangan yang terjadi pada wilayah layanan KBT yang terdapat di Jakarta Timur dan Jakarta Utara serta mencari tahu pengaruh Kanal Banjir Timur terhadap banjir pada wilayah layanan KBT yang terdapat di Jakarta Timur dan Jakarta Utara, dengan menggunakan model HEC-RAS. Simulasi yang dilakukan dengan model HEC-RAS dilakukan dengan dua skenario, yaitu sebelum ada KBT dan setelah ada KBT.
Dari simulasi tersebut dihasilkan bahwa Kanal Banjir Timur dapat mengurangi puncak debit banjir yang akan masuk kedaerah layanan KBT sebesar68.8 untuk aliran sunter, 61.67 untuk aliran cakung dan 2.09 untuk aliran blencong.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwabanjir yang masih terjadi pada daerah layanan KBT yang berada diwilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara diakibatkan oleh permasalahan drainase lokal yang terjadi pada daerah tersebut.

Flood is one of the problems of water resources management which is still common in Jakarta. Besides due to the topography of the area that is in the lowlands, flooding is also caused by changes in land cover that occurs in the area. Various ways by the government to reduce flooding, one of which is by making the Eastern Flood Canal. Nevertheless, there are still puddles that occur in East Jakarta and North Jakarta.
This study investigates the inundation that occurred in the Eastern Flood Canal service area at East Jakarta and North Jakarta and find out the influence of Eastern Flood Canal on flooding in the Eastern Flood Canal service area at East Jakarta and North Jakarta using HEC RAS Model. Simulations with HEC RAS Model were perfomed with two scenario, before and after the Eastern Flood Canal.
From the simulation it was found that the Eastern flod canal can reduce the peak flow that will enter the eastern flood canal service area of 68.8 for sunter flow, 61.67 cakung flow and 2.09 for blencong flow.
From the results it can be concluded that the floods that still occur in the Eastern Flood Canal service area located in the East Jakarta and North Jakarta due to problems of local drainage that occurred in the area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Kusumawardhani
"ABSTRAK
Banjir merupakan salah satu masalah yang dihadapi kota Jakarta tiap tahunnya. Salah satu bentuk dari penanganan masalah banjir tersebut adalah pembangunan Kanal Banjir Timur. Kanal Banjir Timur diharapkan dapat mengurangi banjir pada kawasan Timur dan Utara Jakarta. Akan tetapi, pembangunan tersebut tidak langsung menjadikan kawasan tersebut bebas banjir. Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa dengan adanya kanal Banjir Timur, potensi genangan yang mungkin terjadi adalah di kawasan Cakung Lama Susanti, 2017 . Pada kenyataannya pada tahun 2017 masih ditemui genangan di kawasan Sunter terutama pada Kelapa Gading. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab genangan yang terjadi di kawasan tersebut, dengan cara mengevaluasi kapasitas saluran di sistem drainase mikro Kelapa Gading menggunakan permodelan hidrologi HEC-RAS dan Win-TR. Hasil simulasi yang dilakukan diketahui bahwa beberapa saluran drainase mikronya tidak dapat menampung debit banjir yang ada, sehingga mengakibatkan genangan di beberapa daerah di Kelapa Gading. Berdasarkan hasil tersebut dapat disinpulkan bahwa Sistem Drainase Mikro pada kawasan tersebut tidak efektif dalam menampung debit banjir yang ada.

ABSTRACT
Flood is one of the problems that Jakarta is facing almost annually. To handle the issue, the government took an action to build East Flood Canal. The canal construction is expected to reduce flood especially in the east and north region of Jakarta. However, the construction did not make the area immediately free of flood risk. Previous study Susanti, 2017 showed that even with the existence of East Flood Canal, potential inundations may still happen, specifically in Cakung Lama area. In 2017 there were still several inundation points in Sunter area, especially in Kelapa Gading. This research aims to identify the cause of inundations in the area by evaluating channel capacity in micro drainage system in Kelapa Gading using hydrological model HEC RAS and WinTR. The simulations result showed that several channels in the system cannot accommodate the inflow, hence causing inundation in some areas in Kelapa Gading area. According to the simulation results, it can be concluded that the Micro Drainage Sysrem in Kelapa Gading is not effective to accomodate the inflow from local rain. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Asni
"ABSTRAK
Memasuki Pembangunan Jangka Panjang (PJP) II Pemerintah Indonesia telah mengambil suatu kebijaksanaan pembangunan yaitu pembangunan perekonomian nasional dengan menitikberatkan sektor industri sebagai penggerak utama dan sekaligus sebagai pendongkrak perekonomian nasional. Kebijaksanaan makro yang ditempuh ini cenderung bergeser dari agraris ke industrialis. ?
Adanya aksesibilitas yang tinggi dan didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana di P. Jawa untuk tumbuh dan berkembangnya industri maka kegiatan industri tersebut cenderung terkonsentrasi di wilayah Jakarta terutama di Jakarta Utara. Selain menimbulkan dampak positif, kegiatan Lt, industri ini juga menimbulkan dampak negatif yang antara lain adalah tingginya laju urbanisasi dan tingkat kepadatan penduduk. Pada umumnya
para pendatang ini mempunyai tingkat ekonomi yang relatif rendah (miskin) dengan tingkat keterampilan yang kurang memadai, sehingga mereka cenderung hidup di tempat-tempat kumuh dan daerah marginal. Pesatnya perkembangan kegiatan perekonomian (industri, perdagangan, jasa, pernerintah, dan lainnya) dan tingginya laju urbanisasi di wilayah Jakarta ini terutama di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara telah menimbulkan berbagai persoalan lingkungan yang cukup kompleks. Persoalan lingkungan tersebut antara lain adalah meningkatnya kebutuhan lahan dan air, timbulnya permukiman kumuh, meluasnya daerah banjir dan genangan, pendangkalan muara sungai oleh lumpur dan sampah, memburuknya sistem drainase dan abrasi.
Penelitian ini berlokasi di daerah Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perubahan morfologi lahan daerah penelitian, pengaruh reklamasi lahan dan perubahan penggunaan lahan, serta kemampuan sistem drainase dan faktor-faktor fisik lahan yang mempengaruhinya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode yang digunakan untuk membuat suatu gambaran mengenai situasi atau kejadian melalul pengadaan akumulasi data dasar. Pendekatan yang digunakan adalah teknik penginderaan jauh (remote sensing). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Stratified Purposive Sampling dengan satuan lahan sebagai stratanya. Pada satuan lahan ini diambil sampel pewakilnya sebanyak 30 sampel.
Berdasarkan hasil interpretasi foto udara pancromatic hitam putih skala 1 : 5000 tahun 1994 dan peta tata guna lahan tahun 1980 skala 1 : 20 000 serta didukung oleh peta geologi, peta tanah, peta dasar* dan peta lainnya maka diperoleh informasi bahwa daerah penelitian dipengaruhi oleh proses fluvial dan marin, sehingga dapat dibedakan menjadi lima (5) satuan bentuk lahan yakni : Dataran Aluvial (Fl), Tanggul Aiam (F2), Cekungan Fluvial (F3), Rawa Belakang (F4), dan Dataran Aluvial Pantai (Ml). Didasarkan pada jenis penggunaan lahannya di daerah penelitian ini terdapat 23 jenis satuan lahan, yakni : Fl-pk, Fl-sw, Fl-lk, Fl-ind, F2-lk, F3-pk, F3-sw, F3-lk, F3-ind, F3-js, F3-sp, F4-pk, F4-lk, F4-sp, F4-js, F4- tbk, Ml-pk, MMk, Ml-ind, Ml-sp, Ml-js, Ml-tbk, danMl-mgr.
Untuk mengatasi kelangkaan lahan yang didasarkan pada pertimbangan ekonomi, di wilayah Kecamatan Penjaringan telah dilakukan kegiatan reklamasi lahan. Selama periode tahun 1980 - 1994, lahan di wilayah ini telah direklaraasi seluas 1.179,70 ha yang meliputi wilayah daratan dan perairan dangkal. Besamya lahan yang direklamasi adalah sebagai berikut satuan bentuk lahan F3 seluas 620, 6 ha atau 52,65 %; satuan bentuk lahan F4 seluas 322,0 ha atau 27,32 %; satuan bentuk lahan Ml seluas 63,2 ha atau 5,36 % dan wilayah perairan dangkal (pantai) seluas 172,8 ha atau 14,63 %.
Melihat kondisi fisik lahannya, kegiatan reklamasi lahan tersebut sudah dapat dipastikan akan membawa dampak linkungan (banjir), dimana sejumlah air baik yang berasal dari curah hujan lokal (rainfall) maupun limpasan air permukaan (surface run off) akan kehilangan tempat, sehingga air tersebut cenderung mengalir ke tempat yang lebih rendah (perkampungan). Selain hal tersebut, faktor tingginya tutupan lahan (land cover) seperti jalan, perkantoran, dan permukiman serta adanya penyurnbatan muara sungai, juga akan mempercepat terjadinya banjir dan genangan.
Bila ditinjau darl segi geomorfologi lingkungan, kegiatan reklamasi lahan ini akan berpengaruh langsung terbadap sistem drainascnya. Adapun pengaruh yang ditimbulkannya antara lain adalab berubahnya morfologi lahan, memburuknya sistem drainase, meluasnya daerah banjir dan genangan, dan terjadinya abrasi serta intrusi air laut. Dampak lain yang berpengaruh secara tidak langsung yaitu permukaan tanahnya mengalami penurunan secara kontinyu sebagai akibat dari sifat fisik tanahnya yang belum terkonsolidasi secara maksimum, sehingga tingkat sensitivitas dan kompresibilitas tinggi. Kedua dampak tersebut di atas akan menambah luas daerah banjir dan genangan.
Sistem drainase di daerah penelitian ini dipengaruhi oleh faktor fisik lahan yaitu relief-topografi, geologi, tanah (tekstur dan struktur tanah), proses geomorfologi, iklim, dan penggunaan/penutup lahan. Masing-masing faktor fisik tersebut saling terkait dan bersifat akumulatif
Dari pengamatan lapangan, teiaah pustaka dan laporan penelitian terdahulu dapat diperoleh kesimpulan bahwa dalam perencanaan pengembangan wilayah (tata ruang) diperlukan data fisik lahan yang sifatnya mutlak. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui daya dukung wilayah dan meminimisasi dampak negatif yang ditimbulkannya, sehingga dapat tercapai tujuan pembangunan nasional yang berwawasan lingkungan."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stevi Notosagoro
"Kota Depok sebagai kota satelit dari ibukota Jakarta, sekarang ini sudah harus menanggung beban atau ekses dari pertumbuhan pembagunan yang dilakukannya. Permasalahan terletak pada berubahnya tataguna lahan kota Depok yang pada awalnya merupakan daerah pertanian menjadi pemukiman dan tempat-tempat komersial. Selain itu terdapat juga saluran irigasi yang dialih fungsikan menjadi saluran drainase tanpa mempertimbangkan dampak yang terjadi pada wilayah cakupannya. Sehingga saat musim hujan tiba, masalah klasik yang selalu terjadi adalah masalah banjir/ genangan yang terjadi di beberapa tempat di kota Depok. Genangan di Kota Depok pada umumnya merupakan genangan yang disebabkan oleh debit maksimum yang terjadi akibat limpasan air hujan tidak dapat dialirkan oleh saluran drainase. Perubahan tataguna lahan kota Depok, tidak dikuti dengan perubahan sistem drainase untuk mengatasi masalah limpasan permukaan yang terjadi Karena itu dibutuhkan suatu alternatif sistem drainase perkotaan yang sesuai dan terintegrasi berdasarkan peninjauan aspek strukturnya untuk menanggulangi permasalahan yang ada di Kota Depok. Perencanaan alternatif sistem drainase dilakukan dengan menganalisis debit maksimum limpasan dan kapasitas saluran drainase utama untuk mengalirkan limpasan. Untuk mengatasi kelebihan debit limpasan yang terjadi di kota Depok diberikan dua alternatif penyelesaian. Alternatif pertama yaitu perbaikan dan peningkatan kapasitas saluran drainase yang ada (existing channel) yang terdiri dari tiga tahapan pekerjaan konstruksi yaitu pelebaran badan sungai, pengerukan (dredging of retention basins) dan pembangunan tanggul. Sedangkan alternatif kedua adalah pembangunan saluran bawah tanah. Dalam perencanaan kedua alternatif tersebut digunakan metode rasional untuk menghitung debit banjir maksimum, dan metode yang digunakan untuk menghitung kapasitas saluran drainase berdasarkan rumus Manning.

Depok as a town of satellite from the capital city of Jakarta, this time has to guarantee burden or excess from the growth of development which is conducted. The problem is in the change of the landuse of Depok which initially represent area of agriculture become commercial place and settlement. Beside that there is also an irrigation channel that displaced function become drainage system without consider the impact that happen in the coverage region. So in the rain season, classic problem that always happened is floods problem/pond that happened in some place in Depok. Pond in the town of Depok generally representing pond which is caused by maximum charge that happened because the overflow from rainwater which cannot be conducted by drainage channel. The change of the landuse of Depok, is not followed with the change of the drainage system to overcome overflow?s from the surface problem that happened. In consequence, it is required an alternative of urban drainage system which is integrated and appropriate based on the sighting of its structure to overcome the problems in Depok. The planning of the alternative is conducted by analyzing maximum overflow?s charge and the main drainage channel capacities to conduct the overflow. To overcome the excess from overflow?s charge that happened in Depok is given two alternative problem solving. The first alternative is repairing and improvement the existing drainage channel capacities which is consist of three construction stages that is river widening, dredging of retention basins, and building of embankment. While the second alternative is building of underground tunnel. In the planning of the alternative is used a rational method to calculate maximum floods charge, and the drainage channel methode based on formula Manning to calculate channel capacities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damar Wulyanto Danusastro
"Perumahan Pondok Duta I merupakan salah satu perumahan di kota Depok, kecamatan Cimanggis dan kelurahan Tugu. Perumahan Pondok Duta dibangun pada tahun 1983 dengan luas tanah 15 hektar. Perumahan ini mempunyai masalah banjir yang sering terjadi di musim hujan. Hal tersebut dapat menimbulkan kerugian pada masyarakat yang tinggal di perumahan Pondok Duta tersebut. Salah satu metode untuk mengatasi banjir yang ada adalah penggunaan Sustainable Urban Drainage System (SUDS). Sistem ini merupakan sistem manajemen air dari Inggris yang menyeimbangkan antara kualitas, kuantitas dan proteksi lingkungan. Tahapan penelitian yang ditinjau merupakan indentifikasi penyebab dan akibat dari banjir dengan melakukan survey langsung di lapangan pada saat banjir dan peninjauan saluran pada saat kering. Kondisi dari banjir yang ada di lapangan dibandingkan dengan perhitungan hidrolika dari masing-masing saluran yang ada dengan curah hujan 2 tahunan dan 10 tahunan. Pada kondisi saluran eksisting diaplikasikan SUDS untuk melihat besarnya pengurangan debit yang terjadi terhadap debit banjir rencana. Pada saluran di Pondok Duta terdapat gangguan pada saluran drainase eksisting sebanyak 31,63 % dari saluran yang ada, sehingga diperlukan perawatan yang berkala pada saluran-saluran drainase Akibat banjir yang terjadi, adanya kerugian pada masyarakat dan lingkungan. Analisa dari penelitian ini menunjukkan efektivitas SUDS terhadap debit banjir 10 tahunan sebesar 8,84 %.

Pondok Duta residence is one of residential area among in the Depok city. Pondok Duta residence developed in 1983 on the 15 hectare land. This residence has flood problem that commonly happened in rainy season. This flood problem can make a more damages impact to the resident who lived in Pondok Duta residence. One of many methods to solving the flood and drainage problem is by using Sustainable Urban Drainage System (SUDS). This system developed by UK government to balancing the impact of urban drainage in quantity, quality, and amenity to the environment. The step according to this research is by identification the major cause of flood and the impact of flood by filed surveying in the flood and surveying the channels while it?s drained and compare it with the hydraulics calculation from each channels with 2 years and 10 years rain data. On the existing condition SUDS implemented to see the effectiveness to reduce the existing flow. On Pondok Duta, 31,63 % of drainage channels are not in a good condition. So it should be maintained to raise effectiveness of the drainage system. The Impact of flood are many damage to the resident and environment. The analysis from this research shown the effectives SUDS to the 10 years flood plan is 8,84 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, [2006;2006, 2006]
S35181
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Febriana
"Surabaya merupakan ibukota propinsi Jawa Timur dan kota terbesar kedua di Indonesia. Dengan perkembangan kota Surabaya sekarang ini, saluran irigasi yang ada semakin sedikit keberadaannya. Hal ini dikarenakan terjadinya perubahan tata guna lahan dari persawahan menjadi lahan pemukiman, akibatnya daerah peresapan semakin mengecil dan sebaliknya koefisien pengaliran semakin besar. Wilayah Medokan Semampir merupakan salah satu kawasan penting di Surabaya.
Saluran Medokan Semampir merupakan salah satu saluran yang ada di Surabaya Timur dan saluran ini berfungsi sebagai saluran drainase. Total luas sub catchment Medokan Semampir, menurut SDMP (Surabaya Drainage Master Plan), 764.290 Ha. Lama genangan sekitar 2-6 jam dan kedalaman mencapai 10-50 cm. Kondisi seperti ini sangat meresahkan masyarakat, baik yang tinggal di daerah tersebut maupun yang tinggal di luar daerah tersebut bila musim hujan tiba, banyak kerugian materi maupun non materi yang harus ditanggung masyarakat.
Mengacu pada keadaan tersebut, analisa dilakukan guna mengetahui seberapa besar pengaruh fluktuasi muka air kali Wonokromo terhadap proses pembuangan tersebut. Apakah berpengaruh sekali sehingga terjadi limpahan air dari saluran Medokan Semampir yang menyebabkan terjadi genangan pada catchment tersebut atau sebaliknya. Analisa yang dihasilkan akan memperlihatkan berapa debit oveflow yang dibuang ketika terjadi banjir di Medokan.
Penyelesaian yang digunakan adalah menelusuri tiap reach/segment saluran dari hulu ke hilir. Sehingga nantinya solusi yang didapatkan adalah memperdalam saluran hingga dua pulu persen dari kedalaman eksisting, dan menggunakan parkiran air yang dibuang dengan rumah pompa.

Surabaya is the capital of East Java province and the second largest city in Indonesia. With the development of Surabaya city today, the existing irrigation less existence. This is because the change in land use from paddy fields into residential land, consequently shrinking catchments area and run off coefficient getting raised.
Medokan Semampir region is one important area in Surabaya. Medokan Semampir's channel is one channel available in east of Surabaya and these channels serve as drainage channels. Catchments total area of Medokan Semampir 764,290 ha (according to the SDMP). The flood happen approximately 2-6 hours and 10-50 cm depth of reach. This condition is troubling of people either living in the area or who live outside the area when the rainy season, many losses and non-material matter that must be borne by the public.
Referring to the situation, the analysis done to find out how big the influence of water level fluctuations Wonokromo time of the disposal process. Does it matter that there was an abundance of water from the channel that causes Medokan Semampir happened puddle in the catchments. Analysis performed using HEC-RAS software where computer programs are specifically designed to analyze the channel system.
The resulting analysis will show how debit oveflow discarded during floods in Medokan. Solution used was traced each reach / segment of the upstream channel to downstream. So that later obtained solution is to deepen the channel to twenty percent of the existing depth, and use the discarded water park with a pump house.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50552
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Steven Anggito Sebastian
"Perubahan di suatu wilayah secara tidak langsung dapat disebabkan oleh kondisi alih fungsi lahan dan peningkatan jumlah penduduk. Tanah di lokasi yang diinginkan yang dibutuhkan oleh penduduk setempat memiliki harga lahan yang tinggi.Kota Tangerang Selatan mengalami perkembangan yang sangat pesat selama kurun waktu delapan tahun (2008–2016), khususnya pada sektor ekonomi yang ditopang oleh sektor pemukiman, perdagangan, jasa, dan perdagangan. Selain itu, sektor infrastruktur dan bangunan, kesehatan, pendidikan, sosial, dan ekonomi semuanya mengalami peningkatan pembangunan sebagai akibat dari perubahan ini. Tujuan Penelitian ini adalah untuk Menyelidiki perubahan penggunaan lahan dalam hal pertumbuhan penduduk dan luas wilayah, serta untuk mengetahui bagaimana perubahan penggunaan lahan perkotaan mempengaruhi kegiatan sosial dan ekonomi di Kota Tangerang Selatan, Banten. Penelitian ini akan menggunakan Analisis Spatial Overlay, Cluster Random Sampling, dan Analisis Regresi Linear. Hasil penelitian menunjukkan Wilayah Kota Tangerang Selatan dikategorikan sebagai urban fringe area karena sesuai dengan salah satu kriterianya yaitu target pengembang untuk berkembang dan diserbu oleh masyarakat perkotaan yang juga menunjukkan ciri sosial perkotaan. Kota Tangerang Selatan tahun 2015 mengalami pertumbuhan pesat dalam segi Pembangunan kawasan Perkotaan, terutama dalam segi Pertumbuhan Pembangunan Kawasan Perumahan. wilayah Kecamatan Pondok Aren, Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, wilayah Kecamatan Pamulang merupakan wilayah yang memiliki rentang harga lahan menengah dan harga lahan yang tinggi. Kesimpulan penelitian adalah Kota Tangerang Selatan mengalami pertumbuhan pesat dalam segi pembangunan dimana rata-rata harga lahan dalam rentang menengah dan harga lahan yang tinggi. Secara umum, pendapatan dan kesejahteraan ekonomi masyarakat di Kota Tangerang Selatan semakin meningkat

Changes in an area can be indirectly caused by land conversion conditions and an increase in population. Land in desirable locations that are needed by local residents has high land prices. The city of South Tangerang experienced very rapid development over a period of eight years (2008–2016), especially in the economic sector which is supported by the residential, trade, services and trading. Additionally, the infrastructure and building, health, education, social, and economic sectors have all experienced increased development as a result of these changes. The aim of this research is to investigate changes in land use in terms of population growth and area area, as well as to find out how changes in urban land use affect social and economic activities in South Tangerang City, Banten. This research will use Spatial Overlay Analysis, Cluster Random Sampling, and Linear Regression Analysis. The research results show that the South Tangerang City area is categorized as an urban fringe area because it meets one of the criteria, namely the developer's target to develop and be invaded by urban communities who also show urban social characteristics. In 2015, the city of South Tangerang experienced rapid growth in terms of urban development, especially in terms of residential area development growth. Pondok Aren District, Ciputat District, East Ciputat District, Pamulang District are areas that have medium land prices and high land prices. The research conclusion is that South Tangerang City is experiencing rapid growth in terms of development where the average land price is in the medium range and land prices are high. In general, the income and economic welfare of the people in South Tangerang City are increasing"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Novriansyah
"Banjir Kanal Barat (BKB) merupakan upaya pemerintah DKI Jakarta dalam menanggulangi masalah banjir di DKI Jakarta. BKB di desain untuk dapat mengalirkan debit banjir 100 tahunan yang datang dari sungai Ciliwung, kalikali kecil dan beberapa stasiun pompa. Sungai Ciliwung yang berperan besar menyuplai debit aliran ke BKB sangat tergantung pada tata guna lahannya. Perubahan tata guna lahan yang terjadi saat ini di sepanjang DAS sungai Ciliwung diduga sebagai salah satu faktor penyebab banjir yang terjadi di wilayah DKI Jakarta selain faktor internal BKB sendiri seperti bantaran BKB yang dijadikan sebagai tempat hunian dan kegiatan manusia, BKB sebagai tempat pembuangan sampah, pendangkalan saluran akibat sedimentasi dan lain sebagainya.
Dengan kapasitas saluran BKB saat ini berdasarkan Masterplan for Drainage and Flood Control of Jakarta yang didesain oleh NEDECO pada tahun 1973 apakah BKB masih cukup efektif menanggulangi masalah banjir yang terjadi di wilayah DKI Jakarta dengan adanya perubahan tata guna lahan di daerah aliran sungai Ciliwung.
Analisa efektifitas BKB didasarkan pada data curah hujan BMG Pusat dan data tata guna lahan DAS sungai Ciliwung pda tahun 1982 sampai dengan 2012 dengan menggunakan bantuan program komputer yaitu SMADA dan HECRAS. Dari analisa didapat bahwa intensitas curah hujan mengalami peningkatan serta tata guna di daerah hulu mengalami perubahan penurunan daya serap. Untuk saat ini BKB kurang efektif lagi mengatasi banjir di DKI Jakarta.

Western Banjir Canal is one of government effort to handle flood at the Jakarta City. Western Banjir Canal designed for flowing the 100 yaers of flood debit which come from Ciliwung, little rivers and many pump system. Ciliwung which the biggest effection of supplyment flowing debit to Western Banjir Canal is depend on it?s functional land system. The exchangement of functional land system happened today along the River Tracking of Ciliwung is accused of one of the caused of flood disaster around Jakarta, except the internal cause of Western Banjir Canal it self like disfunction of its edge as a living place and human activities, Western Banjir Canal as the point of littering, sedimention etc.
With the capacity of Western Banjir Canal line today, according to Masterplan for Drainageand Flood Control of Jakarta designed by NEDECO in 1973, will Western Banjir Canal is effective enough to handle the flood disaster around Jakarta with the exchangement of land use in Ciliwung River River Tracking.
The Western Banjir Canal effective analize based on BMG rainfall and land use Catchment Area Ciliwung River in 1982 to 2012 using the assistance of SMADA and HEC-RAS. The analysis to the resumed increase to intensity rainfall and decrease infiltration capacity on land use rise area. Today, Western Banjir Canal ineffective to handle flood at the Jakarta City.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.21.08.07 Nov p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Noviriansyah
"Banjir Kanal Barat (BKB) merupakan upaya pemerintah DKI Jakarta dalam menanggulangi masalah banjir di DKI Jakarta. BKB di desain untuk dapat mengalirkan debit banjir 100 tahunan yang datang dari sungai Ciliwung, kalikali kecil dan beberapa stasiun pompa. Sungai Ciliwung yang berperan besar menyuplai debit aliran ke BKB sangat tergantung pada tata guna lahannya. Perubahan tata guna lahan yang terjadi saat ini di sepanjang DAS sungai Ciliwung diduga sebagai salah satu faktor penyebab banjir yang terjadi di wilayah DKI Jakarta selain faktor internal BKB sendiri seperti bantaran BKB yang dijadikan sebagai tempat hunian dan kegiatan manusia, BKB sebagai tempat pembuangan sampah, pendangkalan saluran akibat sedimentasi dan lain sebagainya. Dengan kapasitas saluran BKB saat ini berdasarkan Masterplan for Drainage and Flood Control of Jakarta yang didesain oleh NEDECO pada tahun 1973 apakah BKB masih cukup efektif menanggulangi masalah banjir yang terjadi di wilayah DKI Jakarta dengan adanya perubahan tata guna lahan di daerah aliran sungai Ciliwung. Analisa efektifitas BKB didasarkan pada data curah hujan BMG Pusat dan data tata guna lahan DAS sungai Ciliwung pda tahun 1982 sampai dengan 2012 dengan menggunakan bantuan program komputer yaitu SMADA dan HECRAS. Dari analisa didapat bahwa intensitas curah hujan mengalami peningkatan serta tata guna di daerah hulu mengalami perubahan penurunan daya serap. Untuk saat ini BKB kurang efektif lagi mengatasi banjir di DKI Jakarta.

Western Banjir Canal is one of government effort to handle flood at the Jakarta City. Western Banjir Canal designed for flowing the 100 yaers of flood debit which come from Ciliwung, little rivers and many pump system. Ciliwung which the biggest effection of supplyment flowing debit to Western Banjir Canal is depend on it's functional land system. The exchangement of functional land system happened today along the River Tracking of Ciliwung is accused of one of the caused of flood disaster around Jakarta, except the internal cause of Western Banjir Canal it self like disfunction of its edge as a living place and human activities, Western Banjir Canal as the point of littering, sedimention etc. With the capacity of Western Banjir Canal line today, according to Masterplan for Drainageand Flood Control of Jakarta designed by NEDECO in 1973, will Western Banjir Canal is effective enough to handle the flood disaster around Jakarta with the exchangement of land use in Ciliwung River River Tracking. The Western Banjir Canal effective analize based on BMG rainfall and land use Catchment Area Ciliwung River in 1982 to 2012 using the assistance of SMADA and HEC-RAS. The analysis to the resumed increase to intensity rainfall and decrease infiltration capacity on land use rise area. Today, Western Banjir Canal ineffective to handle flood at the Jakarta City."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35730
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>