Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168744 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marendi Rahman
"Copper Slag in the fomi of waste coming from process purification of copper exploited as material for the construction. Material of Copper slag which has the character of cement was exploited with cement by substituting in concrete mixture and that expected it can improve the compressive strength, flexural strength, and shear strength at the concrete.
This research is done in laboratory by doing examination to test object which have been design with composition 10%, 15%, 20%, 25% and 30% Hom cement weight which required in concrete mixture. Examination of the test objects in the form of examination of compressive strength, flexural strength and shear strength. From composition which have been planned, is expected to get the optimum value which fiom rate of copper slag required as substitution cement.
Pursuant to the research by using slag copper which is have gradation near by sand gradation is got that optimum rate of slag copper as substitution cement is 15% fiom required cement weight. Concrete mixture with rate of copper slag 15% this got compressive strength with degradation 28,488% from compressive strength of normal concrete. While for flexural strength with sameness rate of copper slag is increased 6,25% from flexural strength of normal concrete. And for shear strength with sameness rate of copper slag is got degradation l0,909% from shear strength of normal concrete.

Copper Slug berupa limbah yang berasal dari proses pemurnian tembaga yang dimanfaatkan sebagai material untuk konsu-uksi. Material copper slag yang memiliki sifat cemenric ini dimanfaatkan dengan rnensubtitusi semen dalam campuran beton sehingga diharapkan dapat meningkatkan kuat tekan, kuat lentur, dan kuat geser beton tersebut.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan cara melakukan pengujian terhadap benda uji yang telah didesain dengan komposisi 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% dari berat semen yang dibutuhkan dalam campuran beton. Pengujian benda uji tersebut berupa pengujian kuat tekan, kuat lentur dan kuat geser. Dari komposisi yang telah direnoanakan diharapkan didapat nilai optimum yang dari kadar copper slag yang dibutuhkan sebagai pensubtitusi semen berdasarlcan berat semen yang dibutuhkan.
Berdasarkan penelitian dengan menggunakan copper slag yang bergradasi mendekati gradasi pasir ini didapatkan bahwa kadar optimum copper slag sebagai subtitusi semen adalah sebesar 15% dari berat semen yang dibutuhkan. Campuran beton dengan kadar copper slag sebesar 15% ini didapatkan kuat tekan dengan penurunan sebesar 28,488% dari kuat tekan beton normal. Sedangl-can untuk kuat lentumya dengan kadar copper slag yang sama teljadi kenaikan sebesar 6,25% dari kuat lentur beton normal. Dan untuk kuat gesemya dengan kadar copper slag yang sama pula terjadi penurunan sebesar lO,909% dari kuat geser beton normal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jabidi
""Skripsi dengan judul ""Pengaruh Pemanfaatan Copper Slag sebagai Material Substitusi terhadap Kuat Lentur Komposit GRC (Glassfrbre Reinforced Concrete)"", ini memuat pembahasan mengenai pemar faatan copper slag yang dikategorikan sebagai limbah B3 untuk dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi khususnya digunakan pada komposit GRC (Glassfibre Reinforced Concrete). Dalam penelitian ini, copper slag merupakan material limbah yang mempunyai sifat cementic akan dimanfaatkan sebagai fine aggregat untuk menggantikan pasir pada campuran komposit GRC sehingga diharapkan dapat memperbaiki sifat mekanis GRC terutama terhadap kuat lenturnya. Penelitian ini tidak dilakukan di lapangan, melainkan hanya dilakukan di laboratorium yaitu dengan Cara melakukan pengetesan terhadap benda uji yang telah didisain sesuai dengan komposisi yang direncanakan. Pengetesan benda uji hanya terbatas pada pengetesan terhadap properties material dan kuat lenturaya saja karena tujuan penelitian ini adalah meneliti pengaruh copper slag dalam campuran GRC dan mencari kadar copper slag yang menghasilkan kuat lentur optimum pada campuran komposit GRC. Selain dilakukan pengetesan terhadap properties material dan kuat lenturnya, juga dilakukan analisa pada proses perawatan (curing) benda uji tersebut, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sensitifitas copper slag terhadap proses perkaratan. Kondisi-kondisi Proses perawatan yang dilakukan yaitu: benda uji ditutup dengan plastik yang lembab dan benda uji yang direndam pada air laut.""
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Syahrul Fuad
"ABSTRAK
Untuk meningkatkan mutu beton, disamping komposisi semen, agregat kasar, agregat halus, dan faktor air semen, juga diperlukan bahan tambahan.
Bahan tambahan ini bertujuan untuk mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton sewaktu masih dalam keadaan segar atau setelah mengeras, misalnya mempercepat pengerasan, menambah encer adukan, menambah kuat tekan, menambah daktilitas, memperlambat terjadinya retak-retak.
Salah satu bahan tambahan beton adalah fiber. Pemikiran dasar pemakaian fiber ini adalah menulangi beton dengan orientasi random, sehingga dapat mencegah terjadinya retak-retak pada beton yang terlalu dini, akibat panas hidrasi maupun akibat beban.
Dengan dicegahnya retak-retak yang telalu dini, mengakibatkan kemampuan bahan untuk mendukung tegangan-tegangan yang terjadi akan semakin lebih besar.
Bahan fiber ini ada beberapa jenis. Seperti baja, karbon, nilon, dan polypropylene. Sedangkan bentuknya, seperti oval, rektangular, bergantung pada proses pembuatan dan bahan mentahnya yang dipakai. Dalam penelitian ini dipakai dipakai polypropylene.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penambahan serat polypropylene terhadap kuat tekan, kuat tank talc langsung, kuat tank lentur, dan daya tahan abrasi pada beton.
Hasil pengujian menunjukkan, bahwa dengan tambahan 0,1%-0,3% fiber, kuat tekan, kuat tarik tak langsung, kuat tarik lenturnya meningkat dan abrasinya menurun.

ABSTRACT
To increase quality concrete, beside cement composition, coarse aggregate, fine aggregate, and water cement ratio, even if require admixtures.
These admixtures to aim at change one or more properties concrete at still fresh or hardened, increase soft paste, increase compressive strength, increase ductility, delaying the growth of ckracks.
One of admixtures for concrete are fibers. The basic idea use of fibers are the bones at concrete with ramdom orientate, until it can the restrain growth of very early ckracks at concrete, result both hydrated temperature and load. With the restrain growth of very ckracks, result in capability material to carry happened strength more bigger.
Fiber material have some type. As steel, carbon, nylon, polypropylene. At the time shape, as oval, rectangular, hang by activation process, and the use of crude material. In this research the polypropyline will be used.
The aim of this research is to find out the effect of the increase of Polypropylene fibers on concrete compressive strength, tensile strength, flexural strength, and abrasion.
The test result show that by adding 0,1% - 0,3% fibers, compressive strength, tensile strength, flexural strength are mounting and abrasion is reduce."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Amalia Hidayah
"Hampir semua material yang digunakan untuk pembuatan beton menggunakan bahan dari alam menyebabkan berkurangnya sumber daya alam yang ada. Dilihat dari sisi lain, banyak terdapat limbah beton yang hanya menjadi limbah di tempat pembuangannya. Penelitian ini akan menggunakan agregat halus daur ulang sebagai agregat pada beton. Komposisi benda uji terdiri dari 0%, 20%, 40%, dan 60% agregat halus daur ulang dari limbah beton mutu K350-K400 menggunakan bahan tambah superplasticizer Glenium C-316. Pengujian meliputi, yaitu pengujian kuat tekan, kuat lentur, dan susut pada beton. Kuat tekan beton dengan komposisi 20% agregat halus daur ulang meningkat dari kuat beton normal pada umur 7, 21 dan 28 hari. Tegangan lentur beton dengan komposisi 20% agregat halus daur ulang mengalami penurunan sebesar 8.54% dari beton normal. Susut beton dengan komposisi 60% agregat kasar daur ulang mempunyai nilai susut tertinggi dibandingkan dengan campuran lainnya.

Almost all of the materials used for the manufacture of concrete using materials from nature, causes natural resources that exist decrease. Besides, there are a lot of concrete waste at a waste disposal. This study will use recycled fine aggregate in concrete. Composition of the test object consists of 0%, 20%, 40%, and 60% of fine recycled aggregate from waste concrete K350-K400 with addition superplasticizer Glenium C-316. Testing includes, compressive strength test, flexural strength, and shrinkage in concrete. Compressive strength of concrete with a composition of 20% recycled fine aggregate increase compared to normal concrete at the age of 7, 21 and 28 days. Flexure strength of concrete with a composition of 20% recycled fine aggregate decreased by 8.54% compared to normal concrete. Shrinkage of concrete with a composition of 60% recycled coarse aggregate has the highest shrinkage values compared to other mixtures."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Gama Subarkah
"Inovasi pada teknologi beton berkembang dan meningkat pesat. Modifikasi dilakukan pada penelitian beton untuk dapat menghasilkan beton yang kuat, bernilai ekonomis, dan ramah terhadap lingkungan. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk merancang campuran beton yang kuat, ekonomis dan ramah lingkungan atau sebagai Sustainable Construction Material. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan limbah beton sebagai bahan subtitusi material beton yaitu agregat kasar serta limbah slag sebagai bahan subtitusi material beton yaitu semen. Dalam penelitian ini, akan dipelajari sifat karakteristik dari bahan limbah tersebut dan mengetahui efek penggunaannya terhadap kekuatan beton. Pada penelitian ini, kuat tekan beton dengan komposisi Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS) yang berbeda yaitu 0%, 25%, 50%, 75%, dan 25% tanpa superplasticizer akan diteliti pada campuran beton dengan komposisi agregat kasar 40% terhadap agregat alami. Semakin tinggi komposisi GGBFS maka kuat tekan semakin rendah. Penggunaan 50% GGBFS mempunyai kuat tekan 24,834 MPa. Dengan penggantian 50% GGBFS ini pun dapat mengurangi penggunaan semen, sehingga campuran beton tersebut dapat bernilai ekonomis dan mengurangi emisi CO2. Penggunaan superplasticizer berpengaruh, terlihat pada komposisi 25% dengan superplasticizer pada umur awal lebih tinggi dibandingkan komposisi yang sama tanpa superplasticizer.

Innovations in concrete technology are developing and increasing rapidly. Several modifications have been made in the concrete research with the purpose to produce a strong, economically valuable, and environmentaly friendly concrete. Therefore, this study aims at giving a design of the strong, economically valuable, and environmentally friendly concrete or known as a Sustainable Construction Material. It can be realized by changing concrete waste into a concrete substitution material -i.e. coarse aggregate-and slag waste into a concrete substituion material -i.e. cement .This study then explores the characteristics of these materials and the effects of their use on the strength of concrete. The investigated compressive strength of the concrete includes the Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS) compositions of 0%, 25%, 50%, 75%, and that of 25% without a superplasticizer; they are identifiable in the concrete mixture with the coarse aggregate composition of 40% against natural aggregates. Based on the data analysis, this study has found that the higher the GGBFS composition, the lower the compressive strength. The use of 50% GGBFS has a compressive strength of 24,834 MPa. This study has also discovered that the replacement of 50% GGBFS can cut the use of cement which in turn will lead to the emission and CO2 reductions. In conclusion, a superplasticizer gives an impact. The GGBFS composition of 25% with the early superplasticizer is higher than the one without superplasticizer."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Syahrul Fuad
"Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan. Bahan penyusun beton terdiri dari bahan semen, agregat kasar, agregat halus, air. Untukmengetahui danmempelajari perilaku elemen gabungan (bahan-bahan penyusun beton), kita memerlukan pengetahuan mengenai karakteristik masing-masing komponen. Karakteristik kualitas agregat halus yang digunakan sebagai komponen struktural beton memegang peranan penting dalam menentukan karakteristik kualitas struktur beton yang dihasilkan, sebab agregat halus mengisi sebagian besar volume beton. Salah satunya diamati pada penelitian ini yaitu pasir laut dari Provinsi Lampung yang memiliki karakteristik butiran yang kasar dan gradasi (susunan besar butiran) yang bervariasi serta memiliki kandungan garam-garaman klorida (Cl) dan sulfat (SO4) yang tidak melebihi batas yang ditetapkan.Penelitian ini juga mengamati pasir sungai dari Palembang, dimana pasir Sungai yang memiliki sumber (Quarry) yang cukup dan Pasir Sungai sering di gunakan untuk campuran pembuatan beton,akan tetapi pasir sungai yang sering di gunakan dalam campuran pembuatan perlu di teliti lebih lanjut untuk mengetahui kadar lumpur dari pasir sungai tersebut apakah pasir sungai yang akan di gunakan memiliki kadar lumpur yang layak dalam peraturan acuan campuran pembuatan beton.
Di dalam penelitian ini, menggunakan beton mutu K 225 yang merupakan campuran air, semen, agregat kasar,dan agregat halus dengan treatment yaitu mencuci dengan air tawar dan yang tidak dicuci. Dan dilakukan pengujian kuat tekan dan kuat lentur, yang bertujuan untuk mengetahui berapa besar pengurangan atau penambahan kuat tekan beton lentur terhadap faktor keamanan suatu bangunan, untuk dapat diaplikasikan pada bangunanbangunan masyarakat umum.
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa dari hasil uji kuat tekan beton yang menggunakan pasir sungai dengan perlakuan (BPST) mengalami peningkatan 45,85 kg/cm2 atau sebesar 22,35 % dari beton yang menggunakan pasir sungai dalam kondisi sebenarnya (BPS). Sedangkan pada kuat tekan beton menggunakan pasir laut dengan perlakuan (BPLT) mengalami peningkatan sebesar 6,25 kg/cm2 atau sebesar 2,23 % dari beton yang menggunakan pasir laut dalam kondisi sebenarnya (BPL). Kuat lentur beton yang menggunakan pasir sungai dengan perlakuan (BPST) mengalami peningkatan sebesar 6,8 kg/cm2atau sebesar 16,67 % dari pasir sungai dalam kondisi sebenarnya (BPS), kuat lentur yangmenggunakan pasir laut dengan perlakuan (BPLT) mengalami peningkatan sebesar 6,79 kg/cm2 atau sebesar 14,27 % dari pasir laut dalam keadaan yang sebenarnya (BPL)."
Palembang: Fakultas Teknik Universitas Tridinanti Palembang, 2015
691 JDT 3:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
T.M. Muriansyah Riza
"Salah satu karakteristik penting dari hubungan antara beton dengan elemen penguatnya adalah kekuatan lekatan antara keduanya. Kekuatan lekatan ini akan berpengaruh terhadap penentuan panjang penjangkaran minimum yang hams disediakan agar tulangan baja tidak tercabut dari betonnya pada saat beban luar diberikan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan selama ini umumnya menyelidiki hubungan antara tegangan lekat rata-rata dengan slip yang diukur dengan menggunakan dial gages.
Tegangan lekat ini menjadi masalah yang cukup penting untuk diperhatikan pada kasus penggunaan tulangan polos, di mana kuat lekat biasanya bergantung pada adhesi kimiawi antara tulangan baja dan beton di sekelilingnya. Pada saat slip antara tulangan dan beton teriadi, maka lekatan ini bergantung pada friksi antara kedua material di atas. Friksi yang dimaksud ini amat tergantung kepada kekuatan agregat dalam beton.
Penelitian ini ingin melihat hubungan kuat lekat antara tulangan baja polos dengan beton ringan yang menggunakan agregat kasar Pumice dan agregat halus pasir alam. Agregat kasar Pumice memiliki kekuatan yang relatif kecil, di mana prosentase keausannya mencapai tingkat 48.37 %. Untuk beton ini digunakan semen Cap Rumah yang termasuk ke dalamjenis Mixed Cement.
Penelitian ini dibagi menjadi dua subtopik, yaitu penelitian panjang penjangkaran dan penelitian distribusi tegangan lekat. Prosedur yang dipilih untuk penelitian ini adalah Pull-out Test (uji cabut) dengan benda uji silinder beton berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm, dengan penulangan monoaksial.
Penelitian panjang penjangkaran bertujuan untuk mendapatkan panjang penjangkaran yang paling optimum. Keragaman panjang penjangkaran yang dibuat untuk penelitian ini adalah 20 cm, 25 cm dan 30 cm. Untuk tulangan dengan diameter 8, 10, 12, dan 16 mm diperoleh harga panjang penjangkaran optimum sebesar 20 cm, sedangkan untuk tulangan berdiameter 19 mm adalah 25 cm.
Penelitian distribusi tegangan lekat melihat hubungan dari beban luar yang diberikan dengan regangan baja yang didapat dari pembacaan Steel Strain Data Logger, pada titik-titik sejarak 7.5, 15 dan 22.5 cm dari sisi yang tidak terbebani masing-masing untuk tulangan baja diameter 10, 12 dan 16 mm yang dijangkarkan sedalam 30 cm ke dalam silinder beton.
Dari penelitian distribusi tegangan lekat diperoleh bahwa tegangan lekat mencapai suatu harga maksimum di dekat sisi yang terbebani dan penurun secara nonlinier menuju sisi yang tidak terbebani. Besar tegangan lekat yang teriadi dan hubungannya dengan slip yang dihasilkan menunjukkan suatu nilai yang cukup baik, relatif terhadap penelitian sebelumnya yang menggunakan beton normal. Keruntuhan lekatan yang teriadi pada penelitian ini berupa keruntuhan cabut (diameter < 19 mm) dan keruntuhan retak-pecah pada tulangan berdiameter 19 mm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34621
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizal Darmawan
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permeabilitas, kuat lentur (fr), cepat rambat gelombang (v), serta perkembangan cepat rambat gelombang pada sampel roller compacted concrete (RCC), beton konvensional dengan portland slag cement (PSC), dan beton konvensional dengan portland composite cement (PCC). Penelitian ini dilakukan menggunakan metode observasi laboratorium meliputi pengujian permeabilitas untuk menentukan ketahanan beton terhadap penetrasi air, pengujian kuat lentur untuk menentukan ketahanan beton terhadap gaya lentur, serta pengujian cepat rambat gelombang dengan metode non-destruktif yaitu pengujian ultrasonic velocity pulse (UPV). Hasil penelitian didapatkan koefisien permeabilitas beton RCC sebesar 27.865×10-6 cm/s; koefisien permeabilitas beton konvensional PSC sebesar 1.037×10-6 cm/s; dan koefisien permeabilitas beton konvensional PCC sebesar 9.739×10-6 cm/s menunjukkan bahwa semakin rendah permeabilitas beton, maka semakin baik kemampuannya dalam menahan tekanan air. Hasil penelitian didapatkan kuat lentur beton RCC dengan target fc’ 15 MPa sebesar 0.70 MPa; kuat lentur beton konvensional PSC dengan target fc’ 30 MPa sebesar 4.17 MPa; dan kuat lentur beton konvensional PCC dengan target fc’ 30 MPa sebesar 4.02 MPa menunjukkan bahwa kuat lentur meningkat seiring dengan peningkatan mutu beton. Hasil penelitian beton umur 28 hari didapatkan cepat rambat gelombang beton RCC sebesar 3365.67 m/s; cepat rambat gelombang beton konvensional PSC sebesar 4627.48 m/s; dan cepat rambat gelombang beton konvensional PCC sebesar 4702.41 m/s menunjukkan bahwa semakin tinggi cepat rambat gelombangnya maka menyatakan bahwa beton semakin padat dan semakin sedikit porositas beton. Dalam penelitian ini ditemukan adanya korelasi antara kuat lentur dan kecepatan rambat gelombang dengan persamaan empiris pada beton RCC yaitu fr = 0.0002v; persamaan empiris pada beton konvensional dengan PSC yaitu fr = 0.0009v; dan persamaan empiris pada beton konvensional dengan PCC yaitu fr = 0.0009v.

This research aims to analyse the permeability, flexural strength (fr), ultrasonic pulse velocity (v) and ultrasonic pulse velocity evolution of roller compacted concrete (RCC), conventional Portland Slag Cement (PSC) and onventional Portland Composite Cement (PCC) samples. This research was carried out using laboratory observation methods, including permeability testing to determine the resistance of concrete to water penetration, flexural strength testing to determine the resistance of concrete to bending forces, and ultrasonic pulse velocity testing using a non-destructive method, namely ultrasonic pulse velocity (UPV) testing. The results showed that the permeability coefficient of RCC concrete was 27.865×10-6 cm/s, the permeability coefficient of conventional PCC concrete was 1.037×10-6 cm/s, and the permeability coefficient of conventional PCC concrete was 9.739×10-6 cm/s, indicating that the lower the permeability of concrete, the better its ability to resist water pressure. The results obtained flexural strength of RCC concrete with target fc' 15 MPa of 0.70 MPa; flexural strength of PSC conventional concrete with target fc' 30 MPa of 4.17 MPa; and flexural strength of PCC conventional concrete with target fc' 30 MPa of 4.02 MPa show that flexural strength increases with increasing concrete quality. The results of 28-day-old concrete research obtained ultrasonic pulse velocity of RCC concrete of 3365.67 m/s; ultrasonic pulse velocity of PSC conventional concrete of 4627.48 m/s; and ultrasonic pulse velocity of PCC conventional concrete of 4702.41 m/s show that the higher the wave propagation speed, it states that the denser the concrete and the less porosity of concrete. In this study it was found that there is a correlation between flexural strength and ultrasonic pulse velocity with the empirical equation for RCC concrete, fr = 0.0002v; the empirical equation for conventional concrete with PSC, fr = 0.0009v; and the empirical equation for conventional concrete with PCC, fr = 0.0009v."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reynanda Adrian Namara
"Dewasa ini banyaknya kebutuhan akan material beton telah memicu pemakaian sumber daya alam secara besar-besaran. Penggunaan beton pada industri konstruksi menghasilkan beton sisa atau limbah beton yang dapat merusak ekosistem tanah jika dibiarkan menumpuk. Penelitian ini akan menggunakan agregat halus daur ulang dan komposisi agregat kasar daur ulang sebesar 40%, dimana agregat tersebut berasal dari penghancuran limbah beton. Komposisi benda uji terdiri dari 0%, 20%, 40%, dan 60% agregat halus daur ulang dari limbah beton mutu K350-K400. Pengujian meliputi, yaitu pengujian kuat tekan, kuat lentur, dan susut pada beton. Kuat tekan beton dengan komposisi 40% agregat halus daur ulang meningkat 3,9% dan mengalami penurunan kuat lentur sebesar 7,6% dari kuat tekan dan kuat lentur beton normal pada umur 28 hari. Susut beton dengan komposisi 60% agregat kasar daur ulang mempunyai nilai susut tertinggi dibandingkan dengan campuran lainnya.

Nowadays, a huge mining activity of concrete forming maaterials been developed due to constructions in Indonesia. On the other hand, use of concrete in every sector of constructions produce a concrete waste, which will damage soil environment if it?s abandoned. This study will use recycled fine aggregate as aggregate in concrete and 40% recycled coarse aggregate. The composition of the test object consisting of 0%, 20%, 40%, and 60% recycled fine aggregate from concrete waste K350-K400. Testing includes, compressive strength test, flexural strength, and shrinkage in concrete. Compressive strength of concrete with 40% recycled fine aggregate increased by 3,9% and decreased by 7,6% for its flexural strength compared with compressive strength and flexural strength of the normal concrete at 28 days. Shrinkage of concrete with a composition of 60% recycled coarse aggregate has the highest shrinkage value compared to other mixtures."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59518
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafaruddin
"ABSTRAK
Seiring dengan upaya untuk menjajaki kemungkinan penggunaan semen Cap Rumah sebagai bahan untuk pembuatan komponen stmktur khususnya balok beton, maka perlu dilakukan penelitian untuk membuktikan kapasitas dan pola keruntuhan balok khususnya peninjauan terhadap gesernya_ mengingat keruntuhan akibat geser cenderung terjadi secara tiba-tiba.
Penelitian ini betujuan untuk mengetahui kapasitas geser dan pola keruntuhan alcibat geser pada balok beton benulang yang menggunakan semen Cap Rumah_
dengan menggunakan bentang geser dan penggunaan sengkang sebagai variabel penelitian, yakni pengujian dilakukan pada halok yang menggunakan sengkang dan balok yang tidak menggunakan sengkang serta penempatan beban pada jarak l.2h dan 2h dari perletakan.
Pengujian geser dilakukan pada balok yang berukuran 15 x 25 x 250 cm dengan mutu beton fc'350 kg/cm: dan tulangan Ientur BJTP 24 diameter 22 mm. Pala pembebanan diberil-can dengan melakukan penambahan secara monoton sampai terjadi I-cerunluhan.
Tes yang dilakukan melipuli tes material. tes kuat tekan silinder, ter larik baja, serta uji geser balok. Kapasilas dan pcrilaku kenuntuhan geser balok diamati dari tegangan dan regangan yang lenjadi pada beton dan tulangan Serta pengamatan terhadap lendutan yang tcrjacIi. Ana|isa terhadap hasil penelitian dilakukan dengan memhandingkan hasil penelitian lerhndap perhilungan secara teoritis berdasarkan peraturan SK-SNL-1991.
Hasil penelirian menunjukkan bahwa kapasitas geser dan pola kerumuhan yang terjadi pada balok beton bernulang yang menggunakan semen Cap Rumah sama dengan kapasftas geser pada balok belon yaang menggunakan semen tipe satu dengan mutu beton yang sama.

"
1996
S34565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>