Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142922 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S34741
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Yuliawati
"Pengolahan air limbah memerlukan suatu alat yang terdiri dari unit-unit pengolahan air limbah. Setiap unitnya sangat berpengaruh terhadap pengolahan yang dilakukan dan dapat ditunjukkan dengan parameter-parameter pengolahan air limbah seperti DO, BOD, CO dan lain-lain. Akan tetapi untuk mengolah air limbah yang akan dialirkan ke badan-badan air yang ada memerlukan biaya yang sangat besar. Hal ini disebabkan oleh mahalnya harga suatu unit pengolahan air limbah. Salah satu cara untuk mengurangi biaya pengolahan air limbah adalah dengan menggabungkan fungsi aerasi dan pompa. Penggabungan fungsi ini dilakukan dengan mengurangi pompa dan menggantinya dengan blower yang menggunakan prinsip airlift pump untuk menarik lumpur yang berasal dari bak sedimentasi. Alat yang menggunakan rotating blade atau baling-baling ini telah diterapkan selama -+ 9 tahun. Penggunaan alat ini (aerator pump) telah menunjukkan hasil yang cukup berarti akan tetapi alat ini kurang efektif untuk air limbah yang mengandung serat atau benang. Air limbah yang mengandung serat atau benang ini mengganggu prinsip kerja alat ini dimana serat atau benang ini tersangkut pada blade atau baling-baling dan menyebabkan kinerja alat menurun. Penggantian rotating blade dengan fixedscrew cylinder diharapkan dapat mengatasi dari air limbah yang berserat. Hal inilah yang melatarbelakangi penelitian penggunaan fixedscrew cylinder pada aerator pump dalam rangka untuk mengurangi biaya pengolahan air limbah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sudut 60-derajat dan luas kanal 1,266 cm-persegi yang digunakan pada alat pengolahan ini terhadap kinerja aerator pump sehingga aerator pump dengan fixedscrew cylinder dapat mengolah air limbah untuk semua kondisi termasuk air limbah yang mengandung serat atau benang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah air bersih, air tissue dan air yang ditambahkan dengan lempung. Dalam penelitian ini akan didapatkan besarnya perbandingan nilai debit udara dan debit air yang diperlukan untuk kinerja alat pengolahan ini. Sedang untuk mengetahui pengaruh pengoolahan air limbah dengan menggunakan alat ini, dilakukan pengukuran DO pada inlet dan outlet. DO yang dihasilkan merupakan parameter efektivitas kinerja alat ini.

The processing of waste water needs a kind of tool consisting of waste water processing units. Each unit greatly influences the process that has been done and can be shown by parameter like DO, BOD, CO, etc. Yet to process the waste water which will be flowed to water bodies is costly. It is caused by the expensive price ofwaste water unit. One way to decrease the cost of waste water processing is by combining the aeration function and pump. The function combining is done by decreasing the pump and replace it with blower which uses the the airlift pump principle to draw mud from sendimentation tub. This tool has been applied for 9 years. The tool (aerator pump) has shown a quite significant result but it is less effective for fibre - containing waste water. That kind of waste water disturbs the tool's working principle because fibre tends to stick on the blade and decreasing the tool's effectiveness. Replacing the rotating blade with fixedscrew cylinder is expected to overcome the condition of fibre - containing waste water. That also the main background of this research in order to lessen the cost of waste water processing. The research is conducted to find out the infuence of 60_ angle and canal area of 1,266 cm_ used on the tool toward the aerator pump performance, so that the aerator pump with fixedscrew cylinder can process waste water in any conditions including fiber - containing one. The sampel used in the research are clean water, clay + clean water and tissue + clean water. This research will show the comparisons between air pressure (Pu) and water debit (Qw) needed to make the tool work. While to find out the impact of waste water processing by using the tool, researchs measured the DO on the inlet and outlet. The DO result is the effectiveness parameter."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35429
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Dwi Nikendary
"Unit pengolahan air limbah merupakan satu kesatuan alat-alat pengolahan air limbah dimana akan berjalan dengan baik apabila kinerja dari masing-masing alat dapat saling mendukung. Proses ini membutuhkan biaya yang sangat besar karena alat-alat yang dibutuhkan banyak dan mahal. Penemuan dalam perkembangan alat pengolahan limbah telah dilakukan dan diterapkan di lapangan. Salah satu alat yang telah ditemukan adalah penemuan dari Ir. Agus S., M.Sc. dengan menggabungkan fungsi aerasi dan pompa (aerator pump), dimana digunakan suatu rotating blade. Alat ini telah digunakan selama kurang lebih 9 tahun dan hasil yang telah dicapai cukup memuaskan, namun alat ini masih memiliki kekurangan yaitu kurang efektif untuka air limbah yang mengandung benang dan serat (debris). Oleh sebab itu untuk mengatasinya digunakan fixed screw cylinder sebagai pengganti rotating blade, yang menjadi dasar penelitian ini. Adapun tujuannya untuk menciptakan suatu alat yang dapat membantu dalam pengolahan air limbah hemat energi. Dalam percobaan ini digunakan air bersih sebagai pembanding utama, air tissue, dan air tanah.

The processing unit of waste water is a union of many components, which would be working well if the performance of each component supporting one another. The processing of waste water cost highly, because all the components needed are a lot and expensive. The invention of developing waste water components has been done and applied in the field area. One of the invented components was founded by Ir. Agus, M.Sc, by combining the function of aeration and pump (aerator pump) and using rotating blade. These components have been used for about 9 years, and the result that has been reached was satisfied enough, but these components still have disadvantages of the decreased of effectiveness for waste water that contain debris. This is a kind of waste water which interrupted the performance of the components. To overcome this problem we uses fixed-screw cylinder to replace rotating blade, which become the basic of research. The purpose is to create a component in order to help saving energy of waste water processing. This research uses clean water as the main comparative, water+tissue, water+soil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35462
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyono Bintang Nurcahyo
"Pesatnya pembangunan sangat berdampak pada penurunan kulitas air. Kegiatan industri, pertambangan, pertanian, atau kegiatan yang lainnya, telah menjadikan air sebagai alat pemenuhan konsumsi. Badan air yang tercemar akan sangat berbahaya apabila digunakan sebagai sumber baku air minum dan keperluan MCK bagi warga. Untuk itu, diperlukan adanya proses pengolahan air limbah domestik dan industi, sehingga air tidak berbahaya untuk dikonsumsi. Pengolahan air limbah memerlukan suatu alat yang terdiri dari unit-unit pengolahan air limbah. Setiap unitnya sangat berpengaruh terhadap pengolahan yang dilakukan dan dapat ditunjukkan dengan parameter-parameter pengolahan air limbah seperti DO, BOD, COD dan lain-lain. Akan tetapi untuk mengolah air limbah yang akan dialirkan ke badan-badan air yang ada memerlukan biaya yang sangat besar. Hal ini disebabkan oleh mahalnya harga suatu unit pengolahan air limbah. Sehingga diperlukan suatu penelitian dan pengembangan alat pengolahan limbah, sehingga dapat mengurangi biaya.
Salah satu alat yang telah ditemukan adalah dengan menggabungkan fungsi aerasi dan pompa yang disebut dengan aerator pump. Penggabungan fungsi ini dilakukan dengan menghilangkan pompa dan menggantinya dengan blower yang menggunakan prinsip airlift pump untuk menarik lumpur yang berasal dari bak sendimentasi, dimana digunakan suatu rotating blade atau baling-baling. Alat penemuan Ir. Agus subiyakto, MSc. ini telah digunakan selama kurang lebih 9 tahun dan mencapai hasil yang cukup memuaskan. Namun saat ini masih kurang efektif untuk air limbah yang mengandung benang atau serat, sehungga mengganggu kinerja dari alat tersebut. Untuk mengatasinya akan dipergunakan fixedscrew cylinder sebagai pengganti dari rotating blade. Hal inilah yang akan mendasari penelitian pengolahan air limbah yang hemat energi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi tekanan udara pada kanal bersudut 60_ dengan luas 49.5 mm_ pada aerator pump yang digunakan terhadap kinerja alat jika air limbah yang diolah mengandung serat atau benang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel berupa air bersih, air+tissue, dan air+clay. Dalam penelitian ini akan didapatkan besarnya perbandingan nilai debit udara (Qu) dan debit air (Qa) yang diperlukan untuk kinerja alat pengolahan ini. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh pengolahan air limbah dengan menggunakan alat ini, dilakukan pengukuran DO (Dissolved Oxygen) pada inlet dan outlet. DO yang dihasilkan merupakan parameter efektivitas kinerja alat ini. Penelitian akan dilakukan di labotarium teknik penyehatan dan lingkungan di Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Alat dalam penelitian diharapkan dapat memenuhi target dan tujuan awal dari pembuatan alat pengolahan air limbah, yaitu menciptakan suatu alat pengolahan limbah yang hemat energi. Secara umum, target yang ingin dicapai dengan penggunaan aerator pump ini adalah meningkatkan kecepatan transfer O2 sehingga kadar DO yang terkandung akan menngkat, dengan memanfaatkan prinsip airlift pump yang mampu mengefesiensikan energi, sehingga mampu menciptakan suat alat pengolahan limbah yang lebih ekonomis.

Water quality is affected by development in our countries. Industrial activity, mining, farming, and others activity have became water as consumption. Polluted water is danger if it is consumed by people. So, water treatment is very usefull to produce clean water. Water treatment consist by several units and indicated by parameters as DO, BOD, COD, etc. The existing water treatment is very expensive, so research and innovation is important to reduce cost.
One of innovation is to combine aeration and pump action in one new unit that is called aerator pump. Aerator pump omits the pump and replaced by blower that use airlift pump concept. This concept is usefull to pull mud from sedimentation unit. In this research, iixedscrew cylinder was designed to replace rotating blade that uneffetive for water waste that contains debris.
This research is aim to find the effect of air pressure variation in 60° and 49.5 mm! canal in aerator pump. To achieve the goal. this researh use three kind of sample i.e. clean water sample, water+tissue sample, and water+clay sample.
The comparation value of air debit (Qu) and water debit (Qn) is important parameter to describe t|1e works of aerator pump. And DO (Dissolved Oxygen) is parameter to get the effcctivity of aerator pump.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S36032
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S35994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Panji Triawan
"ABSTRAK
Mikro-hidro merupakan sumber yang berharga bagi industri pedesaan dan rencana
kelistrikan desa. Terdapat metode traditional untuk proses seluruh dunia dan
peranan yang besar modernisasi dan perkembangan industri di Indonesia. Sekarang
mikro-hidro menawarkan potensi yang sama untuk negara-negara berkembang
dengan aplikasi pada penerangan pedesaan, mekanisasi proses makanan, dan
persediaan daya untuk aktivitas industri skala kecil. Oleh karena itu, dengan
menggunakan pompa Grundfos tipe NK 40 - 160 yang berputar pada 1450 rpm dan
memiliki efisiensi 0,684. Pompa tersebut mempunyai debit antara 8
 dan
22
 serta menunjukkan penurunan head pada rentang tersebut yaitu dari 8,9 m
menjadi 5,3 m. Jika pompa tersebut dijadikan PAT maka daya PAT mempunyai
efisiensi 0,4. Jika pada rentang debit yang sama dan head-nya dinaikkan menjadi
18,9 m maka daya PAT juga mengalami kenaikan. Untuk mendapatkan daya PAT
yang mendekati daya pompa maka head PAT juga harus dinaikkan menjadi 29,9 m.

ABSTRACT
Micro-hydro is a valuable source of energy for rural industries and village
electrification schemes. It has been a traditional method of grain processing
throughout the world and played a major role in modernization and industries
development in Indonesia. Micro-hydro now offers similar potential to most
developing countries, with application in village lighting, mechanized food
processing, and the supply of power to small-scale industries activities. Therefore ,
by using Grundfos pumps type NK 40-160 which rotates at 1450 rpm and has a
0.684 efficiency . The pump has a flow of between 8
 and 22
 and showed
a decrease in head on the range is from 8.9 m to 5.3 m . If the pump is used as PAT ,
the PAT has a power efficiency of 0.4 . If at the same discharge range and his head
raised to 18.9 m then the power PAT also increased . To get the power PAT
approaching the head PAT pump power must be increased to 29.9 m ."
2016
S62932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuril Umbuwoza Weru
"
ABSTRAK
Air merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Air yang
digunakan saat ini diambil dari sumber air dengan menggunakan salah satu
peraiatan mekanik yang disebut pompa. Dewasa ini pompa sebagai peralatan
mekanik telah berkembang tidak saja untuk memindahkan air tetapi juga untuk
memindahkan zat cair Iainnya. Pompa telah dikembangkan dari model yang
sederhana hingga ke model yang canggih. Pada masa ini pompa tangan masin
banyak digunakan terutama di daerah pedesaan. Dilihat dari konstruksinya yang
sederhana memungkinkan pompa ini dijual dengan harga yang relatif murah
sehingga terjangkau oleh masyarakat pedesaan. Sementara itu pompa dengan
sistem jet banyak digunakan di Kota kota besar. Pompa dengan sistem jet banyak
digunakan pada pompa jenis sentrifugal. Dengan pompa jet ini maka head air
yang menjadi lebih tinggi . Pada prisipnya sistem jet merupakan sebuah nosel
yang merubah energi tekanan menjadi energi kinetik dan diubah lagi menjadi
energi tekanan. Dari ke dua keadaan ini maka diusahakan untuk memodifikasi
pompa tangan dengan menggunakan sistem jet untuk meningkatkan keluaran
dari pompa tangan ini. Dengan adanya nosel ini diharapkan gaya yang diberikan
tidak terlalu besar namun dapat menghasilkan jumlah air yang cukup besar sesuai dengan tinggi headnya sehingga daya guna pompa tangan ini dapat meningkat.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan peningkatan daya guna pompa
tangan dengan sisem jet. Dua parameter yang menunjukkan peningkatan daya
guna adalah head akibat perubahan kecepatan dan debit aliran yang dikeluarkan
oleh sistem.
Metode penelitian yang digunakan adalah membuat alat dan sistem baru.
menguji sistem, analisis hasil pengujian, analisis teoritis dan membandingkan
analisis teoritis dan analisis hasil pengujian.
Hasil pengujian dan analisa menunjukkan adanya penurunan kemampuan
dari sistem jika dibandingkan dengan pompa tangan. Penurunan etisiensi
ditunjukkan dengan menurunnya jumlah air yang keluar dibandingkan dengan air yang dipindankan oleh pompa tangan pada pipa tekanan. Dari segi head
penggunaan nosel menunjukkan keberhasilan sistem memindankan air dari
kedalaman Iebih dari 10 m. Hal ini menunjukkan pompa tangan dengan sistem jet berhasil meningkatkan kemampuan pompa tangan dalam kemampuan menghisap dari kedalaman Iebih dari 10 m.
Pompa tangan dengan sistem jet ini masih dapat dikembangkan dengan
menekan kerugian sekecil mungkin sehingga seluruh sistem hanya berisi air.
Penggunaan pompa torak sangat dimungkinkan untuk menghindari kebocoran
seperti pada pompa tangan.
"
1997
S36775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andruska
"ABSTRACT
Siphons sebagai mana jet pump pada umumnya adalah salah satu jenis ejector yang mempunyai geometri konstruksi yang hampir sama, menggunakan fluida primer dan fluida sekunder yang sama jenisnya atau tidak terlalu jauh bedanya, baik berat jenis, rumus kimia, maupun kekentalannya. Hal ini erat kaitannya dengan efisiensi jet pump maksimum yang berkisar antara 40% sampai 42% (D. Blevins, 1984 : 259 dan Banga, 1982 : 503). Untuk air sphons dengan udara sebagai fluida penggerak, maka Huida hisap akan sangat dekat dengan titik didihnya, dan NPSH yang dihasilkan sangat rendah (Karassik, 1986 : 4.22). Dan air siphon akan lebih efisien apabila besaran-besaran operasinya lebih kecil dibandingkan dengan water jet pump atau jenis je! pump lainnya (Karassik, 1986 : 4.22). Untuk mengetahui unjuk kerja atau efisiensi satu jenis jet pump (dalam tulisan ini air siphon) dapat ditinjau salah satunya adalah dari segi jenis fluida yang akan dihisap. Dikarenakan air sivhons menggunakan liquid sebagai fluida hisap (Karassik, 1986 : 422), maka untuk mengetahui efisiensi appararus air siphons yang telah didisain sesuai kriteria perancangan yang dianjurkan, digunakan sebagai fluida hisap minyak kelapa sawit (palm oil) dan air (water) sebagai pembanding.
Perbandingan antara diameter driving nozzle dengan diameter mixing chamber (dfD) yang digunakan adalah 0,208 dan jarak driving nozel ke mixing chamber (E) = 2d.
Elisiensi maksimum air siphon dengan fluida hisap minyak kelapa sawit diperoleh pada tekanan kompresor 3 kg/omg sebesar 6 % dengan rasio aliran volume 1,23. Lebih rendah dibandingkan dengan efisiensi maksimum air siphon dengan fluida hisap air adalah sebesar 8,826% dengan rasio aliran volume 1,5. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yang sangat mempengaruhi efisiensi air siphon, antara lain:
1. Rasio d/D yang terlalu rendah;
2. Tekanan kompresor yang digunakan belum mencapai titik optimum;
3. Ukuran konstruksi body apparatus air srphon yang terlalu besar;
4. Terbentuknya zona resirkulasi dan arus Eddy di dalam mixing chamber;
5. Ketidak sempurnaan disain konstruksi apparaizis air siphon;
6. Bentuk geometri dari fluida hisap, yaitu wujud fluida hisap, viskositas, dan massa jenis.

"
1999
S36899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvina Natalia Setyoso
"Latar belakang: Refluks laringofaring LPR merupakan penyakit komorbid laringomalasia terbanyak, sehingga tata laksana laringomalasia mencakup penanganan LPR. Tujuan: Mengetahui karakteristik pasien, hubungan keteraturan berobat, dosis penghambat pompa proton PPI , dan faktor lain yang memengaruhi perbaikan klinis laringomalasia. Metode: Penelitian kohort retrospektif berdasarkan rekam medis. Subjek penelitian dipilih secara total sampling. Hasil: Total subjek adalah 95 rekam medis. Usia median pasien 3 bulan. Mayoritas pasien adalah lelaki, lahir cukup bulan, berat lahir cukup. Pada awal diagnosis, sebagian besar berstatus gizi baik, tidak gagal tumbuh, mengalami laringomalasia tipe 1, berderajat klinis sedang, skor gejala laringomalasia positif LSS , mengalami gejala refluks, tanpa pipa nasogastrik, tidak teratur berobat, dan mendapat PPI ge;1,0mg/kg/hari. Penyakit penyerta yang terbanyak adalah kelainan neurologi dan yang terjarang adalah penyakit refluks. Pasien yang berobat teratur mengalami perbaikan status gizi p=0,020 , derajat laringomalasia p=0,043 , nilai LSS p=0,002 , gejala refluks.

Background Laryngopharyngeal refluks LPR is laryngomalacia rsquo s most common comorbidity. Laryngomalacia management includes LPR treatment. Aim To describe the characteristics of patients, relationships of compliance, proton pump inhibitor PPI dosage, and other factors that contribute to clinical improvements. Methods Cohort retrospective study based on medical records. Subjects is recruited by total sampling. Results Total subject consists of 95 medical records. Median age is 3 months, majority are boys, born aterm, normal birth weight. Most patients are well nourished, thrive well, experienced type 1 laryngomalacia, moderate degree, positive laryngomalacia symptom score LSS , experienced reflux symptoms, did not require feeding tube, poor compliance to medication, and prescribed PPI ge 1,0mg kg day. The most common recorded comorbidity is neurologic abnormality, while the most infrequent is reflux. Good compliance is related to improvements of nutritional status p 0,020 , degree p 0,043 , LSS p 0,002 , reflux symptom p"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>