Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101533 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulfa Fauzia
"ABSTRAK
Di Indonesia, tanah gambut menutupi daerah yang cukup luas di daerah-daerah Irian. Kalimantan dan Sumatera. Dengan semakin berkembangnya kota-kota di Indonesia, termasuk di daerah Kalimantan maka pemerintah merencanakan untuk membangun jalan penghubung antara kota-kota di kalimantan tersebut.
Pada tugas akhir ini penulis menggunakan contoh tanah gambut di daerah Kalimantan Tengah tepatnya di tepi ruas jalan Palangkaraya - Kuala Kapuas Km 3.5, Desa Bereng Bengkel. Hal ini dihubungkan dengan Proyek Peningkatan Jalan Bereng Bengkel - km 35.
Hal yang sangat penting diperhatikan dari suatu kegiatan kontruksi, baik itu bangunan maupun jalan adalah kondisi dari tanah tempat bangunan tersebut berada. yaitu bagaimana kekuatan tanah pada lokasi tersebut. Sebagai bagian dari jenis tanah yang ada di alam semesta ini, tanah gambut tidak dapat dilepaskan dari sifat-sifat ilmu mekanik tanah. Dalam hal ini karena sifat tanah gambut yang memiliki kadar air yang tinggi, memiliki daya susut yang besar dan kompresibilitas yang tinggi menyebabkan daya dukung tanah gambut ini rendah. Untuk memperbaiki daya dukung yang rendah itu, maka dapat dilakukan perbaikan kondisi tanah gambut tersebut. Perbaikan yang dilakukan yaitu dengan metode pemadatan tanah dan metode stabilisasi.
Stabilisasi dapat dilakukan dengan mencampur tanah gambut dengan stabilisatornya. Dalam hal ini dicobakan sebagai stabilisatornya adalah peat solid. Pencampuran stabilisator ini diharapkan dapat menaikkan daya dukung dari tanah gambut, sehingga dapat digunakan sebagai lapisan tanah dasar untuk bangunan-bangunan teknik sipil.
Dalam rekayasa geoteknik, konsolidasi merupakan salah satu aspek terpenting selain tegangan dan daya rembes, terutama jika media tanahnya merupakan tanah yang lunak seperti gambut.
Konsolidasi merupakan proses pengecilan volume secara perlahan-lahan pada tanah jenuh sempuma dengan permeabilitas rendah akibat terdisipasinya air pori yang merupakan fungsi dari koefisien permeabiliti, beban dan waktu. Tekanan air pori tersebut secara bertahap akan naik sesuai dengan kenaikan tegangan total yang ada dan kemudian air pori tersebut akan terdisipasi sampai mendekati nol yang disertai dengan bertambahnya tegangan efektif. Konsolidasi pada gambut sangat kompleks dan lama, karena gambut memiliki kandungan bahan organik yang tinggi.
Dalam penelitian ini, akan di analisa pengaruh stabilisasi dengan menggunakan peat solid pada perilaku konsolidasi tanah gambut yang diselidiki dengan serangkaian uji konsolidasi menggunakan alat Rowe Cell.
Analisa yang digunakan untuk pengujian ini merupakan model reologi Gibson dan Lo yang telah diadopsi oleh Edil dan Dhowian untuk mendapatkan karakteristik konsolidasi gambut. Parameter yang dianalisa yaitu parameter pemampatan primer, pemampatan sekunder, dan faktor kecepatan pemampatan sekunder. Dilakukan pula analisa terhadap kompresibilitas dan prilaku pemampatannya.

"
2001
S35513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubba Rosita
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Pratantyo
"Smoldering (pembakaran membara) adalah pembakaran yang lambat, bersuhu rendah, dengan jilatan api yang tidak terlihat dan sering terjadi di kebakaran lahan gambut. penyebaran smoldering terjadi karena tercapainya parameter besar suplai oksigen, panas yang dihasilkan dan panas yang dilepas ke lingkungan. Kondisi tanah gambut yang berpori dan berserat menyebabkan mudah masuknya suplai oksigen. Sulitnya menuju lokasi lahan gambut yang terbakar adalah salah satu masalah untuk melakukan pemadaman. Penelitian ini bertujuan mengamati secara visual bagaimana pengaruh permeabilitas gambut palangkaraya terhadap fenomena perambatan smoldering dengan cara melakukan pemadatan pada gambut. Proses pemadatan dilakukan sebagai konstruksi awal dalam pembuatan jalan dan dapat mengurangi permeabilitas dan densitas serta nilai pori pada tanah, sehingga dapat memutus suplai oksigen di tanah yang terpadatkan. Pekerjaan eksperimental dilakukan di reaktor stainless steel 20 x 20 cm dengan papan insulasi pada dinding reaktor untuk meminimalisir panas yang terbuang ke lingkungan. Eksperimen dilakukan dengan memadatkan sampel gambut yang telah dikeringkan (MC ~11%) di bagian tengah reaktor dengan alat pemadat. Gambut dinyalakan dengan electric coil heater dengan daya 100 watt di salah satu sisi reaktor. Proses pembakaran yang terjadi di permukaan diamati dengan kamera normal, kamera inframerah FLIR dan sistem penyimpanan data. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya perlambatan smoldering pada bagian tanah yang terpadatkan dibanding pada smoldering tanah gambut undisturbed, walaupun pada akhirnya smoldering tetap terjadi di seluruh bagian reaktor.

Smoldering is a slow burning, low temperature, a flameless combustion and frequently happens in peatland fires. The smoldering spread occurs because of the parameter achievement in oxygen supply, generated heat and heat released to environment. The condition of porous and fibrous peat soils makes oxygen supply easily happens. The difficulty of getting to the location of the burning peatland is one of the problems to extinguish the fire. This study aims to observe with thermal visual the permeability impact on Palangkaraya peat to smoldering propagation phenomenon with peat compaction. Compaction is an initial step on road construction and reduces permeability and pore value in soils, so it can cut off the oxygen supply on compressed soil. The experimental works were carried out in a stainless 20 x 20 cm reactor with an insulation board on reactor walls to minimize the heat that wasted to environment. The experiment works by compacting a dried peat samples (MC ~11%) in the center region of the reactor with a compactor. Peat then ignited using an electric coil heater powered by 100 watts of electricity on one side of the reactor. The combustion process that occur in the surface are observed by a normal camera, an infrared FLIR Camera and data storage system. The results showed a slowdown effects of smoldering on the compacted soil compared to undisturbed peat smoldering, although in the end smoldering stil occurs in all region of the reactor"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roman Franca Wungkana
"ABSTRAK
Metoda lintasan tegangan (Stress Path) adalah suatu cara pendkatan penyelesaian masalah stabilitas dan defommasi yang banyak teljadi dalam mekanika tanah. Metoda ini memudahkan pengenalan akan masalah-masalah di lapangan dan karena itu dapat menunjukan cara yang tepat dalam mengatasi masalah tersebut.
Deiinisi Stress Path sendiri ialah suatu garis yang menghubungkan titik-titik yang mengalami tegangan dimana titik-titik tersebut adalah titik-titik yang mengalami tegangan geser maximum.
Diagram Stress Path (kurva hubungan p? - q) didapat dengan memplot titik-
titik pada situasi yang berlainan karena adanya pembahan tekanan pori. Stress Path ini meninjau keadaan tegangan tanah dan tekanan pori yang timbul dalam elemen tanah_
Secara umum, analisa lintasan tegangan (stress path) ini meninjau keadaan tegangan, regangan, dan tekanan air pori yang ada dalam elemen-elemen tanah.
Pada analisa ini tekanan pori dievaluasi dari kondisi nudraimzd sampai kondisi drained. Prinsip uji triaksial dalam kondisi Consolidared-Undraiued yaitu : contoh tanah diberikan tegangan normal dan air diperbolehkan mengalir dari contoh tanah.
Tegangan normal ini bekerja sampai konsolidasi selesai, yaitu sampai tidak terjadi lagi perubahan pada isi contoh tanah Kemudian jalan air dari contoh tanah ditutup dan contoh tanah diberi tegangan geser secara undrained (tertutup) dan tegangan normal masih tetap bekerja Tegangan air pori diukur selama tegangan geser dibedakan.
Contoh tanah yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah tanah gambut Sumatera Selatan dan Riau. Tanah gambut adalah tanah yang berkadar organik tinggi, yang pada umumnya teljadi dari campuran serat-serat material organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang telah berubah sifatnya secara kimiawi dan telah menjadi fosil, dimana tanah ini Sangat buruk untuk mendukung beban konstmksi diatasnya sehingga seringkali menjadi penyebab kegagalan proyek-proyek infrastruktur dalarn bidang teknik sipil yang dikaitkan dengan masalah kestabilan bangunan.
Dan dari uji triaksial di laboratorium dimana tanah diberikan tegangan aksial /
vertikal (cr,) yang bertambah dan tegangan horisontal yang merata/konstan (03 ), dan melalui analisa lintasan tegangan (stress parh) akan diperoleh parameter-parameter kekuatan geser tanah yaitu M, F, 7L, dan lc yang dibutuhkan untuk analisa geoteknis tanah.

"
1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Muslikah
"Perilaku konsolidasi tanah gambut sangat kompleks dan berbeda dibanding dengan tanah lempung. Ini disebabkan, kandungan serat-serat organik di dalam tanah gambut dan terjadinya proses dekomposisi pada serat-serat organik tersebut selama konsolidasi. Karena kondisi anaerob maka proses dekomposisi tanah gambut berjalan secara lambat. Salah satu cara untuk mempercepat terjadinya dekomposisi atau degradasi tanah gambut, yaitu dengan memberikan mikroorganisme yang dapat mendegradasi serat-serat tanah gambut.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh konsolidasi pada tanah gambut untuk melihat degradasi yang terjadi jika tanah gambut tersebut ditambahkan mikroorganisme. Mikroorganisme yang diinjeksi ke dalam tanah gambut berasal dari tanah gambut itu sendiri dengan cara diisolasi dan dikembangbiakan untuk dimasukkan kembali ke dalam tanah gambut. Sebagai pembanding digunakan mikroorganisme yang berasal dari pupuk hayati EM4 dan P2000Z. Pada penelitian ini tanah gambut yang digunakan berasal dari Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Hasil pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa, sampel tanah gambut yang diinjeksi dengan kombinasi antara mikroorganisme asli (10%) dengan pupuk hayati EM4 (10%) + P2000z (10%) atau sampel tanah gambut variasi 4 (A4) memiliki tingkat degradasi yang lebih baik dibandingkan sampel tanah gambut variasi injeksi mikroorganisme lainnya.

Consolidation peat soil behavior very complex and differ to be compared to with clay. This is caused, organic fibre content in peat soil and the happening of decompotition process at the organic fibre during consolidation. Because condition of anaerob hence peat soil decompotition process walk tardyly. One of the way of to quicken the happening of decompotition or peat soil degradation, that is by giving mikroorganism which can degradation fibre peat soil.
This research is done to know how consolidation influence at peat soil to see degradation that happened if the peat soil enhanced by microorganism. Microorganism which is injection into peat soil come from itself peat soil by isolation and grown to be reentered into peat soil. As comparator used by microorganism coming from biofertilizer EM4 and P2000Z. At this research of used peat soil come from Ogan Komering Ilir Region, South Sumatra.
Result of examination in laboratory indicate that, peat soil sampel which is injection with combination among original microorganism (10%) with biofertilizer EM4 (10%) + P2000Z (10%) or variation 4 of peat soil (A4) have degradation level which is better to be compared to other microorganism injection variation of peat soil.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30137
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Tanah gambut merupakan salah satujenis tanah yang ada di alam semesta ini, yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Di tinjau dari sifat fisiknya, maka tanah gambut ini nwmpunyai karakteristik fisik khusus jika dibandingkan dengan jenis tanah lainnya, yaitu kandungan air dan sifat plastisitas yang tinggi serta kemampuan susutnya yang besar. Penyebabnya tidak lain adalah karena tanah gambut ini mengandung bahan organik yang cukup tinggi sehingga kondisi tanahnya menjadi lunak. Dari keadaan inilah perlunya dilakukan perbaikan tanah gambut ini. Artinya kondisi tanah gambut yang lunak itu kita ubah ke kondisi yang lebih stabil dan kuat. Maka disinilah perlunya dilakukan proses stabilisasi tanah gambut. Dengan stabilisasi diharapkan terjadi perbaikan sifat dari tanah gambut, yang ditunjukkan dengan meningkatnya kepadatan tanah setelah dilakukan pencampuran dengan bahan stabilisasi. Dalam arti iimum bahwa kadar air tanah setelah pencampuran balian stabilisasi lebih kecil dibandingkan kadar air tanah sebelum pencampuran. Pada tugas akhir ini, akan dilakukan penelitian mengenai stabilisasi tanah gambut dengan menggunakan Peatsolid dalam upaya perbaikan kondisi tanah gambut desaBerengbengkel Palangkaraya. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah FTUI yang meliputi uji karakteristik tanah gambut desa Berengbengkel Palangkaraya, dan uji kekuatan tanah gambut sebelum dan setelah distabilisasi dengan Peatsolid. Pengujian dan pengolahan data yang dilakukan mengacu pada standar ASTM dan AASTHO. Penelitian yang dilakukan berupa pengujian batas cair (Liquid Limit), pengujian pemadatan (compaction), pengujian Specific Gravity, pengujian CBR, dan pengujian triaksial Unconsolidated Undrained. Pengujian batas cair untuk mendapatkan nilai Liquid Limit dari tanah dengan campurannya masing-masing sehingga didapat campuran yang optimum. Dengan campuran optimum yang diperoleh maka dilakukan pengujian pemadatan tanah dan campuran tersebut, sehingga diperoleh kadar air optimum tanah dan berat isi kering tanah. Kedua parameter ini mencerminkan kekuatan dan stabilitas tanah. Pengujian CBR untuk mendapatkan kekuatan tanah, baik gambut asli maupun gambut campur stabilisatomya- Pengujian triaksial UU untuk mengetahui kekuatan dan daya dukung tanah dari parameter c, ?, nilai regangan dan deviator stress tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kepadatan dari tanah gambut setelah mengalami stabilisasi, untuk mengetahui pengaruh pemakaian bahan stabilisasi dengan kadar optimumnya terhadap sifat-sifat serta kekuatan daya dukung tanah gambut desa Berengbengkel Palangkaraya."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Binawati Prihandajani
"ABSTRAK
Tanah gambut memiliki kandungan air dan bahan organik yang tingi yang menyebabkan sifat-sifat tanah gambut kurang menguntungkan, yaitu mudah menyusut, plasrisitas tinggi dan sangat kompresibel dan sukar untuk dimanfaatkan sebagai pondasi pada konstruksi sipil. Oleh karena itu sebelum memanfaatkan tanah gambut, diperlukan perlakuan-perlakuan khusus yang berlujuan untuk mempelibaiki sifat-sifat dan daya dukungnya.
Indonesia sebagai negara dengan potensi lahan gambut yang sangat tinggi tentunya harus dapat memanfaatkan sumber daya gambut yang ada, karena pads akhirnya perkembangan akan meluas sampai di daerah-daerah yang memiliki lahan gambut dan selama ini kurang dapat memberikan sumbangan yang bersti baik di bidang pertanian mauppun konstruksi. Hal ini mendesak untuk dikembangkannya berbagai metode untuk rnemperbaiki tanah gambut tersebut.
Salah satu metode yang dilakukan untuk memperbaiki sifat-sifat inilah gambut adalah dengan perkuatan stabilisasi. Pada umumnya stabilisasi dilakukan dengan cara menarnbahlran bahan kimia sebagai stabilisator yang Iangsung bekerja setelah dicampurkan pada tanah melalui reaksi-reaksi kimia yang terjadi antara tanah dan bahan siabilisasi. Belakangan ini sudah banyak dikembangkan berbagai bahan stabilisasi tanah yang mempunyai kelebihan-kelebihan khusus, tergantung pada kelemahan dan jenis tanah yang akan distabilisasi.
Pada penelitian tugas akhir yang dilakukan di laboratorium ini, akan dicoba metode stabilisasi dengan menggunakan bahan slabilisasi yang digunakan adalah semen Clean Set Tipe CS-10 yang merupakan hasil modifikasi dari semen Portland yang mempunyai kelebihan untuk menyerap air lebih banyak dan tahan terhadap kandungan asam yang tinggi pada tanak gambut. Sedangkan bmah gambut yang dijadikan baha penelitian adalah tanah gambut yang berasal dari rawa-rawa di daerah Duri, Riau.

"
1996
S34628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelwida Syofyan
"Gambut adalah tanah yang terbentuk dari pencampuran fragmen-fragmen material organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan telah berubah secara kimiawi menjadi fosil. Karakteristik gambut yang membedakannya dengan tanah lempung biasa adalah kadar air yang tinggi, kemampumampatan yang tinggi, dan daya dukung yang rendah. Dari karakteristik tersebut menjadikan pemahaman sifat teknis mekanika tanah gambut merupakan hal yang sangat penting dilakukan untuk mendapat metode yang benar, sehingga konstruksi yang dibangun di atasnya kuat dan aman. Gambut juga memiliki sifat dan karakteristik yang unik bila ditinjau dari perilaku konsolidasinya. Sedangkan konsolidasi merupakan salah satu aspek yang penting dalam mekanika tanah, dan penurunan merupakan salah satu kriteria penting dalam desain konstruksi.
Oleh karena itu penelitian terhadap sifat dan karakteristik konsolidasi yang dimiliki gambut terus dilakukan. Pada tanah lempung yang mempunyai laju konsolidasi rendah dan permeabilitas rendah, laju konsolidasi dapat dipercepat dengan menggunakan drainasi vertikal {sand drain). Prinsipnya adalah lintasan pengaliran dalam lempung dapat diperpendek dengan memperhitungkan pengaliran horizontal radial yang menyebabkan disipasi kelebihan tekanan air pori yang lebih cepat.
Penelitian ini ditujukan untuk mempelajari keefektifan penggunaan drainasi vertikal (sand drain) pada gambut yang berasal dari Desa Tampan, Pekanbaru dalam proses konsolidasinya. Sebagai perbandingan maka dilakukan juga penelitian dengan pengaliran horizontal. Selanjutnya hasil yang didapat akan dibandingkan dengan jenis pengaliran biasa ( untuk pengaliran biasa ini disadur dari penelitian M. Rondham). Alat yang digunakan adalah Sel Rowe, karena dapat dilakukan pengaliran vertikal dan horizontal. Dari penelitian ini, akan didapatkan nilai-nilai parameter yang diperlukan untuk masing-masing pengaliran, untuk kemudian dapat ditentukan apakah drainasi vertikal (sand drain) lebih efektif dari pengaliran dengan cara biasa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Di Indonesia, tanah gambut menutupi daerah yang cukup luas di Sumatra dan Kalimantan. Dengan semakin berkembangnya kota-kota di Indonesia, termasuk di daerah Kalimantan maka pemerintah merencanakan untuk membangun jalan penghubung antara kota-kota di Kalimantan tsb. Pada saat ini sebagian dari jalan tsb. sudah merupakan jalan tanah dan sebagian kecil sudah dibangun dengan perkerasan aspal. Namun sebagian besar masih merupakan tanah asli hasil timbunan. Pada tugas akhir ini penulis menggunakan contoh tanah gambut di daerah Kalimantan Tengah tepatnya di tepi ruas jalan Palangkaraya-Kuala Kapuas km.35, Desa Bereng Bengkel. Hal ini dihubungkan dengan proyek peningkatan jalan Bereng Bengkel - km 35. Tanah gambut merupakan tanah yang mempunyai kandungan organik dan kadar air yang tinggi, yang terbentuk dari fragmen-fragmen material organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang dalam proses pembusukan menjadi tanah, yang telah berubah sifatnya secara kimiawi dan telah menjadi fosil, dimana tanah gambut ini memiliki sifat yang tidak menguntungkan bagi konstruksi yaitu daya dukung yang rendah serta kompresibilitas yang tinggi. Maka dari itu, penanganan dengan metode yang benar dan tepat sangat diperlukan agar konstruksi yang dibangunan dapat berdiri dengan kuat dan aman. Sampai saat ini pengetahuan tentang gambut di Indonesia sangat sedikit, hal ini sangat disayangkan mengingat Indonesia memiliki lahan gambut yang luas sekali. Oleh sebab itu penelitian tentang perilaku tanah gambut yang ada di Indonesia perlu dilakukan. Dalam karya tulis ini penulis melakukan penelitian dengan serangkaian uji konsolidasi dengan menggunakan alat Rowe Cell untuk mengetahui bagaimana penurunan yang terjadi pada tanah gambut Kalimantan. Pembebanan yang dilakukan adalah pola pembebanan bertahap dan langsung dimana masing-masing pola pembebanan diuji dengan waktu pembebanan untuk setiap kenaikan beban divariasikan yaitu 6 jam dan 24 jam. Analisa yang digunakan untuk pengujian ini menggunakan model reologi Gibson dan Lo yang telah diadopsi oleh Edil dan Dhowian untuk mendapatkan karakteristik konsolidasi gambut. Parameter yang dianalisa yaitu parameter pemampatan primer, pemampatan sekunder, dan faktor kecepatan pemampatan sekunder. Dilakukan pula analisa terhada kompresibilitas dan perilaku pemampatannya."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsetya Putra Pradipta
"Pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak diikuti dengan penambahan jumlah luas lahan merupakan suatu masalah yang dihadapi pada saat ini. Terbatasnya jumlah lahan yang tersedia menyebabkan lahan gambut yang tergolong ke dalam tanah lunak juga dimanfaatkan untuk lahan pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa nilai kerapatan kering, California Bearing Ratio (CBR) dalam kondisi unsoked dan soaked tanah gambut OKI Sumatera Selatan terhadap penambahan mikroorganisme selulotik potensial asli. Secara konvensional, penambahan mikroorganisme dilakukan dengan cara diaduk dan dilakukan penambahan volume sebanyak 5% dari berat tanah dan konsentrasi mikroorganisme sebanyak 1010. Setelah dilakukan pencampuran tanah difermentasi selama 60 hari dan diamati peningkatan nilai kerapatan kering dan CBR dari kondisi tanah asli tidak terjadi perubahan yang signifikan.

Population growth which is not followed by the addition of the vast amount of land is a problem faced at the moment. The limited amount of available land led to peatland which categorized to the soft ground is also used for land development. This study aims to analyze the dry density value , CBR in unsoked conditions and soaked to the addition of microorganisms selulotik original potential. Conventionally, the addition of microorganisms is done by stirring and the addition of volume as much as 5% of the weight of the soil and the concentration of microorganisms as many as in 1010. After mixing the ground fermented for 60 days and observed an increase in the value of dry density and CBR of the original soil conditions but not significant changes."
Depok: [Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2015
S61937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>