Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57246 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Di Indonesia, tanah gambut menutupi daerah yang cukup luas di Sumatra dan Kalimantan. Dengan semakin berkembangnya kota-kota di Indonesia, termasuk di daerah Kalimantan maka pemerintah merencanakan untuk membangun jalan penghubung antara kota-kota di Kalimantan tsb. Pada saat ini sebagian dari jalan tsb. sudah merupakan jalan tanah dan sebagian kecil sudah dibangun dengan perkerasan aspal. Namun sebagian besar masih merupakan tanah asli hasil timbunan. Pada tugas akhir ini penulis menggunakan contoh tanah gambut di daerah Kalimantan Tengah tepatnya di tepi ruas jalan Palangkaraya-Kuala Kapuas km.35, Desa Bereng Bengkel. Hal ini dihubungkan dengan proyek peningkatan jalan Bereng Bengkel - km 35. Tanah gambut merupakan tanah yang mempunyai kandungan organik dan kadar air yang tinggi, yang terbentuk dari fragmen-fragmen material organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang dalam proses pembusukan menjadi tanah, yang telah berubah sifatnya secara kimiawi dan telah menjadi fosil, dimana tanah gambut ini memiliki sifat yang tidak menguntungkan bagi konstruksi yaitu daya dukung yang rendah serta kompresibilitas yang tinggi. Maka dari itu, penanganan dengan metode yang benar dan tepat sangat diperlukan agar konstruksi yang dibangunan dapat berdiri dengan kuat dan aman. Sampai saat ini pengetahuan tentang gambut di Indonesia sangat sedikit, hal ini sangat disayangkan mengingat Indonesia memiliki lahan gambut yang luas sekali. Oleh sebab itu penelitian tentang perilaku tanah gambut yang ada di Indonesia perlu dilakukan. Dalam karya tulis ini penulis melakukan penelitian dengan serangkaian uji konsolidasi dengan menggunakan alat Rowe Cell untuk mengetahui bagaimana penurunan yang terjadi pada tanah gambut Kalimantan. Pembebanan yang dilakukan adalah pola pembebanan bertahap dan langsung dimana masing-masing pola pembebanan diuji dengan waktu pembebanan untuk setiap kenaikan beban divariasikan yaitu 6 jam dan 24 jam. Analisa yang digunakan untuk pengujian ini menggunakan model reologi Gibson dan Lo yang telah diadopsi oleh Edil dan Dhowian untuk mendapatkan karakteristik konsolidasi gambut. Parameter yang dianalisa yaitu parameter pemampatan primer, pemampatan sekunder, dan faktor kecepatan pemampatan sekunder. Dilakukan pula analisa terhada kompresibilitas dan perilaku pemampatannya."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Richo Fahreza Cannigia
"Proyek 57 Promenade merupakan proyek pembangunan apartemen yang berlangsung di Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat. Suatu bangunan secara khusus tempat hunian perlu dilakukan kajian kebencanaan yang dapat terjadi. Salah satu bencana yang dapat terjadi adalah likuefaksi. Likuefaksi dapat terjadi apabila tanah berongga yang jenuh akan air berubah menjadi cair akibat gempa bumi. Hal ini menyebabkan perubahan tegangan siklik sehingga tanah yang awalnya padat berubah bentuk. Mengacu kepada informasi regional, endapan yang berada pada daerah penelitian termasuk ke dalam Endapan Kipas Aluvium. Endapan yang ditemukan di daerah penelitian secara umum merupakan produk-prduk pelapukan batuan berupa tanah berukuran lanau, lempung, dan pasir. Metode evaluasi potensi likuefaksi dilakukan dengan perhitungan parameter CSR, CRR, FS, dan LPI. Analisis dilakukan terhadap 11 titik bor dan 11 titik sondir pada daerah penelitian pada kedalaman hingga 15 m dan kekuatan gempa 6, 6,5, dan 7 Mw. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui terdapat potensi likuefaksi pada titik sondir, sedangkan pada titik bor tidak ada potensi likuefaksi. Titik sondir yang mengalami likuefaksi ialah S-3, S-9, S-12, S-18, S-19, S-20, dan S-23. Perbedaan tersebut didapatkan akibat berbedanya teknik pengambilan data SPT dan CPT. Secara detail, dapat diketahui lapisan yang terlikuefaksi pada analisis data CPT termasuk ke dalam rentang yang memiliki nilai FS rendah pada analisis data SPT. Oleh karena itu, integrasi antara kedua data diperlukan. Indeks potensi likuefaksi pada daerah penelitian berkisar dari rendah-sangat tinggi.

57 Promenade Project is an apartment construction project that took place in Tanah Abang District, Central Jakarta City. A building specifically residence must have potential hazard study. One of the hazards that may happen is liquefaction. Liquefaction happens when granular soil that contains water changes form into liquid because of the earthquake. This event causes a change in cyclic stress, which causes soil changes to form from solid. According to regional information, deposits in the research area are included in Alluvial Fan Deposits. Deposits that were found in the research area are products of weathered rocks in the form of soil that sized clay, silt, and sand. A building specifically a residence must have a study of hazards that may occur. One of the hazards is liquefaction. The liquefaction potential evaluation method is carried out by calculation of CSR, CRR, FS, and LPI. Analysis implemented on 11 SPT points and 11 CPT points at a maximal depth of 15 m and 6, 6.5, and 7 earthquake magnitude. Based on the calculations, it is known that liquefaction potential is detected in CPT points, while SPT points don't have any liquefaction potential. CPT points that have liquefaction potential are S-3, S-9, S-12, S-18, S-19, S-20, and S-23. The differences in output occurred because of the difference in data acquisition methods between CPT and SPT. In detail, liquefied layers in the CPT data analysis are included in the range of layers that have low FS values in the SPT data analysis. Therefore, integration between two types of data is needed. The liquefaction potential index in the research area ranges from low-very high."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halomoan, Panusur Jansen
"Beton sebagai salah satu material yang paling sering digunakan untuk struktur bangunan, memiliki andil yang sangat besar dalam pembangunan di zaman modern. Ini terlihat pada banyaknya bangunan-bangunan yang terbuat dari beton, mulai dari gedung-gedung pencakar langit, bendungan, jalan, perkantoran, dll. Hal ini dapat terjadi karena beberapa kelebihan yang dimiliki oleh beton itu sendiri, seperti kekuatannya, banyaknya variasi bentuk yang bisa dibuat, ketahanannya terhadap api (sekitar 1 hingga 3 jam tanpa bahan kedap api tambahan), regiditas tinggi, mudah didapatnya material untuk campuran beton, biaya pemeliharaan yang rendah dan kemudahan dalam pelaksanaan. Namun seperti yang kita ketahui dalam suatu struktur yang menggunakan beton, beton tidak berdiri sendiri namun bekerja bersama dengan tulangan baja didalam satu kesatuan menjadi suatu struktur beton bertulang. Kekuatan tulangan baja sebagai material yang menahan tarik dapat berkurang dengan adanya korosi. Korosi dapat terjadi akibat lingkungan yang korosif maupun akibat sifat permiabilitas beton itu sendiri. Inhibitor diketahui memiliki kemampuan untuk mengurangi laju korosi.
Skripsi ini akan membahas mangenai pengaruh inhibitor terhadap campuran beton dalam andilnya mengurangi laju korosi pada baja tulangan sekaligus mengetahui pengaruhnya terhadap kekuatan tekan beton. Beton adalah campuran antara semen, agregat kasar, agregat halus dan air. Mutu beton dipengaruhi oleh rasio air semen, pemadatan dan daya kerja. Korosi merupakan kerusakan secara perlahan-lahan dari suatu material atau substansi yang merupakan simbol dari proses kimia atau dapat diartikan sebagai proses reaksi elektrokimia dari logam yang beraksi dengan lingkungannya. Inhibitor adalah suatu bahan kimia yang ketika ditambahkan dalam jumlah konsentrasi yang tertentu pada suatu lingkungan, dapat secara efektif mengurangi laju korosi. Inhibitor yang digunakan adalah asam askorbat. Inhibitor asam askorbat bekerja dengan cara bereaksi dengan logam membentuk lapisan pada permukaan logam sehingga membatasi serangan ion-ion korosif pada permukaan logam dan reaksi korosi dapat dikurangi. Penelitian akan dimulai dengan membuat sampel kubus beton dengan ukuran 10.5x10.5x10.5 cm_ untuk beton dengan tulangan dan sampel beton tanpa tulangan dengan ukuran 15x15x15 cm, sampel beton yang ada divariasikan dengan ada tidaknya penambahan inhibitor asam askorbat dan berbedanga media penyimpanan yaitu pH 3 dan pH 7. Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan uji tekan beton untuk mengetahui kekuatan tekan beton dan uji laju korosi untuk mengetahui laju korosi pada baja tulangan.
Dari penelitian yang dilakukan, didapat hasil sebagai berikut : 1. Lingkungan yang asam (pH 3) dapat menyebabkan penurunan kuat tekan beton mutu K350 2. Penambahan inhibitor pada beton menyebabkan penurunan kuat tekan pada beton mutu K350 3. Pada kondisi lingkungan yang asam (pH 3) beton standar K350 yang tidak diberi tambahan inhibitor memiliki laju korosi yang lebih kecil (0,17 MPy) dibandingkan dengan beton yang diberi tambahan inhibitor (K60ppm= 0,3 MPy; K90ppm= 0,3 MPy dan K120ppm= 0,20 MPy) 4. Pada kondisi lingkungan yang netral (pH 3 ) beton standar K350 yang tidak diberi tambahan inhibitor memiliki laju korosi yang lebih kecil (0,09 MPy) dibandingkan dengan beton yang diberi tambahan inhibitor (K60ppm= 0,25 MPy; K90ppm= 0,22 MPy dan K120ppm= 0,10 MPy) 5. Pada kondisi lingkungan yang asam, inhibitor dengan konsentrasi 120 ppm paling efektif digunakan karena menghasilkan kuat tekan yang cukup tinggi (468 kg/cm) dibandingkan dengan beton tanpa penambahan inhibitor (395,56 kg/cm) serta menghasikan laju korosi yang cukup rendah (0,20 MPy) 6. Pada kondisi lingkungan yang netral, sebaiknya tidak diberikan penambahan inhibitor pada suatu campuran beton mutu K350 sebab pada kondisi ini beton menghasilkan kuat tekan yang terbesar (482 kg/cm) dan laju korosi yang terkecil (0,09 MPy)"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Gambut merupakan tanah yang terbentuk dari percampuran fragmen-fragmen material organik tumbuh-tumbuhan yang telah membusuk dan berubah secara kimiawi menjadi fosil. Gambut memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari tanah lempung biasa, yaitu memiliki kadar air dan kompresibilitas yang tinggi serta kapasitas daya dukung yang rendah. Hal ini menyebabkan tanah gambut kurang menguntungkan bagi konstruksi sipil. Selain karakteristiknya yang unik, tanah gambut juga memiliki perilaku konsolidasi yang berbeda dibandingkan dengan tanah lempung. Konsolidasi pada tanah gambut merupakan proses pemampatan yang lama. Konsolidasi sendiri merupakan salah satu aspek penting dalam mekanika tanah, dan penurunan merupakan salah satu kriteria penting dalam desain konstruksi selain kapasitas daya dukung tanah dasar. Untuk itu, penelitian tentang perilaku teknis serta karakteristik konsolidasi tanah gambut perlu dilakukan agar konstruksi yang dibangun di atasnya kuat dan aman. Pada penelitian ini, dilakukan pengujian konsolidasi satu dimensi dengan menggunakan alat konsolidasi Rowe Cell. Dengan drainasi vertikal satu arah dapat diukur penurunan yang terjadi pada sampel serta perubahan tekanan air pori di Aawr sel Pemhebanan standard dilakukan pada benda uji selama 24 jam dengan penambahan beban tertentu dan dilakukan pada tingkat kejenuhan berbeda dan pada Over Consolidated Ratio (OCR) 1 dan 2. Hasil dari pengujian kemudian dibandingkan untuk mendapatkan perilaku penurunan tanah gambut pada. Tanah gambut yang digunakan dalam pengujian berasal dari Berengbengkel, Kalimantan Tengah. Analisa yang digunakan untuk pengujian ini menggunakan model reologi Gibson dan Lo yang telah diadopsi oleh Edil dan Dhowian untuk mendapatkan karakteristik konsolidasi gambut. Parameter yang dianalisa yaitu parameter pemampatan primer, pemampatan sekunder, dan faktor kecepatan pemampatan sekunder. Selain itu juga dianalisa kompresibilitas dan perilaku pemampatan dari tanah gambut tersebut."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradipta Tri Purusa
"ABSTRAK
Tanah air kita, Indonesia, yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke memiliki kekayaan sumber daya alam yang belum seluruhnya dimanfaatkan dengan optimum. Sebagai warga negara, telah sepantasnyalah kita berusaha memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk meningkatkan kemakmuran bangsa. Dari bermacam sumber daya tersebut, tanah gambut masih menjadi perbincangan hingga saat ini. Tanah gambut ini tersebar di daerah Irian, Selatan Kalimantan dan Timur Sumatera. Pada tugas akhir ini kami menggunakan contoh tanah gambut di daerah Kalimantan Tengah tepatnya di tepi Ruas Jalan Palangkaraya-Kuala Kapuas km.3 5, Desa Bereng Bengkel. Hal ini dihubungkan dengan Proyek Peningkatan Jalan Bereng Bengkel - km 35.
Tanah gambut merupakan tanah yang mempunyai kandungan organik dan kadar air yang tinggi, yang terbentuk dari fragmen-fragmen material organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang dalam proses pembusukan menjadi tanah, yang telah berubah sifatnya secara kimiawi dan telah menjadi fosil, dimana tanah ini sangat buruk untuk mendukung beban konstruksi yang dapat menyebabkan kegagalan proyek-proyek infi-astruktur dalam bidang teknik sipil yang berkaitan dengan masalah kestabilan bangunan.
Tanah gambut mempunyai perilaku yang berbeda dibandingkan tanah lempung, karena konsolidasi pada gambut merupakan proses pemampatan yang lama. Hal ini dikarenakan karena gambut memiliki kadar air dan daya rembes yang tinggi serta adanya proses dekomposisi yang terjadi pada serat-serat organik oleh kegiatan bakteri mikrobiologi. Konsolidasi merupakan salah satu aspek yang penting yang harus ditinjau dalam mekanika tanah dan penurunan merupakan salah satu kriteria penting dalam desain konstruksi selain kapasitas daya dukung tanah dasar. Oleh karena itu penelitian terhadap sifat, perilaku, dan karakteristik konsolidasi yang dimiliki gambut periu dilakukan.
Pada penelitian ini digunakan alat konsolidasi Sel Rowe atau Oedometer untuk pengujian konsolidasi satu dimensi di mana kondisi regangan lateral nol mutlak ada. Dengan drainasi vertikal satu arah dapat diukur penurunan yang terjadi pada sampel serta perubahan tekanan air pori di dasar sel. Pembebanan dengan Over Consolidated Ratio (OCR) 3 dan 4 dilakukan pada benda uji selama 24 jam pada setiap kenaikan beban dan dilakukan pada kondisi saturasi penuh dan saturasi sebagian.
Analisa yang digunakan untuk pengujian ini menggunakan model reologi Gibson dan Lo yang telah diadopsi oleh Edil dan Dhowian untuk mendapatkan karakteristik konsolidasi gambut. Parameter yang dianalisa yaitu parameter pemampatan primer, pemampatan sekunder, dan faktor kecepatan pemampatan sekunder. Dilakukan pula analisa terhadap kompresibilitas dan perilaku pemampatannya pada berbagai kondisi pembebanan dan kejenuhan tanah gambut tersebut.

"
2000
S34953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustian Heri Suprapto
"Uses of microorganisms in the civil engineering domain have been developed since several years ago. From several researches, microorganisms produced calcite was able to improve the mechanical properties of the soil and concrete. In the soil, they could increase the bearing capacity by producing calcite that would fulfill the pores of soil [Ivanov, 2008]. By reducing the pores, the soil will be more compact and it can increase its capacity. On the concrete material, it could be used to fix the cracking in the concrete or it could [Achal et.al. 2010] be used in mix design which able to improve the strength of concrete. The type of the bacteria which can produce calcite is from genera Bacillus. Growth of Bacillus subtilis studied in this paper was observed in laboratory of Microbiology at Universite Lille 1."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29773
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Muslikah
"Perilaku konsolidasi tanah gambut sangat kompleks dan berbeda dibanding dengan tanah lempung. Ini disebabkan, kandungan serat-serat organik di dalam tanah gambut dan terjadinya proses dekomposisi pada serat-serat organik tersebut selama konsolidasi. Karena kondisi anaerob maka proses dekomposisi tanah gambut berjalan secara lambat. Salah satu cara untuk mempercepat terjadinya dekomposisi atau degradasi tanah gambut, yaitu dengan memberikan mikroorganisme yang dapat mendegradasi serat-serat tanah gambut.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh konsolidasi pada tanah gambut untuk melihat degradasi yang terjadi jika tanah gambut tersebut ditambahkan mikroorganisme. Mikroorganisme yang diinjeksi ke dalam tanah gambut berasal dari tanah gambut itu sendiri dengan cara diisolasi dan dikembangbiakan untuk dimasukkan kembali ke dalam tanah gambut. Sebagai pembanding digunakan mikroorganisme yang berasal dari pupuk hayati EM4 dan P2000Z. Pada penelitian ini tanah gambut yang digunakan berasal dari Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Hasil pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa, sampel tanah gambut yang diinjeksi dengan kombinasi antara mikroorganisme asli (10%) dengan pupuk hayati EM4 (10%) + P2000z (10%) atau sampel tanah gambut variasi 4 (A4) memiliki tingkat degradasi yang lebih baik dibandingkan sampel tanah gambut variasi injeksi mikroorganisme lainnya.

Consolidation peat soil behavior very complex and differ to be compared to with clay. This is caused, organic fibre content in peat soil and the happening of decompotition process at the organic fibre during consolidation. Because condition of anaerob hence peat soil decompotition process walk tardyly. One of the way of to quicken the happening of decompotition or peat soil degradation, that is by giving mikroorganism which can degradation fibre peat soil.
This research is done to know how consolidation influence at peat soil to see degradation that happened if the peat soil enhanced by microorganism. Microorganism which is injection into peat soil come from itself peat soil by isolation and grown to be reentered into peat soil. As comparator used by microorganism coming from biofertilizer EM4 and P2000Z. At this research of used peat soil come from Ogan Komering Ilir Region, South Sumatra.
Result of examination in laboratory indicate that, peat soil sampel which is injection with combination among original microorganism (10%) with biofertilizer EM4 (10%) + P2000Z (10%) or variation 4 of peat soil (A4) have degradation level which is better to be compared to other microorganism injection variation of peat soil.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30137
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Novialdi
"Interaksi tanah struktur telah diteliti selama lebih dari 40 tahun, tetapi masih banyak kontroversi dalam pengunaannya. SNI Gempa yang baru SNI-1726-2012 telah mengakomodir analisa interaksi tanah-struktur dengan memperhitungkan interaksi tanah-struktur gaya geser gempa boleh dikurangi sampai 30 . Studi ini meneliti pengaruh interaksi tanah-struktur pada bangunan dengan tinggi 8, 12, 16, 20 lantai dengan dua lapis basement untuk dilihat besarnya reduksi gaya geser dasar dan pengaruhnya pemodelan interaksi tanah-struktur pada ductility demand dari struktur.Hasil studi menunjukan bahwa pengurangan gaya geser efektif untuk bangunan rendah 8 lantai dengan pengurangan sekitar 10 dan berkurang seiring dengan bertambahnya ketinggian atau periode struktur, sedangkan untuk ductility demand cenderung berkurang dengan berkurangannya kekakuan tanah Vs lebih kecil.

Soil structure interaction has been investigated more than 40 years, but there is still many controversy regarding the role of SSI in the seismic performance of structure founded in soft soil. Indonesian seismic design code SNI 1726 2012 has been accommodate soil structure interaction to account SSI effect, seismic base shear can be reduction to 30 .This study investivigate influence of soil ndash structure interaction on buildings with 8, 12, 16, 20 storey height with two layers basement. This study show building with short storey 8 storey building with reduction about 10 , the reduction decrease with increase the height of building or periode of fix structure. Meanwhile the ductility demand decrease with decrease the stiffness soil Smaller Vs "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T47140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Isvara
"Perencanaan pelaksanaan proyek konstruksi mempunyai dampak yang sangat penting pada kemampuan suatu perusahaan konstruksi untuk meraih sukses di dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan kontraktor dalam melakukan perencanaan pelaksnaan konstruksi adalah berupa kegiatan-kegiatan menyediakan personil, mengerahkan tenaga pikiran atau badan, waktu dan biaya untuk mencapai suatu maksud atau tujuan di dalam melakukan proses perencanaan pelaksanaan konstruksi.
Metode penelitian yang dilakukan diawali dengan menyebarkan angket (kuestionare) pada individu-individu yang pemah ataupun masih menjabat sebagai manajer proyek atau yang setingkat pada pemsahaan kontraktor yang berpengalaman di dalam proyek pembangunan bangunan gedung dan pabrik/gudang yang telah selesai dilaksanakan dalm kurun waktu 10 tahun terakhir di DKI Jakarta. Data-data tersebut ditabulasi dan diolah dengan bantuan program SPSS Ver. 10.01 dan dilakukan analisis korelasi, interkorelasi, analisis faktor, regresi berganda, uji model serta validasi.
Dari basil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa variabel kualitas usaha perencanaan pelaksanaan konstmksi yang mempakan variabel bebas yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja waktu pelaksanaan proyek konstmksi adalah derajat keterlibatan manajer lapangan, penekanan pada pengumpulan informasi sena alokasi biaya perencanaan pelaksanaan konstruksi. Tingkat pendidikan formal manajer lapangan juga merupakan variabel penentu lainnya. Dan model hubungan antara variabel Icualitas usaha perencanaan pe|aksanaan konstruksi terhadap peningkatan kinerja walctu pelaksanaan proyek konstruksi adalah hubungan regresi non linier."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T3260
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utami Widiyaningsih
"Keterlaksanaan konstruksi constructability merupakan sebuah pendekatan yang menghubungkan proses desain dan konstruksi sehingga dapat menghemat waktu untuk menyelesaikan suatu proyek konstruksi Trigunarsyah, 2004. Salah satu konsep dari constructability adalah penggunaan modularisasi pracetak precast . Industrialised Building System IBS merupakan teknik konstruksi dimana komponen ndash; komponennya diproduksi di lingkungan yang terkendali di luar atau di dalam site.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat yang paling dominan dalam penerapan IBS serta strategi penerapan konsep constructability yang difokuskan kepada konsep penggunaan IBS untuk meningkatkan kinerja waktu pada proyek Pembangunan Rusun di Indonesia.
Metode penelitian berupa studi kasus pada Proyek Rancang Bangun Pembangunan Rumah Susun Bertingkat Tinggi, Kemayoran yang dibangun oleh Kementerian PUPR Tahun Anggaran Tahun Jamak 2016-2017. Dengan menggunakan metodologi tinjauan pustaka, wawancara semi terstruktur kepada pakar atau praktisi, dan kuesioner kepada kontraktor dan pemilik proyek, diperoleh 3 faktor pendukung yang paling dominan, 4 faktor penghambat yang paling dominan dan 11 strategi penggunaan IBS untuk meningkatkan kinerja waktu.

Constructability is an approach that links the design and construction process so that it can save time to complete a construction project Trigunarsyah, 2004. One concept of constructability is the use of precast modularization precast. Industrialised Building System IBS is a construction technique in which components are produced in a controlled environment outside or inside the site.
This study aims to identify the most dominant enablers and barriers in the application of IBS and the strategy of applying the concept of constructability which is focused on using of IBS to improve the time performance in the apartment construction project in Indonesia.
The research method is a case study on the High rise Apartment Construction Design Build Project, Kemayoran that built by the Ministry of PUPR by Multi Years 2016 2017. Using the literature review methodology, semi structured interviews to experts or practitioners, and questionnaires to contractors and project owners, obtained 3 of the most dominant enablers, the 4 most dominant barriers and 11 IBS use strategies to improve time performance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49180
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>