Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68232 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rina Novita Sari
"Indonesia merupakan daerah dengan tingkat kerawanan gempa tinggi karena menjadi pertemuan 3 lempeng tektonik yaitu Eurasian Plate, Indian-Australian Plate dan Plate Pacific Plate. Ketiga lempeng ini membentuk 2 jalur gempa utama yaitu Circum Pacific Earthquake Belt dan Alfide Earthquake Belt. Pergerakan kedua jalur ini cukup aktif dan di sepanjang kedua jalur tersebut tersebar banyak gunung berapi yang masih aktif. Gempa menimbulkan percepatan tanah yang selanjutnya akan diterima oleh struktur bangunan yang berdiri di atasnya melalui pondasi. Struktur akan merespon percepatan tanah tersebut dengan menghasilkan perpindahan dan gaya dalam. Respon struktur menentukan kemampuan struktur menahan gaya gempa. Struktur bangunan di Indonesia banyak menggunakan pasangan dinding bata tak bertulang atau Unreinforced Masonry Infill Wall (URCM Infill Wall).
Dalam tugas akhir ini dilakukan suatu penelitian mengenai pengaruh adanya URCM Infill Wall bila struktur dikenai beban gempa baik untuk bangunan tinggi, sedang maupun rendah. Kriteria bangunan tinggi, sedang ataupun rendah pada tugas akhir ini adalah berdasarkan perbandingan antara periode alami struktur dan periode gempa. Ketika gempa besar terjadi URCM Infill Wall adalah elemen terlemah. Kelakuan URCM Infill Wall cenderung bersifat inelastic. Pemodelan inelastic pada penelitian ini adalah berbentuk elastoplastic dimana ketika telah mencapai leleh URCM Infill Wall masih dianggap mempunyai kekuatan yang nilainya sebesar gaya maksimum yang mampu ditahan oleh URCM Infill Wall tersebut. Sedangkan deformasi maksimum dinding bata merah dibatasi sebesar dua kalo deformasi leleh.
Penelitian ini menghasilkan suatu kesimpulan bahwa kehadiran URCM Infill Wall tidak selamanya memberi pengaruh yang menguntungkan bila struktur dikenai beban gempa terutama pada bangunan tinggi dengan periode alami lebih besar relatif terhadap periode gempa. Pengaruh yang menguntungkan terjadi pada bangunan rendah. Namun pengaruh ini mempunyai nilai-nilai optimum dimana sumbangan URCM Infill Wall dalam menahan beban gempa adalah yang terbesar. Di luar rentang nilai-nilai optimum tersebut sumbangan URCM Infill Wall dalam menahan gempa relatif kecil. Sedangkan pada bangunan sedang walaupun kehadiran URCM Infill Wall masih memberi pengaruh yang menguntungkan namun sumbangan yang diberikan URCM Infill Wall dalam menahan beban gempa sangat kecil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rene Sumantri Kurniadi
"Dinding bata (masonry infill panel) sering dijumpai sebagai partisi interior dan partisi exterior pada struktur beton bertulang dan struktur baja. Karena keberadaannya sering dianggap hanya sebagai elemen arsitektural, maka keberadaannya sering diabaikan oleh para engineer dalam menentukan kekuatan dan kekakuan dari frame bangunan secara aktual. Namun walau dianggap sebagai non-struktural, dinding bata berinteraksi dengan frame pembatas (bounding frame) menjadi satu kesatuan ketika struktur mengalami beban gempa yang kuat. Dalam hal ini anggapan bahwa dinding bata bukan bagian dari elemen struktural menjadi bertolak belakang dengan keadaan sesungguhnya. Dengan keberadaan dinding bata sebagai dinding pengisi pada portal, maka perilaku portal itu sendiri tentunya akan berbeda bila dibandingkan dengan perilaku portal tanpa dinding. Pengaruh dari dinding bata sebagai dinding pengisi menjadi penting karena dinding bata secara nyata turut menyumbang kekakuanlateral dan menarik lebih besar gaya gempa pada struktur bangunan. Oleh karena itu ada suatu kebutuhan bagi tersedianya metode rang rasional untuk desain dan evaluasi dari dinding bata.
Perilaku struktur portal yang ditinjau berkenaan dengan kehadiran dinding pengisi (infill wall) ini adalah karakteristik dinamik dari bangunan yaitu frekuensi alamiah, respon struktur akibat peningkatan kekakuan dan kekuatan portal serta karakteristik dari infill wall yang dianalisa adalah perilaku elastik maupun inelastik. Adapun pemodelan yang dipakai dalam peninjauan perilaku struktur portal dengan dinding bata ini adalah pemodelan secara elasto-softening dan diasumsikan pula bahwa dinding bata tidak dapat menahan gaya tarik. Jadi dinding bata hanya dapat menahan gaya tekan yang disalurkan melalui model strut diagonal yang dianggap mewakiki dinding bata, perubahan dilakukan terhadap lebar efektif strut serta berbagai karakteristik material seperti kuat tekan pasangan dinding bata, modulus elastisitas serta dimensinya. Perubahan terhad lebar efektif strut dan berbagai karakteristik material tersebut berdampak pada kekakuan lateral dan kekuatan dari dinding bata. Model elasto-softening berarti dinding bata dianggap tidak lagi mampu menahan beban lateral, jika beban tersebut melampaui kapasitasnya. Pada saat beban lateral kembali bekerja setelah dinding bata dibebani beban lateral yang melampauai kapasitasnya, maka terjadi penurunan kekakuan lateral secara drastis yang disumbangkan oleh dinding bata.
Pemodelan ini didasarkan pada kenyataan bahwa pada saat terjadi beban puncak dimana terjadi keruntuhan dinding bata, struktur dianggap masih dalam kondisi linier elastis dan masih mampu menahan beban gempa yang lebih besar. Ketidakharmonisan plastisitas frame dan dinding bata pada beban puncak menghasilkan kesimpulan bahwa analisa secara plastis sempurna dapat merupakan pendekatan yang kurang akurat terhadap analisa dari dinding bata sebagai dinding pengisi struktur sehingga pemodelan secara elasto-softening dianggap lebih mewakili dinding bata. Model struktur akan disimulasikan program SOFT yang dibuat dalam program MATLAB dengan memvariasikan parameter berikut ini: kekakuan dinding bata, kekakuan portal beton, kekuatan dinding bata, periode gempa. Selanjutnya dilakukan analisa pengaruh variasi parameter terhadap respon elastik dan inelastik dinding bata yang mempengaruhi struktur bangunan yang mengalami beban gempa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Flora Budiatna
"Dalam struktur bangunan kita banyak menjumpai bangunan portal beton bertulang dengan memakai bata merah sebagai dinding, khususnya dalam bangunan rumah tinggal. Dinding bata merah berfungsi sebagai pengisi portal yang semula dalam desainnya tidak memperhitungkan kekakuan dari dinding bata itu sendiri. Tetapi dalam pelaksanaannya, dinding bata secara otomatis tidak terpisah dari struktur portalnya sehingga menyumbangkan kekakuan pada struktur secara keseluruhan.
Skripsi ini meneliti sejauh mana sumbangan kekakuan dari dinding bata terhadap struktur dengan menggunakan pembebanan gempa bumi. Gempa bumi merupakan salah satu bentuk dari gaya, khususnya gaya lateral yang membebani struktur. Struktur portal sendiri lemah dalam menahan gaya lateral sehingga akan dilihat pengaruh dari gempa bumi jika kekakuan dinding bata ikut diperhitungkan. Dalam melakukan simulasi dengan menggunakan program Matlab akan dibuat parameter-parameter variasi, yaitu kekakuan dinding bata, periode getar gempa, dan modelisasi DOF struktur. Gempa bumi yang dipakai adalah gempa El Centro NS 1940 dan gempa sinusoidal. Hasil yang akan dicari adalah respon struktur yang berupa gaya dalam (gaya geser) dan lendutan. Sebagai dasar acuan dalam menganalisa, dicari pula respon spectrum sinusoidal dan El Centro."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desrina Muthia Daniel
"Di dalam perhitungan analisa struktur, selama ini kekuatan batu bata sebagai material pengisi suatu struktur gedung tidak pernah diperhitungkan sebagai unsure penyumbang dari kekuatan struktur gedung. Salah satu penyebabnya adalah karena belum lengkapnya referensi mengenai parameter kekuatan batu batu serta perilaku pasangan batu bata itu sendiri. Kurangnya referensi mengenai batu bata ini, disebabkan karena masih sedikitnya penelitian mengenai batu bata merah pejal terutama di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab sejauh mana pengaruh kekuatan batu bata terhadap struktur bangunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengamati perilaku pasangan batu bata merah (mortar 1:4, setebal 1 cm) yang dibebani secara aksial sebagai beban tekan (pra kompresi) dan lateral.
Penelitian ini dilakukan pada batu bata merah pejal yang diambil dari tanah Cikarang dan diproduksi oleh industri rumah (home industry) pabrik H. Sugih yang selanjutnya disebut bata HSG yang teknik pembuatannya sederhana dan bersifat semi modern. Penelitian dilakukan pada bata HSG karena belum adanya studi serta penelitian mengenai type batu bata ini serta batu bata ini banyak digunakan di Jabotabek. Hasil dari penelitian ini adalah property mekanik bata merah pejal, kuat geser, perpindahan (displacement) bata baik vertical maupun horizontal serta pola retak pasangan bata yang terjadi karena gaya pra kompresi dan lateral."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Makalah ini menyampaikan beberapa analisa tentang perubahan sifat dan kerusakan struktur
beton bertulang pada suhu yang sangat tinggi, akibat terjadinya kebakaran, yang dilanjutkan
dengan beberapa cara pengamatan praktis di lapangan, untuk mengetahui tingkat degradasi
kekuatan struktur tersebut. Sebagai penunjang analisa, disampaikan juga beberapa catatan
dari hasil penelitian yang dilakukan di CSTB, Paris, mengenai analisa suhu pada waktu
kebakaran, dan kerusakan material struktur beton bertulang sesudah kebakaran."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
01/Sup/a-1
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Lyall, Sutherland
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006
721.042 LYA mt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ardian Lesmana
"Sambungan balok-kolom pracetak adalah tempat untuk menyalurkan gaya yang terjadi balok ke kolom. Panjang penjangkaran tulangan tarik balok adalah faktor yang menentukan dalam penyaluran gaya-gaya yang terjadi. Dimensi kolom yang kecil menyebabkan panjang penyaluran menjadi terbatas sehingga tidak memenuhi syarat yang ditetapkan oleh peraturan. Karena itu untuk menambah panjang penjangkaran dibuat penonjolan pada sisi luar sambungan eksterior balok-kolom pracetak. Pada studi eksperimen ini akan dilihat pengaruh pemberian penonjolan pada sisi luar tersebut dari sisi pola retak, kekakuan, daktilitas, dan kekuatan struktur sambungan. Studi eksperimen yang dilakukan di loading frame ini menggunakan pola pembebanan semi siklik dengan metode displacement control untuk mendapatkan kurva beban-lendutan, beban-tegangan tulangan baja, dan untuk mendapatkan pola dan riwayat retak struktur sambungan. Perancangan penulangan dan pendimensian spesimen, serta perhitungan panjang penyaluran tulangan tarik balok dilakukan dengan menggunakan metoda disain kapasitas berdasarkan SKSNI T!15-1991-03. Tidak sempurnanya loading frame, LVDT (alat pengukur lendutan), data logger dari strain gage (alat pengukur regangan tulangan baja), menyebabkan sulitnya melakukan kalibrasi pembacaan alat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S35522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Studi eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tipe penjangkaran tulangan balok berbentuk U terhadap perilaku sambungan beton pracetak pada struktur gedung dari beton pracetak pada saat menerima pembebanan semik siklik. Daerah sambungan balok-kolom pada struktur gedung dari beton pracetak merupakan bagian yang sangat penting karena pada sambungan balok-kolom terjadi transfer gaya-gaya yang bekerja pada elemen yang disambung. Keruntuhan prematur sering disebabkan oleh kegagalan sambungan dalam mentransfer gaya yang bekerja, terutama gaya diakibatkan oleh beban lateral, misalnya saja akibat gempa. Saat terjadi gempa yang besar, daerah sambungan menerima gaya momen dan gaya geser yang besar. Menurut peraturan yang berlaku, SKSNI T15-1991-03, dengan metode desain kapasitas kita rencanakan bagian balok agar lebih lemah dair kolom sehingga kolom masih dalam keadaan elastis ketika baloknya sudah inelastis/sudah terjadi mekanisme sendi plastis di balok. Di samping itu direncanakan pula detailing tulangan agar struktur mempunyai kinerja yang baik, pola keruntuhannya aman, daktilitasnya baik, kekuatannya memenuhi syarat, pola retak yang baik, dan kekakuan yang baik. Spesimen dimodelisasi dengan skala 1:2 terhadap keadaan sebenarnya. Strain gage dipasang pada daerah-daerah tertentu pada tulangan balok dan kolom untuk mengetahui bagaimana pola regangan pada daerah-daerah itu. Elemen pracetak balok, kolom bawah dan kolom atas dibuat terlebih dahulu kemudian baru dibuat sambungannya. Elemen kolom atas memiliki lubang untuk tulangan kemudian baru dibuat sambungannya. Elemen kolom atas memiliki lubang untuk tulangan utama kolom (dicetak ketika dicor) serta lubang untuk grouting (dibor setelah beton keras antara 3 sampai 28 hari). Lubang untuk grouting terdiri dari lubang masuk dan lubang keluar. Setelah semua elemen berumur 28 hari dilakukan penyambungan yang dibuat di atas perancah. Spesimen dites pada hari ke-7 pengecoran sambungan. Sebagai acuan dipakai kekuatan dari sambungan sebesar 42 MPa untuk mendapatkan ?yield sebesar 8,9 mm. Pembebanan semi siklis dilakukan mulai dari yang kecil (1/4 ?yield) sampai dengan 10 ?yield atau siklus ke-21. Hal-hal yang terjadi pada saat pengetesan dimasukkan ke dalam laporan. Data hasil eksperimen kemudian dianalisa secara kualitas maupun kuantitas, lalu hasil pengetesan ini dibandingkan dengan hasil pengetesan lainnya baik spesimen monolit maupun spesimen pracetak lainnya. Mekanisme kolom kuat balok lemah tercapai oleh spesimen pracetak ini. Pola keruntuhan diawali oleh keruntuhan balok, terlihat setelah siklus terakhir, banyak retak pada zona sendi plastis, sedangkan pada kolom hanya di daerah pertemuan antara kolom dengan panel zone serta sedikit terjadi retak geser pada panel zone. Daktilitas yang memadai sekitar 4,3 yang menjamin deformasi baja yang besar sebelum akhirnya runtuh. Tidak terjadi degradasi kekakuan yang terlampau besar yang diakibatkan oleh gagalnya penjangkaran tulangan, dengan demikian penjangkaran tulangan utama tipe ini dapat diterapkan pula untuk join yang penjangkaran tulangannya terbatas. Retak yang terjadi pada 1/4 ?yield diakibatkan oleh kurangnya selimut beton pada panel zone dan bounding failure pada daerah sambungan. Walaupun terjadi retak pada siklus ke-2 namun beban ultimit yang dicapai penampang temyata masih lebih besar dari beban ultimit yang direncanakan, jadi dari segi kekuatan masih memadai bahkan hampir sama dengan kekuatan spesimen monolit namun lebih kuat dibandingkan dengan spesimen pracetak lainnya."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Dermawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S48935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Permatasari
"Skripsi ini membahas tentang manifestasi materialitas dalam arsitektur melalui material. Materialitas dalam arsitektur dapat dihadirkan melalui material, dimanifestasikan dalam beberapa aspek agar perancang dapat menggunakan aspek ini sebagai bahan pertimbangan dalam memilih dan menggunakan material. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek materialitas yang terkandung pada penggunaan material yang ada pada sebuah bangunan arsitektur. Dengan studi kasus penggunaan material Batu Bata pada Gedung OLVEH, ditemukan kesimpulan bahwa terdapat empat aspek yang merupakan aspek materialitas yang dapat membantu membangun atmosfir, pengalaman, dan kualitas pada suatu ruang, yaitu: material properties, material sebagai materi fisik; material qualities, material dalam sifat-sifatnya yang metafisik; material aesthetic, keindahan material dalam kaitannya menciptakan atmosfir ruang; dan material ethic, pemanfaatan material secara benar.

This paper discuss the manifestation of materiality in architecture through materials. Materiality in architecture can be presented through material, material is manifested in several aspects so that the designer can use this aspect as a consideration in selecting and using materials. This paper rsquo s objective is to reveal the aspects of materiality contained in the use of existing materials in an architectural building. Focusing the case on Brick Material in OLVEH Building, we can conclude that there are four aspects of materiality that help to make the atmosphere, experience, and quality in a space, the aspect includes material properties, material as physical matter material qualities, material in their metaphysical properties material aesthetic, the beauty of the material, in relation to create an atmosphere and material ethic, the correct use of material. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>