Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71500 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bibin Krissandi
"ABSTRAK
Sungai dengan berbagai macam sifat dan karakteristiknya, memungkinkan banyak penelitian dapat dilakukan mengenainya. Sesuai hukum fisika fluida, suatu massa air pada ketinggian tertentu akan melakukan pergerakan mengikuti kemiringan bidang yang dilaluinya ke tempat yang lebih rendah. Energi pergerakan massa air yang didapat dan energi potensial tersebut melakukan penggerusan pada permukaan tanah yang dilaluinya. Sehingga mengakibatkan terjadinya alur aliran. Pada wilayah hulu sungai, kelerengan cukup tinggi sehingga pergerakan massa air, akon cepat. Energi gerak tersebut mampu melakukan penggerusan yang cukup tinggi. sehingga alur aliran sungai di bagian hulu, sempit dan curam. Sedangkan di bagian hilir angkutan endapan dari aliran sudah semakin besar. sehingga energi gerak dan kemampuan gerusnya berkurang, sehingga mengakibatkan alur lebih dangkal serta bentuk alur aliran, lebardan landai.
Dengan melihat fenomena tersebut diatas maka dapat djteliti panjang maksimum yang ditimbulkan akibat massa air yang melakukan pergerakan pada ketinggian tertentu. Asumsi yang mendasari konsep tersebut adalah bahwa perbedaan ketinggian alur hulu dan hilir akan mempengaruhi kecepatan massa air, sedangkan panjang jelajah itu menurut hukum fisika tergantung pada kecepatan massa. Oleh karena itu, hipotesisnya adalah panjang suatu alur sungai merupakan fungsi dari perbedaan ketinggian hulu dan hilirnya.
Peta yang dipakai untuk membuk+ikan hipotesa ini adalah peta topografi yang dibuat sekitar tahun 50-an. Mungkin panjang sungai saat ini sudah tidak sesuai dengan peneli+ian ini, mengingat banyak pengaruh eksogen yang telah mempengaruhi ketinggian hulu dan hilir potongan alur sungai. Ketinggian dan panjang tiap potongan alur sungai saat ini terjadi perubahan dari yang tertera di peta tahun 1950. Akan tetapi dengan berdasarkan peta tersebut saja, cukup untuk dapat dilakukan suatu prediksi mengenai perilaku umum suatu sungai utama.

"
2001
S34794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Hanna Pramitha
"Salah satu aspek yang perlu diperhatikan ketika melakukan operasi pertambangan adalah kelerengan. Kondisi lereng yang tidak stabil dapat menghambat proses produksi, sehingga diperlukannya infrastruktur yang tepat dan aman untuk mengoptimalkan kegiatan penambangan. Fasilitas Penampungan Residu (FPR) digunakan sebagai sarana infrastruktur untuk menampung limbah hasil proses pencucian material bauksit. Air dari kolam pengendapan perlu dijaga agar tetap ditempat yang disediakan dan dapat dikendalikan, sehingga perlu dibuat tanggul di sekitar kolam. Penelitian ini dilakukan di lokasi kolam pengendapan PT. Cita Mineral Investindo Tbk site Air Upas, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Kondisi lereng yang tidak stabil dapat menghambat proses produksi dan mengakibatkan target produksi tidak tercapai dan membahayakan keselamatan pekerja. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan dengan tujuan analisis lebih lanjut terkait kestabilan tanggul tersebut. Parameter atau data yang digunakan adalah tinggi air kolam, geometri lereng, dan sifat fisik serta mekanik tanah seperti unit weight, kohesi, dan sudut geser dalam. Pengujian sifat fisik dan mekanik pada penelitian ini dilakukan pada tiga titik, yaitu UP-01, UP-02, dan UP-03. Metode kesetimbangan batas digunakan dalam mendapatkan nilai faktor keamanan sehingga dapat direkomendasikan rencana desain dan spesifikasi tertentu pendukung faktor keamanan yang tidak stabil. Garis penampang pada area ini dibagi menjadi 4 penampang, yaitu A-A’, B-B’, C-C’, dan D-D’. Berdasarkan hasil analisis kestabilan lereng, lereng A-A’ memiliki faktor keamanan yang tidak stabil, sedangkan lereng B-B’, C-C’, dan D-D’ memiliki faktor keamanan yang stabil. Rekomendasi geometri lereng stabil diberikan untuk lereng A-A’ hingga faktor keamanannya menjadi stabil. Pada kolam 4 (D-D’), kapasitas air maksimum yang ditampung adalah sebesar 110,593 m3, kolam 6 (C-C’) sebesar 1,129,613 m3, kolam 15C (A-A’) sebesar 239,027 m3, dan kolam 16 (B-B’) sebesar 103,271 m3 berdasarkan peraturan dari Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018, di mana kapasitas maksimum air kolam 80% dari volume kolam tersebut.

One crucial aspect to consider in mining operations is slope stability. Unstable slope conditions can impede the production process, necessitating the implementation of appropriate and secure infrastructure to optimize mining activities. Sedimentation ponds are employed as infrastructure facilities to contain waste from the bauxite washing process. The water in the sediment pond must be contained in the designated area and controlled, requiring the construction of embankments around the pond. This research was conducted at sedimentation ponds site of PT. Cita Mineral Investindo Tbk in Air Upas, Ketapang Regency, West Kalimantan. Unstable slope conditions can impede the production process, leading to unmet production targets and posing a danger to workers’ safety. Thus, this research aims to conduct further analysis regarding the stability of the embankment. Parameters or data used include groundwater levels, slope geometry, and the physical and mechanical properties of the soil, such as unit weight, cohesion, and internal friction angle. The limit equilibrium method is employed to obtain the safety factor values, allowing for the recommendation of a redesign plans and specifications to support unstable safety factors. The cross sectional area are divided into 4 sections, namely A-A’, B-B’, C-C’, and D-D’. Based on the results of the slope stability analysis, slope A-A’ has an unstable safety factor, while slopes B-B’, C-C’, and D-D’ have a stable safety factor. Recommendations for stable slope geometry are given for slope A-A’ by trial and error until the safety factor becomes stable. In D-D’, the maximum water capacity stored is 110,593 m3, 1,129,613 m3 for C-C’, 239,027 m3 for A-A’, and 103,271 m3 for B-B’ based on regulations from the Decree of the Minister of Energy and Mineral Resource, Number 1827 K/30/MEM/2018, where the maximum capacity of RSF water is 80% of the RSF volume."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Feby Lidya
"Metode yang digunakan dalam analisis stabilitas lereng semakin berkembang menyebabkan terdapat lebih dari satu metode yang dapat digunakan dalam menganalisis stabilitas lereng. Saat ini, Limit Equilibrium Method (LEM) dan Finite Element Method (FEM) menjadi metode analisis stabilitas lereng yang paling umum digunakan. Hal tersebut mendasari pertanyaan apakah terdapat perbedaan dari metode tersebut dan bagaimana pengaruh dari hasil analisis stabilitas lereng menggunakan metode tersebut pada permodelan longsor translasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan perbandingan hasil faktor keamanan dan gambar pola kelongsoran dari penggunaan FEM dengan software MIDAS GTS NX dan LEM dengan software GeoStudio. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat sensitivitas kedua metode tersebut terhadap pengaruh dari variasi parameter tanah permodelan longsor translasi. Penelitian perbandingan hasil faktor kemanan terhadap kedua metode dilakukan dengan mensimulasikan metode LEM dan FEM yang terdapat pada kedua software. Hasil perbandingan metode FEM dan LEM untuk permodelan lereng translasi memiliki hasil yang berbeda. LEM memberikan hasil faktor keamanan yang lebih kecil daripada FEM dan nilainya lebih dekat dengan perhitungan manual. Software MIDAS GTS NX menunjukan sensitivitas yang lebih tinggi daripada software GeoStudio. Dari penelitian ini, untuk analisis stabilitas lereng translasi direkomendasikan untuk menggunakan GeoStudio metode Janbu atau metode Morgenstern-Price untuk hasil faktor keamanan yang lebih optimal.

The method used in the analysis to increase growth causes there to be more than one that can be used in the slope. Currently, Limit Equilibrium Method (LEM) and Finite Element Method (FEM) are the most commonly used slope analysis methods. In that case, are there any differences between these differences and what is the effect of the results of the question analysis using the method on translational landslide modeling. The purpose of this study was to compare the results of the safety factor and slide pattern images from the use of FEM with MIDAS GTS NX software and LEM with GeoStudio software. In addition, this study aims to examine the sensitivity of the two methods to the effect of variations in soil parameters in translational landslide modeling. Comparative research on the results of the safety factor against the second method was carried out by simulating the LEM and FEM methods contained in the second software. The results of the comparison of FEM and LEM methods for translational slope modeling have different results. LEM gives a smaller safety result than FEM and its value is closer to manual calculation. The MIDAS GTS NX software shows higher sensitivity than the GeoStudio software. From this research, for slope safety analysis, it is recommended to use GeoStudio Janbu’s method or Morgenstern-Price’s method for optimal safety factor results."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muliawan Irkhamni
"Kota Bogor memiliki julukan sebagai Kota Hujan karena tingkat curah hujannya tinggi. Akibatnya, Kota Bogor mengalami cukup banyak bencana tanah longsor. Salah satu upaya dalam mitigasi bencana tanah longsorUntuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam mendeteksi wilayah yang termasuk dalam kategori bahaya bencana tanah longsor, dibuatlah peta bahaya bencana tanah longsor. Peta ini dibuat berdasarkan hasil analisis stabilitas lereng secara dua dimensi menggunakan perangkat lunak GTS NX. Hasil pada peta spasial bahaya bencana tanah longsor menunjukkan adanya bahaya bencana tanah longsor pada suatu titik di sepanjang area objek penelitian.

Bogor City has high level of rainfall. As a result, Bogor City suffered many landslides. To help the government and the community in evaluating areas that fall into the landslide hazard category, a landslide hazard map has been created. This map was created based on the results of a two-dimensional slope stability analysis using GTS NX software. The results on the spatial map of landslide hazards show that there is a landslide hazard at a point along the research object area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Karuniawan
"Kali Cisadane adalah sebuah kali yang terletak di Provinsi Jawa Barat yang merupakan wilayah dengan kondisi alam yang kompleks sehingga menjadikan Kali Cisadane sebagai salah satu daerah yang berpotensi terhadap ancaman bencana, salah satunya adalah bencana tanah longsor. Tanah longsor berkaitan dengan stabilitas lereng yang merupakan proses alami pergerakan massa tanah dari daerah yang lebih tinggi ke daerah yang lebih rendah. Kestabilan lereng dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jarak terhadap muka air tanah, sudut kemiringan lereng, nilai kuat geser tanah, dan jenis lapisan tanah penyusun tanah dengan nilai kohesi dan internal yang berbeda-beda serta sudut geser. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lokasi kerawanan bencana tanah longsor pada wilayah lokasi studi di Kali Cisadane yang digambarkan melalui nilai faktor keamanan yang divisualkan dalam bentuk peta spasial rawan bencana tanah longsor. Tahapan dari proses analisis kestabilan lereng ini dilakukan dengan menggunakan metode Mohr Coulomb yang dalam proses analisisnya menggunakan software Midas GTS Nx untuk mendapatkan nilai faktor keamanan. Nilai faktor keamanan yang diiperoleh dari hasil analiisis, kemudian dimasukkan dalam software Arcmap untuk dilakukan interpolasi titik metode Inverse Distance Weighted (IDW). Hasil yang didapatkan dari interpolasi titik adalah ditemukannya titik kerawanan bencana tanah longsor di sekitar kali Cisadane pada daerah Pasir Jaya, Kota Bogor yang sama dengan lokasi bencana tanah longsor yang diuji. Meskipun begitu, hasil peta spasial yang diperoleh dengan metode yang digunakan akan akurat pada area sekitar aliran kali/sungai tetapi tidak optimal jika digunakan untuk membuat peta spasial untuk 1 wilayah tertentu.

Cisadane River, located in West Java Province, is an area with complex natural conditions, making it susceptible to disasters, one of which is landslides. Landslides are related to slope stability, which is the natural process of mass soil movement from higher to lower areas. Slope stability is influenced by several factors, such as the distance to the groundwater table, slope angle, soil shear strength, and the type of soil layer with different cohesion values and internal friction angles. The aim of this study is to identify landslide hazard locations in the Cisadane River area by using safety factor values visualized in the form of a spatial landslide hazard map.The slope stability analysis process was carried out using the Mohr Coulomb method, with Midas GTS NX software used for the analysis to obtain safety factor values. The safety factor values obtained from the analysis were then input into Arcmap software for point interpolation using the Inverse Distance Weighted (IDW) method. The results of the point interpolation revealed landslide hazard points around the Cisadane River in the Pasir Jaya area, Bogor City, which coincide with the tested landslide disaster locations. However, the spatial map results obtained using this method will be accurate for areas around river flows but not optimal for creating spatial maps for larger areas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifani Fakhriyyanti
"Analisis stabilitas lereng pada umumnya dilakukan dalam bentuk dua dimensi 2D dengan asumsi kondisi plane strain tanpa mempertimbangkan dampak analisis tiga dimensi 3D. Namun, dalam analisis stabiltas lereng khususnya lereng alami yang memiliki kompleksitas geometri lereng perlu dilakukan pemodelan dalam bentuk 3D yang dapat menggambarkan kondisi asli lereng.
Dalam penelitian ini dilakukan pemodelan 2D dan 3D dengan metode elemen hingga finite element method untuk mengetahui perbedaan hasil analisis stabilitas lereng 2D dan 3D pada lereng alami yang memiliki geometri kompleks. Penelitian yang dilakukan yaitu dengan membandingkan hasil pemodelan 2D dan 3D lereng studi kasus Pasir Muncang serta melakukan verifikasi perilaku dan sensitivitas model 2D dan 3D terhadap beberapa faktor.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi nilai faktor keamanan 2D dan 3D yaitu diantaranya nilai parameter tanah, perbedaan jarak kontur, dan tingkat kehalusan. Faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh yang berbeda terhadap hasil model 2D dan 3D sehingga didapatkan rasio nilai faktor keamanan 3D dan 2D lereng alami Pasir Muncang sebesar 1.44. Adanya perbedaan nilai faktor keamanan 2D dan 3D ini mengharuskan adanya pertimbangan dalam pemilihan penggunaan analisis stabilitas lereng dalam bentuk 2D atau 3D.

The vast majority of slope stability analysis is performed in two dimensional 2D under the assumption of plane strain conditions, without much consideration to the impact of three dimensional 3D analysis. However, in slope stability analysis, especially natural slopes that have complexity of slope geometry, 3D modeling is required which can represent more realistic geometry of slope in third dimension.
This study presents finite element method for calculating the 2D and 3D factor of safety for ldquo Pasir Muncang rdquo natural slope. A comparison of different factor of safety in 2D and 3D analysis, and also verification of sensitivity in 2D and 3D models to several factor are presented.
The result of analysis indicate that there are factors that influence the difference of 2D and 3D factor of safety. These factors are soil parameters, contour spacing, and mesh coarseness which have different effects on the 2D and 3D model results. The ratio of 3D and 2D factor of safety differences on Pasir Muncang natural slope is 1.44. The existence of this difference in 2D and 3D factor of safety requires consideration in the use of two dimensional 2D or three dimensional 3D slope stability analysis.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Christ Anugrah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhianaufal
"Daerah penelitian adalah tambang batubara terbuka yang berlokasi di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Berdasarkan geologi regional dari daerah penelitian termasuk dalam Formasi Lati, terdiri dari interlaminated antara batu pasir kuarsa, batu lempung, batulanau dan batubara. Penelitian geologi dan hidrogeologi pada stabilitas lereng penting di daerah penelitian untuk memaksimalkan sumber daya batubara di penambangan batubara terbuka. Dalam analisis stabilitas lereng di daerah penelitian, parameter air tanah penting untuk dipertimbangkan, karena peningkatan tekanan air pori dapat digunakan pada tanah longsor. Metode penelitian yang dilakukan adalah survei lapangan untuk mengambil data ketinggian tanah dari sumur pemantauan yang kemudian menjadi kontur permukaan udara tanah. Kemudian pengujian litologi dilakukan dari masing-masing sumur untuk mendapatkan deskripsi litologi litologi bawah permukaan. Setelah itu, teknik pemodelan penampang geologi dilakukan dengan menggunakan data ini dan desain LoM. Nilai FK (Safety Factor) kemudian dihitung dari penampang teknik geologis dengan menggunakan metode kesetimbangan batas. Persamaan regresi nilai FK dan ketinggian permukaan tanah akan diketahui. Hasil persamaan regresi untuk mengkonfirmasi penurunan air tanah menggunakan metode lubang pembuangan terkait dengan nilai tambah FK, untuk desain lereng yang belum mencapai kondisi aman, diperlukan metode lubang drainase untuk menurunkan permukaan tanah ke ketinggian tertentu untuk mendapatkan desain lereng yang aman di geotech (FK ≥ 1.3) metode yang dipilih karena tidak mungkin melakukan reprofiling di lereng lowwall.

The research area is an open-pit coal mine located in East Kalimantan Province, Indonesia. Based on the regional geology of the study area included in the Lati Formation, it consists of interlaminated between quartz sandstone, clay stone, siltstone and coal. Geological and hydrogeological research on slope stability is important in the study area to maximize coal resources in open coal mining. In the analysis of slope stability in the study area, groundwater parameters are important to consider, because increased pore pressures can be used in landslides. The research method carried out was a field survey to retrieve land height data from monitoring wells which then became ground surface contours. Then lithology testing is carried out from each well to get a description of lithology subsurface lithology. After that, the geological cross-sectional modeling technique is carried out using this data and the LoM design. The FK (Safety Factor) value is then calculated from a cross section of geological techniques using the boundary equilibrium method. The regression equation for FK values ​​and land surface height will be known. The results of the regression equation to confirm the decrease in groundwater using the drain hole method related to the added value of FK, for slope design that has not yet reached a safe condition, a drainage hole method is needed to lower the ground surface to a certain height to get a safe slope design in geotech (FK ≥ 1.3 ) the method chosen because it is not possible to do reprofiling on lowwall slopes.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nababan, Christoffel
"Analisis kestabilan lereng dilakukan untuk mengetahui kerentanan suatu lereng terhadap longsor yang mungkin terjadi melalui nilai faktor keamanan (FK) pada lereng. Analisis kestabilan lereng pada penelitian ini menggunakan Hoek-Brown failure criterion untuk mengetahui nilai dari kondisi batuan dan diskontinuitas yang ada di wilayah pertambangan batu bara terbuka PT. Arutmin Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai FK pada bagian highwall di tiga blok dengan kondisi aktual dan desain akhir dengan menggunakan aplikasi Slope/W dengan menggunakan metode perhitungan Morgenstern-Price. Nilai FK yang didapat pada kondisi desain akhir dalam penelitian ini lebih tinggi dari standar nilai FK yang telah ditentukan oleh PT. Arutmin Indonesia yaitu 1,250. Nilai FK pada kondisi desain akhir yang melebihi standar akan dianalisis kembali dengan melakukan optimasi. Optimasi pada kondisi desain akhir dilakukandengan tujuan mengurangi penggalian terhadap material yang tidak diperlukan, sehingga dapat menjadi rekomendasi untuk perusahaan dalam melakukan pertambangan. Optimasi dilakukan dengan mengurangi lebar bench awal 10 m menjadi 8 m dan didapatkan nilai FK yang mendekati nilai standar yang telah ditentukan. Lereng yang dioptimasi menjadi lebih tegak, hal ini ditunjukkan dengan adanya perubahan sudut kemiringan lereng lebih besar 3o pada blok X dan 2o pada blok Y dan Z. Hasil optimasi ini dapat menjadi rekomendasi lereng bagi perusahaan dalam proses pertambangan.

Slope stability analysis is conducted to determine the vulnerability of a slope to landslides that may occur through the value of the safety factor (FS) on the slope. Slope stability analysis in this study uses the Hoek-Brown failure criterion to determine the value of rock conditions and discontinuities in the open coal mining area of PT. Arutmin Indonesia. This research was conducted to determine the FS value in the highwall section in three blocks with the actual conditions and final design using the Slope/W application using the Morgenstern-Price calculation method. FS values obtained in the final design conditions in this study were higher than the FS standard values determined by PT. Arutmin Indonesia is 1,250. FS values in the final design conditions that exceed the standard will be analyzed again by doing optimization. Optimization in the final design conditions is carried out with the aim of reducing excavation of material that is not needed, so that it can be a recommendation for companies in mining. Optimization is done by reducing the initial bench width of 10m to 8m and obtained FS values close to predetermined standard values. Optimized slopes become more upright, this is indicated by the change in slope angle greater than 3o in blocks X and 2o in blocks Y and Z. The results of this optimization can be a slope recommendation for companies in the mining process."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daffa Haryadi
"Curug Batu Templek merupakan salah satu situs warisan geologi yang berpotensi dalam menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung karena akses yang mudah dijangkau oleh kendaraan dan keberadaan air terjun yang indah. Lokasi Curug Batu Templek berada di Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Curug Templek merupakan salah satu calon geosite yang masuk ke dalam daftar proyek Geopark Sunda. Daerah Cimenyan, Kabupaten Bandung adalah daerah yang rawan terjadinya bencana longsor. Penyebab utama bencana longsor pada Daerah Cimenyan disebabkan oleh morfologi Kota Bandung yang dilewati oleh beberapa struktur geologi, curah hujan yang tinggi, dan kemiringan lereng yang sangat curam. Kestabilan lereng merupakan aspek penting dalam menjamin keamanan dan kenyamanan calon pengunjung Curug Templek, oleh sebab itu dilakukan analisis kestabilan lereng. Analisis kestabilan lereng pada curug ini dilakukan untuk mengetahui nilai faktor keamanan dari lereng dengan menggunakan metode Rock Mass Rating (RMR), Geological Strength Index (GSI) dan metode kesetimbangan batas serta Slope Mass Rating (SMR) untuk menentukan nilai faktor keamanan. Selain untuk mengetahui nilai faktor keamanan, penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis serta probabilitas terjadinya longsor dengan menggunakan metode analisis petrologi, petrografi, dan kinematik. Hasil penelitian kualitas massa batuan didapatkan bahwa, kualitas massa batuan penyusun Curug Batu Templek sangat bagus. Hasil analisis longsor menggunakan metode analisis petrologi, petrografi, dan kinematik didapatkan bahwa probabilitas terjadinya longsor yang berjenis non circular dengan litologi berupa andesit dan tipe longsorannya adalah toppling dengan kemungkinan terjadinya adalah 30%. Hasil dari analisis kestabilan lereng menggunakan metode deterministik kesetimbangan batas didapatkan nilai faktor keamanan di atas angka 1 yang menunjukkan bahwa lereng tersebut stabil dan data Slope Mass Rating (SMR) termasuk kelas I yaitu sangat stabil dan kemungkinan slope failure-nya sangat kecil.

Curug Batu Templek is one of the geological heritage sites with potential to attract both local and international tourists due to its accessible location by vehicles and the presence of a beautiful waterfall. Curug Batu Templek is located in Cikadut Village, Cimenyan District, Bandung Regency, West Java Province. Curug Templek is one of the candidate geosites listed in the Geopark Sunda project. The Cimenyan area, in the Bandung Regency, is prone to landslides. The main causes of landslides in the Cimenyan area are attributed to the morphology of the Bandung City, which is traversed by several geological structures, high rainfall, and very steep slope inclinations. Slope stability is a crucial aspect in ensuring the safety and comfort of potential visitors to Curug Templek; therefore, slope stability analysis is conducted. The slope stability analysis for this waterfall is performed to determine the safety factor of the slope using the Rock Mass Rating (RMR) method, Geological Strength Index (GSI), and limit equilibrium methods, as well as the Slope Mass Rating (SMR) to determine the safety factor value. In addition to determining the safety factor value, this research aims to identify the type and probability of landslides using petrological, petrographic, and kinematic analysis methods. The research reveals that the quality of the rock mass forming Curug Batu Templek is very good. The landslide analysis using petrological, petrographic, and kinematic methods indicates a 30% probability of a non-circular landslide occurring with andesite lithology, and the landslide type is identified as toppling. The deterministic limit equilibrium analysis of slope stability yields safety factor values above 1, indicating that the slope is stable. The Slope Mass Rating (SMR) data classifies it as class I, meaning it is very stable, and the likelihood of slope failure is very low."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>