Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101355 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Moh. Irfan Muhsin Siddik
"Kota Yogyakarta termasuk dalam kategori kota sedang. Sebuah kota memerlukan sarana dan prasarana untuk mendukung kehidupan warganya, diantaranya pengelolaan sarana air limbah.
Tugas Akhir ini akan mengevaluasi sistem jaringan pengumpulan air limbah di Kotamadya Yogyakarta, dengan Cara menganalisis data yang ada pada tahun 1995 dibandingkan dengan prediksi pada tahun 2006 dengan parameter : jumlah penduduk, kepadatan penduduk, sarana air bersih, debit air limbah, dimensi pipa, serta biaya yang dibutuhkan untuk investasi jaringan.
Evaluasi yang telah dilaksanakan, menunjukkan bahwa jaringan pengumpulan air limbah domestik yang ada (tahun 1996) masih dapat digunakan untuk jangka waktu jaringan baru masing-masing sepanjang 600 m pads ~ 300, 1,100 m pada ~ 350, 1.600 m pada ~ 400, 5.097 m pada &oslah; 450, 1,200 m pada &oslah; 520 dan 300 m pada &oslah; 650."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S35641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Setiawan
"Semua pencegahan terhadap penyakit haruslah diupayakan, sebab tidak adanya pencegahan penyakit bisa menyebabkan sesuatu yang fatal, seperti contohnya penyakit muntah berak yang sering menjadi wabah akibat dari tidak memadainya kebersihan air minum dan juga tidak terkontrolnya sistim pembuangan limbah.
Sebagai tindak penoegahan di Indonesia pada saat ini sudah waktunya diupayakan suatu jaringan saluran air limbah yang menyalurkan air limbah rumah tangga.
Studi ini akan merencanakan jaringan saluran air limbah rumah tangga di Kotamadya Tuban yang pereneanaannya disesuaikan dengan RDTRK 1993-2005.
Daerah studi perencanaan menitik beratkan pada kawasan padat penduduk dan kawasan ekonomi menengah keatas yang hal ini dapat dilihat dari kondisi rumah yang ada.
Kegunaan dari Studi ini adalah sebagai bahan masukan bagi DPU dan PEMDA Kodya Tuban dalam upaya penyehatan lingkungan pemukiman pada Kotamadya Tuban."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35570
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moko Prabowo
"Semakin meningkatnya pembangunan gedung perkantoran ataupun bangunan bertingkat lainya, maka kebutuhan akan air bersih semakin meningkat Perhitungan SDAB pada banguna bertingkat clapat diselesaikan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan bantuan komputer serta berlaku untuk semua pola janngan pipa pada bangunan berlingkat. Program komputer dengan bahasa Basic dalam hal ini visual basic disusun untuk perhitungan pendimensian pipa ait bersih yang memberikan proses perhitungan yang meminimaikan pemakaian tabel-label atau nomogram. Alogoritma dari program terdiri dari perhitungan kebutuhan air bersih pada suatu bangunan bertingkat, perhitungan kapasitas tangki bawah dan atas serta pendimensian pipa dan juga kapasitas serta daya pompa yang dibutuhkan. Hasil perhitungan ini dibandingkan dengan hasil perhitungan konsultan perencana mekanilkan dan electrical pada proyek Kawan lama Center. Perbedaan hasil dari kedua perhitungan memperlihatkan adanya perbedaan pada pernitungan kapasita tangki, Serta hasil yang oukup untuk pendimensian pipa. Program ini dioperasikan pada personal komputer dengan media Windows'95) (Bahasa pemograman Visual basic 4,0)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwiek Utami Dewi
"Kitosan merupakan salah satu senyawa turunan kitin yang diperoleh melalui proses deasetilasi. Proses sintesis kitosan dari limbah cangkang kepiting terdiri dari dua tahap yaitu ekstraksi kitin dan transformasi kitin menjadi kitosan. Proses ekstraksi kitin terdiri dari dua proses, yaitu: demineralisasi dengan HCl, dan deproteinasi dengan NaOH. Selanjutnya, kitin ditransformasi menjadi kitosan melalui proses deasetilasi dengan NaOH. Kitosan dapat dimanfatkan untuk berbagai keperluan. Salah satunya yang sedang marak diteliti saat ini adalah pemanfaatan kitosan sebagai penyerap (adsorben) logam berat pada air limbah. Kitosan dapat berfungsi sebagai adsorben terhadap logam dalam air limbah karena kitosan mempunyai gugus amino bebas (-NH2) dan hidroksil yang berfungsi sebagai situs chelation (situs ikatan koordinasi) dengan ion logam guna membentuk chelate. Pada penelitian ini dilakukan optimasi pada dua variabel proses sintesis kitosan yaitu konsentrasi larutan (HCl dan NaOH) dan waktu reaksi. Sedangkan pada proses adsorpsi dilakukan pengujian kemampuan kitosan dalam menyerap logam Cu(II) dengan memvariasikan pH larutan limbah dan waktu kontak penyerapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum proses demineralisasi diperoleh pada konsentrasi HC1 1M selama 1 jam, deproteinasi diperoleh pada konsentrasi NaOH 1M selama 2 jam dan deasetilasi diperoleh pada konsentrasi NaOH 50%(b/v) selama 45 menit. Kitosan yang dihasilkan dengan proses diatas mempunyai kadar abu sebesar 0,660%, kadar protein sebesar 6,769% dan derajat deasetilasi sebesar 52,946%. Kitosan tersebut kemudian digunakan untuk mengadsorp logam Cu (II) pada air limbah. Adsorpsi Cu (II) oleh kitosan mencapai hasil terbaik pada pH larutan 5. Namun dalam penelitian ini belum diperoleh kapasitas adsorpsi maksimum kitosan dan waktu kesetimbangan adsorpsi Cu (II) oleh kitosan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Azadi Taufik
"ABSTRACT
The performance of humanitarian logistics is a crucial factor of disaster response operations. With predictions of increase rate and impact of disasters in Indonesia, improving the performance of humanitarian logistics of humanitarian organizations in this disaster prone nation is important. Using the Indonesian Red Cross rsquo s recent water distribution operation as a response to the 2017 Mount Agung Eruptions, this thesis aims to understand the activities, problems, success parameters and possible improvements of that operation. This thesis utilizes a computer simulation to replicate and experiment on the study case rsquo s operational system. The thesis found that the operation involved supplying, scheduling, transporting, ordering, and distributing as the main activities, discovered long time needed to fulfill demand as a logistical problem, identified time as the most crucial success parameter, and found that increasing transportation resources, sharing transportation resources, and maintaining inventory levels as significant and positive improvements to the study case operation.

ABSTRACT
Kinerja logistik kemanusiaan menjadi faktor penting dalam operasi tanggap bencana. Dengan adanya prediksi bahwa tingkat dan dampak bencana di Indonesia akan meningkat, maka meningkatkan logistik kemanusiaan di organisasi kemanusiaan di negara rawan bencana ini sangat penting. Menggunakan operasi distribusi air oleh Palang Merah Indonesia sebagai tanggapan kepada Erupsi Gunung Agung 2017 sebagai studi kasus, skripsi ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas, masalah, parameter kesuksesan, dan perbaikan yang mungkin dari operasi tersebut. Skripsi ini menggunakan simulasi komputer untuk mereplikasikan dan melakukan eksperimen terhadap sistem operasi studi kasus. Skripsi ini menemukan bahwa operasi tersebut melibatkan penyediaan air, penjadwalan, transportasi, pemesanan, dan distribusi sebagai aktivitas utama, menemukan waktu yang lama untuk memuaskan permintaan sebagai masalah logistik, mengidentifikasi bahwa waktu adalah parameter sukses yang terpenting, dan menemukan bahwa meningkatkan sumber daya transportasi, membagi sumber daya transportasi, dan menjaga tingkat persediaan adalah perbaikan signifikan dan positif terhadap operasi studi kasus."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryadharma
"Laporan tugas akhir ini membahas bagaimana cara membuat suatu system distribusi air bersih dengan kontrol elektro mekanis. Hal ini sangat penting karena air bersih merupakan suatu kebutuhan dasar yang menunjang seluruh aktifitas manuasia yang saat ini sudah sangat sulit untuk ditemukan dikota ? kota besar. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem yang bisa mengatur distribusi air bersih sehingga pemanfaatannya bisa dilakukan secara efisien. Dengan sistem disribusi air bersih ini diharapkan bisa menjaga kestabilan alam ( siklus air ) dan bias menekan biaya untuk penggunaan air bersih.

This final job report is studying about how to planning a clean water distribution system with electro mechanic control. This is very important because clean water is a primary requirement that support all human activity that very difficult to find in big cities at this time. Therefore it is need system that can arrange clean water distribution so that we can use it efficiently. We hope with this clean water distribution system we can take care with nature stability ( water cycle ) and can save our money for clean water consumtion."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52316
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Julian Aditya Winarto
"Penelitian ini menyelidiki tantangan dalam mempertahankan konsentrasi klor bebas yang ideal di sistem distribusi air perkotaan. Menggunakan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Legong dan Perumahan Harapan Baru Taman Bunga (HBTB) sebagai lokasi studi kasus, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi klor bebas di tiga titik kritis jaringan distribusi IPA Legong: outlet reservoir, dua titik perantara yang mewakili jaringan distribusi utama, dan titik terjauh di HBTB. Penelitian juga mengevaluasi pengaruh jumlah klor yang digunakan dalam proses desinfeksi IPA Legong terhadap konsentrasi klor bebas dalam jaringan. Menggunakan WaterGEMS, studi ini menilai beberapa skenario dosis klor dan dampaknya terhadap konsentrasi klor bebas di wilayah pelayanan. Metodologi utama meliputi pengukuran sisa klor, studi laboratorium kualitas air lainnya, dan perbandingan dengan baku mutu. Simulasi WaterGEMS dilakukan untuk menilai dampak skenario dosis klor. Hasilnya adalah, kualitas air tetap aman di waduk dan jarak-7 km, tetapi memburuk mendekati HBTB pada jarak-10 km, dengan konsentrasi klor bebas menurun. Terdapat korelasi kuat antara klor bebas dan total klor dalam sistem distribusi. Terdapat tiga skenario pemodelan yang dijalankan menggunakan WaterGEMS, dan dari ketiga skenariro tersebut masih belum ada yang memenuhi secara keseluruhan. Akan tetapi, skenario yang dapat dinilai cukup dan paling efektif secara berurutan adalah skenario di mana konsentrasi klor bebas di outlet reservoir bernilai maksimum di 5 mg/L dan juga skenario di mana beberapa variasi jumlah konsentrasi klor bebas diinjeksi di tujuh titik yang tersebar di perumahan HBTB.

This research investigates the challenges of maintaining ideal free chlorine concentrations in urban water distribution systems. Using the Legong Water Treatment Plant (WTP) and Harapan Baru Taman Bunga Housing (HBTB) as case study sites, this research aims to analyse the free chlorine concentration at three critical points of the Legong WTP distribution network: the reservoir outlet, two intermediate points representing the main distribution network, and the furthest point at HBTB. The study also evaluated the effect of the amount of chlorine used in the Legong IPA disinfection process on the free chlorine concentration in the network. Using WaterGEMS, the study assessed several chlorine dosing scenarios and their impact on free chlorine concentrations in the service area. The main methodologies included residual chlorine measurements, other water quality laboratory studies, and comparison with quality standards. WaterGEMS simulations were conducted to assess the impact of the chlorine dosing scenarios. The result was that water quality remained safe at the reservoir and at a distance of 7 km but deteriorated close to HBTB at a distance of 10 km, with free chlorine concentration decreasing. There is a strong correlation between free chlorine and total chlorine in the distribution system. There were three modelling scenarios run using WaterGEMS, and none of them met the overall requirements. However, the scenarios that could be considered sufficient and most effective respectively were the scenario where the free chlorine concentration at the outlet of the reservoir was maximum at 5 mg/L and the scenario where several varying amounts of free chlorine concentration were injected at seven points spread across the HBTB housing estate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naibaho, Lestari
"Metode elektrolisis plasma telah terbukti lebih efektif dapat mendegradasi polutan kompleks dalam pewarna cair batik. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi efek dari gelembung gas dengan injeksi udara pada elektrolisis plasma dalam proses dekolorisasi. Mekanisme baru untuk membentuk gelembung udara yang diusulkan dalam penelitian ini adalah menggunakan injeksi udara secara langsung menuju anoda melalui lubang kecil pada selubung kaca. Penelitian ini menghadirkan efek dari laju alir injeksi udara dan tegangan operasi pada berbagai fenomena yaitu besar konsumsi energi, konsentrasi radikal bull;OH yang terbentuk, dan persentase dekolorisasi dari remazol red sebagai limbah pewarna yang digunakan dalam sistem reaktor batch. Hasil penelitian menunjukkan bahwa injeksi udara dengan mekanisme injeksi secara langsung menuju anoda dapat menurunkan kebutuhan energi breakdown sebesar 67 dan energi kritis sebesar 50,7 untuk pembentukan plasma jika dibandingkan dengan tanpa injeksi udara. Konsumsi energi yang dibutuhkan juga terus menurun dengan semakin tingginya laju alir udara yang diinjeksikan. Laju alir udara optimum pada tegangan yang berbeda telah dievaluasi berdasarkan karakteristik fisik dan kimia dari plasma yang terbentuk. Pada konsumsi energi yang besar dengan semakin tingginya tegangan, laju alir injeksi udara optimum untuk mendekolorisasi limbah juga semakin tinggi. Dekolorisasi maksimum dihasilkan pada 99,35 dengan kondisi operasi laju alir udara sebesar 4 L/min, tegangan sebesar 700 V, dan waktu proses selama 30 menit.

Plasma electrolysis has been proved have much higher effectivity in degrading complex pollutant contained in batik dye wastewater. This study aims to investigate the effect of gas bubbles with air injection of plasma electrolysis in decolorization process. A new method to form bubbles using injection of air directly through anode with a tiny hole of glass tube is proposed. This research work presents the effects of gas injection rates and operation voltages on various phenomena such as electrical power of discharge pulses, concentration of bull OH radicals, and the decolorization percentage of remazol red as the dye waste in a batch reactor system. Experimental results showed that direct injection of air through anode can reduce 67 of required breakdown energy and 50,7 of critical energy for plasma generation significantly compared to non gas injection. Energy consumption for discharge plasma was observed lowered at higher rates of gas injected. Optimum gas flow rate at different voltage has been evaluated based on the physical and chemical characteristics of plasma. At higher required energy due to higher operation voltage used, the optimum gas injection rate to effectively degrade the waste was found higher. The maximum decolorization rate was found at 99,35 with conditions at 4 L min air flow rate, 700 V voltage, and 30 minutes process time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fildzah Dhira Lestari
"ABSTRAK
Kebocoran jaringan pipa distribusi air bersih dapat menimbulkan risiko keselamatan air bersih berupa kontaminasi air dan penyebaran penyakit melalui air. Sehingga dalam mendukung, mengevaluasi, dan meningkatkan manajemen keselamatan air pada jaringan pipa distribusi, digunakan metode pendekatan kuantitatif salah satunyaQuantitative Microbial Risk Assessment (QMRA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air bersih terutama parameter E. coli di jaringan pipa distribusi, menganalisis penilaian risiko keterpajanan E. coli O157:H7, mengidentifikasi risiko penilaian efek kesehatan dan menganalisis karakter risiko bakteri tersebut. Metode penelitian menggunakan metode QMRA, yaitu identifikasi bahaya, penilaian paparan, penilaian efek kesehatan dengan model Beta-Poisson, dan karakterisasi risiko. Tahap identifikasi bahaya menetapkan paparan E. coli O157:H7 berasal dari air PDAM, dimana jalur paparannya adalah unboiled water, dengan rute paparan melalui proses menelan akibat aktivitas pemakaian air PDAM sehari-hari. Terdapat dua tipe penggunaan air, yaitu penggunaan air secara langsung dari jaringan pipa distribusi dan air dialirkan menuju tangki air. Identifikasi bahaya dilakukan dengan pemeriksaan kualitas air pada jaringan pipa distibusi, bahwa hasil menunjukkan kualitas air telah memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492 Tahun 2010 untuk parameter fisik dan kimia. Namun untuk parameter biologis, konsentrasi E. colimaksimum ditemukan 49 MPN100 mL pada 1 responden (20) yang menggunakan tangki air. Penilaian paparan untuk menentukan dosis paparan akibat E. coli O157:H7 mendapatkan besarnya rata-rata kurang dari 0,01090,0026 organismeL dan 0,01440,0041 organismeL saat pemakaian air minimum dan maksimum. Dosis paparan meningkat pada responden yang menggunakan tangki air sebesar 946 dan 860 saat penggunaan air minimum dan maksimum. Tahap penilaian efek kesehatan menggunakan model Beta-Poisson dengan dan adalah 0,0571 dan 2,2183 mendapatkan bahwa rata-rata probabilitas infeksi harian pada jaringan pipa distribusi PDAM adalah kurang dari adalah 2,800x10-46,723x10-5 dan 3,698x10-41,046x10-4saat pemakaian air minimum dan maksimum. Bagi responden yang menggunakan tangki air, probabilitas infeksi harian meningkat sebesar 876 dan 785 saat penggunaan air minimum dan maksimum. Sehingga, pada tahap karakterisasi risiko, probabilitas infeksi tahunan adalah kurang dari 9,598x10-22,205x10-2 dan 1,236x10-13,127x10-2 saat pemakaian air minimum dan maksimum. Bagi responden pengguna tangki air, probabilitas infeksi tahunan meningkat sebesar 271 dan 204 saat penggunaan air minimum dan maksimum. Karena itu, evaluasi parameter fisik, kimia dan biologi perlu dilakukan berdasarkan waktu dan wilayah untuk meningkatkan performansi IPAB dan keselamatan konsumen.

ABSTRACT
Pipe leakage of clean water distribution network can cause clean water safety risks in the form of water contamination and waterborne disease. So that, in supporting, evaluating, and improving water safety management in distribution pipe network, a quantitative approach is used, which is Quantitative Microbial Risk Assessment (QMRA). This study aims to study the quality of clean water, especially E. coli in distribution pipe network; analyzing the exposure assessment of E. coli O157:H7, identification the risk of health effects assessment and analyzing the risk character. The research method uses QMRA method, namely hazard identification, exposure assessment, health effects assessment with Beta-Poisson model, and risk characterization. Hazard identification determines exposure of E. coli O157:H7 come from PDAM water, which the exposure path is unboiled water, with route of exposure through ingestion due to daily PDAM water usage activities. There are two types of water usage, its water usage directly from water distribution pipe and through water tank. Examining water quality carries out hazard identification, which water quality on the PDAM distribution pipe network has fulfilled the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No. 492 in 2010 for physic and chemical parameter. However, in biologic parameter, the maximum E. coli concentration was found to be 49 MPN100 mL in 1 respondent (20), who used water tank. Exposure assessment determines the exposure dose of E. coli O157:H7 on clean water distribution pipe network with the averages of doses are less than 0,01090,0026 organismsL and less than 0,01440,0041 organismsL at minimum and maximum of water usage, respectively. The exposure dose increase when the respondent use water tank, its 946 and 860 at minimum and maximum water usage. Health effects assessment usingBeta-Poisson model with and are 0,0571 and 2,2183, respectively. The averages of daily probability of infection on clean water distribution pipe network in PDAM are less than 2,800x10-46,723x10-5 and less than 3,698x10-41,046x10-4 at minimum and maximum of water usage, respectively. Respondent, who use water tank, have increased the daily probability of infection to 876 and 785 at minimum and maximum water usage. So that, in risk characterization, the annual probability of infection are less than 9,598x10-22,205x10-2 and 1,236x10-13,127x10-2 at minimum and maximum of water usage, respectively. For respondent who use water tank, it has increased to 271 and 204 at minimum and maximum of water usage, respectively. Therefore, evaluation in physic, chemical, and biology parameters needs to be done based on time and region to improve WTP performance and consumer safety.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
""Faktor keberhasilan suatu instalasi pengolahan air limbah (IPAL) selain ditentukan oleh perencanaan yang benar, juga dalam sistem pengoperasian dan pemeliharaannya senantiasa harus disesuaikan dengan kondisi spesifik yang ada di lapangannya. Penelitian, investigasi dan evaluasi menyeluruh terhadap faktor efisiensi dan efektifitas suatu Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik (Sewage Treatment Plant) yang terdapat pada bangunan-bangunan/utilitas umum yang ada di Wilayah DKI Jakarta, telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan upaya pemecahan masalah operasi dan pemeliharaan sistem secara umum, serta dalam upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas dari Unit Pengolahan Air Limbah yang ada. Metoda yang digunakan adalah dengan meneliti karakteristik limbah dan kualitas limbah dalam IPAL dan Spesifikasi tekniknya. Berdasarkan karakteristik limbah tersebut, dilakukan perhitungan ulang terhadap IPAL tersebut, dan dianalisis terhadap hasil kualitas air dalam instalasi selama proses. HAsilnya menunjukkan bahwa instalasi tidak berfungsi optimal karena adanya penambahan fungsi dari gedung perkantoran tersebut yang juga melayani restoran 'sea food"" yang mengakibatkan beban organik yang diolah tinggi, tidak sesuai dengan kapasitas rencana. Juga adanya lemak yang tidak termasuk dalam rencana IPAL. Faktor lain penyebab tidak berfungsinya IPAL adalah diffuser 50% macet, sistem dan jumlah aliran lumpur balik tidak tepat, pemeliharaan kurang, comminutor rusak, sistem aliran udara IPAL kurang baik. Usulan perbaikan adalah memperbaiki diffuser system dan jumlah aliran lumpur balik dirubah dan pemakaian tablet Sonucil sebagai disinfectant diaktifkan lagi. Perlu ada tambahan unit pengolah lemak.""
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
LP 1991 01.pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>