Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181933 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soviany
"
ABSTRAK
Penyelidikan tanah merupakan suatu pekerjaan pendahuluan yang penting dalam perencanaan suatu pondasi. Penyelidikan ini ditujukan untuk menentukan parameter-parameter tanah yang relevan untuk mendisain pondasi yang aman dan ekonomis.
Untuk mengetahui karakteristik tanah dilakukan serangkaian pengujian yang meliputi pengujian di lapangan dan pengujian di laboratorium. Penyelidikan di lapangan di batasi pada 4 titik uji primer dan 4 titik uji sekunder. Contoh tanah yang diperoleh dari pengujian Iapangan diteliti di laboratorium yang meliputi uji sifat fisik (index properties) dan uji sifat teknik (engineering properties). Dari hasil pengujian dibuat korelasi antar parameter terhadap elevasi dan korelasi yang ada dibandingkan dengan penyelidikan-penyelidikan sebelumnya.
Dari profil tanah dan parameter-parameter yang diperoleh dibuat suatu penyederhanaan profil dan parameter yang akan digunakan untuk mendisain pondasi dangkal yang aman dan ekonomis.
Dengan memperhatikan batasan-batasan yang diizinkan dalam suatu perhitungan pondasi dapat direkomendasikan jenis. ukuran telapak dan kedalaman pondasi dangkal yang dapat dibangun di daerah Depok sesuai dengan kontur tanah yang ada.
"
1997
S34651
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vita Ariesta Fitriana
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan studi mengenai sifat fisik dan teknik dari tanah Depok.
Tanah Depok merupakan tanah residual, terbentuk dan berkembang di tempat
yang sama dengan batuan induknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui karakterisitik umum dari tanah residual Depok yang akan
diinterpretasikan berupa pola-pola hubungan antara parameter sifat fisik dan
teknik tanah terhadap elevasi serta persamaan-persamaan korelasi dari indeks
kompresi dan sudut geser. Penelitian ini dilakukan secara empiris dari data-data
hasil penyelidikan tanah terdahulu. Pengolahan data dilakukan dalam dua zona,
yaitu Zona Dalam Universitas Indonesia (ZDUI) dan Zona Luar Universitas
Indonesia (ZLUI), sehingga dapat mempermudah proses analisa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah Depok secara umum merupakan
lempung merah (halloysite) plastisitas tinggi dalam keadaan jenuh, bukan
termasuk tanah ekspansif. Tanah keras Depok berada pada elevasi 10-35 m di
bawah permukaan tanah stasiun Universitas Indonesia. Pola hubungan parameter
tanah Depok dengan elevasi antara lain nilai angka pori cenderung seragam; NSPT,
kadar air natural, sudut geser dan indeks kompresi cenderung naik seiring
dengan bertambahnya kedalaman tanah; sementara batas cair, batas plastisitas,
indeks plastisitas dan kohesi cenderung sebaliknya. Persamaan korelasi yang
didapatkan merupakan persamaan korelasi untuk indeks kompresi (Cc), sudut
geser (φ) dan kohesi (c). Hasil penelitian sangat bergantung terhadap jumlah data
yang digunakan, jenis tanah dan kondisi muka air tanah masing-masing lokasi.
Hasil penelitian ini tidak dianjurkan untuk penggunaan langsung dalam desain,
namun dapat digunakan sebagai bahan acuan/informasi untuk desain awal ataupun
sebagai bahan studi untuk penelitian selanjutnya.

ABSTRACT
This study is about the physical and engineering characteristics of Depok soil.
Depok soil is classified as residual soil, it was developed from the insitu
weathering of rocks that have remained in the location of their origin. The main
purpose of this study is to identified the general characteristics of Depok residual
soil, which will be interpreted as some relationship patterns between the physical
and engineering parameters with elevation, and correlation equations of
compression index and shear angle. The study was processed empirically from
soil investigation datas of the earlier institution investigations. Datas were proceed
in 2 zones, Zona Dalam Universitas Indonesia (ZDUI) and Zona Luar Universitas
Indonesia (ZLUI), so it will be easier to analyzed.
The result of this study shows that generally Depok soil is classified as red clay
with high plasticity and saturated. The hard soil layer lies at elevation 10-35m
below the soil surface of Universitas Indonesia train station. These are the
relationships between Depok soil parameters and elevation, initial pore pressures
tend to be similar; N-SPT, natural water content, shear angle, and compression
index are tend to be increasing as if the soil depth; meanwhile liquid limit, plastic
limit, plasticity index and cohesion tend to be decreasing contrast with the earlier
parameters. There are three kind of correlation equations in this study, that is
compression index, shear angle and cohesion correlation equations. These results
are very depend on the datas, soil type, and ground water level of each datas
location. Therefore, this result not recommended for direct uses in the design
calculation, but can be used for initial information/guidance of preliminary design,
or can be used as the next study materials."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42731
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Karya tulis ini membahas tentang perkiraan penurunan konsolidasi yang mungkin terjadi, melalui hubungan antara tes uji konus di lapangan dengan tes konsolidasi di labolatorium. Melalui tes uji konus didapat tahanan konus qc dan melalui tes konsolidasi di labolatorium didapat indeks kompresi tanah Cc dan koefisien kompresibilitas volume mc. Dicoba dicari suatu hubungan antara qc dan Cc dalam suatu persamaan sehinga kemudian bisa didapat suatu aplikasi praktis yang bisa digunakan untuk mencari besarnya penurunan konsolidasi pada pondasi dangkal dalam suatu perencanaan awal. Karena persamaan hubungan antara qc dan Cc telah didapat, maka untuk kasus selanjutnya hanya diperiukan salah satu harga diatas untuk menentukan besarnya konsolidasi. Sampel tanah yang digunakan adalah sampel tanah tak terganggu yang bisa mewakili tanah dilokasi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Aris Saleh
"ABSTRAK
Kawasan permukiman menurut RTRW Propinsi Jawa Barat adalah kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk permukiman yang aman dari bahaya bencana alam dan buatan manusia, sehat dan mempunyai akses untuk kesempatan berusaha. Secara ruang apabila digunakan untuk kegiatan permukiman akan memberi manfaat meningkatkan ketersediaan permukiman dan mendayagunakan prasarana dan sarana permukiman, meningkatkan perkembangan lintas sektoral dan subsektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya, tidak mengganggu fungsi lindung, tidak mengganggu upaya pelestarian kemampuan sumber daya alam, meningkatkan pendapatan nasional dan daerah, menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Permukiman menurut Pasal 1 (3) Undang-Undang No.4/1992, adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
Pertumbuhan jumlah penduduk Kota Depok selama 12 tahun (sampai tahun 2002) meningkat hampir 5 kali lipat dengan laju pertambahan penduduk 13,6 % pertahun. Pertambahan penduduk ini memberi tekanan terhadap Kota Depok dan mengakibatkan semakin meluasnya daerah permukiman. Indikasi terjadinya ketidaksesuaian penggunaan tanah di Kota Depok dapat dilihat dari basil overlay antara permukiman eksisting dengan lokasi permukiman RTRW Kota Depok 2010 yang terdistribusi di 6 kecamatan dengan luas yang berbeda¬beda. Target objek penelitian adalah permukiman yang terbangun di kawasan non-budidaya terutama di kawasan sempadan sungai karena telah melanggar "Fungsi Lindung". Analisis spasial dilakukan dengan menggunakan teknologi Sistem Informasi Geografis mengenai kesesuaian tanah untuk permukiman berdasarkan aspek fisik tanah dan aspek legalitas. Untuk pembanding dan membantu hasil analisis spasial tersebut dilakukan pengambilan angket di lokasi penelitian.
Klasifikasi kesesuaian tanah didasarkan kepada kelas interval terhadap total nilai yang diperoleh setiap poligon hasil overlay melalui pembobotan dan skoring, yang kemudian dikelompokkan menjadi 4 kelas yaitu, Sangat Sesuai (SI), Cukup Sesuai (S2), Sesuai Marginal (S3) dan Tidak Sesuai (N). Dari hasil analisis spasial kesesuaian tanah untuk permukiman berdasarkan aspek fisik tanah didapatkan bahwa klassifikasi kesesuaian tanah daerah yang diteliti untuk Kelas Sangat Sesuai (Si) memiliki luas 1%, Kelas Cukup Sesuai (S2) adalah 4%, Kelas Sesuai Marginal (S3) dengan luas tanah 85% dan Tidak Sesuai (N) dengan luas 10% dari luas seluruh daerah penelitian. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa sebagian besar lokasi permukiman yang diteliti kurang layak dijadikan lokasi permukiman.
Dari hasil analisis spasial kesesuaian tanah untuk permukiman berdasarkan aspek Legalitas berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor: 8 Tahun 2005 Tentang Sempadan Sumber Air dan Peraturan Daerah Kota Depok No. 18 tahun 2003 tentang Garis Sempadan sungai didapatkan telah terjadi penyimpangan penggunaan tanah di kawasan sempadan Ci Liwung khususnya dalam lokasi penelitian terdapat permukiman seluas 108.417,62 m2.
Dari hasil penilaian terhadap variabel analisis didapatkan salah satu faktor pendorong terjadinya penyimpangan penggunaan tanah tersebut adalah variabel akses, Hasil analisis SIG menunjukkan bahwa kawasan sempadan Ci Liwung mempunyai akses yang baik tehadap jalan raya (Margonda Raya). Dari hasil angket didapat jawaban tentang keamanan tempat tinggal Sangat aman 18%, Aman 44%, Cukup aman 28%, Tidak aman 10% dan Sangat tidak aman 0%. Dengan demikian mereka menganggap bahwa lokasi tempat tinggal mereka adalah aman walaupun berada di kawasan yang terlarang untuk permukiman.

ABSTRACT
Land suitability is defined as the adaptability of land for a certain purpose of use. Land suitability for settlement area is general referred to suitability related to law, security and safety of the inhabitants. For example, the utilization of a certain land use must be in line with City Spatial Planning on land utilization, easily accessible, free of flood, in stable land condition, distanced from pollution sources, and have water resources.
The use of a certain land that does not in line with its purpose of use, will create generally some problems as happened in Depok in the last several years. Natural disasters such as landslide and flood at the end of the year, hit some settlement areas in Depok causing some material damages and loss of lives. The indication of unsuitability in Depok can be seen from the overlay result between the existing settlement areas and settlement locations from the City Spatial Planning of Depok 2010 distributed over 6 sub-districts with different area sizes. The targeted object of the research is the settlement areas in the non-cultured areas, especially in the buffer zone of a river, because it is against its "conservation function" as defined by the law. Spatial analysis is done with a geographic information system (GIS) on the land suitability for settlement area based on the land's physical and legal aspects. A questionnaire is also collected in the research location for the purpose of bench marking and supporting the spatial analysis.
Land suitability classification is performed based on the interval class value obtained by each polygon resulted from the overlay, through weighting and scoring. Land suitability is then classified into 4 classes: Very Suitable (SI), Suitable (S2), Marginally Suitable (S3), and Not Suitable (N). The result of spatial analysis of the Iand suitability for settlement area based on the physical aspects of the land shows that only 1% of the researched area falls into the class Very Suitable (SI); 4% into the class Suitable (S2); 85% into the class Marginally Suitable (S3), and 10% falls into the class Not Suitable (N). This analysis shows that most of the areas being used for settlement, is actually moderate suitable for settlement purpose.
The result of spatial analysis of the land suitability for settlement area based on the legal aspect, i.e. Local Regulation of The Province of West Java, No: 812005 on Buffer Zone of Water Resources and Local Regulation of The City of Depok No. 18/2003 on River's Buffer Line, shows an infraction of these laws because of the existing settlement areas in Ci iwung's buffer zone of 108,417,62 m2.
From the result of variable analysis, it is found out that one of the factors causing this unsuitability of land use, is the accessibility. The GIS- analysis shows that Ci Liwung buffer zone is easily accessible from a big road (Margonda Raya Street). From the questionnaire, it is also found out that 18% of the people living in this buffer zone think that the place is very safe, 44% think it is safe, 28% think it is moderately safe, 10% think is unsafe, and 0% think it is very unsafe. Therefore, they consider that their area is safe although it is located in the forbidden zone for settlement.
"
2007
T20649
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noni Oktriani
"Airtanah dangkal masih menjadi sumber utama untuk kepentingan air bersih bagi daerah Depok dan sekitarnya. Perkembangan permukiman yang semakin pesat di Kecamatan Sawangan berpengaruh terhadap ketersediaan dan kualitas airtanahnya. Penelitian ini ingin mengkaji besarnya pencemaran bakteri dalam airtanah dangkal di Kelurahan Cinangka, Kedaung, Sawangan Lama, dan Sawangan Baru dan hubungannya dengan variabel kerapatan bangunan, kedalaman muka air tanah, jenis tanah dan jarak sumur gali ke septic tank. Metode yang digunakan yaitu teknik stratified random sampling untuk pengambilan sampel airtanah dari sumur gali penduduk yang berjumlah 40 titik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 16 dari 40 sampel airtanah yang diuji telah tercemar bakteri E.coli dan Total coliform. Lokasi yang telah tercemar bakteri E.coli tersebar secara acak yang berada di bagian utara, barat laut dan selatan daerah penelitian. Hasil statistik Pearson Product Moment menunjukkan bahwa ada hubungan kerapatan bangunan dengan besarnya nilai kandungan Total coliform. Semakin rapat bangunan permukimannya, maka semakin besar nilai kandungan Total coliformnya dan sebaliknya. Selain itu, terdapat hubungan antara kedalaman muka airtanah dengan besarnya nilai kandungan bakteri Eschericia coli. Semakin dangkal muka airtanahnya, semakin besar nilai Eschericia colinya dan sebaliknya."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S34079
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yetrizal
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S35033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Tantya
"Kondisi tanah di Jakarta bagian Utara memiliki lapisan tanah yang cukup tebal dcngan karakteristik yang tidak begitu baik, yaitu mempunyai konsistensi yang sanggt lunak hingga lunak (very soft to soft) dengan tekanan konus yang kurang dari 10 kg/cm2. Sehingga daya dukung dan penumnan menjadi masalah utama dalam pelaksanaan pembangunan.
Mengacu kepada permasalahan di atas perlu kiranya dibuat suatu peta mengenai daya dukung dan penurunan yang disesuaikan dengan peruntukan bangunan. Data-data yang didapat dalam proses pemetaan ini berupa data sekunder berupa -data bor log dan data sondir. Dari hasil pengumpulan data-data dilakukan penyederhanaan bentuk penampang penyederhanaan sondir, penyederhanaan parameter,dan pembagian zona lokasi. Dilanjdtkan dengan perhitungan daya dukung dan penurunan pondasi Serta pembuatan peta daya dukung sesuai dengan batas-batas penurunan.
Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data didapat jerlis tanah yang dominan di lokasi pemetaan adalah lempung dan lanau dengan konsistensi sangat lunak - lunak hingga sdang_ Daya dukung yang dihasilkan rata-rata cukup rendah yaitu berkisar antara 0.3 - 3 kg/cm2.
Hasil dari pemetaan daya dukung dan penurunan auerupakan inf0m1asi yang sangat berguna untuk mengetahui sebaran nilai daya dukung dan penurunan di Iokasi pemetaan, dan sebagai informasi awal menganai kondisi tanah di Iokasi pemetaan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Depok merupakan wilayah yang ditetapkan menjadi wilayah konservasi air
dan tanah, dan berfungsi sebagai kawasan yang memberikan perlindungan
bagi ketersediaan air Propinsi DKI Jakarta baik dari segi kuantitas maupun
kualitas. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui pola keruangan wilayah
kualitas air tanah dangkal di Kelurahan Beji dan Beji Timur yang merupakan
daerah di Kota Depok yang mengalami pertambahan penduduk yang pesat
namun tidak diimbangi dengan penyediaan sistem drainase yang memadai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk kualitas fisik air tanah dangkal
berdasarkan parameter TDS dan DHL masih memenuhi kriteria baku mutu
yang ditetapkan dalam PP No.82 tahun 2001. Kualitas kimia air tanah
dangkal berdasarkan parameter pH menunjukkan sebagian besar tidak
memenuhi baku mutu atau hanya memenuhi baku mutu kelas IV, dimana
wilayah ini tersebar di bagian utara, tengah, dan selatan daerah penelitian.
Kualitas kimia air tanah dangkal berdasarkan parameter amonia
menunjukkan 34,8% daerah penelitian telah tercemar. Persebarannya
mengelompok dan cenderung berasosiasi dengan wilayah kedalaman untuk
mencapai muka air tanah < 5m. Kualitas air tanah dangkal di Kelurahan Beji
dan Kelurahan Beji Timur menunjukkan bahwa makin dekat dengan septic
tank dan makin dangkal muka air tanah, kualitasnya semakin buruk. Faktor
kedalaman untuk mencapai muka air tanah berpengaruh cukup kuat terhadap
kualitas air tanah dangkal, sedangkan faktor jarak dari septic tank
berpengaruh lemah terhadap kualitas air tanah dangkal. Sementara itu,
kepadatan rumah tidak mempengaruhi kualitas air tanah dangkal di
Kelurahan Beji dan Kelurahan Beji Timur.
Kata Kunci : Jarak dari Septic Tank, Kedalaman Untuk Mencapai Muka Air
Tanah, Kepadatan Rumah, Kualitas Air Tanah Dangkal.
Xii + 87 hlm. ; 1 lampiran ; 18 gbr ; 4 tabel ; 9 Peta
Bibliografi : 25 (1972 ? 2007)"
Universitas Indonesia, 2007
S33899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>