Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85223 dokumen yang sesuai dengan query
cover
W. Tri Wardhana
"Konsolidasi adalah proses pengecilan volume secara perlahan-Iahan pada tanah jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat pengatirn sebagian air pori yang berlangsung terus menerus sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh kenaikan tegangan total telah benar-benar hilang. Teori konsolidasi yang dikemukakan oleh Terzaghi (1925) telah diterapkan secara meluas untuk masalah-masalah yang berhubungan dengan rekayasa perencanaan terutama untuk perhitungan settlement. Parameter konsolidasi suatu contoh tanah diambil dari suatu uji konsotidasi yang dilakukan di laboratorium.
Prinsip dari uji konsolidasi ini adalah tanah diberi kesempatan untuk mencapai keadaan setimbang melatui suatu seri pembebanan. Sehingga didapat hubungan antara void ratio (e) dan tegangan yang terjadi. Tentunya kesetimbangan yang sebenarnya tidak tercapai secara normal di laboratorium, tetapi untuk pertimbangan praktis sebuah prosedur tetah diterima secara meluas, yaitu melalui penambahan beban sebanyak dua kali beban awal setiap 24 jam. Dilihat dari segi efisiensi waktu dan penggunaan alat, serta memenuhi data rekayasa secara cepat maka dipikirkan suatu metoda konsolidasi dengan pembebanan dipercepat.
Tanah gambut memiliki karakteristik unik, dimana pada perilaku konsolidasinya tanah gambut memiliki kompresibilitas volumetrik yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya dekomposisi bahan organik yang tinggi dan disertai oleh tingginya pula nilai kadar air. Dengan demikian daya dukungnya kecil.
Perilaku konsolidasi gambut cenderung mengacu pada besarnya regangan yang terjadi dan mekanisme pemampatannya diasumsikan sebagai rangkaian kejadian tegangan-tegangan-waktu, sehingga untuk menganalisa pemampatannya digunakan pendekatan dengan suatu model rheologi yang dikembangkan oleh Gibson dan Lo (1961). Uji konsolidasi dipercepat akan dilakukan dengan Cara penambahan beban segera setelah konsolidasi primer (metoda rheologi) telah tercapai.
Penelitian yang dilakukan penulis berupaya mempelajari karakterstik dan perilaku tanah gambut biia dilakukan suatu uji konsolidasi dengan periode pembebanan dipercepat. Pengujian dilakukan terhadap contoh tanah gambut yang diambil dari Pontianak, Kalimantan Barat. Pengujian dilakukan dengan menggunakan sel Howe. dlmana dapat menggunakan contoh benda uji (sampte) yang cukup besan Hasil penelitian yang dilakukan penulis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan penurunan tanah yang cukup besar antara uji konsolidasi standar dan uji konsolidasi dipercepat. Hal ini menunjukkan bahwa pacla uji konsolidasi standar tanah gambut Pontianak belum terjadi proses dekomposisi. Pada uji konsolidasi dipercepat tidak didapat harga-harga parameter sekunder rheologi, sehingga tidak dapat digunakan sebagai metoda peramalan penurunan yang akurat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandita
"Luasnya daerah yang ditutupi oleh tanah gambut di sebagian besar Sumatra, Kalimantan dan Irian sehingga pemanaman sifat teknis mekanika tanah gambut merupakan hal yang sangat panting dilakukan untuk mendapat matode yang benar sehingga konstruksi yang dibangun diatasnya kuat dan aman. Tanah gambut mempunyai karakteristik yang unik bila ditinjau dari perilaku konsolidasinya. Hal ini disebabkan oleh karena gambut mengandung bahan organik yang tinggi serta tingginya kandungan air yang menyebabkan tanahnya lunak. Semua hal diatas akan mempengaruhi kekuatan atau daya dukung tanah terhadap beban konstruksi diatasnya.
Karena hal-hal tersebut diatas maka karakteristik konsolidasi dari tanah gambut menjadi sangat panting untuk diketahui agar dapat memanfaatkan Iahan gambut seoara optimal. Untuk itu dalam tugas akhir ini, akan dilakukan penelitian mengenai karakteristik konsolidasi tanah gambut dengan memperhatikan jenis-jenis pengaiiran air pori. Janis-jenis pengaliran yang digunakan adaiah pengaliran horizontal kedalam, keluar dan vertikal ( untuk pengaliran vertikai disadur dari penelitian Budi Susilo dan Bharata Rahaju ). Pengujian pengaliran kedalam dimaksudkan mempelajari efektititas penggunaan sand drain untuk mempercepat Iaju konsolidasi pada tanah gambut.
Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk uji Iaboratorium terhadap tanah gambut Palembang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adaiah Sei Rowe karena dengan alat ini dapat melakukan jenis pangaliran horizontal dan vertikal.
Tujuan dari penelitian ini adaiah untuk mendapatkan nilai-nilai parameter rheology dari berbagai kondisi pengaliran, dari niiai-nilai inilah dapat ditentukan jenis pengaliran yang paling besar pengaruhnya dari suatu mekanisme konsoiidasi pada tanah gambut Palembang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S35048
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelwida Syofyan
"Gambut adalah tanah yang terbentuk dari pencampuran fragmen-fragmen material organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan telah berubah secara kimiawi menjadi fosil. Karakteristik gambut yang membedakannya dengan tanah lempung biasa adalah kadar air yang tinggi, kemampumampatan yang tinggi, dan daya dukung yang rendah. Dari karakteristik tersebut menjadikan pemahaman sifat teknis mekanika tanah gambut merupakan hal yang sangat penting dilakukan untuk mendapat metode yang benar, sehingga konstruksi yang dibangun di atasnya kuat dan aman. Gambut juga memiliki sifat dan karakteristik yang unik bila ditinjau dari perilaku konsolidasinya. Sedangkan konsolidasi merupakan salah satu aspek yang penting dalam mekanika tanah, dan penurunan merupakan salah satu kriteria penting dalam desain konstruksi.
Oleh karena itu penelitian terhadap sifat dan karakteristik konsolidasi yang dimiliki gambut terus dilakukan. Pada tanah lempung yang mempunyai laju konsolidasi rendah dan permeabilitas rendah, laju konsolidasi dapat dipercepat dengan menggunakan drainasi vertikal {sand drain). Prinsipnya adalah lintasan pengaliran dalam lempung dapat diperpendek dengan memperhitungkan pengaliran horizontal radial yang menyebabkan disipasi kelebihan tekanan air pori yang lebih cepat.
Penelitian ini ditujukan untuk mempelajari keefektifan penggunaan drainasi vertikal (sand drain) pada gambut yang berasal dari Desa Tampan, Pekanbaru dalam proses konsolidasinya. Sebagai perbandingan maka dilakukan juga penelitian dengan pengaliran horizontal. Selanjutnya hasil yang didapat akan dibandingkan dengan jenis pengaliran biasa ( untuk pengaliran biasa ini disadur dari penelitian M. Rondham). Alat yang digunakan adalah Sel Rowe, karena dapat dilakukan pengaliran vertikal dan horizontal. Dari penelitian ini, akan didapatkan nilai-nilai parameter yang diperlukan untuk masing-masing pengaliran, untuk kemudian dapat ditentukan apakah drainasi vertikal (sand drain) lebih efektif dari pengaliran dengan cara biasa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia
"Gambut memiliki sifat dan karakteristik yang sangat berbeda dengan tanah lempung. Oleh karena itu penelitian terhadap sifat dan karakteristik yang dimiliki gambut terus dilakukan, apalagi untuk daerah seperti Indonesia yang memiliki prosentase Iahan gambut yang cukup besar, terutama di Sumatera dan Kalimantan. Salah satu Faktor panting dalam suatu perencanaan konstruksi adalah kemungkinan adanya penurunan yang disebabkan oleh pembebanan. Di dalam laboratorium perilaku penurunan tanah ini dapat diukur dengan melakukan uji konsolidasi.
Pada penelitian ini gambut diuji konsolidasi dengan dua tahap pembebanan, yang bertujuan untuk mengamati perilaku gambut akibat pemampatan secara keseluruhan. Sehingga pengujian yang dilakukan tidak hanya sampai pada tahap prngurangan beban (dekompresi) tetapi dilanjutkan dengan pengulangan pembebanan (rekompresi) dengan besar dan selang waktu pembebanan yang sama dengan tahap pertama. Pembebanan yang dilakukan adalah pembebanan kontinu dengan lama waktu pembebanan tiap kenaikan beban yaitu 24 jam. Drainase yang dipakai adalah vertikal satu arah ke atas dengan tujuan agar dapat dilakukan pengukuran terhadap perubahan tekanan air pori di dasar sel. Penelitian ini menggunakan alat uji sel konsolidasi Rowe. Contoh tanah yang cliambil berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat.
Hasil pengujian akan dianalisa dengan mengunakan model reologi Gibson dan Lo yang telah diadopsi oleh Edil dan Dhowian untuk mendapatkan karakteristik konsolidasi gambut. Parameter yang dianalisa yajtu parameter pemampatan primer, parameter pemampatan sekundcr dan Faktor kecepatan pemampatan sekunder. Hasil analisa yang didapat menunjukkan bahwa proses rekompresi akan mengurangi kompresibilitas gambut sehingga pemampatan yang terjadi akan menjadi lebih kecil. Dengan adanya proses rekompresi make nilai parameter reologi gambut yang didapat memiliki nilai yang lebih kecil daripada nilai parameter reologi gambut yang hanya mengalami kompresi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34854
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubba Rosita
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Gambut merupakan tanah yang terbentuk dari percampuran fragmen-fragmen material organik tumbuh-tumbuhan yang telah membusuk dan berubah secara kimiawi menjadi fosil. Gambut memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari tanah lempung biasa, yaitu memiliki kadar air dan kompresibilitas yang tinggi serta kapasitas daya dukung yang rendah. Hal ini menyebabkan tanah gambut kurang menguntungkan bagi konstruksi sipil. Selain karakteristiknya yang unik, tanah gambut juga memiliki perilaku konsolidasi yang berbeda dibandingkan dengan tanah lempung. Konsolidasi pada tanah gambut merupakan proses pemampatan yang lama. Konsolidasi sendiri merupakan salah satu aspek penting dalam mekanika tanah, dan penurunan merupakan salah satu kriteria penting dalam desain konstruksi selain kapasitas daya dukung tanah dasar. Untuk itu, penelitian tentang perilaku teknis serta karakteristik konsolidasi tanah gambut perlu dilakukan agar konstruksi yang dibangun di atasnya kuat dan aman. Pada penelitian ini, dilakukan pengujian konsolidasi satu dimensi dengan menggunakan alat konsolidasi Rowe Cell. Dengan drainasi vertikal satu arah dapat diukur penurunan yang terjadi pada sampel serta perubahan tekanan air pori di Aawr sel Pemhebanan standard dilakukan pada benda uji selama 24 jam dengan penambahan beban tertentu dan dilakukan pada tingkat kejenuhan berbeda dan pada Over Consolidated Ratio (OCR) 1 dan 2. Hasil dari pengujian kemudian dibandingkan untuk mendapatkan perilaku penurunan tanah gambut pada. Tanah gambut yang digunakan dalam pengujian berasal dari Berengbengkel, Kalimantan Tengah. Analisa yang digunakan untuk pengujian ini menggunakan model reologi Gibson dan Lo yang telah diadopsi oleh Edil dan Dhowian untuk mendapatkan karakteristik konsolidasi gambut. Parameter yang dianalisa yaitu parameter pemampatan primer, pemampatan sekunder, dan faktor kecepatan pemampatan sekunder. Selain itu juga dianalisa kompresibilitas dan perilaku pemampatan dari tanah gambut tersebut."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradipta Tri Purusa
"ABSTRAK
Tanah air kita, Indonesia, yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke memiliki kekayaan sumber daya alam yang belum seluruhnya dimanfaatkan dengan optimum. Sebagai warga negara, telah sepantasnyalah kita berusaha memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk meningkatkan kemakmuran bangsa. Dari bermacam sumber daya tersebut, tanah gambut masih menjadi perbincangan hingga saat ini. Tanah gambut ini tersebar di daerah Irian, Selatan Kalimantan dan Timur Sumatera. Pada tugas akhir ini kami menggunakan contoh tanah gambut di daerah Kalimantan Tengah tepatnya di tepi Ruas Jalan Palangkaraya-Kuala Kapuas km.3 5, Desa Bereng Bengkel. Hal ini dihubungkan dengan Proyek Peningkatan Jalan Bereng Bengkel - km 35.
Tanah gambut merupakan tanah yang mempunyai kandungan organik dan kadar air yang tinggi, yang terbentuk dari fragmen-fragmen material organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang dalam proses pembusukan menjadi tanah, yang telah berubah sifatnya secara kimiawi dan telah menjadi fosil, dimana tanah ini sangat buruk untuk mendukung beban konstruksi yang dapat menyebabkan kegagalan proyek-proyek infi-astruktur dalam bidang teknik sipil yang berkaitan dengan masalah kestabilan bangunan.
Tanah gambut mempunyai perilaku yang berbeda dibandingkan tanah lempung, karena konsolidasi pada gambut merupakan proses pemampatan yang lama. Hal ini dikarenakan karena gambut memiliki kadar air dan daya rembes yang tinggi serta adanya proses dekomposisi yang terjadi pada serat-serat organik oleh kegiatan bakteri mikrobiologi. Konsolidasi merupakan salah satu aspek yang penting yang harus ditinjau dalam mekanika tanah dan penurunan merupakan salah satu kriteria penting dalam desain konstruksi selain kapasitas daya dukung tanah dasar. Oleh karena itu penelitian terhadap sifat, perilaku, dan karakteristik konsolidasi yang dimiliki gambut periu dilakukan.
Pada penelitian ini digunakan alat konsolidasi Sel Rowe atau Oedometer untuk pengujian konsolidasi satu dimensi di mana kondisi regangan lateral nol mutlak ada. Dengan drainasi vertikal satu arah dapat diukur penurunan yang terjadi pada sampel serta perubahan tekanan air pori di dasar sel. Pembebanan dengan Over Consolidated Ratio (OCR) 3 dan 4 dilakukan pada benda uji selama 24 jam pada setiap kenaikan beban dan dilakukan pada kondisi saturasi penuh dan saturasi sebagian.
Analisa yang digunakan untuk pengujian ini menggunakan model reologi Gibson dan Lo yang telah diadopsi oleh Edil dan Dhowian untuk mendapatkan karakteristik konsolidasi gambut. Parameter yang dianalisa yaitu parameter pemampatan primer, pemampatan sekunder, dan faktor kecepatan pemampatan sekunder. Dilakukan pula analisa terhadap kompresibilitas dan perilaku pemampatannya pada berbagai kondisi pembebanan dan kejenuhan tanah gambut tersebut.

"
2000
S34953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Gambut merupakan tanah yang mempunyai kandungan organik, kadar air yang tinggi dan kapasitas daya dukung yang rendah yang terbentuk dari fragmen-fragmen material organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang telah membusuk, berubah secara kimiawi dan menjadi fosil. Pada umumnya terbentuk karena pengaruh ikiim dan curah hujan tinggi yang merata sepanjang tahun dengan topografi daerah yang tidak rata, sehingga memungkinkan terbentuknya depresi-depresi. Karena kapasitas daya dukung gambut yang rendah, maka gambut digolongkan sebagai tanah yang kurang menguntungkan bagi sistem konstruksi bangunan sipil. Tanah gambut mempunyai perilaku konsolidasi yang berbeda dibandingkan tanah lempung, karena konsolidasi pada gambut merupakan proses pemampatan yang lama, Hal ini dikarenakan gambut mempunyai kadar air dan daya rembes yang tinggi serta adanya proses dekomposisi yang terjadi pada serat-serat organik oleh kegiatan bakteri mikrobiologi. Konsolidasi merupakan salah satu aspek yang penting yang harus ditinjau dalam mekanika tanah dan penurunan merupakan salah satu kriteria penting dalam desain konstruksi selain kapasitas daya dukung tanah dasar. Oleh karena itu penelitian terhadap sifat, perilaku, dan karakteristik konsolidasi yang dimiliki gambut terns dilakukan, apalagi untuk daerah seperti Indonesia yang memiliki prosentase lahan gambut yang cukup besar. Pada penelitian ini gambut diuji konsolidasi satu dimensi dengan menggunakan alat konsolidasi Rowe cell. Dengan drainase vertikal satu arah keatas, maka dapat dilakukan pengukuran terhadap penurunan (settlement) yang terjadi pada sampel gambut dan perubahan tekanan air pori di dasar sel. Pengujian dilakukan dengan pembebanan standard selama 24 jam dengan penambahan beban yang tertentu dan dengan proses pembebanan siklik monotonik yang kemudian hasil keduanya dibandingkan untuk mendapatkan perilaku penurunan (settlement) tanah gambut dari kedua model tersebut. Contoh tanah yang diuji adalah tanah gambut yang berasal dari Tampan Riau. Hasil pengujian kemudian akan dianalisa dengan menggunakan model reologi Gibson dan Lo yang telah diadopsi oleh Edil dan Dhowian untuk mendapatkan karakteristik konsolidasi gambut. Parameter yang dianalisa yaitu parameter pemampatan primer, parameter pemampatan sekunder, dan faktor kecepatan pemampatan sekunder."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tanah air kita yang kaya akan sumber daya alam ini, belum semuanya dapat kita olah dan manfaatkan dengan optimum. Tentunya kita sebagai warga negara yang hidup dan tinggal di tanah air ini hendaknya dapat memanfaatkannya semaksimal mungkin. Salah satu sumber daya yang hingga saat ini masih menjadi perbincangan hangat adalah tanah gambut. Tanah gambut di Indonesia banyak kita jumpai di daerah pantai Timur Sumatera, Selatan Kalimantan, dan daerah Irian. Contoh tanah yang digunakan pada tugas akhir ini adalah di daerah Riau yaitu di Desa Tampan dan Duri. Hal ini dihubungkan dengan adanya pengembangan wilayah kota Pakanbaru menjadi daerah pemukiman dan industri. Tanah gambut merupakan tanah yang berkadar organik tinggi dan mengandung serat-serat tumbuhan yang dalam proses pembusukan menjadi tanah. Sehingga tanah gambut ini tersusun dari campuran serat material organik yang berasal dari tumbuhan yang telah berubah sifatnya secara kimiawi dan telah menjadi fosil, dimana tanah ini sangat buruk untuk mendukung beban konstruksi yang dapat menjadi penyebab kegagalan proyek-proyek infrastruktur dalam bidang teknik sipil yang berkaitan dengan masalah kestabilan bangunan. Pengujian yang dilakukan dalam tugas akhir ini menggunakan alat uji triaksial dimana pada contoh tanah diberikan tegangan sedemikian rupa yang nantinya melalui analisa lintasan tegangan dapat diperoleh parameter-parameter kekuatan geser tanah. Metoda lintasan tegangan adalah suatu cara pendekatan penyelesaian masalah stabilitas dan deformasi dalam mekanika tanah. Lintasan tegangan sendiri adalah suatu garis yang menghubungkan titik-titik yang mengalami tegangan geser maksimum. Secara umum, analisa lintasan tegangan ini meninjau keadaan tegangan, regangan, dan tekanan air pori yang berada dalam elemen tanah. Pada analisa ini tekanan pori dievaluasi dari kondisi undrained sampai kondisi drained. Prinsip uji triaksial dalam kondisi Consolidated-Undrained yaitu pada contoh tanah diberikan tegangan normal dan air diperbolehkan mengalir dari contoh tanah. Tegangan normal ini bekerja sampai konsolidasi selesai, yaitu sampai tidak terjadi perubahan pada contoh tanah. Kemudian jalan/saluran air dari contoh tanah ditutup dan contoh tanah diberikan tegangan geser secara undrained (tertutup) dan tegangan normal masih tetap bekerja. Tegangan air pori diukur selama tegangan geser diberikan. Pada pengujian contoh tanah ini juga akan dilakukan perbandingan antara kondisi terkonsolidasi normal (normally consolidated) dan terkonsolidasi berlebihan (over consolidated) dengan menggunakan metode lintasan tegangan (stress path). Kemudian dari data-data tersebut nantinya dapat dilakukan suatu interpretasi terhadap pengaruh pembebanan terkonsolidasi berlebihan serta diketahui parameter-parameter kekuatan geser tanah antara kondisi normally dan over consolidated yang dibutuhkan untuk analisa geoteknis tanah."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34940
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mauli Ahmad
"ABSTRAK
Tanah gambut merupakan salah satu sumber daya alam di Indonesia yang sampai saat ini masih menjadi pusat perhatian kita semua. Tanah gambut ini banyak kita jumpai di daerah pantai Timur Sumatera, Selatan Kalimantan, dan daerah Irian. Tanah gambut merupakan rempah-rempah kayu, akar, batang, dan daim, yang bersama-sama membusuk secara alami dan kemudian menjadi fosil. Jenis tanah ini memiliki sifat unik antara lain daya dukung rendah, tingkat kompresibilitas yang tinggi dan kandungan air yang juga tinggi. Dikarenakan sifat-sifat di atas, maka tanah gambut kurang baik sebagai pendukung bangunan-bangunan konstruksi sipil. Contoh tanah yang digunakan pada tugas akhir ini adalah di daerah Kalimantan yaitu di Desa Berengbengkel, Palangkaraya, Kalimantan.
Pengujian yang dilakukan pada tugas akhir ini menggunakan alat uji triaksial digital yaitu Stress Path Bishop - Wesley Cell, dan dari hasil pengujian ini akan akan dapat diperoleh parameter-parameter kekuatan geser tanah melalui analisa lintasan tegangan.
Metode lintasan tegangan merupakan suatu cara pendekatan penyelesaian masalah stabilitas dan deformasi dalam mekanika tanah. Pada metode ini dapat ditinjau keadaan tegangan, regangan, dan tekanan air pori yang berada pada elemen tanah uji.
Prinsip uji triaksial yang digunakan adalah dalam kondisi Consolidated Undrained, yang berarti pada contoh tanah tersebut diberikan tegangan normal dan air diperbolehkan mengalir dari contoh tanah. Tegangan normal ini bekerja sampai konsolidasi selesai, yaitu sampai tidak terjadi perubahan pada contoh tanah. Kemudian saluran/jalannya air dari contoh tanah ditutup, dan tegangan normal masih tetap bekerja, serta pada contoh tanah diberikan tegangan geser secara undramed (tertutup).
Pengujian ini dilakukan terhadap tanah untuk kondisi terkonsolidasi berlebihan (over consolidated) dengan rasio konsolidasi berlebihan sebesar 4, 6, 8. Nilai OCR merupakan perbandingan antara tegangan maksimum yang pernah terjadi pada tanah pada saat yang lalu (p'm) dengan tegangan yang terjadi pada saat sekarang (p'). Kemudian hasil dari pengujian tersebut dianalisa dengan metode lintasan tegangan, sehingga nantinya diperoleh parameter kekuatan geser tanah yang dibutuhkan untuk analisa geoteknis.

"
2000
S34868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>