Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129875 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubba Rosita
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelwida Syofyan
"Gambut adalah tanah yang terbentuk dari pencampuran fragmen-fragmen material organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan telah berubah secara kimiawi menjadi fosil. Karakteristik gambut yang membedakannya dengan tanah lempung biasa adalah kadar air yang tinggi, kemampumampatan yang tinggi, dan daya dukung yang rendah. Dari karakteristik tersebut menjadikan pemahaman sifat teknis mekanika tanah gambut merupakan hal yang sangat penting dilakukan untuk mendapat metode yang benar, sehingga konstruksi yang dibangun di atasnya kuat dan aman. Gambut juga memiliki sifat dan karakteristik yang unik bila ditinjau dari perilaku konsolidasinya. Sedangkan konsolidasi merupakan salah satu aspek yang penting dalam mekanika tanah, dan penurunan merupakan salah satu kriteria penting dalam desain konstruksi.
Oleh karena itu penelitian terhadap sifat dan karakteristik konsolidasi yang dimiliki gambut terus dilakukan. Pada tanah lempung yang mempunyai laju konsolidasi rendah dan permeabilitas rendah, laju konsolidasi dapat dipercepat dengan menggunakan drainasi vertikal {sand drain). Prinsipnya adalah lintasan pengaliran dalam lempung dapat diperpendek dengan memperhitungkan pengaliran horizontal radial yang menyebabkan disipasi kelebihan tekanan air pori yang lebih cepat.
Penelitian ini ditujukan untuk mempelajari keefektifan penggunaan drainasi vertikal (sand drain) pada gambut yang berasal dari Desa Tampan, Pekanbaru dalam proses konsolidasinya. Sebagai perbandingan maka dilakukan juga penelitian dengan pengaliran horizontal. Selanjutnya hasil yang didapat akan dibandingkan dengan jenis pengaliran biasa ( untuk pengaliran biasa ini disadur dari penelitian M. Rondham). Alat yang digunakan adalah Sel Rowe, karena dapat dilakukan pengaliran vertikal dan horizontal. Dari penelitian ini, akan didapatkan nilai-nilai parameter yang diperlukan untuk masing-masing pengaliran, untuk kemudian dapat ditentukan apakah drainasi vertikal (sand drain) lebih efektif dari pengaliran dengan cara biasa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tanah gambut merupakan salah satujenis tanah yang ada di alam semesta ini, yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Di tinjau dari sifat fisiknya, maka tanah gambut ini nwmpunyai karakteristik fisik khusus jika dibandingkan dengan jenis tanah lainnya, yaitu kandungan air dan sifat plastisitas yang tinggi serta kemampuan susutnya yang besar. Penyebabnya tidak lain adalah karena tanah gambut ini mengandung bahan organik yang cukup tinggi sehingga kondisi tanahnya menjadi lunak. Dari keadaan inilah perlunya dilakukan perbaikan tanah gambut ini. Artinya kondisi tanah gambut yang lunak itu kita ubah ke kondisi yang lebih stabil dan kuat. Maka disinilah perlunya dilakukan proses stabilisasi tanah gambut. Dengan stabilisasi diharapkan terjadi perbaikan sifat dari tanah gambut, yang ditunjukkan dengan meningkatnya kepadatan tanah setelah dilakukan pencampuran dengan bahan stabilisasi. Dalam arti iimum bahwa kadar air tanah setelah pencampuran balian stabilisasi lebih kecil dibandingkan kadar air tanah sebelum pencampuran. Pada tugas akhir ini, akan dilakukan penelitian mengenai stabilisasi tanah gambut dengan menggunakan Peatsolid dalam upaya perbaikan kondisi tanah gambut desaBerengbengkel Palangkaraya. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah FTUI yang meliputi uji karakteristik tanah gambut desa Berengbengkel Palangkaraya, dan uji kekuatan tanah gambut sebelum dan setelah distabilisasi dengan Peatsolid. Pengujian dan pengolahan data yang dilakukan mengacu pada standar ASTM dan AASTHO. Penelitian yang dilakukan berupa pengujian batas cair (Liquid Limit), pengujian pemadatan (compaction), pengujian Specific Gravity, pengujian CBR, dan pengujian triaksial Unconsolidated Undrained. Pengujian batas cair untuk mendapatkan nilai Liquid Limit dari tanah dengan campurannya masing-masing sehingga didapat campuran yang optimum. Dengan campuran optimum yang diperoleh maka dilakukan pengujian pemadatan tanah dan campuran tersebut, sehingga diperoleh kadar air optimum tanah dan berat isi kering tanah. Kedua parameter ini mencerminkan kekuatan dan stabilitas tanah. Pengujian CBR untuk mendapatkan kekuatan tanah, baik gambut asli maupun gambut campur stabilisatomya- Pengujian triaksial UU untuk mengetahui kekuatan dan daya dukung tanah dari parameter c, ?, nilai regangan dan deviator stress tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kepadatan dari tanah gambut setelah mengalami stabilisasi, untuk mengetahui pengaruh pemakaian bahan stabilisasi dengan kadar optimumnya terhadap sifat-sifat serta kekuatan daya dukung tanah gambut desa Berengbengkel Palangkaraya."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
W. Tri Wardhana
"Konsolidasi adalah proses pengecilan volume secara perlahan-Iahan pada tanah jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat pengatirn sebagian air pori yang berlangsung terus menerus sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh kenaikan tegangan total telah benar-benar hilang. Teori konsolidasi yang dikemukakan oleh Terzaghi (1925) telah diterapkan secara meluas untuk masalah-masalah yang berhubungan dengan rekayasa perencanaan terutama untuk perhitungan settlement. Parameter konsolidasi suatu contoh tanah diambil dari suatu uji konsotidasi yang dilakukan di laboratorium.
Prinsip dari uji konsolidasi ini adalah tanah diberi kesempatan untuk mencapai keadaan setimbang melatui suatu seri pembebanan. Sehingga didapat hubungan antara void ratio (e) dan tegangan yang terjadi. Tentunya kesetimbangan yang sebenarnya tidak tercapai secara normal di laboratorium, tetapi untuk pertimbangan praktis sebuah prosedur tetah diterima secara meluas, yaitu melalui penambahan beban sebanyak dua kali beban awal setiap 24 jam. Dilihat dari segi efisiensi waktu dan penggunaan alat, serta memenuhi data rekayasa secara cepat maka dipikirkan suatu metoda konsolidasi dengan pembebanan dipercepat.
Tanah gambut memiliki karakteristik unik, dimana pada perilaku konsolidasinya tanah gambut memiliki kompresibilitas volumetrik yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya dekomposisi bahan organik yang tinggi dan disertai oleh tingginya pula nilai kadar air. Dengan demikian daya dukungnya kecil.
Perilaku konsolidasi gambut cenderung mengacu pada besarnya regangan yang terjadi dan mekanisme pemampatannya diasumsikan sebagai rangkaian kejadian tegangan-tegangan-waktu, sehingga untuk menganalisa pemampatannya digunakan pendekatan dengan suatu model rheologi yang dikembangkan oleh Gibson dan Lo (1961). Uji konsolidasi dipercepat akan dilakukan dengan Cara penambahan beban segera setelah konsolidasi primer (metoda rheologi) telah tercapai.
Penelitian yang dilakukan penulis berupaya mempelajari karakterstik dan perilaku tanah gambut biia dilakukan suatu uji konsolidasi dengan periode pembebanan dipercepat. Pengujian dilakukan terhadap contoh tanah gambut yang diambil dari Pontianak, Kalimantan Barat. Pengujian dilakukan dengan menggunakan sel Howe. dlmana dapat menggunakan contoh benda uji (sampte) yang cukup besan Hasil penelitian yang dilakukan penulis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan penurunan tanah yang cukup besar antara uji konsolidasi standar dan uji konsolidasi dipercepat. Hal ini menunjukkan bahwa pacla uji konsolidasi standar tanah gambut Pontianak belum terjadi proses dekomposisi. Pada uji konsolidasi dipercepat tidak didapat harga-harga parameter sekunder rheologi, sehingga tidak dapat digunakan sebagai metoda peramalan penurunan yang akurat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia
"Gambut memiliki sifat dan karakteristik yang sangat berbeda dengan tanah lempung. Oleh karena itu penelitian terhadap sifat dan karakteristik yang dimiliki gambut terus dilakukan, apalagi untuk daerah seperti Indonesia yang memiliki prosentase Iahan gambut yang cukup besar, terutama di Sumatera dan Kalimantan. Salah satu Faktor panting dalam suatu perencanaan konstruksi adalah kemungkinan adanya penurunan yang disebabkan oleh pembebanan. Di dalam laboratorium perilaku penurunan tanah ini dapat diukur dengan melakukan uji konsolidasi.
Pada penelitian ini gambut diuji konsolidasi dengan dua tahap pembebanan, yang bertujuan untuk mengamati perilaku gambut akibat pemampatan secara keseluruhan. Sehingga pengujian yang dilakukan tidak hanya sampai pada tahap prngurangan beban (dekompresi) tetapi dilanjutkan dengan pengulangan pembebanan (rekompresi) dengan besar dan selang waktu pembebanan yang sama dengan tahap pertama. Pembebanan yang dilakukan adalah pembebanan kontinu dengan lama waktu pembebanan tiap kenaikan beban yaitu 24 jam. Drainase yang dipakai adalah vertikal satu arah ke atas dengan tujuan agar dapat dilakukan pengukuran terhadap perubahan tekanan air pori di dasar sel. Penelitian ini menggunakan alat uji sel konsolidasi Rowe. Contoh tanah yang cliambil berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat.
Hasil pengujian akan dianalisa dengan mengunakan model reologi Gibson dan Lo yang telah diadopsi oleh Edil dan Dhowian untuk mendapatkan karakteristik konsolidasi gambut. Parameter yang dianalisa yajtu parameter pemampatan primer, parameter pemampatan sekundcr dan Faktor kecepatan pemampatan sekunder. Hasil analisa yang didapat menunjukkan bahwa proses rekompresi akan mengurangi kompresibilitas gambut sehingga pemampatan yang terjadi akan menjadi lebih kecil. Dengan adanya proses rekompresi make nilai parameter reologi gambut yang didapat memiliki nilai yang lebih kecil daripada nilai parameter reologi gambut yang hanya mengalami kompresi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34854
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Meningkatkan kekuatan tanah gambut untuk digunakan sebagai dasar
sebuah konstruksi jalan dapat dilakukan dengan melakukan stabilisasi tanah dengan cara mekanis. Dalam studi laboratorium dilakukan penambahan bahan aditif terhadap tanah gambut untuk mengkaji kekuatan geser dan perubahan struktur mikroskopiknya. Bahan aditif yang digunakan adalah Semen Portland tipe ?V (PC-V) yang dicampurkan pada tanah gambut Kadar semen yang ditambahkan adalah 10, 20 dan 30 % dengan variasi masa peram 1 dan 4 hari. Untuk uji perbaikan mutu dari tanah campuran gambut dan PC-V yang telah dipadatkan digunakan uji CBR dan uji geser Triaksial Consolidated Undrained, sedangkan untuk mengetahui struktur mikronya, digunakan foto SEM, uji XRD ( mineral ) dan analisa
kimia. Hasil percobaan menunjukkan semakin tinggi kadar PC-V dalam campuran tanah gambut maka nilai kenaikan kekuatan gesernya nya juga semakin meningkat. Hal tersebut sejalan dengan perubahan struktur mikronya dimana partikel ? partikel tanah semakin menggumpal ( kohesif ) dan gel CSH (sebagai pengikat partikel tanah ) yang dihasilkan semakin banyak.

Abstract
Improvement of peat soil strength used for a basecoarse of highway construction is usually performed by soil mechanic stabilization. Additive material Portland Cement Tipe-V (PC-V) is used to improve
the shear strength of peat soil and to observe a change in microscopic structure of the peat soil. Cement content added to peat soil samples are 10%, 20% and 30% respectively and allows to stand for a period of 1and 4 days. Soil mixtures is then compacted. CBR tests and CU triaxial tests are performed to obtain CBR value and shear strength of the soil samples while microscopic test such as SEM, XRD test
and chemical analysis are performed to obtain micro structures . The test results show the more cement content added to the peat soil the more soil shear sterngth increases while the change in microscopic
structures shown by soil particle becoming cohesive and CSH gels resulted more."
[Fakultas Teknik UI, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Widik Cipthadi
"Tanah Gambut adalah tanah yang rnengandung bahan organik cukup tinggi sehingga tanahnya sangat Iunak, nilai plastisitasnya tinggi dan dan daya dukungnya sangat rendah sehingga tidak dapat menahan beban struktur di atasnya dengan baik. Sementara itu, permukaan tanah gambut di Indonesia meliputi daerah yang cukup Iuas sehingga cukup Iuas pula daerah yang tidak dapat dimanfaatkan untuk menahan beban struktur.
Untuk itu diperlukan suatu proses perbaikan daya dukung tanah tersebut yang disebut Stabilisasi Tanah Gambut. Proses stabbilisasi ini dapat dilakukan dengan mencampur tanah gambut tersebut dengan bahan kimia yang sifatnya dapat mengabsorpsi air dalam tanah tersebut sehingga daya dukung tanah dapat meningkat. Bahan kimia yang dimaksud dapat disebut a.|. : Konsolid dan Base Seal. Untuk penelitian tugas akhir ini hanya diteliti slabilisasi menggunakan Consolid (C444).
Dengan menggunakan serangkaian percobaan dengan standar ASTM, dapat dicari kombinasi campuran yang optimal antara tanah gambut dengan bahan kimia pencampur agar didapat tingkat perbaikan yang cukup baik. Tingkat perbaikan yang dapat dilihat adalah:
1. Nilai Plastisitas
2. Nilai Pemadatan
3. Nilai CBR
4. Nri Kuat Tekan Bebas
Selain nilai perbaikannya, pada tugas akhir ini juga akan kita ketahui perbandingan nilai perbaikan yang dihasilkan oleh Consolid dibandingkan dengan stabilisasi tanah gambut menggunakan bahan kimia lain. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentia Endah S.
"Perkembangan daerah/kota pedalaman di Indonesia tidak lepas dari kebutuhan sarana transportasi sebagai penghubung daerah yang satu dengan lainnya. Sarana transportasi jalan yang akan dibangun juga berhubungan dengan keadaan lahan dan sifat 'dari tanah didaerah tersebut. Karena sifat dan jenis tanah mempengaruhi kekuatan tanah dasar, yang berarti mempengaruhi pula kemungkinan dibuatnya sarana jalan dilokasi tersebut dan tebal/tipisnya lapisan perkerasan jalan yang dibutuhkan.
Beberapa lahan di Indonesia seperti di Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya terdiri dari lahan gambut. Gambut atau peat adalah tanah yang memiliki kandungan organik cukup tinggi. Tanah tersebut pada umumnya terjadi dari campuran material organik yang berasal dari tumbuh - tumbuhan yang berubah sifatnya secara kimiawi dan telah membusuk. Tanah gambut umumnya berwama abu - abu kecoklatan sampai hitam, dan memiliki kadar air cukup tinggi, bahkan ada yang sampai mencapai kadar air 300 %. Tanah ini dikenal sebagai tanah yang jelek untuk dijadikan pondasi suatu konstruksi bangunan sipil, bahkan diragukan untuk dapat membangun jalan diatas lahan gambut, karena tanah gambut memiliki daya dukung yang rendah, kompresibilitas yang tinggi dan mudah sekali menyusut.
Untuk itu telah dilakukan beberapa penyelidikan dan penelitian mengenai karakteristik beberapa jenis tanah gambut di Indonesia, dan kemungkinan untuk upaya perbaikan tanah gambut agar dapat memenuhi syarat sebagai material konstruksi. Salah satu dari beberapa altematif perbaikan tanah gambut adalah metode stabilisasi, yaitu upaya perbaikan tanah dengan cara mencampur tanah dengan bahan kimia, portland cement atau jenis tanah lainnya ( seperti pasir, kapur, dsb ) yang memiliki sifat lebih baik, umtuk meningkatkan daya dukung dan kekuatan tanah.
Jenis tanah gambut yang akan digunakan pada penelitian ini adalah tanah gambut yang berasal dari Karang Agung di Pulau Sumatera. Sedangkan bahan stabilisasi yang digunakan sebagai stabilisizer adalah bahan Supercement. Bahan Supercement adalah semacam bahan aditif yang ditambahkan pada semen untuk meningkatkan mutu semen. Bentuknya cair dan berwama putih seperti susu. Supercement biasa digunakan untuk mencegah kebocoran pada konstruksi bangunan sipil. Sedangkan semen yang digunakan adalah Portland Cement Tipe I.
Penelitian yang dilakukan terbagi atas dua kegiatan yaitu penelitian di laboratorium dan analisa kimia. Penelitian di laboratorium sendiri meliputi uji - uji karakteristik tanah gambut Karang Agung - Sumatera Selatan dan uji kekuatan tanah sebelum dan sesudah distabilisasi dengan Supercement, untuk mengetahui pengaruh pemakaian bahan stabilisasi tersebut terhadap sifat - sifat serta kekuatan daya dukung tanah gambut Karang Agung - Sumatera Selatan yang akan digunakan sebagai tanah dasar konstruksi jalan. Selanjutnya akan dicoba ditentukan berapa kadar bahan stabilisasi yang paling optimum yang digunakan. Sedangkan analisa kimia meliputi kandungan bahan kimia yang terdapat pada tanah gambut maupun panah campuran tanah yang telah distabilisasi dengan berbagai macam kadar stabilisasi.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah FTUI, dimana pengujian dan pengolahan data yang dilakukan mengacu pada standar ASTM dan AASTHO untuk pengujian tanah.
Dari penelitian stabilisasi yang dilakukan diharapkan diperoleh kemungkinan perbaikan tanah gambut Karang Agung - Sumatera Selatan yang ditandai dengan penurunan plastisitas dan kenaikan kekuatan tanah dibandingkan dengan kondisi tanah gambut asli. Serta dapat diketahui komposisi campuran Supercement dan lama waktu pemeraman yang dibutuhkan agar campuran gambut Karang Agung - Sumatera Selatan dan Supercement yang telah distabilisasi dan dipadatkan dapat memenuhi syarat sebagai lapisan tanah dasar dari konstruksijalan yang akan dibangun."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Gambut merupakan tanah yang terbentuk dari percampuran fragmen-fragmen material organik tumbuh-tumbuhan yang telah membusuk dan berubah secara kimiawi menjadi fosil. Gambut memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari tanah lempung biasa, yaitu memiliki kadar air dan kompresibilitas yang tinggi serta kapasitas daya dukung yang rendah. Hal ini menyebabkan tanah gambut kurang menguntungkan bagi konstruksi sipil. Selain karakteristiknya yang unik, tanah gambut juga memiliki perilaku konsolidasi yang berbeda dibandingkan dengan tanah lempung. Konsolidasi pada tanah gambut merupakan proses pemampatan yang lama. Konsolidasi sendiri merupakan salah satu aspek penting dalam mekanika tanah, dan penurunan merupakan salah satu kriteria penting dalam desain konstruksi selain kapasitas daya dukung tanah dasar. Untuk itu, penelitian tentang perilaku teknis serta karakteristik konsolidasi tanah gambut perlu dilakukan agar konstruksi yang dibangun di atasnya kuat dan aman. Pada penelitian ini, dilakukan pengujian konsolidasi satu dimensi dengan menggunakan alat konsolidasi Rowe Cell. Dengan drainasi vertikal satu arah dapat diukur penurunan yang terjadi pada sampel serta perubahan tekanan air pori di Aawr sel Pemhebanan standard dilakukan pada benda uji selama 24 jam dengan penambahan beban tertentu dan dilakukan pada tingkat kejenuhan berbeda dan pada Over Consolidated Ratio (OCR) 1 dan 2. Hasil dari pengujian kemudian dibandingkan untuk mendapatkan perilaku penurunan tanah gambut pada. Tanah gambut yang digunakan dalam pengujian berasal dari Berengbengkel, Kalimantan Tengah. Analisa yang digunakan untuk pengujian ini menggunakan model reologi Gibson dan Lo yang telah diadopsi oleh Edil dan Dhowian untuk mendapatkan karakteristik konsolidasi gambut. Parameter yang dianalisa yaitu parameter pemampatan primer, pemampatan sekunder, dan faktor kecepatan pemampatan sekunder. Selain itu juga dianalisa kompresibilitas dan perilaku pemampatan dari tanah gambut tersebut."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradipta Tri Purusa
"ABSTRAK
Tanah air kita, Indonesia, yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke memiliki kekayaan sumber daya alam yang belum seluruhnya dimanfaatkan dengan optimum. Sebagai warga negara, telah sepantasnyalah kita berusaha memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk meningkatkan kemakmuran bangsa. Dari bermacam sumber daya tersebut, tanah gambut masih menjadi perbincangan hingga saat ini. Tanah gambut ini tersebar di daerah Irian, Selatan Kalimantan dan Timur Sumatera. Pada tugas akhir ini kami menggunakan contoh tanah gambut di daerah Kalimantan Tengah tepatnya di tepi Ruas Jalan Palangkaraya-Kuala Kapuas km.3 5, Desa Bereng Bengkel. Hal ini dihubungkan dengan Proyek Peningkatan Jalan Bereng Bengkel - km 35.
Tanah gambut merupakan tanah yang mempunyai kandungan organik dan kadar air yang tinggi, yang terbentuk dari fragmen-fragmen material organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang dalam proses pembusukan menjadi tanah, yang telah berubah sifatnya secara kimiawi dan telah menjadi fosil, dimana tanah ini sangat buruk untuk mendukung beban konstruksi yang dapat menyebabkan kegagalan proyek-proyek infi-astruktur dalam bidang teknik sipil yang berkaitan dengan masalah kestabilan bangunan.
Tanah gambut mempunyai perilaku yang berbeda dibandingkan tanah lempung, karena konsolidasi pada gambut merupakan proses pemampatan yang lama. Hal ini dikarenakan karena gambut memiliki kadar air dan daya rembes yang tinggi serta adanya proses dekomposisi yang terjadi pada serat-serat organik oleh kegiatan bakteri mikrobiologi. Konsolidasi merupakan salah satu aspek yang penting yang harus ditinjau dalam mekanika tanah dan penurunan merupakan salah satu kriteria penting dalam desain konstruksi selain kapasitas daya dukung tanah dasar. Oleh karena itu penelitian terhadap sifat, perilaku, dan karakteristik konsolidasi yang dimiliki gambut periu dilakukan.
Pada penelitian ini digunakan alat konsolidasi Sel Rowe atau Oedometer untuk pengujian konsolidasi satu dimensi di mana kondisi regangan lateral nol mutlak ada. Dengan drainasi vertikal satu arah dapat diukur penurunan yang terjadi pada sampel serta perubahan tekanan air pori di dasar sel. Pembebanan dengan Over Consolidated Ratio (OCR) 3 dan 4 dilakukan pada benda uji selama 24 jam pada setiap kenaikan beban dan dilakukan pada kondisi saturasi penuh dan saturasi sebagian.
Analisa yang digunakan untuk pengujian ini menggunakan model reologi Gibson dan Lo yang telah diadopsi oleh Edil dan Dhowian untuk mendapatkan karakteristik konsolidasi gambut. Parameter yang dianalisa yaitu parameter pemampatan primer, pemampatan sekunder, dan faktor kecepatan pemampatan sekunder. Dilakukan pula analisa terhadap kompresibilitas dan perilaku pemampatannya pada berbagai kondisi pembebanan dan kejenuhan tanah gambut tersebut.

"
2000
S34953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>