Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139853 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
F.X. Supartono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Kurniawan
"Daerah sambungan balok-kolom pada struktur gedung dari beton bertulang merupakan bagian yang sangat penting karena sambungan balok-kolom merupakan bagian struktur yang mentransfer gaya-gaya yang bekeija. Keruntuhan bangunan seringkali disebabkan kegagalan sambungan dalam mentransfer beban yang bekerja terutama beban lateral seperti gempa. Dengan demikian pendetailan di daerah sambungan perlu mendapat perharian khusus karena daerah sambungan menerima gaya momen dan geser yang besar.
Untuk itu penulis melakukan penelitian ini untuk mempelajari perilaku sambungan balok-kolom beton bertulang dengan penjangkaran tulangan sesuai dengan standar SKSNI. Latar belakang dari penelitian ini adalah berdasaikan fakta bahwa pemilihan model penjangkaran tulangan pada sambungan balok-kolom sangat menentukan kualitas dan kekuatan dari suatu struktur. Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat untuk mendesain penjangkaran tulangan yang efisien dan ekonomis.
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan membuat spesimen benda uji sambungan balok-kolom yang merupakan pemodelan dari sambungan balok-kolom pada gedung 6 lantai dengan skala 1 : 2. Spesimen ini dibebani dengau beban aksial sebesar 5 ton pada ujung balok yaitu sejarak 100 cm dari sisi dalam sambungan balok-kolom.
Model spesimen dibuat sedemikian rupa agar dapat mewakili keadaan yang sesungguhnya. Data yang dihasilkan dari percobaan selanjutnya akan dibandingkan dengan analisa numerik yang memanfaatkan metode fiber model."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S35021
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melvin Baeha
"Pada gedung bertingkat, sambungan balok-kolom (joint) merupakan bagian penting yang tidak boleh mengalami kehancuran dalam menahan gaya-gaya luar, seperti beban mari, beban hidup, beban angin dan terutama beban gempa.
Pada gempa besar, gaya yang ditimbulkan seringkali melebihi kapasitas leleh dari beberapa bagian struktur terutama di daerah joint, yang menyebabkan deformasi yang besar dan inelastis. Ditambah lagi, daerah ini berfungsi sebagai transfer gaya-gaya akibat beban luar. Momen lentur (bending momen) yang besar menyebabkan lelehnya tulangan dan Geser (shear) yang besar menimbulkan retak diagonal (diagonal cracks). Kedua hal di atas mengakibatkan tulangan baja di daerah joint memanjang (slippage in reinforcement) dan terjadinya rotasi di joint (fixed-end rotations). Sedangkan dalam pelaksanaan sehari-hari hal ini kurang mendapatkan perhatian, joint diasumsikan kaku (rigid) dan tidak terjadi rotasi, padahal rotasi yang terjadi cukup besar, sehingga joint tidak bersifat kaku sempurna.
Kehancuran pada joint akan sangat berbahaya karena menyebabkan bangunan runtuh secara prematur. Oleh karena itu penelitian di daerah joint, baik pendetailan, penjangkaran maupun sifat-sifat materialnya dilakukan untuk mencari bentuk yang paling ideal.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode pendekatan numerik dengan menggunakan perangkat lunak DRAIN-2DX untuk menganalisa perilaku dari sambungan balok-kolom yang diuji di laboratorium.
Hasil analisa dengan pendekatan numerik ini kemudian dikalibrasikan dengan hasil percobaan di laboratorium untuk mendapatkan hasil yang paling mendekati hasil percobaan di laboratorium, dan diharapkan mendapat suatu parameter model sambungan dengan perilaku yang baik dan mewakili keadaan sambungan balok-kolom beton bertulang sesungguhnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S34912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ardian Lesmana
"Sambungan balok-kolom pracetak adalah tempat untuk menyalurkan gaya yang terjadi balok ke kolom. Panjang penjangkaran tulangan tarik balok adalah faktor yang menentukan dalam penyaluran gaya-gaya yang terjadi. Dimensi kolom yang kecil menyebabkan panjang penyaluran menjadi terbatas sehingga tidak memenuhi syarat yang ditetapkan oleh peraturan. Karena itu untuk menambah panjang penjangkaran dibuat penonjolan pada sisi luar sambungan eksterior balok-kolom pracetak. Pada studi eksperimen ini akan dilihat pengaruh pemberian penonjolan pada sisi luar tersebut dari sisi pola retak, kekakuan, daktilitas, dan kekuatan struktur sambungan. Studi eksperimen yang dilakukan di loading frame ini menggunakan pola pembebanan semi siklik dengan metode displacement control untuk mendapatkan kurva beban-lendutan, beban-tegangan tulangan baja, dan untuk mendapatkan pola dan riwayat retak struktur sambungan. Perancangan penulangan dan pendimensian spesimen, serta perhitungan panjang penyaluran tulangan tarik balok dilakukan dengan menggunakan metoda disain kapasitas berdasarkan SKSNI T!15-1991-03. Tidak sempurnanya loading frame, LVDT (alat pengukur lendutan), data logger dari strain gage (alat pengukur regangan tulangan baja), menyebabkan sulitnya melakukan kalibrasi pembacaan alat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S35522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Studi eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tipe penjangkaran tulangan balok berbentuk U terhadap perilaku sambungan beton pracetak pada struktur gedung dari beton pracetak pada saat menerima pembebanan semik siklik. Daerah sambungan balok-kolom pada struktur gedung dari beton pracetak merupakan bagian yang sangat penting karena pada sambungan balok-kolom terjadi transfer gaya-gaya yang bekerja pada elemen yang disambung. Keruntuhan prematur sering disebabkan oleh kegagalan sambungan dalam mentransfer gaya yang bekerja, terutama gaya diakibatkan oleh beban lateral, misalnya saja akibat gempa. Saat terjadi gempa yang besar, daerah sambungan menerima gaya momen dan gaya geser yang besar. Menurut peraturan yang berlaku, SKSNI T15-1991-03, dengan metode desain kapasitas kita rencanakan bagian balok agar lebih lemah dair kolom sehingga kolom masih dalam keadaan elastis ketika baloknya sudah inelastis/sudah terjadi mekanisme sendi plastis di balok. Di samping itu direncanakan pula detailing tulangan agar struktur mempunyai kinerja yang baik, pola keruntuhannya aman, daktilitasnya baik, kekuatannya memenuhi syarat, pola retak yang baik, dan kekakuan yang baik. Spesimen dimodelisasi dengan skala 1:2 terhadap keadaan sebenarnya. Strain gage dipasang pada daerah-daerah tertentu pada tulangan balok dan kolom untuk mengetahui bagaimana pola regangan pada daerah-daerah itu. Elemen pracetak balok, kolom bawah dan kolom atas dibuat terlebih dahulu kemudian baru dibuat sambungannya. Elemen kolom atas memiliki lubang untuk tulangan kemudian baru dibuat sambungannya. Elemen kolom atas memiliki lubang untuk tulangan utama kolom (dicetak ketika dicor) serta lubang untuk grouting (dibor setelah beton keras antara 3 sampai 28 hari). Lubang untuk grouting terdiri dari lubang masuk dan lubang keluar. Setelah semua elemen berumur 28 hari dilakukan penyambungan yang dibuat di atas perancah. Spesimen dites pada hari ke-7 pengecoran sambungan. Sebagai acuan dipakai kekuatan dari sambungan sebesar 42 MPa untuk mendapatkan ?yield sebesar 8,9 mm. Pembebanan semi siklis dilakukan mulai dari yang kecil (1/4 ?yield) sampai dengan 10 ?yield atau siklus ke-21. Hal-hal yang terjadi pada saat pengetesan dimasukkan ke dalam laporan. Data hasil eksperimen kemudian dianalisa secara kualitas maupun kuantitas, lalu hasil pengetesan ini dibandingkan dengan hasil pengetesan lainnya baik spesimen monolit maupun spesimen pracetak lainnya. Mekanisme kolom kuat balok lemah tercapai oleh spesimen pracetak ini. Pola keruntuhan diawali oleh keruntuhan balok, terlihat setelah siklus terakhir, banyak retak pada zona sendi plastis, sedangkan pada kolom hanya di daerah pertemuan antara kolom dengan panel zone serta sedikit terjadi retak geser pada panel zone. Daktilitas yang memadai sekitar 4,3 yang menjamin deformasi baja yang besar sebelum akhirnya runtuh. Tidak terjadi degradasi kekakuan yang terlampau besar yang diakibatkan oleh gagalnya penjangkaran tulangan, dengan demikian penjangkaran tulangan utama tipe ini dapat diterapkan pula untuk join yang penjangkaran tulangannya terbatas. Retak yang terjadi pada 1/4 ?yield diakibatkan oleh kurangnya selimut beton pada panel zone dan bounding failure pada daerah sambungan. Walaupun terjadi retak pada siklus ke-2 namun beban ultimit yang dicapai penampang temyata masih lebih besar dari beban ultimit yang direncanakan, jadi dari segi kekuatan masih memadai bahkan hampir sama dengan kekuatan spesimen monolit namun lebih kuat dibandingkan dengan spesimen pracetak lainnya."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>