Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49143 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Wicaksono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Gusniani Danumihardja
"ABSTRAK
Denitrifikasi adalah proses penyisihan nitrat yaitu mengubah nitrat menjadi gas yang tidak
berbahaya bagi kesehatan (N2), sistem ini dilakukan karena pada pengolahan konvensial
tidak dapat diperoleh hasil yang memuaskan untuk memenuhi standard mutu air bersir
tentang kandungan nitrat, yang memberikan harga yang aman lunak kesehatan yaitu
sebesar I0 mg/1-N. Sebagai sarana untuk melakukan proses dmitrifikasi diambil reaktor
jenis Packed Tower, yaitu reaktor jenis fixed film, dimana pada reaktor ini alir mengalir
upflow mclalui media yang ditempatkan didalam reaktor.
Penelitian bertujuan untuk melihat apakah denitrifikasi dapat bekerja untuk air bersih
dengan menggunakan packed tower. Indikasi terjadinya denitrifikas dilihat dengan
memperhatikan prosentasi penyisihan nitrat. Penelitian ini dilakukan dengan simulasi air
tanah tercemar nitrat. Sumber air tanah diambil dari air tanah dilingkungan kampus FT UI.
Simulasi dimaksudkan untuk memperoleh air tanah yang tercemar nitrat dengan kadar
tertentu pada kondisi pH tertentu, dengan penambahan CaCO3; dan KNO3).
Reaktor Packed Tower yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dari pipa pralon ukuran
6" dengan ketinggian 2.50 meter. Didalam reaktor ditempatkan media yang dimaksudkan
sebagai tempat melekatnya pertumbuhan mikroorganisme, media yang digunakan adalah
media plastik bioball dengan ketinggian 1.87 meter. Ketinggian air dalam reaktor 2.20
meter.
Dalam melaksanakan proses denitrifikasi air bersih diperlukan karbon dan nutrisi
tambahan. Sumber karbon yang digunakan dalam penelitian ini adalah acetic acid atau
asam asetat, dosis pembubuhan sebesamya 0.08 ml/mnt. Untuk untuk tambahan diberikan
phospor dalam bentuk asam phospat dengan dosis pembubuhan 12.56 mg/mnt.
Penelitian dilakukan pada kondisi pH antara 6-7.5, sedangkan kondisi temperatur air
influent antara 24 - 24.5°C. Debit air diambil 1 liter/mmit dengan detention time 40 menit.
Hidraulic loadihg sebesaf 65.6167 (liter/mnt)M2. Sedangkan beban nitrat yang diberikan
16.692 - 21.213 mg/liter.
Untuk melihat terjadinya proses denitrifikasi diamati parameter-parameter yang
mendukung yaitu nitrat, nitrit, temperatur, pH, DO,SS. Penelitian dilakukan di Laboratorium
Teknik Penyehatan dan Lingkungan, Jurusan Sipil FTUI dimulai pada awal September 1994
dan selesai pada bulan November 1994.
Pada pengamatan terhadap parameter-parameter didapat beberapa hasil yaitu berikut :
penyesihan nitrat sebesar 60 sampai 70%, terjadi kenaikan nitrit kenaikannya antara 32 - 109%.
Penurunan harga DO antara 26 - 77.358 %, konsentrasi SS turun antara 86.145 -
94.619 %. Nilai pH berkisar antara 6.5 - 8 dan nilai temperatur antara (24.5 - 27)°C."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
R. BG. Hudy Prabowo Edyson
"Air bersih dikonsumsi dalam jumlah banyak sebagai media penghantar panas di pabrik pemurnian minyak kelapa sawit, terutama pada menara pendingin. Program konservasi air bersih dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah air blowdown menara pendingin. Namun, pengurangan tersebut menyebabkan perubahan karakteristiknya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh program konservasi air bersih pada karakteristik air blowdown menara pendingin, menganalisis perbedaan beban pencemaran air limbah pada outlet IPAL dan biaya pemakaian air bersih dengan diadakannya program tersebut, menganalisis pengaruh tingkat pengetahuan pada sikap karyawan dalam program tersebut. Eksperimen dilakukan dengan mengurangi debit air blowdown menara pendingin dari 60 M3/hari hingga 0 M3/hari. Kuesioner digunakan untuk menganalisis tingkat pengetahuan dan sikap karyawan. Hasil penelitian menunjukkan program konservasi dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah air blowdown menara pendingin hingga cycle of concentrationnya mencapai nilai 4,4. Karakteristik air blowdown akan semakin pekat dengan berkurangnya debit air blowdown. Berkurangnya debit air blowdown menjadi 30 M3/hari untuk dua menara pendingin akan mengurangi biaya pemakaian air bersih dan rata-rata beban pencemaran air limbah outlet IPAL untuk parameter COD sebesar 8,20% dengan sistem kontinu. Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap karyawan dalam program konservasi air bersih ini bersifat positif dan kuat, sedangkan pengaruh tingkat pengetahuan pada sikap karyawan bersifat sedang.

A large amount of clean water used in heat transfer system in palm oil refinery plant, especially in cooling tower device. Clean water conservation program should be conducted by reducing cooling tower blowdown water. However, reducing blowdown water will impact on changes in its characterisctics. This research examines the impact of clean water conservation program to blowdown water characteristics, analyse the difference of wastewater pollution load and clean water cost thorough that program implementation, analyse an influence of employees  knowledge level on employees attitude in that program. Experiment was conducted by reducing cooling tower blowdown water debit from 60 M3/day to 0 M3/day. Questionnaire was used to analyse employees knowledge level and attitude. The result shows that conservation program can be applied by reducing blowdown water until cycle of concentration has the value of 4,4. Blowdown water characteristics become more concentrated by reducing cooling tower blowdown water. Reducing blowdown water of two cooling towers to 30 M3/day will reduce clean water cost and wastewater COD pollution load by 8,20 with continue treatment. Level of knowledges and attitude correlation in this program is strong and positive, whereas level of knowledges influence employees attitude in clean water conservation program on moderate level."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Kajian Ilmu Lingkungan, 2019
T52341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Supartini
"Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Namun kebutuhan manusia akan scmakin meningkat seiring berkembangnya jumlah penduduk setiap tahunnya. Sclain itu sumber air bersih _iuga semakin terbatas akibat dari perkembangan industri dan kawasan pemukiman lerutama di daerah perkotaan_ Depok sebagai salah satu daerah penyangga kota Jakarta semakin tahun jumlah penduduk scmakin bertambah. Selain itu daerah industri di sepanjang sungai Ciliwung akan menimbulkan pengaruh kepada air baku yang akan digunakan PDAM Legong.
Pengolahan air sungai hingga menjadi air bcrsih yang dilakukan di inslalasi PDAM Legong Depok melalui tahapan seperti koagulasi, flokulasi, sedimcntasi, filterisasi dan penambahan disinfektan yang dimaksudkan untuk membunuh bakteri yang merugikan bagi kesehatan manusia, sebelum air tersebut di distribusikan ke konsurnen. Instalasi pengolahan air bersih yang dibangun pada awalnya dengan kurun waktu tertentu dan direncanakan sedemikian rupa sehingga mampu melayani kebutuhan air bersih untuk 10 - 15 tahun mendatang. Penelitian ini menitikberatkan kepada evaluasi instalasi pengolahan air bersih PDAM Tirta Kahuripan cabang Legong Depok apakah masih dapat memenuhi kebutuhan air bersih hingga tahun 2020. Adapun evaluasi yang dilakukan adalah kapasitas dan kualitas air olahan yang dihasilkan. Dari analisa perhitungan dan survey, ternyata dari segi kualitas air produksi sudah memenuhi persyaratan pemerintah yang berlaku pada saat ini yaitu Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES RI/SK/VII/2002 sedangkan dari kapasitas, temyata pada tahun 2020 instalasi sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat sehingga diperlukan penambahan kapasitas dan penambahan dari unit pengolahan yang ada."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Rialdi
"Pada studi ini dilakukan penelitian terhadap kemampuan denitrifikasi in situ pada badan landfill dengan umur sampah yang berbeda-beda. Terdapat dua buah kolom landfill bioreaktor skala lab yang digunakan pada penelitian ini: reaktor R2 yang berisikan sampah berumur 2 tahun, dan reaktor R4 yang berisi sampah berumur 4 tahun. Hasil menunjukkan bahwa reaksi denitrifikasi sebagai penghilangan nitrat tercapai pada kedua reaktor, di mana kemampuan penghilangan nitrat yang lebih besar dimiliki oleh R2 dengan konstanta reaksi first order k= 0,0302/jam dibandingkan pada R4 dengan k= 0,0226/jam. Pengaruh perbedaan kedalaman pada landfill terhadap kemampuan penghilangan nitrat juga coba dibahas pada penelitian ini.

The in situ denitrification capacity of bioreactor landfills filled with different refuse ages were studied. There are two bioreactor landfill columns: reactor R2 filled with 2-years-old refuse, and reactor R4 filled with 4-years-old refuse. The results showed that both reactors have the capacity to remove nitrate through denitrification reaction, where R2 have bigger capacity of nitrate removal with first order reaction constant, k= 0,0302/hour, than R4 with k= 0,0226/hour. The variance in nitrate removal along with depth differences in the bioreactor landfill is also discussed in this study.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57601
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khristian Anton Hartono
"Pada penelitian ini, dilakukan pengamatan terhadap kemampuan denitrifikasi in situ pada bioreaktor landfill yang berisikan sampah berumur 2 tahun (R2) dan 4 tahun (R4) dengan 3 titik ketinggian sampling pada bioreaktor landfill (#1,#2,#3) yang menggambarkan distribusi kemampuan denitrifikasi pada bagian atas, tengah, dan bawah bioreaktor landfill. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui umur sampah yang paling efektif serta pengaruh ketinggian sampah terhadap proses denitrifikasi in situ yang terjadi.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa sampah berumur 2 tahun (R2) memiliki kemampuan reduksi nitrat yang lebih besar dibandingkan sampah berumur 4 tahun (R4). Untuk kemampuan reduksi nitrat pada ketinggian sampah yang berbeda, menunjukkan pola yang tidak sama pada kedua bioreaktor (R2 dan R4), hal ini dapat diakibatkan karena kurang meratanya sebaran kandungan material organik pada bioreaktor landfill.

In this research, done observation ability of denitrification at landfill bioreactor with refuse was 2 years old ( R2 ) and 4 years ( R4 ) by 3 points the height of sampling at bioreactor landfill ( # 1, # 2, # 3 ), which describing the distribution ability of denitrification, in the upper, middle, and lower part of bioreactor landfill.The purpose of this research is to find out the age of refuse which most effective as well as the influence of the height of refuse against the process of denitrification.
The result showed, that refuse?s 2 years old ( R2 ) has higher ability to the reduction of nitrate than refuse?s four years old ( R4 ).To the ability of the reduction of nitrate at an altitude of refuse different, shows the pattern that is not the same in both bioreactor ( R2 and R4 ), this could arise because of lacking evenly distributed to scatter the content of organic material in bioreactor landfill."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57474
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mario Yehuda
"Dengan bertambahnya jumlah populasi manusia, maka jumlah sampah juga akan bertambah secara signifikan. Salah satu hasil dari akumulasi sampah dalah formasi dari air lindi di dalam landfiil sampah. Air lindi ini akan menyebabkan masalah lingkungan yang serius jika dibiarkan tidak terolah, karena konsentrasi COD dan TKN tersebut melebihi standar baku mutu lingkungan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 tentang baku mutu air limbah.. Salah satu cara yang paling efektif adalah menggunakan Sequencing Batch Reactor (SBR). Sequencing Batch Reactor akan mengolah air lindi dengan media lumpur aktif dan teori aerasi dan anoksik dimana dalam penelitian ini, air lindi akan diolah dengan SBR menggunakan waktu kontak 24, 48, dan 72 jam serta menggunakan Powdered Activated Carbon (PAC) untuk meningkatkan efisiensi penyisihan dari polutan pada air lindi tua. Waktu kontak 24 jam menghasiilkan efisiensi penyisihan COD dan TKN sebesar (29,68 - 43,75)% & (83,33 - 88,59)%, untuk waktu kontak 48 jam adalah (51,94 - 65,63)% & (90,28 - 92,95)%, dan untuk waktu kontak 72 jam adalah (58,75 - 74,69)% dan (93,04 - 95,51)%. Dengan hasil tersebut, yang dapat memenuhi baku mutu Permen LH No. 5 tahun 2014 adalah penggunaan SBR dengan waktu kontak 72 jam.

With the increase of human population, the number of waste produced will also increase significantly. One of the result of accumulation of waste is the formation of landfill leachate. This leachate will cause serious environmental problems if left unattended, because the concentration of COD and TKN surpasses the standard of waste discharge as mentioned in the Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 about the standard of waste discharge. One of the most effective way to treat this waste is by using the Sequencing Batch Reactor (SBR). The SBR will treat the leachate with activated sludge by using the theory of nitrification and denitrification. Whereas in this study the leachate will be treated with the Hydraulic Retention Time (HRT) of 24, 48, and 72 hours and also using Powdered Activated Carbon (PAC) to increase the effectivity of pollutant removal in older leachate. The HRT of 24 hours produced the removal efficiency COD and TKN of (29,68 - 43,75)% & (83,33 - 88,59)%, and for HRT of 48 hours (51,94 - 65,63)% & (90,28 - 92,95)%, and for HRT of 72 hours (58,75 - 74,69)% and (93,04 - 95,51)%. The HRT to satisfy PermenLH No.5 Tahun 2014 is 72 hours."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65239
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2001
TA974
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Ginanjar
"Dalam GBHN 1993 disebutkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka memperbaiki kualitas hidupnya. Pada Repelita VI tercantum bahwa tujuan pokok dari pembangunan kesehatan antara lain pengurangan angka kesakitan, kecacatan dan kematian serta peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu, terjangkau dan dapat diterima masyarakat. Salah satu target yang ingin dicapai dengan pembangunan kesehatan adalah penurunan angka kesakitan dan kematian pada kelompok rentan, salah satunya pada kelompok anak-anak di bawah lima tahun. Berdasarkan kajian dan analisis dari beberapa survey yang dilakukan, angka kesakitan diare pada sumua golongan umur adalah 280/1000 penduduk dan pada golongan balita adalah 1,5 kali pertahun (Depkes RI. 2000). Secara proposional diare lebih banyak terjadi pada golongan balita yaitu 55%. Berdasarkan kajian dan analisis dari beberapa survey yang dilakukan, angka kesakitan diare pada semua golongan umur pada tahun 2000 adalah 301/1000 atau 3,01%, cenderung meningkat dibanding angka kesakitan diare pada tahun 1996 sebesar 280 per 1000 penduduk (Depkes RI, 2002).
Berdasarkan Profil Kesehatan kasus diare di Puskesmas Sukmajaya pada golongan semua umur sebanyak 3.265 kasus dengan jumlah prevalensi sebesar 5,36%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jenis sumber air bersih dan kondisi fisik air bersih dengan kejadian diare. Jenis penelitian ini adalah studi deskriptif dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Sumber data adalah data primer yang didapatkan dengan cara observasi langsung dan wawacara menggunakan kuesioner dan data sekunder berasal dari laporan tahunan program kesehatan lingkungan Puskesmas Sukmajaya. Populasi penelitian adalah warga yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya dan sampel yang dianalisis adalah 90 ibu rumah tangga (responden) dengan menggunakan cara simple random sempling dan menggunakan analisis statistik untuk mengetahui frekuensi dan kebermaknaan hubungan.
Hasil penelitian menunujukkan bahwa kejadian diare 51,1%, Jenis sumber air bersih 88,9% yang menggunakan sumber air bersih dari air tanah, Kondisi fisik air bersih 88,9% yang kondisi fisik air bersihnya tidak baik, sedangkan untuk analisis bivariat didapat hubungan yang signifikan antara jenis sumber air bersih, kondisi fisik air bersih, jenis jamban, umur dan pendidikan dengan kejadian diare. Saran ditujukan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar Wilayah Kerja Puskesmas Sukmajaya agar selalu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat untuk melakukan program intervensi dan implementasi penyuluhan tentang hidup sehat mencegah diare beserta penjelasan tentang diare dari etiologi, proses terjadi diare, tanda dan gejala,serta penanganannya dan perlu intervensi program untuk penyediaan fasilitas sumber air bersih, kondisi fisik sarana air bersih dan jamban yang baik."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bahari Antono
"ABSTRAK
Untuk memenuhi kebutuhannya akan air bersih, kampus Universitas Indonesia Depok selama ini memanfaatkan suplai air bersih dari PDAM Depok. Sistem pendistribusiarmya yaitu suplai air dari PDAM Depok ditampung di reservoir bawah, kernudian dipompakan ke reservoir atas (menara air) setelah itu air didistribusikan ke tiap daerah pelayanan dalam lingkungan kampus UI-Depok.
Dalam penulisan skripsi ini penulis membuat suatu Studi perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih yang merupakan tahap akhir dari perencanaan penyediaan air bersih sebagaj alternatif penyediaan air bersih dalam lingkungan kampus UI- Depok dengan memanfaatkan Sumber air baku dari danau/Situ UI.
Studi perencanaan ini hanya dibatasi pada perencanaan jaringan distribusi induk. Dalam merencanakan jaringan distribusi induk air bersih, langkah pertama yang dilakukan adalah mengevaluasi jaringan pipa induk yang ada. Setelah dilakukan evaluasi ternyata beberapa pipa mempunyai kecepatan aliran air di bawah kriteria perencanaan,
untuk itu ada dua altematif yang bisa dilakukan yaitu pertama pengurangan diameter pipa sampai didapatkan kecepatan aliran air sesuai kriteria pereneanaan, dalam arti pipa-pipa tersebut diganti dengan pipa-pipa baru. Alternatif kedua tidak dilakukan pengurangan diameter pipa, tetapi dengan mengatur lebar bukaan valve pada pipa-pipa yang mempunyai kecepatan aliran rendah. Untuk kedua alternatif tersebut, sisa tekan yang dihasilkan sangat mencukupi, berada di atas sisa tekan perencanaan yaitu sisa tekan pada titik terjauh minimal 15 mka.
Dari dua altematif tersebut dapat disimpulkan bahwa altematif kedua lebih baik dengan pertimbangan biaya dan peningkatan jumlah populasi di masa yang akan datang.
Reservoir atas (menara air) dengan ketinggian 37,5 meter dari muka tanah dan berkapasitas sebesar 300 m3 masih dapat digunakan. Pompa air dengan head total 50 meter dan kapasitas pemompaan sebesar 20 liter/detik masih layak untuk tems dioperasikan.

"
1996
S34247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>