Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12104 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desy Rosmerya
"Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis daya saing karet alam Indonesia di pasar dunia, Amerika Serikat, Jepang dan Cina dengan menggunakan Revealed Comparative Advantage (RCA), Indeks Spesialisasi Ekspor (ESI) dan Competitiveness Matrix. Produk yang dipilih adalah Natural Rubber, Balata, Gutta-Percha, Guayule, Chicle and Similar Natural Gums, in Primary Forms or in Plates, Sheets or Strip (HS 4001). Analisis penelitian dilakukan pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 dengan negara tujuan adalah Amerika Serikat, Jepang dan Cina.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya saing dari komoditi karet alam Indonesia lebih kuat dibandingkan dengan rata-rata dunia, daya saing dari komoditi karet alam Indonesia lebih kuat dibandingkan dengan ratarata ekspor karet alam dari negara-negara lain ke pasar Amerika Serikat, Jepang dan China, karet alam Indonesia memiliki posisi yang baik untuk dipertahankan di pasar Amerika Serikat, Jepang dan Cina dan strategi harus difokuskan pada strategi penetrasi pasar.

This research?s purposes are analyzing the competitiveness of Indonesian natural rubber in the global, the USA?, Japan?s and China's market using Revealed Comparative Advantage (RCA), Export Specialization Index (ESI) and Competitiveness Matrix. The product that selected is Natural Rubber, Balata, Gutta-Percha, Guayule, Chicle and Similar Natural Gums, in Primary Forms or in Plates, Sheets or Strip (HS 4001). Analysis of research conducted in 2004 until 2008 with the countries of destination are the United States, Japan and China.
The results of this research show that the competitiveness of Indonesian natural rubber commodity is stronger than the world average, the competitiveness of Indonesia's natural rubber commodity is stronger than the average natural rubber exports from other countries to the United States, Japan?s and China's market, Indonesian natural rubber has a good position to be maintained in the United States, Japan's and China's market and the strategy should be focused on market penetration strategy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T28795
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abi Antono
"Lada (Pepper ningrum linn) merupakan produk rempah-rempah yang memiliki peran penting dalam perekonomian antara lain sebagai sumber devisa, memberikan lapangan pekerjaan, bahan mentah industri dan konsumsi di dalam negeri.Lada berasal dari India Barat dan dikenal sebagai Rajanya rempah-rempah.
Untuk menganalisa daya saing produk lada Indonesia di pasar dunia, maka dalam penulisan thesis ini di gunakan dua methode, yaitu Constant Market Share Analysis (CMSA) dan Competitiveness Matrix. CMSA digunakan untuk menganalisa produk lada Indonesia dan negara-negara pesaingnya, sedangkan Competitiveness Matrix digunakan untuk melihat daya saing produk lada Indonesia di negara-negara tujuan ekspornya.
Analisa CMS menunjukkan bahwa lada Indonesia untuk HS 090411 tidak kompetitif di pasar dunia. Indonesia memiliki efek daya saing negative yaitu -0,22. Negara pesaing utama Indonesia untuk lada utuh atau yang tidak di tumbuk adalah Vietnam, Brazil, European Union, Jerman dan China. Untuk lada bubuk atau produk lada HS 090412, analisa CMS menunjukkan bahwasannya Indonesia memiliki efek daya saing positif yaitu 0,75. India, Vietnam, China, Malaysia, USA, dan Singapura merupakan negara-negara pesaing Indonesia untuk produk ini.
Competitiveness Matrix menunjukkan bahwa pasar yang sesuai untuk lada utuh Indonesia adalah Kanada, Jerman, Malaysia dan Afrika Selatan. Negara-negara tersebut memiliki pertumbuhan yang positif dan diklasifikasikan sebagai rising stars. Sedangkan pasar yang sesuai untuk lada bubuk adalah Jepang dan Korea yang memiliki nilai baik untuk setiap variable daya saing.
Pepper (Pepper ningrum Linn) is one of the spice products that has a significant role on the economy such as national foreign exchange earnings, providing job opportunity, raw material of internal country industry and direct consumption in the country. Pepper comes from West India and is called by ?King of Spices?.
To examine the competitiveness of Indonesian pepper product in the world market, uses two methods; constant market share analysis (CMS) and competitiveness matrix. CMS Analysis is to measure Indonesia and its main competitors, while Competitiveness Matrix is to examine Indonesian pepper product competitiveness in Indonesia?s destination exporting countries. CMS analysis shows that Indonesian pepper HS 090411 is not competitive in the global market.
Indonesia has negative competitiveness effect (-0.22). Indonesian main competitor for pepper neither crushed nor ground are Vietnam, Brazil, European Union, Germany and China. For pepper crushed or ground CMS analysis shows that Indonesia has positive competitiveness (0.75). India, Vietnam, China, Malaysia, USA, and Singapore are Indonesia?s competitors for pepper crushed or ground.
Competitiveness matrix result shows that the appropriate markets for Indonesia?s pepper neither crushed nor ground are Canada, Germany, Malaysia, and South Africa, which have a positive growth and graded as rising stars. Meanwhile, for Indonesia?s pepper crushed or ground, the appropriate markets are Japan and Korea that have a good remark in all variables of competitiveness.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28742
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Usman Affan
"A number of problems and challenges surround international tea trade. This study aims to investigate the recent competitiveness of Indonesian tea which consists of package green tea, bulk green tea, package black tea and bulk black tea in global market compared with other tea exporting countries, using two analytical tools: competitiveness matrix and constant market share analysis. Here, competitiveness is defined as the ability to enlarge the share. The study reveals that package green tea and bulk black tea are under bullish period. On the other hand, bulk black tea and package black tea are under bearish period. Indonesian package green tea, in the fifth position, has performed fairly well. Standing in the fifth position, Indonesian bulk green tea export value grows far above its hypothetical level which shows high competitiveness amid less favorable market situation. Indonesian package black tea has performed poorly. The export value is declining as the consequence of misallocation problem and uncompetitive product. Indonesian bulk black tea reaches the third rank although it is still disrupted by misdistribution problem.

Berbagai masalah dan tantangan yang meliputi perdagangan teh dunia seakan mengikis keunggulan teh Indonesia dan menjadikan teh sebuah komoditas ekspor yang kurang menggiurkan bagi Indonesia. Terkait dengan hal tersebut, bagaimanakah sebenarnya daya saing teh Indonesia di pasar dunia saat ini yang dalam hal ini diartikan dengan sebagai kemampuan meningkatkan pangsa pasar. Inilah yang akan dijawab pada penelitian ini. Dengan menggunakan matrik kompetisi dan pendekatan CMS, empat jenis produk Indonesia: teh hijau kemasan, teh hijau curah, teh hitam kemasan dan teh hitam curah akan ditandingkan dengan yang berasal dari negara pengekspor lain. Studi ini mengungkap bahwa ditingkat dunia, teh hijau kemasan dan teh hitam curah sedang bergairah namun tidak demikian dengan teh hijau curah dan teh hitam kemasan. Daya saing teh hijau kemasan Indonesia menduduki posisi lima dunia. Walaupun dinilai perlu merelokasi pasarnya, daya saing teh hijau curah Indonesia juga menempati posisi lima dunia namun tertinggi dibandingkan komoditas teh lainnya. Kinerja ekspor teh hitam kemasan Indonesia menurun, diliputi masalah komposisi pasar yang kurang tepat dan produk yang kurang bersaing. Daya saing teh hitam curah Indonesia menempati posisi tiga di dunia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T28778
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muliawati G. Siswanto
"Penelitian ini pada khususnya menelaah sifat-sifat per­ mukaan dari karet alam pada perbatasan karbon hitam/karet alam di dalam komposit. Polarisasi pada daerah batas yang disebabkan adanya penambahan tegangan di daerah tersebut di atas yang penting artinya secara 1ndustri telah dianallsa. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperjelas mekanisme konduksi listrik dari komposit karbon hitam- ka­ ret alam.
Perambahan karbon hitam kedalam karet alam, akan meng­hasilkan komposit karbon hitam -karet konduktivitas listrik (o) yang lebih tinggi, dibandingkan dengan konduktivitas karet alam itu sendiri. Karet alam adalah isolator ( a ·< 013 n-1 m-1>J sedangkan konduktivitas dari karbon hitam adalah dalam daerah semikonduktor 3 1 10 n-1>. Kondukttvitas maRroskoPik dari komposit ternyata dapat dibuat sesuat kebutuhan, dari isolator sampai atau Black Pearls 2000.
Penelitian material dengan mikroskop elektron metoda difraksi sinar X von Laue.untuk kristalisasi karena tarikan, menunjukkan bahwa secara submakroskoptk (mikrosko-pik orde pertama), komposit tersebut tidak homogen, terdiri dari partikel/agregat karbon hitam yang terdisperi matrix vulkanisat karet alam. Selain dari pada itu, ditun­ jukkan bahwa pada daerah batas antara kedua bahan tersebut timbul tambahan tegangan (enhanched stress).
Dua buah model telah dilakukan untuk mencoba menginter­ pretasikan sifat-sifat konduktivitas de sebagai fungsi dari temperatur dan konsentrasi karbon hitam dan juga sifat-sifat dispersi dari besaran-besaran ac, disebabkan karena keadaan secara makroskopik maupun subrrakroskopik (mikroskopik orde pertama).
Model yang pertama berdasarkan kepada sifat inhomogeni­ tas secara submakroskopik dari komposit. Komposit tersebut dipandang sebagai suatu media inhomogen Maxwell-Wagner dua fasa,yaitu karbon hitam sebagai penguat konduktip dan matrix vulkanisat karet alamnya, dimana terjadi tambahan tegangan pada daerah batas dari kedua bahan tersebut. Pembahasan diberikan berdasarkan polarisasi pada daerah batas dan terjadinya lapisan dipol dalam karet di daeah batas, sebagai akibat adanya tegangan tersebut di atas. Model ini ditunjang dengan data harga kapasitans dari perhitungan harga koefisien dielektrik K dari komposit yang sangat tinggi (sinergetik). Dalam model ini, secara analitis, komposit dapat digambarkan sebagai suatu kumpulan seri dari susunan-susunan parallel dari elemen-elemen mikro RC.
Model lain adalah membahas sifat-sifat listrik, dimana kompositnya dianggap homogin, yang berarti bahwa efek dari!kedua bahan dalam komposit hanya dideteksi dalam besaran-besaran listrik makroskopik. Karakteristik arus tegangan yang dapat diterangkan dengan sifat arus terlimitasi muatan ruang (space charge limited current) dengan adanya perangkap menunjukkan adalah pembawa muatan utama untuk transport elektrik dalam komposit tersebut dalam kurun temperatur yang diteliti, Studi dengan resonensi spin elektron (ESR)menunjang adanya tingkat-tingkat energi perangkap yang terlokalisir dalam celah energi dari struktur pita disebabkan karena lapisan dipol yang bertindak sebagai perangkap untuk transport elek­ tron. Distribusi dari tingkat energi perangkat elektron ini tergantung pada macam karbon hitam yang dipakai. Soek­tra ESR dari komposit adalah sangat nyata, dengan bentuk kurva yang tergantung macam karbon hitam. Harga g dari kom­ posit adalah dekat dengan harga g elektron dan tidak tergan­ tung macam karbon hitam maupun temperatur. Tambahan pula, mobilitas yang diukur dengan efek Hall van der Pauw dalam· kurun temperatur 294 K sampai 373 K adalah rendah dan ber­ tambah dengan temperatur. Pengukuran konduktivitas sebagai fungsi frekwensi menunJjukkan hubungan : oac.

This work is concerned with surface properties of the natural rubber. at carbon black/natural rubber interface in the composite. The interfacial polarization that is due to enhanched stress in this domain which has several indus­ trial importance has been analyzed. The main goal of this study is to clarify the electrical conduction mechanism for carbon black natural rubber composite.
The introduction of carbon black into natural rubber will produce a carbon black reinforced natural rubber composite with enhanched electrical conductivity (a ) in comparison to the conductivity of natural rubber alone. Natural rubber is inherently an insulator (a < 10-13 ri·1m-1)., while the conductivity of carbon black is in the range of a semiconductor (a. :z 103 n-1 m-1L The macroscopic conduc­tivitY of the composite can be tailored according to the need, from insulator to semiconductor ranges, depending PrimarilY on type and loading concentration of the carbon with a series of-carbon black types, namely the HAF, Vul can P, Vulcan XC 72 and Black Pearls 2000.
Materials studies by Scanning Electron Microscope· and von Laue X-ray Diffractometry of Strain Induced Crystalli­ zation have been performed to Investigate the sub macros - copic morphology of the composite. It is shown that the composite is not homogeneous, consisting of carbon black particles/aggregates dispersed 1n the natural rubber vulca­ nizate matrix. It is also indicated the existence of enhanched stress in the interfacial region between these two constituent substances.
Two models have been put forward to interpret the de conductivitY behaviour-as function of temperature and loading concentration,and the dispersion of ac properties, brought about by the macroscopic and sub macroscopic (first order microscopic)behaviours.
The first model is based on the sub-macroscopicallY inhomogeneous nature of the composite. It is regarded as a two phase Maxwell-Wagner inhomogeneous media,the carbon wherein the composite is presumed macroscopically. homoge­ neous and the effects of the constituent substances are detected only as averaged apparent electrical observables. I-V characteristics that can best be described as space · charge limited current behaviour with the existence of electron trap energies, Indicate the electron is the main charge carrier for electrical transport over the temperature range studied. Electron Spin Resonance Study indicates the existence of locallized trapping energy states, due to dipole layer that may act as traps for electronic transport.
Different electron trap energy distribution, has been iden­ tified, defending on the type of carbon clack filler. . Elec­ tron Spin Resonance spectra of the composites rev nounced, with lineshape also depending on the type of car­ bon black used. Observed g-values ae close to. ha free electron, and do not vary With carbon black type or temperature. Furthermore, the mobilitY is low and tempera­ ture activited, as measured by the van der Pauw modified Hall effect measurement in the temperature range 294 K to 373 K. Observed dependence of the macroscopic conductivity, could be described by : O'ac (w) a C&ln, where : 0,5 < n < ., , depending upon temperature. These results are consistent"
Depok: Universitas Indonesia, 1988
D1044
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Husain
"Karet alam merupakan jenis material polimer yang banyak digunakan seperti pada ban kendaraan beroda, bantalan pada mesin, atau seperti yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu pelapis pada buoy pendeteksi tsunami. Karet alam yang tidak melalui proses rekayasa apapun memilliki ikatan karbon rangkap dua pada setiap monomernya. Ikatan tersebut merupakan ikatan yang kurang stabil yang mengakibatkan karet alam secara umum rentan terhadap oksidasi. Penambahan hidrogen dapat menyebabkan berkurangnya jumlah ikatan karbon rangkap dua yang diharapkan dapat meningkatkan ketahanan oksidasi dan sifat mekanik dari karet alam. Maka penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh dari proses hidrogenasi pada karet alam dan kualitas keberhasilan dari proses hidrogenasi dengan metode biphasic. Variasi dalam penelitian ini adalah perbedaan urutan pencampuran antara Cu2+ sebelum hidrazin hidrat dan sebaliknya, dan perbedaan besaran formula campuran yang digunakan antara normal dan dengan perbesaran 1,5x. Pengujian kadar hidrogen dengan FTIR menunjukkan penurunan kadar gugus fungsi ikatan karbon rangkap dua yang signifikan sebagai pengaruh dari metode biphasic yang digunakan. Tetapi pengujian sifat mekanik dan ketahanan oksidasi memberikan hasil yang beragam dan masih belum memungkinkan untuk digunakan sebagai coating untuk buoy pendeteksi tsunami.

Natural rubber is a type of polymer material that is widely used, such as in vehicle tires, bearings in machines, or as will be discussed in this research, namely coatings on tsunami detection buoys. Natural rubber that has not gone through any engineering process has double carbon bonds in each monomer. This bond is an unstable bond which makes natural rubber generally susceptible to oxidation. The addition of hydrogen can reduce the number of double carbon bonds which is expected to increase the oxidation resistance and mechanical properties of natural rubber. So this research aims to prove the effect of the hydrogenation process on natural rubber and the quality of success of the hydrogenation process using the biphasic method. The variations in this study are the differences in the mixing order between Cu^(2+) before hydrazine hydrate and vice versa, and the difference in the size of the mixture formula used between normal and with 1.5x magnification. Testing hydrogen levels using FTIR showed a significant decrease in the levels of double carbon bond functional groups as a result of the biphasic method used. However, testing of mechanical properties and oxidation resistance gave mixed results and it is still not possible to use it as a coating for tsunami detection buoys."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Husain
"Karet alam merupakan jenis material polimer yang banyak digunakan seperti pada ban kendaraan beroda, bantalan pada mesin, atau seperti yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu pelapis pada buoy pendeteksi tsunami. Karet alam yang tidak melalui proses rekayasa apapun memilliki ikatan karbon rangkap dua pada setiap monomernya. Ikatan tersebut merupakan ikatan yang kurang stabil yang mengakibatkan karet alam secara umum rentan terhadap oksidasi. Penambahan hidrogen dapat menyebabkan berkurangnya jumlah ikatan karbon rangkap dua yang diharapkan dapat meningkatkan ketahanan oksidasi dan sifat mekanik dari karet alam. Maka penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh dari proses hidrogenasi pada karet alam dan kualitas keberhasilan dari proses hidrogenasi dengan metode biphasic. Variasi dalam penelitian ini adalah perbedaan urutan pencampuran antara Cu2+ sebelum hidrazin hidrat dan sebaliknya, dan perbedaan besaran formula campuran yang digunakan antara normal dan dengan perbesaran 1,5x. Pengujian kadar hidrogen dengan FTIR menunjukkan penurunan kadar gugus fungsi ikatan karbon rangkap dua yang signifikan sebagai pengaruh dari metode biphasic yang digunakan. Tetapi pengujian sifat mekanik dan ketahanan oksidasi memberikan hasil yang beragam dan masih belum memungkinkan untuk digunakan sebagai coating untuk buoy pendeteksi tsunami.

Natural rubber is a type of polymer material that is widely used, such as in vehicle tires, bearings in machines, or as will be discussed in this research, namely coatings on tsunami detection buoys. Natural rubber that has not gone through any engineering process has double carbon bonds in each monomer. This bond is an unstable bond which makes natural rubber generally susceptible to oxidation. The addition of hydrogen can reduce the number of double carbon bonds which is expected to increase the oxidation resistance and mechanical properties of natural rubber. So this research aims to prove the effect of the hydrogenation process on natural rubber and the quality of success of the hydrogenation process using the biphasic method. The variations in this study are the differences in the mixing order between Cu^(2+) before hydrazine hydrate and vice versa, and the difference in the size of the mixture formula used between normal and with 1.5x magnification. Testing hydrogen levels using FTIR showed a significant decrease in the levels of double carbon bond functional groups as a result of the biphasic method used. However, testing of mechanical properties and oxidation resistance gave mixed results and it is still not possible to use it as a coating for tsunami detection buoys."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ocid Mursid
"Bantalan dermaga didesain memiliki performa yang tinggi, performa yang tinggi membuat fasilitas sandar serta kapal menjadi lebih aman. Penelitian ini menunjukan analisa efek kekerasan pada material karet alam terhadap performa KNF 700. Material yang digunakan pada penelitian ini menggunakan 4 variasi kekerasan karet alam, terdiri atas nilai kekerasan shore A 55, 60, 65 serta 69. Penelitian ini menggunakan tiga variasi geometri sudut yaitu 80o, 85o serta 90o. Simulasi menggunakan perangkat lunak Abaqus, input data pada penelitian ini berdasarkan data tegangan-regangan hasil dari uji tarik. Hasil dari penelitian ini menunjukan semakin tinggi nilai hardness maka akan menyebabkan gaya reaksi dan energi serap yang tinggi juga. Dari penelitian ini didapatkan bahwa nilai gaya reaksi (RF) dan energi serap (EA) akan meningkat dengan bertambahnya nilai sudut. Nilai rasio maksimum EA/RF terbesar berada pada sudut 80o dan kekerasan 55 dengan nilai rasio 0.36, sudut 80o dengan nilai kekerasan 60, 65 serta 69 memiliki rasio maksimum EA/RF 0.35, sudut 85o pada semua nilai kekerasan memiliki rasio EA/RF 0.35 dan sudut 90o pada semua nilai kekerasan memiliki rasio EA/RF 0.34.

Fender is designed to have high performance, higher performance fender make berthing facility and ships safer. On this paper present analyzed effect of natural rubber hardness to KNF 700 performance. The proposed material on this study is characterized by four hardness shore A parameter is 55, 60, 65 and 69. Variable geometry on this study using 80o, 85o, and 90o. Simulation of rubber fender using software Abaqus student version 2018, the input data for simulation based on stress-strain experiment data. Result on this study is higher of hardness natural rubber causes higher the maximum reaction force (RF) and energy absorption (EA). Based on this study, higher RF and EA is caused higher angle. Highest in angle 80o with hardness 55 ratio maximum EA/RF is 0.36, in angle 80o with hardness 60, 65 and 69 ratio maximum EA/RF is 0.35, ratio maximum EA/RF in angle 85o with all hardness value is 0.35 and ratio maximum EA/RF in angle 90o with all hardness value is 0.34."
2019
T54194
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Mahanani,author
"Constant Market Share analysis and Competitiveness Matrix are used to assess the 10 highest rank export of Indonesia product competitiveness in Tunisia and South Africa for 2002-2007. In Tunisia, other form of copra oil (HS 151319) is weak competitiveness and is categorized missed opportunity in competitiveness matrix. Otherwise, the competitiveness of Polyethylene terephthalate (HS 390760) is good. It is showed by the positive sign of competitiveness effect and categorizing rising star in competitiveness matrix. In South Africa, other from palm oil (HS 151190) is weak competitiveness and is categorized missed opportunity in competitiveness matrix. However, the competitiveness of ceramic (HS 690911) and cylinder (HS 870322) is good. It is showed by the positive sign of competitiveness effect and categorizing rising star in competitiveness matrix."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27692
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan antara proses penggilingan karet dan karakteristik vulkanisasi karet alam. Analisis
karakteristik vulkanisasi dilakukan dengan merancang formula karet alam yang dimastikasi dan digiling, kemudian diikuti dengan pengamatan reaksi vulkanisasi. Ada empat metode mastikasi yang masing-masing metode diikuti oleh empat urutan proses pencampuran karet. Metode pertama, karet dimastikasi selama 5 menit dan kemudian diikuti penambahan bahan kimia karet dan carbon black
N 330 secara simultan. Metode kedua dan ketiga, karet dimastikasi
selama 1 menit kemudian carbon black dan bahan kimia karet ditambahkan secara simulan tetapi menggunakan bahan mengisi dengan tipe yang berbeda. Metode keempat, karet dimastikasi selama 3 menit dan kemudian carbon black ditambahkan dahulu lalu diikuti dengan penambahan bahan kimia karet. Penambahan bahan kimia karet dan carbon black ke dalam karet dibedakan atas urutan dan waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing proses pencampuran.
Carbon black ditambahkan dalam dua kali, yang pertama 10 phr ditambahkan kemudian sisa carbon black 40 phr ditambahkan kemudian bersamaan dengan penambahan minyak. Metode yang lain, nisbah penambahan carbon black (penambahn pertama dan penambahan kedua bersamaan dengan minyak) adalah 20:30, 30:20, dan 40:10. Hasilnya menunjukkan bahwa proses penggilingan karet mempengaruhi perubahan karakteristik vulkanisasi. Ini dipengaruhi oleh metode penambahan carbon black. Suhu penggilingan juga mempengaruhi waktu dan laju vulkanisasi, di mana semakin
tinggi suhu penggilingan, semakin rendah waktu dan laju vulkanisasi. Suhu vulkanisasi juga mempengaruhi waktu dan laju vulkanisasi dengan semakin tinggi suhu vulkanisasi, semakin rendah waktu vulkanisasi dan semakin tinggi laju vulkanisasi. Selanjutnya, ukuran partikel carbon black juga mempengaruhi waktu dan laju vulkanisasi di mana semakin
kecil ukuran partikel, semakin rendah waktu vulkanisasi dan semakin tinggi laju vulkanisasi.

Abstract
This research is aimed at studying the relationship between rubber mixing processes and curing characteristics of natural rubber. The curing characteristic analysis was carried out through a natural rubber formula having been masticated and mixed, followed by curing
. As many as four mastication methods were finely applied; each respected four sequences of rubber mixing process. In the first method, rubber was masticated for 5 minutes and then rubber
chemicals and carbon black N 330 were simultaneously added. In the second and the third methods, rubber was masticated for 1 minute and then carbon blacks and rubber chemicals were also simultaneously added but using different type of fillers. In the fourth method, rubber was masticated for 3 minutes and then rubber chemicals and
carbon black were subsequently added. The additions of rubber chemicals and carbon blacks to the masticated rubber
were distinguished by the sequence and time allocated for
each mixing process. The carbon blacks were added in two
stages by which 10 phr was added first and the remaining 40 phr was added later along with oil. In another method, ratios of the carbon blacks addition (as done in the first and the second stages) were 20:30, 30:20, and 40:10. The examination results showed that rubber mixing process gave an impact on the changes of curing characteristics. They were much affected by the method of carbon black addition. The mixing temperature also had an effect on both curing time and curing rate in which the higher the mixing temperature, the lower the curing time and curing rate. Vulcanization
temperature also affected the curing time and curing rate in which the higher the vulcanization temperature, the lower the curing time and the higher the curing rate. Lastly, particle size of carbon black also gave an impact on the curing time and curing rate in which the smaller the particle size, the lower the curing time and the higher the curing rate."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang. Departemen Teknik Kimia], 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Salahuddin Gumay
"Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji dampak penerapan kebijakan bea keluar biji kakao terhadap kinerja industri pengolahan kakao dan daya saing produk olahan kakao Indonesia. Dari hasil penelitian, didapati bahwa sejak penerapan bea keluar terhadap biji kakao, industri pengolahan kakao Indonesia mengalami peningkatan kinerja, yang ditunjukkan lewat peningkatan nilai output, jumlah tenaga kerja, dan volume ekspor produk kakao olahan. Selain itu, berdasarkan hasil estimasi dengan metode Ordinary Least Square, didapati bahwa sejak penerapan kebijakan bea keluar, daya saing produk olahan kakao Indonesia di pasar dunia mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari adanya hubungan positif antara bea keluar dan nilai RCA sebagai variabel yang melambangkan daya saing. Namun demikian, ditemukan pula bahwa terjadi penurunan produksi biji kakao sejak bea keluar diberlakukan. Berdasarkan hasil temuan tersebut, penulis memberikan dua saran yaitu menjalankan kembali kebijakan gernas kakao untuk meningkatkan produksi kakao nasional serta melakukan penelitian lebih lanjut mengenai biaya dan manfaat dari penerapan bea keluar terhadap biji kakao.

The purpose of this study is to analyze the impact of cocoa beans export tax policy on Indonesian cocoa processing industry performance and processed cocoa product competitiveness. The result shows that since the implementation of the export tax, the Indonesian cocoa processing industry performance is getting better. This is shown by the growth of industrial consumption on cocoa beans, output value, labour and processed cocoa export volume. On the other side, based on the estimation using Ordinary Least Square method, it is found that since the implementation of the tax, the Indonesian processed cocoa product competitiveness is higher than before. This was proved by the strong, positive correlation between the export tax and the RCA as a proxy for product competitiveness. Nevertheless, it is also found that since the implementation of the tax, Indonesian cocoa beans production is declining. Based on these findings, the author suggested that the goverment needs re-implement the "gernas kakao" policy to boost the national cocoa beans production and to conduct a further research to analyze the coca beans export tax policy cost and benefit."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T43369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>