Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125707 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Muta`ali
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh upaya mencari jawaban mengenai sejarah yang mempengaruhi awal berdirinya sebuah negara dan faktor-faktor apa sajakah yang menjadi pondasi untuk membangun negara yang kuat dalam perspektif Ibnu Khaldun ((1332-1406) dan Niccolo Machiavelli (1467-1527). Sebagai landasan teoritis, penelitian ini menggunakan teori nasionalisme dari Stevan Grosby. Dalam teori ini Grosby mengatakan, bahwa negara akan kuat jika tipologi pemerintahan yang dianut adalah tipologi monarki. Teori Grosby ini digunakan sebagai alat analisa untuk memahami empat faktor utama bangunan negara yang kuat menurut pandangan Ibnu Khaldun dan Niccolo Machiavelli. Ada kecenderungan negara-negara transisi menuju demokrasi sulit meraih keadilan dan kesejahteraan dengan menerapkan sistem Republik. Tidak sedikit kalangan di antaranya Stevan Grosby yang berpandangan bahwa Monarki system yang cocok untuk membangun negara yang kuat. Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah metode kualitatif.
Temuan data didapatkan melalui pendekatan studi kepustakaan atau library research dengan membaca, memahami, menganalisa dan menginterpretasi data-data berupa pemikiran politik negara Ibnu Khaldun yang termuat dalam karya-karyanya seperti Muqaddimah, Al-I?bar, Ta?rif bi Ibn Khaldun wa Rihlatuhu Gharban wa Syarqan serta pemikiran politik Niccolo Machiavelli yang termuat dalam The Prince, Discourse, dan The Art of War.
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan sejarah awal berdirinya negara dengan pertimbangan Ashabiyah-nya Ibnu Khaldun dan nasionalismenya Niccolo Machiavelli serta menganalisa faktor-faktor utama tentang membangun negara yang kuat dari kedua tokoh tersebut.
Hasil penelitian menemukan adanya kesamaan pandangan baik Khaldun maupun Machiavelli mengenai empat faktor tersebut yaitu peran agama, pemimpin yang kuat, angkatan perang sendiri bukan bayaran dan ekspansi militer. Walaupun kesamaan empat faktor ini tidak terlepas dari variasi sudut pandang dan interpretasi yang sedikit berbeda. Implikasi teoritis menunjukkan bahwa pandangan Khaldun dan Machiavelli tentang empat faktor utama negara yang kuat jauh melampaui gagasan nasionalisme Stevan Grosby yang mengatakan bahwa monarki merupakan tipologi utama agar terbangunnya negara kuat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T28582
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Rahman Zainuddin
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama , 1992
320 RAH k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Osman Raliby
Djakarta: Bulan Bintang, 1962
297.7 OSM i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Osman Raliby
Jakarta: Bulan Bintang, 1978
297.7 OSM i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Machiavelli, Niccolo
London: Routledge & Kegan Paul, 1950
320.5 MAC d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wafi, Ali Abdulwahid
Jakarta: Temprint, 1995
297.01 WAF i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Corina
"Wacana kekuasaan dan moralitas senantiasa mengemuka dalam kajian filsafat politik. Di satu sisi kekuasaan memiliki nilai ideal sebagai sarana perwujudan aspirasi rakyat. Namun di sisi lain, kekuasaan identik dengan praktek politik penguasa yang melakukan berbagai upaya untuk melanggengkan kekuasaan. Kekuasaan terlibat dalam perdebatan nilai dan praktek. Nilai ideal terkait dengan tuntutan moralitas yang seharusnya (ought) dimiliki oleh penguasa. Sementara pada prakteknya, kekuasaan menghadirkan fenomena yang sulit dan kompleks, riil dan bergerak dalam kebutuhan pribadi sang penguasa sendiri. Pemikiran Niccolo Machiavelli identik dengan kondisi tersebut. Situasi sosial dan politik yang belum stabil menuntut penguasa untuk melakukan berbagai upaya untuk melanggengkan kekuasaan. Pilihannya adalah kekuasaan tanpa stabilitas hanya menyisakan suasana tak menentu bagi negara. Akibatnya program program penguasa sulit berjalan, sementara kekuasaan harus mengakomodasikan berbagai perbedaan kepentingan dalam masyarakat. Menurut Machiavelli, kekuasaan dan moralitas merupakan dua hal yang terpisah. Asumsi moral dipandang sebagai entitas yang berdiri sendiri. Moralitas merupakan bagian dari strategi kekuasaan, yang tidak selamanya terkait dengan persoalan baik dan buruk namun bersifat realistik dan obyektif serta tidak universal, ia bisa saja berubah-ubah setiap waktu tergantung pada kondisi masyarakat. Penguasa yang berlaku baik kepada rakyat dalam membangun tatanan sosial dan politik yang baru terbentuk, dianggap sebagai bagian dari strategi kekuasaan. Tujuannya adalah agar legitimasi kekuasaan bisa tercapai.
Menurut tesis ini, bahwa hubungan moralitas dan kekuasaan menurut Machiavelli sebagai sebuah strategi. Sementara pennikiran lain, seperti Russell dan Kant memposisikan moralitas sebagai landasan berpikir penguasa dalam menjalankan kekuasaan. Hal ini juga berarti bahwa hubungan moralitas dan kekuasaan tidak sekadar hubungan strategi, namun kewajiban yang sudah semestinya dilakukan oleh penguasa. Ajaran moral tidak harus mengarah pada asumsi teologis tertentu, namun bersifat universal, yakni kemanusiaan.
Wacana kekuasaan dan moralitas senantiasa mengemuka dalam kajian filsafat politik. Di satu sisi kekuasaan memiliki nilai ideal sebagai sarana perwujudan aspirasi rakyat. Namun di sisi lain, kekuasaan identik dengan praktek politik penguasa yang melakukan berbagai upaya untuk melanggengkan kekuasaan. Kekuaasaan terlibat dalam perdebatan nilai dan praktek. Nilai ideal terkait dengan tuntutan moralitas yang seharusnya (ought) dimiliki oleh penguasa. Sementara pada prakteknya, kekuasaan menghadirkan fenomena yang sulit dan kompleks, riil dan bergerak dalam kebutuhan pribadi sang penguasa sendiri. Pemikiran Niccolo Machiavelli identik dengan kondisi tersebut. Situasi sosial dan politik yang belurn stabil menuntut penguasa untuk melakukan berbagai upaya untuk melanggengkan kekuasaan. Pilihannya adalah kekuasaan tanpa stabilitas hanya menyisakan suasana tak menentu bagi negara. Akibatnya program program penguasa sulit berjalan, sementara kekuasaan harus mengakomodasikan berbagai perbedaan kepentingan dalam masyarakat.
Menurut Machiavelli, kekuasaan dan moralitas merupakan dua hal yang terpisah. Asumsi moral dipandang sebagai entitas yang berdiri sendiri. Moralitas merupakan bagian dari strategi kekuasaan, yang tidak selamanya terkait dengan persoalan baik dan buruk namun bersifat realistik dan obyektif serta tidak universal, ia bisa saja berubah-ubah setiap waktu tergantung pada kondisi masyarakat. Penguasa yang berlaku baik kepada rakyat dalam membangun tatanan sosial dan politik yang baru terbentuk, dianggap sebagai bagian dari strategi kekuasaan. Tujuannya adalah agar legitimasi kekuasaan bisa tercapai.
Menurut tesis ini, bahwa hubungan moralitas dan kekuasaan menurut Machiavelli sebagai sebuah strategi. Sementara pennikiran lain, seperti Russell dan Kant memposisikan moralitas sebagai landasan berpikir penguasa dalam menjalankan kekuasaan. Hal ini juga berarti bahwa hubungan moralitas dan kekuasaan tidak sekadar hubungan strategi, namun kewajiban yang sudah semestinya dilakukan oleh penguasa. Ajaran moral tidak harus mengarah pada asumsi teologis tertentu, namun bersifat universal, yakni kemanusiaan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T22898
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toyyibatun Naziroh
"Penelitian bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh serta perbedaan antara variabel-variabel Model Dinamika Ibnu Khaldun dengan Pertumbuhan Ekonomi negara mayoritas dan minoritas muslim. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda data panel dan ANOVA. Analisis deskriptif dengan analisis regresi linier berganda data panel ini menggambarkan pengaruh yang terjadi antara variabel-variabel Model Dinamika Ibnu Khaldun yaitu peran negara, syariah, sumber daya manusia, kekayaan, pembangunan dan keadilan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan ANOVA digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata antara setiap negara terhadap masing-masing variabel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara variabel peran negara, syariah, sumber daya manusia, kekayaan, pembangunan dan keadilan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di negara mayoritas muslim, Sedangkan untuk negara minoritas muslim, sumber daya manusia, kekayaan, pembangunan dan keadilan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan hasil ANOVA, ditemukan bahwa Perbedaan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan Rusia berbeda dan USA dengan Rusia berbeda. Untuk Government effectiveness, terdapat perbedaan yang signifikan antara Indonesia, Pakistan dan Rusia, USA dengan Pakistan dan Rusia. Perbedaan yang signifikan pada CPI terdapat pada negara Indonesia dengan Pakistan, Pakistan dengan Rusia, USA dengan Rusia dan Rusia dengan semua negara. Untuk GDP per kapita, perbedaan signifikan terjadi pada negara Indonesia dengan Rusia dan USA, Pakistan dengan rusia dan USA, Rusia dan USA dengan semua negara. Untuk koefisien Gini dan HDI, perbedaan terjadi pada semua negara.

This study aims to analyze and to determine the influence and the difference between variables of Ibn Khaldun Dynamic Model towards economic growth in Islamic majority countries and minority countries. The method in this investigation is a descriptive method with the quantitative approach, while analysis data technique uses multiple linear regression method panel data and ANOVA. The multiple linear regression illustrates the influence of Ibn Khaldun Dynamic Model rsquo s variables namely the role of state, nation, wealth, development and justice toward economic growth. While ANOVA is used to determine the differences between every country.
The result of this study shows that the influence of the role of state, nation, wealth, development and justice are insignificant towards economic growth in Muslim majority countries. While in Muslim minority countries, the influence of nation, wealth, development and justice are significant towards economic growth. While based on ANOVA, the findings indicate that there is a significant difference between in Indonesia and Russia and so does between USA and Russia in term of economic growth. In term of Government effectiveness, there is a significant difference between Indonesia towards Pakistan and Russia and so does between the USA towards Pakistan and Russia. The significant differences in term of CPI also occur between Indonesia and Pakistan, Pakistan and Russia, USA and Russia and Russia towards all countries. In term of GDP per capita, there is a significant difference between Indonesia towards Russia and USA, Pakistan towards Russia and USA, Russia towards all countries, and so does the USA. Meanwhile, in term of Gini coefficient and HDI, there is a significant difference between all countries.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dundin Zaenuddin
"Penggunaan dialek Jakarta dalam suatu karya sastra sudah sejak lama, yaitu sejak kesusastraan masih ditulis tangan. Sastrawan yang biasa mempergunakan dialek Jakarta dalam sastra klasik adalah Abdul Fadi, Jakaria, dan Abdul Hadi. Adapun satrawan modern yang biasa mempergunakan dialek Jakarta dalam karyanya adalah Aman Dt. Madjoindo, M. Balfas, SM Ardan, Firman Mustaco, Ramlan, dan Zaidin Wahab. Perkembangan dialek Jakarta secara luas ke berbagai pelosok dan lapisan masyarakat disebabkan adanya ruangan yang disediakan oleh beberapa koran yang terbit di Jakarta. Koran yang menyediakan ruangan untuk tulisan-tulisan dalam dialek Jakarta adalah Pelita, Berita Buana, Suara Pembaruan, dan Pos Kota. Firman Muntaco, yang dilahirkan di Jakarta pada tanggal 5 Mei 1935 mulai menulis dalam dialek Jakarta pada Koran berita minggu rubrik Tjermin Djakarta pada tahun 1955. Sam_pai kini ia masih terus menulis secara teratur di beberapa _koran ibu kota. Karya Firman Muntaco yang sudah dibukukan adalah Gambang Jakarta yang diterbitkan pada tahun 1960 (jilid pertama) dan tahun 1953 (jilid kedua). Jumlah seluruh cerpen yang terdapat dalam kumpulan Gambang Jakarta adalah 46 buah. Sebagian besar tokoh utama yang terdapat cerpen tersebut adalah gambaran masyarakat Jakarta ke1as bawah. Demikian juga dengan latar, adalah sesuatu yang akrab dengan masyarakat kecil Jakarta. Tokoh dan latar dalam Gambang Jakarta mempunyai kaitan yang erat, karena tokoh dan latar selalu disesuaikan dengan masalah yang ditampilkan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13204
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Afif Makarim
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel model dinamika Ibnu Khaldun terhadap kemiskinan di ASEAN. Variabel model dinamika Ibnu Khaldun terdiri dari peran negara yang didimensikan menggunakan government effectiveness, penerapan prinsip syariah yang didimensikan menggunakan corruption perception index, sumber daya insani yang didimensikan menggunakan human development index, kekayaan negara yang didimensikan menggunakan GDP percapita serta pembangunan dan keadilan yang didimensikan menggunakan gini coefficient. Periode dalam peneltian ini selama 6 tahun 2012-2017. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan tahunan Asian Development Bank, World Bank, Transparency International, United Nations Development Programs serta Sekretariat ASEAN. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling dan diperoleh 8 sampel negara dengan total observasi 48. Hasil Uji T menunjukkan bahwa peran negara dan sumber daya insani berpengaruh negatif terhadap kemiskinan di ASEAN. Penerpan prinsip syariah, kekayaan negara serta pembangunan dan keadilan berpengaruh positif terhadap kemiskinan di ASEAN. Sedangkan dari Hasil Uji F menunjukkan peran negara, penerapan prinsip syariah, sumber daya insani, kekayaan negara serta pembangunan dan keadilan secara simultan memiliki pengaruh terhadap kemiskinan di ASEAN. Dengan demikian, negara anggota ASEAN selain melakukan penerapan prinsip syariah dan meningkatkan kekayaan negara juga perlu untuk memnuhi kebutuhan masyarakat serta memastikan pendapatan masyarakat terdistribusi dengan baik guna mengatasi permasalahan kemiskinan di ASEAN. Penelitian ini adalah penelitian terbaru yang membuktikan pengaruh 5 variabel independen model dinamika Ibnu Khaldun yang terdiri atas peran negara, penerapan prinsip syariah, sumber daya insani, kekayaan negara, serta pembangunan dan keadilan pada kemiskinan di wilayah Asia Tenggara.

This study attempts to analyze the dynamic model of Ibn Khaldun on poverty in ASEAN. Ibn Khaldun's dynamics model variable consists of the role of the state that is dimensioned using government effectiveness, the application of sharia that are dimensioned using the corruption perception index, human resources that are dimensioned using the human development index, wealth of countries that are dimensioned using GDP percapita, then development and justice which are measured using the gini coefficient. The period in this study was 6 years 2012-2017. This study uses secondary data consisting of reports from the Asian Development Bank, World Bank, Transparency International, United Nations Development Program and the ASEAN Secretariat. The technique used in purposive sampling and obtained 8 sample countries with a total of 48 observations. The results of the T test showed the role of the state and human resources negatively related to poverty in ASEAN. Sharia principles, wealth of state, then development and justice positively related to poverty in ASEAN. The Results F test chose the role of the state, the application of sharia, human resources, wealth of state then development and justice related to poverty in ASEAN. Thus, ASEAN member countries in addition to implementing sharia principles and increasing wealth also offered to fulfill the needs of the society and ensure that public funds distributed well in order to reduce poverty in ASEAN. This research is the latest research that proves the influence of 5 independent variables dynamic model of Ibn Khaldun consisting of the role of the state, the application of sharia principles, human resources, national wealth, and development and welfare in the Southeast Asian region.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T53132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>