Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143872 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Umi Anisah
"Skripsi ini membahas mengenai repetisi serta siklus nomina dan verba pada Help! 1 Kunt U Mij Helpen yang merupakan bahan ajar Bahasa Belanda yang digunakan di Program Studi Belanda Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 1114 nomina dan verba yang dianalisis, 90,57 % nomina dan verba mengalami repetisi di bawah enam atau dengan kata lain tidak sesuai dengan standar jumlah repetisi dalam pengajaran kosakata. Sedangkan yang sesuai dengan prinsip pengajaran kosata hanya berjumlah 9,42 %, dengan tempat pengulangan terbanyak terdapat pada latihan grammatica.

Abstract
The discusses is about the repetition and the cycle of nouns and verbs on the Help! 1 Kunt U Mij Helpen as the Dutch language teaching materials used in the Dutch Studies Program Faculty of Humanities University of Indonesia. The analysis showed that from 1114 nouns and verbs that were analyzed, 90, 58% of nouns and verbs have repetition under 6 or otherwise not in accordance with the standard number of repetition in teaching vocabulary theory. While in accordance with the principles of vocabulary teaching is only amounted to 9, 42%. The most places there in grammatica's practice."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S561
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Demayanti
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas frekuensi verba dalam buku ajar bahasa Belanda Contact 1 untuk penutur asing untuk tingkat pembelajar A1 mdash;A2. Verba yang dianalisis adalah verba yang termasuk dalam 60 kata yang paling frekuen digunakan dalam bahasa Belanda menurut Bossers dan korpus Dutch Web 2014 nlTenTen14 dalam situs web Sketchengine. Permasalahan yang diangkat adalah bagaimana kosakata yang terdapat dalam buku ajar Contact 1, apakah sama dengan kata yang paling banyak digunakan dalam bahasa Belanda. Analisis dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Data yang digunakan bersumber dari buku ajar bahasa Belanda Contact 1 bab 1 hingga 12 dengan jumlah token sebanyak 61.712. Data diolah dengan menggunakan aplikasi Antconc. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar verba sudah ditawarkan dengan frekuensi sesuai dengan bahasa yang digunakan oleh penutur jati, tetapi masih ada verba yang belum digunakan dalam buku teks Contact 1 dengan frekuensi sesuai dengan bahasa yang digunakan oleh penutur jati, yaitu verba worden.

ABSTRACT
This research aims to discuss the frequency of verbs in the textbook Dutch Contact 1 for foreign speakers for level A1 mdash;A2. The verbs analyzed are those of 60 high frequency words that is used in Dutch according to Bossers and Dutch Web 2014 nlTenTen14 from the Sketchengine website. The research question of this article is how Contact 1 texbook offers the vocabulary, is the vocabulary align with the most frequent used words in Dutch. This analysis uses descriptive qualitative methods using the data from the Dutch textbook Contact 1 from chapter 1 to 12 consist of 61.712 tokens. The data is processed using a linguistic application called Antconc. The result shows that some verbs in the book match the data but there is verb in the textbook Contact 1 that is not as frequent as used by native speakers, namely the verb worden. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Septi Amalia
"Youtube merupakan salah satu web yang menawarkan video-video interaktif untuk berbagai kalangan. Tidak hanya sebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai sarana belajar berbagai bahasa dunia. Learn Dutch with Bart de Pau menjadi salah satu contoh dari beberapa kanal Youtube yang mengajarkan Bahasa Belanda secara daring mulai dari level dasar hingga menengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah repetisi nomina, verba dan adjektiva yang ditawarkan oleh kanal Youtube Learn Dutch with Bart de Pau sesuai dengan 60 daftar kata berfrekuensi tinggi dari buku Handboek Nederlands als Tweede Taal in het volwassenenonderwijs karya Bart Bossers (2015). Repetisi dihitung berdasarkan teori Stuart Webb (2007) yaitu pengulangan kata sebanyak sepuluh kali. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan data yang digunakan bersumber dari serial Heb je zin? musim satu level 0/A1/A2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga kategori kata ini mengalami repetisi lebih dari sepuluh. Akan tetapi hanya kategori adjektiva dan verba yang sesuai dengan 60 daftar kata berfrekuensi tinggi. Konteks cerita menjadi alasan mengapa kategori nomina yang diulang tidak sesuai dengan daftar kata dari Bart Bossers (2015).

YouTube is one of the websites that offers interactive videos for various groups. Not only as a means of entertainment, but also as a means of learning various world languages. Learn Dutch with Bart de Pau is one example of several YouTube channels that teach Dutch online from basic to intermediate levels. This research aims to determine whether the repetition of nouns, verbs, and adjectives presented in the YouTube channel Learn Dutch with Bart de Pau aligns with the 60 high-frequency word lists from the book Handboek Nederlands als Tweede Taal in het volwassenenonderwijs by Bart Bossers (2015). Repetition is calculated based on Stuart Webb's (2007) theory of repeating a word ten times. The method is descriptive qualitative and the data comes from the series Heb je zin? season one level 0/A1/A2. The results show that these three categories of words experience more than ten repetitions. However, the analysis reveals that only adjectives and verbs align with the 60 high-frequency words list. The context of the story is the reason why the repeated nouns do not match the word list from Bart Bossers (2015)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Handayani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembentukan verba dan nomina turunan baru yang melibatkan afiksasi oleh Mario Teguh. Teori morfosintaksis dengan ancangan fungsionalisme digunakan dalam penelitian ini. Fungsi sintaksis dan banyaknya kehadiran argumen pada sebuah klausa mendatangkan pengaruh pada afiksasi verba turunan dalam sebuah predikator, sedangkan adanya pendekatan proses dalam morfologi menjadi model untuk pembentukan nomina turunan baru. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan metode korpus sebagai alat, yaitu dengan memanfaatkan teknik konkordansi.
Hasil penelitian ini adalah pola-pola pembentukan verba turunan melalui prefiksasi ber- dan mengserta kombinasi afiks me-i dan me-kan dalam struktur klausa dan pola pembentukan nomina turunan oleh Mario Teguh melalui konfiksasi ke-an, prefiksasi pe-, dan konfiksasi pe-an dalam struktur klausa dan frasa.

ABSTRACT
The study is aimed at finding out the formation process of the new derived verb and noun that involves affixation in Mario Teguh?s speech. The theory of mofphosyntax and the functional approach are applied in this study. The syntactic function and the number of arguments are influence the affixation process of derived verb in predicator. Meanwhile, the morphological approach of item and process becomes the model used to form the new derived noun. This study is descriptive qualitative and applies the concordance technique of corpus.
The results are 1) the formation patterns of derived verb include prefixation of berand meng- in clausal structure, and 2) the formation patterns of derived noun include the confixation of ke-an, the prefixation of pe-, and the confixation of pean in clausal and phrasal structure.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T44823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B. Karno Ekowardono
"Penelitian ini memecahkan masalah secara tuntas bagaimana sistem morfologi verba denominal dan nomina deverbal dalam lingkup kelas nomina dan verba bahasa jawa baku. Data penelitian digali dari sumber tulis dan lisan. Data dari sumber tulis dicek dan dilengkapi dengan jalam mewawancarai sejumlah pembahan yang berasal dari Surakarta, Klaten, Yogyakarta, Magelang, dan Purworejo. Analisis dilakukan dengan pendekatan karta dan paradigma, menggunakan teknik oposisi proporsional atas dasar kesepadanan (korespondensi) antara arti, bentuk, dan valensi sinteksis kata.
Hasil yang diperoleh mencakupi deskripsi tentang (1) sistem morfologi nomina murni (tabel 1 dan 2) dan verba murni (3 dan 4) ; (2) sistem morfologi verba denominal (tabel 5-6) dan nomina deverbal (tabel7-10). kata kelas nomina murni yang dapat dibentuk menjadi verba denominal hanyalah nomina dasar (D) dan beberapa kata D-an. Nomia D-an ini terbentuk menjadi verba deniominal D-an. Hampir semua prosede di dalam sistem verba murni dimanfaatkan di dalam sistem verba denominal > namun pembentukannya primer, pada verba denominal I, adalah derivasi dari nomina D menjadi verba denominal D, D-an / 9a-) D yang tafsiran maknanya mengandung unsur "refleksif", dan beberapa kata D-an (lajur 1). Dari verba denominal D itu diperoleh verba denominal D-i dan D-ake. Verba D, D-i, dan D-ake itu menjadi pangkal pembentukan infleksional kategori inti (kolom A, B, C). Pada verba denominal II D-i dan D-ake itu terbentuk langsung dari nomina D. Verba denominal kategori pembeda ( kolom A, D, E, F, G, kecuali kata-kata tertentu, dan D-en (lajur 1) juga terbentuk langsung dari nomina D. Pembentukan selanjutnya berpangkal pada verbal denominal yang telah diperoleh dengan derivasi dan infleksi itu, mengikuti sistem yang berlaku pada verba murni.
Beberapa kategori verba murni dan verba nominal dapat dibentuk menjadi nomina deverbal, yakni (1) D-an berpangkal pada hampir semua kategori verba, (2) D-an/D-D-an berpangkal pada verba transitif D/N-D(-i/-ake). keculai N-D-eke/di-D-ake 'benefaktif (pasientif)' tidak, (3) pa(N)-D/pe-(N)-D berpangkal pada verba D/-N-D(-i/-ake)/ di-D(-ake), (4) pa(N)-D-an/pe(N)-D-an berpangkal pada verba D/N-D(-i/-ake), dan (5) pi-D yang hanya ada beberapa kata, berpangkal pada verba D/-N-D(-i/-ake)/di-D(-ake). Dengan catatan bahwa yang berpangkal pada verba denominal II tidak ada dan pangkal verba denominal I hanya satu kata di_d saja."
Depok: Universitas Indonesia, 1988
D127
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anti Krishardianti
"Adanya keinginan untuk mengetahui proses pembentukan verba berprefik be- dalam bahasa Belanda dan bagaimana pengaruh penambahan prefiks her- pada verba berprefiks be- merupakan titik tolak penulisan skripsi ini. Langkah awal tersebut, dilanjutkan dengan mengadakan pembahasan morfologis, sintaksis dan semantis dari verba berprefiks tersebut. Dan sebagai tujuannya, selain membuat deskripsi mengenai verba berprefiks be- dan herbe- juga ingin menjelaskan keproduktivitasan masing-masing prefiks tersebut. Untuk menunjang pembahasan korpus, dipakai beberapa teori seperti teori S.C. Dik dan J.G. Kooij (1981), Geerts (1985), A. Santen (1984), H. Schultink (1964), J.W. de Vries (1975) dan lain-lain. Kesimpulan yang didapat, pembentukan verba berprefiks be- dan herbe- mengarah pada perubahan morfologis, sitaksis dan semantis. Mengenai keproduktivitasan kedua prefiks ini tergantung dari kemampuannya bergabung dengan bentuk dasar tertentu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budhiyanthi Irma Samuel
"Tujuan dari penulisan skripsi ini yaitu untuk mengungkapkan proses morfologis yang dapat diterapkan dalam pembentukan nomina penanda wanita dalam bahasa Belanda, yang bersufiks -e, -es(se), -in, -ster, aresse, -euse, -rice dan -rix. Serta menjelaskan keproduktivitasan dari masing-masing sufiks penanda wanita dalam membentuk Npw. Dan sebagai tujuan terakhir akan diungkapkan faktor-faktor sosiolinguistik ape. raja yang mempengaruhi pembentukan dan penggunaan Npw. Teori Van Santen dan Aronoff digunakan sebagai patokan pembahasan pembentukan nomina penanda wanita. Sedangkan pembahasan mengenai keproduktivitasan dari sufiks penanda wanita dan faktor-faktor sosiollinguistik yang mempengaruhi pembentukan dan penggunaan Npw, dilandasi dengan beberapa pendapat dari pakar linguistik, seperti Schultink, Van den Toorn, Geerts, Adriaens dan lain-lain. Untuk membuktikan pendapat_-pendapat tersebut, kami mengadakan studi lapangan dengan menyebarkan daftar isian yang berupa Npp, untuk diisi bentuk Npwnya. Selanjutnya kami akan mewancarai para informan yang mengisi daftar isian tersebut. Kesimpulan yang dapat ditarik, ada dua macam proses morfologis dan satu peraturan pelengkap yang diterapkan dalam pembentukan nomina penanda wanita. Sufiks -ster adalah yang paling produktif dan sufiks -e, -euse dan -rice memiliki potensi untuk menjadi produktif sedang_kan sufiks -aresse, -es(se), -in dan -rix tidak produktif lagi dalam membentuk Npw. Faktor-faktor sosiolinguistik yang mempengaruhi pembentukan dan penggunaan Npw yaitu tingkatan pekerjaan dan emansipasi wanita."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, R. Mawarni
"meniliti bilamana verba majemuk dapat di pisahkan dan bilamana tidak dapat dipisahkan..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S15838
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaldeini Gazali
"Pergeseran kelas kata dapat terjadi dalam proses terjemahan karena bahasa berbeda-beda dan tidak sama dalam mengkatagorikan kata. Untuk mendapatkan terjemahan yang tepat dan wajar, ide yang diungkapkan oleh kelas kata tertentu dalam bahasa Inggris seringkali diterjemahkan menjadi kelas kata lainnya dalam bahasa Indonesia.Tulisan ini meneliti apakah pergeseran kelas kata yang terdapat dalam data telah dilakukan dengan tepat dan wajar dan apakah terjadi pergeseran makna dalam tarjemajahannya.
Dari data yang diteliti terdapat sembilan jenis pergeseran kelas kata bahasa Inggris dalam terjemahan bahasa Indonesia. Pergeseran yang paling tepat adalah pergeseran pronomina bahasa Inggris menjadi nomina dalam bahasa Indonesia. Sedangkan pergeseran yang paling sering ditermukan adalah pergeseran adverbia bahasa Inggris menjadi verba dalam bahasa Indonesia dan pergeseran adverbia bahasa Inggris menjadi ajektiva dalam bahasa Indonesia. Kelas kata bahasa Inggris yang tidak mempunyai padanan kelas kata yang sama dapat diterjernahkan menjadi bentuk frase. Hal ini dapat dilakukan karena bahasa yang berlainan mempunyai cara yang berbeda untuk mengungkapkan makna."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S13958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yonathan Yohanes
"Bahasa Belanda memiliki bentuk-bentuk tersendiri dalam mengungkapkan pengertian ketaktunggalan atau kejamakan nominanya. Tidak demikian halnya dengan bahasa Indonesia yang pada dasarnya tidak mengena1 pembedaan bentuk tunggal dan bentuk tak tunggal dengan berbekal penelitian kepustakaan, penul i s mencoba mewujudkan penul isan ini secara deskriptif dan komparatif. Data yang ada penulis analisis sedemikian rupa sehingga dihararkan sedikit banyak dapat mewakili konsep jamak kedua bahasa tersebut. Diperoleh kesimpulan bahwa pengertian tunggal dan tak tunggal nomina bahasa Belanda berwujud pembedaan bentuk tunggal dan jamak. Bentuk jamak nomina bahasa Belanda ditandai dengan pengimbuhan sufiks jamak, -en, -s (-_s), -eren, -lui,-lieden dan sufiks jamak serapan pada bentuk tunggalnya. Berbeda dari bahasa Indonesia, yang tidak mengenal pembentukan jamak dengan jalan sufiksasi/afiksasi pada bentuk tunggalnya, kecuali sejumlah kata serapan yang sangat terbatas. Sebuah kata yang sama dapat berarti tunggal atau pun jamak, tergantung dari konteks dan situasi. Walau begitu dalam bahasa Indonesia kita dapat menemukenali gejala reduplikasi nomina dalam mengungkapkan ketaktunggalan. Bentuk reduplikasi tidak diperlukan lagi dalam bahasa Indonesia bila dalam frasa nomina sudah ada unsur yang menerangkan kejamakan yaitu numeralia. Sebaliknya dalam bahasa Belanda bentuk formal jamak dengan pengimbuhan sufiks penanda jamak harus tetap digunakan walaupun sudah ada numeralia yang menandai kejamakan nomina itu. Adanya kongruensi antara subjek dan predikat dalam kalimat bahasa Belanda dan penggunaan kata sandang tertentu dapat menandai tunggal dan taktunggalnya nomina. Sementara itu dalam bahasa Indonesia, reduplikasi ajektiva, penyertaan kata para, kaum, umat, reduplikasi verba tertentu yang disertai dengan konfik ber- -an -sampai penggunaan tertentu- dapat mengimplikasikan kejamakan nomina. Dengan mengontraskan konsep jamak nomina kedua bahasa, kita memperoleh pengertian yang jelas mengenai ketaktunggalan ini, dan tentu hal ini dapat memberikan sumbangan kepada bidang penerjemahan dan pengajaran bahasa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>