Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54530 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Akmal Johan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novrita Idayanti
"Dalam lebih seratus tahun belakangan, fokus riset dan pengembangan magnet permanen terletak pada pencarian fasa magnetik baru sehingga ditemukannya berbagai senyawa material magnet permanen. Tercatat dalam sejarah pengembangannya, fasa magnetik Nd12Fe14B yang ditemukan pada tahun 1993 merupakan fasa magnetik magnet permanen terkuat sampai saat ini. Sejak dimulainya abad 21, ternyata pengembangan riset magnet permanen tidak lagi fokus pada pencarian fasa magnetik baru, tetapi lebih kepada rekayasa struktur diantaranya magnet permanen berbasis nanokomposit. Magnet nanokomposit adalah jenis magnet permanen baru yang merupakan hasil penggabungan dua atau lebih fasa magnetik keras dan lunak dengan struktur yang mengizinkan terjadinya efek interaksi antar butir atau grain exchange interaction. Efek interaksi antar grain dalam struktur nanokomposit menghasilkan karakteristik baru magnet permanen berupa peningkatan nilai magnetisasi remanen (Mr), magnetisasi saturasi (Ms), dan produk energi maksimum (BH)maks. Pada penelitian ini, telah dipelajari magnet nanokomposit terbuat dari fasa magnet permanen stronsium heksaferit (SrFe12O19) dan fasa magnet lunak cobalt ferit (CoFe2O4) dengan menerapkan metode pemaduan mekanik dilanjutkan dengan perlakuan ultrasonik daya tinggi. Serbuk halus material magnetik SrFe12O19 dipersiapkan dari bahan baku oksida besi (Fe2O3) dan stronsium karbonat (SrCO3) dengan teknik pemaduan mekanik, demikian juga serbuk halus CoFe2O4. Kedua jenis serbuk material magnetik tersebut juga menerima perlakuan ultrasonik daya tinggi agar terjadi destruksi lanjut ukuran serbuk masuk kedalam ukuran skala nanometer. Magnet nanokomposit yang dipelajari pada penelitian ini memiliki rasio fraksi massa SrFe12O19/CoFe2O4 masing-masing adalah 70:30, 75:25, 80:20, dan 85:15. Rekayasa struktur komposit dilakukan dengan menggunakan ukuran serbuk bervariasi, baik ukuran serbuk senyawa SrFe12O19 maupun senyawa CoFe2O4. Temperatur sintering 1000–1200 °C diterapkan pada magnet komposit untuk mengetahui suhu sintering optimal terjadinya difusi pembentukan magnet nanokomposit terbaik. Sifat kemagnetan empat variasi kombinasi ukuran serbuk SrFe12O19 dan CoFe2O4 dalam struktur komposit masing-masing kombinasi antara serbuk berukuran mikron dan nano menunjukkan bahwa efek interaksi butir antara fasa magnetik keras SrFe12O19 dan fasa magnetik lunak CoFe2O4 telah meningkatkan nilai Mr dan Ms magnet nanokomposit. Karakteristik magnet optimal yang didapat dari hasil penelitian ini adalah nilai Mr =34,55 emu/g, Ms =66,44 emu/g, Hc =3,11 kOe dan nilai (BH)maks hasil kalkulasi berdasarkan nilai Mr sudah melebihi nilai (BH)maks magnet SHF tunggal yaitu 1,12 MGOe (8.96 kJ.m-3) yang diperoleh dari magnet nanokomposit komposisi 80:20.

In the last hundred years, research and development of permanent magnets have been in the search for new magnetic phases. Hence, various compounds of permanent magnet materials have been discovered. During the story of its evolution, the magnetic phase Nd12Fe14B which was identified in 1993 remains the strongest permanent magnet to date. Nevertheless, since the start of the 21st century, it works out that the growth of permanent magnet research is no longer concentrating on finding new magnetic phases, but rather on structural engineering, including nanocomposite-based permanent magnets. Nanocomposite magnets are a new type of permanent magnet which is the result of combining two or more hard and soft magnetic phases with a structure that allows grain exchange interactions to occur. The interaction effect between grains in the nanocomposite structure produces new characteristics of permanent magnets in the form of an increase in the value of remanent magnetization (Mr), saturation magnetization (Ms), and maximum energy product (BH)max. In this research, nanocomposite magnets made of hard phase strontium hexaferrite (SrFe12O19) and soft phase cobalt ferrite (CoFe2O4) prepared through the mechanical alloying method followed by high power ultrasonic treatment have been studied. The fine powder of SrFe12O19 was prepared from iron oxide (Fe2O3) and strontium carbonate (SrCO3) by a mechanical alloying technique likewise, the fine powder CoFe2O4. Both types of magnetic material powders also received high power ultrasonic treatments to allow further destruction of the powder size into the nanometer scale. The nanocomposite magnets understudied had mass fraction ratios of SrFe12O19/CoFe2O4, respectively 70:30, 75:25, 80:20, and 85:15. The structural engineering of the composite was carried out using various powder sizes, both the size of SrFe12O19 and CoFe2O4. The sintering temperature of 1000–1200 °C was applied to the composite magnets to determine the optimal sintering temperature for the best diffusion of nanocomposite magnet formation. The magnetic properties of nanocomposite magnets with four size combinations of SrFe12O19 and CoFe2O4 powders in the composite structure of each combination of micron and nano-sized powders showed that the grain interaction effect between the hard magnetic phase SrFe12O19 and the soft magnetic phase CoFe2O4 had increased the Mr and Ms values of the nanocomposite magnets. The optimal magnetic characteristics obtained from the results of this study are the value of Mr = 34.55 emu/g, Ms = 66.44 emu/g, Hc = 3.11 kOe. The value of (BH)max calculated from Mr has exceeded that of the single-phase SHF magnet which is 1.12 MGOe (8.96 kJ.m-3)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seto Wibowo
"Sifat magnetik dan dielektrik dari material Fe3-x(Zn1-yMgy)xO4 telah dipelajari. Fasa material Fe3-x(Zn1-yMgy)xO4 dibuat dengan metode pemaduan mekanik. Karakterisasi difraksi sinar - X (XRD), RLC dan Permagraf dilakukan pada material. Dari karakterisasi XRD diketahui fasa dan parameter kisi dengan bantuan software Match! dan GSAS. Hasil menunjukkan bahwa material Fe3-x(Zn1-yMgy)xO4 memiliki fasa tambahan selain fasa Fe3O4 yaitu fasa Fe2O3. Melalui uji permagraf didapatkan nilai saturasi magnetisasi dan koersivitas. Nilai magnetisasi saturasi dari material akan menurun jika jumlah Mg lebih banyak dibanding Zn, dan kemudian akan turun saat tidak ada subtitusi Zn. Data yang didapat melalui uji RLC adalah impedansi bahan yang diolah untuk mendapatkan nilai reflection loss. Grafik menunjukkan saat subtitusi Zn diganti oleh Mg maka nilai reflection loss bahan akan turun.

Magnetic and dielectric properties of material Fe3-x(Zn1-yMgy)xO4 been studied. Material phase Fe3-x(Zn1-y Mgy)xO4 prepared by mechanical alloying method. The characterization that had been done in material include X-Ray Diffraction (XRD), RLC, and Permagraf. The XRD test has give information about how many phase and lattice parameter in material with Match! and GSAS software support. Result indicate that the material Fe3-x(Zn1-yMgy)xO4 has additional phase out of Fe3O4 phase, that is Fe2O3 phase. From permagraf test, magnetization saturation and coersivity magnitude can be obtained. Magnetization saturation from materials will be decrease if y increase, or if Mg quantity bigger than Zn, and then it will be decrease if Zn subtitution none . The data obtained through RLC in impedance of material, then processed to obtain the value of reflection loss. Graph indicate when Zn is replaced by Mg substitution the value of reflection loss of materials will decrease."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S44155
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanungkalit, Ucok P.
"Dalam perkembangan ilmu logam sering dilakukan penelitian untuk rnenemukan bahan-bahan alternarif yang mempunyal biaya produksi (cost of prodl'clion) re!atif lebih rendah dengan mutu (ql'aliry) yang dapat diandalkan. Material yang sering digunakan untuk komponen otomotif adalah baja dan untuk memperoleh material aiternatif dari baja dlkembangkan besi tuang nodular iferro casting ductile) yang mempunyai blaya produksi dan biaya pennesinan yang lebih rendah dibandingkan baja. Untuk meningkatkan s:ifat mekanis besl tuang ini dapat dBakukan proses perlakuan panas (heat treatmenl) terhadap besi tuang nodular. Tujuan penelltian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proses perlaku panas quenching-tempering terhadap slfat mekanis besi tuang bergrafit bulat (FCD 50) untuk mendapatkan material alternatif yang dapat digunakan untuk kompQnen otomotif sepcrti crankshaft dengan blaya produksi yang lebih rnurah. Dalam penelitian untuk memastikan bahwa mateiai yang dipakai adalah FCD 50, dilakukan pengujian komposisi menggunakan speCtrometer dan pengujian struktur mikro, Setelah itu maka dilakukan proses laku panas dengan metode quenchillf!~lemperi!ig. Dilakukan iaku panas quenching pada beberapa temperatur austenisasl dan dilakukan penahanan selama 30 menlt Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui temperatur austenisasi yang mengbasilkan kekerasan optimal setelah proses quenching Selanjutnya temperatur austenisasi optimal ini dijadikan acuan untuk melakukan percobaan tempering dengan wah.'tU tahan selama 30 menit pada dua temperatur untuk mengetahui temperatur tempering yang menghasilkan kekerasan yang optimal. Selanjutnya pada temperatur tempering ini dilakukan penguJtan kekuatan tarik. Penguj ian kekerasan yang dilakukan menggunakan rnesm uji kekerasan Brinell type Hardness Tester Torsee, BH3CS, pengujian kekuatan tarik dilakukan menggunkan mesin uji tarik Shimadzu type UH-100A dan pengujian mikrostruktur menggunakan microscope Unlo, Versament 2. Hasil yang diperoleh dari percobaan dianalisa mengapa dan bagaimana hast I tersebut dapat diperoleh, berdasarkan pembahasan tersebut dibuat kesimpulan mengenai pengaruh temperatur austenisasi terhadap kekerasan, pengaruh temperatur tempering terhadap kekerasan dan pengaruh per\akuan panas quenching-tempering terhadap kekuatan tarik. Besi tuang FCD 50 setelah menga)ami proses austenisasi pada temperatur 870°C, ditahan selam 30 menit kemudian quenchmg dengan menggunakan media oli setelah itu dilakukan tempering pada temperatur 400°C dapat meningkatkan kekuatan tarik lebih dari 1,5 kali lipat dan meningkatkan kekerasan 3 kali lipat. Dengan sifat seperti ini material dapat digunakan sebagai material aJtematif pengganti baja tempa untuk pembuatan crankshaft."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37114
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hinu Pramuji
"Penelitian ini membahas perubahan fasa dan karakterisasi material ferrite beads sebagai material penyerap gelombang elektromagnetik berbahan dasar Cupropinnel (CuFe2O4) pasca substitusi ion Mn terhadap ion Cu membentuk senyawa dengan komposisi Mn1-xCuxFe2O4 dimana x bernilai 0,25; 0,3; 0,4; 0,5; 0,75 dan MnCuFeO4. Preparasi material menggunakan metode paduan mekanik selama 30 jam diikuti dengan sintering pada dua suhu berbeda masing-masing 1100°C dan 1250°C untuk pembentukan fasa kristalin material. Pengujian XRD menunjukkan fasa yang didapat merupakan material banyak fasa (multiphase) dimana fasa dominannya merupakan fasa ferrite (Fe3O4) tetapi dengan perubahan dimensi kristal karena efek subsitusi. Berdasarkan hasil pengukuran magnetisasi didapatkan bahwa material cupropinnel komposisi Mn1-xCuxFe2O4 ini merupakan material soft ferrite dimana nilai magnetisaasi saturasi meningkat dengan bertambahnya fraksi ion Mn dan mencapai nilai paling tinggi sebesar 0.47 T diperoleh dari MnFe2O4. Nilai impedansi material Mn1-xCuxFe2O4 memiliki nilai tertinggi sebesar 1122 ohm yaitu terajadi pada frekuensi 400 MHz diperoleh dari komposisi Mn0.25Cu0.75Fe2O4. Keseluruhan material memiliki kemampuan menyerap gelombang elektromagnetik terutama pada jangkauan frekuensi 100-500 MHz dengan nilai reflection loss sampel material MnCuFeO4 memberikan nilai yang paling optimal yaitu sebesar 17.86 dB atau 80,34% intensitas gelombang elektromagnetik dapat diserap serapan pada frekuensi optimal 600 MHz, dan lebar pita penyerapan sebesar 250 MHz.

In this study, the phase transformation and results of material’s characterization for ferrite beads as electromagnetic wave absorbing materials based on Cupropinnel (CuFe2O4) after substitution of Mn ions in Mn1-xCuxFe2O4 materials are discussed. Materials preparation was carried out by mechanical alloying method for 30 hours and followed by a sintering at two different temperatures, respectively 11000 C and 1250 °C and has led to the formation of the crystalline phase material. Careful identification of diffracted peaks for respective XRD diffraction traces indicated that most of materials under investigation were multi-phase materials in which the main phase matched with that of magnetite phase (Fe3O4) but with a slight change in unit cell dimension due to substitution effects. Based on results of magnetization measurements, it is shown that cupropinnel materials with Mn1-xCuxFe2O4 composition are soft magnetic materials in which the total magnetization value increased with the increase of ionic fraction of Mn, and reached the highest value of 0.47 T obtained from MnFe2O4. The highest value for Impedance in Mn1-xCuxFe2O4 was 1122 ohms at a frequency of 400 MHz which was obtained from the Mn0.25Cu0.75Fe2O4 composition . It was found that all materials have the ability to absorb electromagnetic waves, especially in the frequency range 100-1000 MHz with a largest value of reflection loss for MnCuFeO4 sample was 17.86 dB. It means that about 80.34% of electromagnetic waves intensity can be absorbed by the material at the optimum frequency of 600 MHz the absorption band width for the material was 250 MHz."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryanarayana, C.
New York: Marcel Dekker, 2004
671.37 SUR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maykel T.E. Manawan
"Pada penelitian ini dipelajari efek substitusi pasangan ion Ti2+-Mn4+ terhadap sifat magnetik dan sifat absorpsi gelombang mikro pada senyawa barium hexaferrite (BHF) dengan komposisi BaFe12-2xTixMnxO19 dimana x = 0.0, 0.2, 0.4, 0.6 dan 0.8. Nano partikel senyawa BHF yang telah disubstitusi pasangan ion Ti2+-Mn4+ diproses dengan teknik pemaduan mekanik (mechanical alloying) dan destruksi ultrasonik daya tinggi dari prekursor-prekursor TiO, MnO2, BaCO3 dan Fe2O3. Karakterisasi menggunakan X-ray diffraction (XRD) menunjukan bahwa sampel yang dihasilkan merupakan fasa tunggal senyawa BHF dengan volume sel dan ukuran kristalit yang meningkat dengan peningkatan substitusi. Analisis XRD menunjukan ukuran kristalit < 70 nm untuk semua sampel, sedangkan morfologi yang teramati pada Scanning Electron Microscope (SEM) memperlihatkan ukuran grain diantara 200 ? 400 nm. Hal ini menunjukan bahwa tiap grain terdiri dari beberapa kristalit atau polycrystalline.
Karakterisasi ukuran partikel proses ultrasonik menggunakan Particle Size Analyzer (PSA) menunjukan ukuran partikel 49.21 nm. Analisa data XRD dengan metode Whole Powder Pattern Modeling (WPPM) menunjukan distribusi ukuran kristalit 49.14 nm dan hasil SEM menunjukan distribusi ukuran 60.01 nm. Hal ini menunjukan bahwa partikel yang dihasilkan terdiri dari kristal tunggal. Karakterisasi magnetik menggunakan magnetometer dan analisis dengan metode Law of Approach Saturation (LAS) menunjukan kenaikan nilai saturasi sampai pada x = 0.4 dan kemudian menurun pada peningkatan nilai substitusi lebih lanjut. Nilai koersivitas memperlihatkan tren menurun untuk peningkatan nilai substitusi. Hal ini menunjukan terjadinya pemilihan posisi substitusi kristalografi (site preferential occupation).
Karakteristik absorpsi gelombang mikro pada frekuensi 8 - 12.4 GHZ (X-band) menggunakan Vector Network Analyzer (VNA) menunjukan terjadinya peningkatan serapan sampai pada x = 0.6 (-24.9 dB, 11.3 GHz) kemudian kembali menurun pada x = 0.8 (-15.7 dB, 10.5 GHz) akibat penurunan sifat magnet yang signifikan. Selain itu terjadi pergeseran frekuensi serapan ke arah frekuensi yang lebih rendah akibat nilai koersifitas yang menurun dengan peningkatan nilai substitusi.
Efek pengecilan ukuran partikel dari ~200 nm ke ~50 nm menunjukan peningkatan nilai serapan oleh karena peningkatan hamburan ke segala arah dan polarisasi destruksi akibat rasio permukaan terhadap volume yang meningkat. Pergeseran frekuensi serapan ke arah frekuensi yang lebih rendah merupakan konsekuensi penurunan nilai koersivitas akibat pengecilan ukuran partikel. Nano komposit BHF dengan material dielektrik BaTiO3 dan C serta Fe menunjukan peningkatan nilai serapan dan pelebaran frekuensi serapan dengan nilai serapan tertinggi dihasilkan oleh kombinasi BHF-Fe (32.48 dB, 10.0 GHz) yang meningkat 30.5% dari BHF pada x = 0.6.

The effect of Ti2+-Mn4+ substitution on magnetic and microwave absorption properties has been studied for BaFe12-2xTixMnxO19 ferrite, where x varies from 0.0, 0.2, 0.4, 0.6 and 0.8. Nano particles of BHF substituted Ti2+-Mn4+ ions were obtained from mechanical alloyed and sonication from TiO, MnO2, BaCO3 dan Fe2O3 precursors. X-ray diffraction (XRD) patterns for sintered samples confirmed that the materials are consisted with single phase BHF structure with unit cell volume and crystallite size was found increase with increasing x. XRD analysis shows that the crystallite size is below 70 nm for all samples, but the grain morphology from SEM shows that the grains is in range of 200 - 400 nm, which concluded that each grain are polycrystalline.
Samples from sonication is characterized by Particle Size Analyzer (PSA) shows the distribution of 49.21 nm, Whole Powder Pattern Modeling (WPPM) that employeed to analyze XRD data shows the crystallite size distribution is 49.14 nm and SEM morphology shows the size distribution of 60.01 nm. This concluded that particles from sonication consist of single crystal. Magnetic properties that charaterized using magnetometer and analyzed using Law of Approach Saturation (LAS) shows the saturation magnetization is increases up to x = 0.4 and decrease for further substitution. The coercivity remains decreases monotonically with increasing substitution. These results were interpreted in terms of the site preferential occupation.
Microwave absorption properties that characterisized by Vector Network Analyzer shows increasing absorption until x = 0.6 (-24.9 dB, 11.3 GHz) and then decrease for x = 0.8 (-15.7 dB, 10.5 GHz) because of significant decrease the magnetic properties. The absorbtion peak also shifted to lower frequency because the coercivity was decrease as the substitution increase.
As the particle size decrease from 200 ? 50 nm, the absorbtion slightly increase because of the multiple scattering and destruction polarization effect with the increasing of surface to volume ratio. The absorbtion peak shift to the lower frequency as consequence of decreasing coercivity because of decreasing particle size. Nano composite of BHF with dielectric material such as BaTiO3 and C, also Fe, shows increasing absorbtion peak and widening absorbtion frequency. The highest value generated by a combination of BHF-Fe (32.48 dB, 10.0 GHz) nano composite which increased 30.5% from the BHF at x = 0.6.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
D1487
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shelvia Affifatus Sholikhah
"Senyawa subsitusi ion La terhadap ion Ba dan ion Mn dan Ti terhadap ion Fe pada senyawa magnet permanen Barium Hexaferrite telah dibuat melalui proses penghalusan mekanik dan sintering pada temperatur 11000C untuk pembentukan senyawa komposisi (Ba1-xLaxO) 6(Fe2-yMny/2Tiy/2O3) (x=0,05; 0,10; 0,15; 0,2 dan y=0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1.0). Tujannya adalah untuk mengetahui efek subsitusi terhadap perubahan struktur material, sifat kemagnetan dan karakteristiknya dalam penyerapan gelombang mikro. Hasil pengujian menunjukkan bahwa senyawa barium hexaferrite dengan subsitusi parsial ion Ba oleh La sampai dengan fraksi ion La 20 % masih merupakan material dengan fasa tunggal yaitu mengikuti fasa magnet permanen BaO.6(Fe2O3) tetapi dengan diikuti oleh perubahan dimensi sel satuan. Nilai koersifitas dan remanen magnet meningkat seiring dengan peningkatan fraksi ion La sampai dengan 20 % karena adanya penurunan volume sel satuan karena efek subsitusi. Ketika ion Mn dan Ti mensubsitusi ion Fe baik secara parsial maupun lengkap pada material dengan komposisi (Ba1-xLaxO) 6(Fe2-yMny/2Tiy/2O3) (x=0,05; 0,10; 0,15; 0,2 dan y=0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1.0) diketahui bahwa ada perubahan sifat kemagnetan magnet permanen yang cenderung menjadi magnet tidak permanen. Sebagai efek lain dari subsitusi ini adalah material memiliki kemampuan menyerap gelombang elektromagnetik pada jangkau frekuensi gelombang mikro dalam hal ini antara frekuensi 9 GHz sampai dengan 13 GHz.

La substitution for Ba ions and those of Mn and Ti for Fe ions in a Barium Hexaferrite BaO.6(Fe2O3) material have been prepared through mechanical alloying process and followed by a sintering at a temperatures 1100 0C for the formation of material with (Ba1-xLaxO) 6(Fe2-yMny/2Tiy/2O3) (x=0,05; 0,10; 0,15; 0,2 dan y=0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1.0) compositions. The objective is to find out the substitution effects on structural changes, magnetic properties and microwave absorption characteristics in the material. Results and evaluation showed that the La substituted barium hexaferrite of up to 20% ionic fraction are remain a singlephase material with a permanent magnet BaO.6(Fe2O3) phase but a change in the unit cell dimensions was observed. It was found that value of coercivity and remanence magnetization increased with an increase in La ionic fraction at least up to 20%. The increase was caused by a decrease in unit cell volume due to substitution effects. In addition to this, when the Mn and Fe ions substituted the Fe ion either partially or fully in (Ba1-xLaxO) 6(Fe2-yMny/2Tiy/2O3) (x=0,05; 0,10; 0,15; 0,2 dan y=0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1.0) compositions the permanent magnet properties gradually decreased toward soft magnetic properties. As another effect of this substitution was that the material has the ability to absorb electromagnetic waves in the microwave frequency range, in this case between the frequency of 9 GHz and 13 GHz."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Evelyn Pratami
"Senyawa subsitusi ion Ba terhadap ion La dan ion Zn terhadap ion Mn pada senyawa berbasis Lantahanum manganites telah dibuat melalui proses penghalusan mekanik dan sintering pada temperatur 1100 0C untuk pembentukan senyawa komposisi La1-xBaxMn1-yZnyO3 (0≤x≤1 dan 0≤y≤1). Tujannya adalah untuk mengetahui efek subsitusi terhadap perubahan struktur material, sifat kemagnetan dan karakteristiknya dalam penyerapan gelombang mikro. Hasil pengujian menunjukkan bahwa senyawa Lanthanum manganite dengan subistusi parsial ion La oleh Ba sampai dengan fraksi ion Ba 30 % masih merupakan material dengan fasa tunggal yaitu mengikuti struktur kristal fasa LaMnO3 tetapi dengan diikuti oleh perubahan dimensi sel satuan serta penurunan nilai magnetisasi total dengan meningkatnya fraksi ion Ba. Ketika ion Zn mensubsitusi ion Mn untuk membentuk material dengan komposisi La0.8Ba0.2Mn1-yZnyO3 (0≤y≤1) diketahui bahwa material memiliki fasa tunggal sampai nilai y = 0,6 atau 60 %. Pada kompsosi dengan nilai y > 60 % muncul fasa kedua adalah La2O3 dan ZnO disamping fasa utamanya. Semua material hasil subsitusi ion Zn dengan komposisi La0.8Ba0.2Mn1-yZnyO3 (0≤y≤1) bersifat paramagnetik. Namun dari keseluruhan material yang dipelajari, material dengan komposisi La0.8Ba0.2Mn0.2Zn0.8O3 memiliki nilai reflection loss sebesar 10.03 dB intensitas gelombang mikro yang datang dapat dipantulkan pada frekuensi 11.3 GHz.

Compound Ba ions substituting for La ions and Zn ions to Mn ions in manganites Lantahanum-based compounds have been made through the process of mechanical grinding and sintering at temperatures 1100 oC to form compoounds with composition of La1-xBaxMn1-yZnyO3 (0≤x≤1 and 0≤y≤1). This research is to investigate the effect of substitution on structural changes in the material, magnetic properties and characteristics in a microwave absorption. The test results shows that the Lanthanum manganite compounds with partial ion substitution of La by Ba until Ba ion fractions up to 30% is still a single-phase material that follows LaMnO3 phase?s crystal structure but it is followed by changes in dimensions of the unit cell and decreasing value of total magnetization when Ba ion fractions increase. When the Zn ion substitute Mn ions to form materials with composition of La0.8Ba0.2Mn1-yZnyO3 (0≤y≤1), it is known that the material has a single phase up to the value of y = 0.6 or 60%. At composition with y values> 60% appears the second phase respectively La2O3 and ZnO in addition to the main phase. All materials from the results of Zn ion substitution with composition of La0.8Ba0.2Mn1-yZnyO3 (0≤y≤1) is paramagnetic. However from all of the studied materials, the material composition of La0.8Ba0.2Mn0.2Zn0.8O3 has reflection loss value of 10.03 dB microwaves intensity that are coming can be reflected at frequency of 11.3 GHz."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwardi Masrun
"Penelitian dilakukan terhadap komponen motor Diesel penggerak kapal buatan M.A.N. (Jerman) tipe KSZ 70/125 BL. komponen tersebut adalah mahkota torak (piston crown) yang dibuat dari baja-paduan DIN 34 Cr Mo 4 dan dirancang terhadap tekanan gas pembakaran, gaya inersia dan pengaruh kenaikan suhu yang tinggi waktu motor Diesel bekerja.
Kenaikan suhu tinggi bisa mengakibatkan siklus thermal serta beban thermal yang besar sehingga kekuatan material turun. Akibatnya bisa menimbulkan kerusakan berupa pecahan, retak, oksidasi (berwarna hitam/hangus) dan diperkirakan telah ter jadi perubahan struktur material serta perubahan sifat mekanisnya. Untuk menentukan sampai berupa jauh pengaruh kenaikan suhu tinggi terhadap perubahan struktur material dan sifat mekanis, dilakukan penelitian serta pengujian terhadap material tersebut.
Dari hasil pengujian komposisi kimia diketahui bahwa kandungan carbon dan chromium pada baja paduan ini tinggi, serta kadar molybdenum lebih rendah dari yang seharusnya menurut DIN 34 Cr Mo 4.
Referensi 4 menyatakan bahwa kandungan carbon dan chromium tinggi mengakibatkan terbentuknya chromium karbida (Cr23 C6) sedangkan penambahan molybdenum bertujuan meningkatkan sifat mekanis baja pada suhu tinggi.
Pengujian simulasi pemanasan memperkuat dugaan bahwa pada suhu pengujian yang tinggi memperlihatkan telah terbentuk karbida yang kemungkinan adalah chromium karbida.
Dengan terbentuknya chromium karbida, baja menjadi Betas serta akibat kadar molybdenum yang rendah kekuatannya menurun pada suhu tinggi. Karenanya pada waktu baja tersebut mengalami siklus thermal tinggi telah menyebabkan terjadi kerusak an yang berupa retakan-retakan antar butiran (intergranular) akibat thermal fatigue."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>