Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153858 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Imelda Eva R.
"Salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan mekanik kompasit adalah dengan mengkombinasikan beberapa serat penguat dalam susunan yang berbeda untuk mencegah terjadinya ketUsakan awal. Pada penelilian ini kombinasi lapisan serat pada laminat akan dievaluasi untuk melihat ketahanan material komposit terhadap beban tekan dan impak. Penelitian ini menggunakan resin polyester sebagai matrik dan serat gelas tipe E berbentuk Olopped Strand Mat (CSM) dan Woven Ravings (WR) sebagai penguat Pembuatan material tnt dilakukan dengan teknik laminasi basah secara manual dangan mengkombinasikan susunan lapisan semt pada laminat sebanyak 10 (sepuluh) lapisan dengan kombinasi susunan sebagai berikut: O%CSM-100%WR : 10 lapisan serat WR 21J%CSM-80%WR: CSM-8WR-(;SM 40%CSM-150%WR: CSM-WR·CSM-4WR-C5M-WR-csM 60%CSM-40%WR: CSM-WR-csM·WR-2CSM-WR-csM-WR-csM 80%CSM-20%WR: CSM-WR-OCSM-WR-(;SM 100%CSM-0%WR : 10 lapisan semt CSM Kemudlan dilakukan pengujian tekan berdasarkan standar ujf tekan AS7M 0695-90 dan pengujian fmpak ben:fasarkan standar uji tmpak AS7M 0256-93.4. Dan dilanjutkan dengan pengamalan kerosakan makro komposit aldbat pembebanan yang diberikan. Data yang diperofeh menunjukkan bahwa kekuatan tekan sangat tergantung pada tahanan komposit dalam mencegah lentur serat (fibre buckling) dan perpatahan semt Serat CSM memiliki kemampuan dalam mencegah lentur serat pada daerah tengah sedangkan serat WR memiliki kemampuan mencegah perpatahan semt pada bagian pinggit; sehingga kekuatan tekan terlinggi dimiliki komposit 60%CSM-40%WR dengan susunan CSM-WR-(;SM-WR-2CSM-WR-csMWR ·CSM. Sedangkan kekuatan impak sangat tergantung pada ketahanan serat dalam mendistribusikan beban impak dan dalam menahan beban impak"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Oktora
"Dewasa ini, penggunaan material komposit serat geias/poliester semakin banyak diminati pada aplikasi lingkungan air karena sifatnya yang mama, yaitu tingginya rasio kekuatan terhadap berat dan pembuatan bentuk yang tak terbatas serta kemurahan bahan-bahan bakunya. Dengan adanya kombinasi antara beban selama pemakaian (tekanan hidrostatis) dan lingkungan pemakaian seperti perendaman dan temperatur tinggi, komposit sefat gelas/poliester mempunyai keterbatasan. Dengan perendaman dan temperatur tinggi akan sama-sama mengurangi kekuatan matriks, sehingga akan mengurangi kekuatan tekan arah longitudinal komposit serat gelas/poliester, yang dikenal sebagai matnir dominated strength. Sampel komposit pada penelitian ini adalah kombinasi resin poliwter jenis General Purpose (GP) dan serat gelas jenis E-glass dengan bentuk Chopped Strand Mat (CSM) dan Woven Roving (WR). Dimana serat gelas tersusun dengan urutan: 3CSM, IWIL BCSM, IWR, ZCSM. Sampe! ini direndam pada media air selama 552 jam dengan variasi temperatun 26°C, 6o°C, dan 90°C Adapun dimensi dan pengujian tekan mengguuakan standar ASTM D695-80. Dan pengamatan foto makro dilakukan terhadap perpatahan yang terbentuk pada setiap kondisi. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perendaman hingga di bawah temperatur gelas (Ts=73°C [12]) akan menyebabkan pertambahan berat, sementara di atas temperatur gelas, tidal: menyebabkan pertambahan berat komposit serat gelas/poliester. Peningkatan temperatur perendaman akan menyebabkan penurunan kekuatan tekan arah longitudinal komposit serat gelas/poliester. Pada perendaman di bawah temperatur gelaa, penunman kekuatan telcan arah longitudinal dipengaruhi oleh penyerapan air pada matriks, sedangkan di atas temperatur gelas, dipengaruhi oleh temperatur tinggi. Pada perendaman di bawah temperatur gelas, peningkatan temperatur akan menyebabkan semakin terbukanya perrnukaan retak. Sedangkan pada perendaman di 8183 tempemturgelas, perpatahan menjadi sangat getas yang pelepuhan metriks (matrix blistering). Mode perpatahan akibat beban tekan arah longitudinal adalah shear mode. Dan perambatan retak terjadi pada serat gelas WR."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41951
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Aria Putra
"Penggunaan komposit sebagai material baru telah mencakup pada bidang yang amat luas seperti pada bidang automotif, kelautan, luar angkasa dan lain sebagainya. Pada penerapannya kekuatan mekanis material komposit sangat dipengaruhi oleh temperatur lingkungannya, khususnya setelah temperatur melewati temperatur transisi gelas (Tg).
Dalam penelitian ini akan diamati pengaruh temperatur terhadap kekuatan mekanis material komposit. Material komposit yang digunakan adalah komposit serat gelas/poliester dengan metode pembuatan laminasi basah manual. Sera gelas yang digunakan yaitu kombinasi serat gelas tipe E jenis Chopped Strand Mat (CSM) dan Woven Roving (WR), dengan susunan 3CSM-WR-3CSM-WR-2CSM, sedangkan matriks yang digunakan yaitu resin poliester. Terhadap material dilakukan pemanasan selama 120 menit dengan variasi temperatur 60C, 80C, dan 100C kemudian didinginkan di udara terbuka. Sebagai pembanding beberapa komposit tidak dipanaskan. Kemudian dilakukan pengujian tarik (ASTM D 638), pengujian tekan (ASTM D 695), dan pengujian lentur (ASTM D 790). Pengujian tersebut dilakukan pada temperatur ruang. Mekanisme perpatahan yang terjadi akibat pembebanan diamati dengan menggunakan mikroskop optik.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan naiknya temperatur pemanasan maka kekuatan tarik dan kekuatan lentur komposit serat gelas/poliester mengalami penurunan. Kekuatan tekan komposit serat gelas/poliester lebih rendah dibanding kekuatan tariknya untuk setiap temperatur pemanasan. Perpatahan yan terjadi akibat pembebanan tarik cenderung bersifat getas dengan terjadinya pelepasan ikatan antara matriks dengan serat, dan patahnya matriks dengan serat yang tertarik ke luar. Dengan naiknya temperatur pemanasan mode perpatahan yang terjadi akibat pembebanan tekan pada arah longitudinal cenderung menunjukkan perpatahan ekstensional. Perpatahan yang terjadi akibat pembebanan lentur dimulai pada lapisan terluar yang berlawanan dengan titik pembebanan yang kemudian diikuti oleh lapisan yang berdekatan, dengan kerusakan berupa hancurnya matriks, patahnya serat dan delaminasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47859
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhlis
"Peningkatan penggunaan material komposit dalam aplikasi bidang teknik menuntut tersedianya material ini dengan sifat mekanik yang tinggi. Salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan mekanik material komposit adalah dengan mengkombinasikan beberapa jenis penguat (serat) yang dibuat dalam bentuk laminat.
Dalam penelitian ini digunakan kombinasi serat gelas tipe E jenis Chopped Strand Mal (CSA/U dan Woven Roving (WR) dan matriks resin polyester dengan merk dagang DECIJDE PH-164M Serat gelas jenis CSM mempunyai ikalan yang baik dengan resin sehingga dapat mencegah delaminasi, sedangkan sera! gelas jenis WR memiliki kekuatan tarik yang tinggi dalam arah longitudinal. Proses pembuatan sampel dilakukan dengan metode laminasi basah manual. Kemudian dilakukan pengujian tarik dengan menggunakan standar ASTM D 638M untuk diketahui kekuatan tarik. Mekanisme perpatahan yang terjadi akibat beban tarik diamati dengan menggunakan mikroskop optik.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kekuatan tarik komposit meningkat dengan bertambahnya jumlah Iapisan serat WR. Kekuatan tarik terendah didapat pada komposisi 100% CSM dan kekuatan tarik tertinggi adalah pada komposisi 100% WR. Juga dengan bertambahnya jumiah lapisan serat WR, fraksi volume serat meningkat. Mekanisme perpatahan yang terjadi pada komposir akibat pembebanan tarik merupakan gabungan perpatahan pada serat, perparahan pada matrike, retak matrik dan delaminasi. Lapisan serat CSM cenderung mengulami pemisahan serat setelah menerima beban tarik, sedangkan pada lapisan serat WR proses delaminasi merupakan mekanisme perpatahan yang dominan terjadi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryana
"Komposit serat gelas/poliester telah banyak digunakan pada aplikasi perkapalan, dimana dalam aplikasinya pengaruh lingkungan telah terbukti dapat menurunkan sifat-sifatnya baik sifat fisis dan sifat mekanisnya. Salah satu pengaruh lingkungan yang sering dialami oleh material ini adalah adanya kenaikan temperatur. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh temperatur pemanasan terhadap kekuatan impak dan lentur 4 titik material komposit serat gelas/poliester. Spesimen yang dipakai adalah komposit serat gelas/poliester yang dibuat dengan menggunakan metode laminasi basah. Komposisi dari serat gelas adalah 80% CSM dan 20% WR dengan susunan [3CSM/IWR/BCSM/IWR/2CSM]. Kcmudian pada material ini dilakukan pemanasan pada suatu dapur dengan variasi temperatur 60°C, 80°C, dan 100°c. Selanjutnya dilakukan pengujian impak metode Charpy dengan standar pengujian ASTM D256-93a dan pengujian lentur 4 titik dengan standar pengujian ASTM D790-92. Disamping itu untuk mengetahui bentuk dan mode perpatahan yang terjadi dilakukan foto makro dan mikro pada sampel yang telah diuji. Hasil pengujian impak, menunjukkan bahwa pengaruh temperatur terhadap kekuatan impak tidak dapat diketahui. Hasil pengamatan patahan akibat pembebanan impak menunjukkan mode kegagalan total dari material komposit ini yaitu berupa patah serat, delaminasi, hancumya matriks dan fiber pull-out. Hasil pengujian lentur 4 titik menunjukkan bahwa pengaruh temperatur pemanasan terhadap kekuatan lentur cenderung naik sampai temperatur 80°C, kemudian turun kembali pada pemanasan selanjutnya. Pengamatan perpatahan akibat pembebanan lentur 4 titik menunjukkan mode kegagalan yang didominasi oleh delaminasi pada daerah antarmuka WR dan CSM dan pengamatan patahan mikro memperlihatkan adanya retak matriks, patahan akibat lentur pada daerah WR."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47858
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Donald
"Penggunaan material komposit serat gelas-poliester dewasa ini sangat banyak dijumpai pada aplikasi perairan disebabkan sifatnya yang menguntungkan yaitu ringan. rasio kekuatan tinggi terhadap berat, pembuatan bentuk yang tidak terbatas dan harga bahan baku yang rendah serta kemudahan memperoleh bahan bakunya. Namun adanya lingkungan pemakaian seperti perendaman dan temperatur tinggi. komposit serat gelas-poliester memiliki keterbatasan seperti menurunnya sifat mekanis komposit serat gelas-poliester. Pada penelitian ini akan dievaluasi pengaruh perendaman dan temperatur terhadap kekuatan komposit serat gelas poliester. Dalam penelitian ini spesimen komposit merupakan kombinasi dari serat gelas jenis E-glass dan resin poliester jenis GP (general purpose). Serat gelas yang digunakan berbentuk CSM (chopped strand mar) dan WR (woven roving) dengan susunan: 3CSM- I WR - 3CSM - 1 WR - 2CSM Sebagian spesimen tidak direndam (pada temperatur ruang) dan sebagian lagi mengalami perendaman pada temperatur 25'C, 60'C dan 90'C selama 23 hari (552 jam). Setelah itu dilakukan uji tarik arah longitudinal terhadap salah satu serat WR Standar uji tarik yang digunakan adalah ASTM D-638M Pengamatan struktur makro dan mikro selanjutnya dilakukan terhadap bentuk kerusakan yang terjadi pada setiap kondisi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pada perendaman di bawah temperatur gelas (73' C) kadar air yang terserap meningkat dengan naiknya temperatur perendaman, sedangkan di alas temperatur gelas, kadar air yang terserap justru mengalami penurunan. Kekuatan tarik spesimen mengalami penurunan dengan naiknya temperatur perendaman. Warna spesimen juga mengalami perubahan dari hijau bening menjadi putih kekuningan dan tekstur permukaan spesimen semakin kasar dengan naiknya temperatus perendaman. Bentuk perpatahan yang terbentuk pada komposit serat gelas-poliester meliputi patah intralaminer, interlaminar dan translaminer."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S40936
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S40945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>