Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142276 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Wibowo Mangunwardoyo
"Enam isolat bekteri pembentuk histamin telah ditapis untuk melihat kemampuannya menghasilkan histamin pada medium Niven termodifikasi. Hasil penapisan menunjukkan ke enam isolat mampu menghasilkan histamin dengan ditandai terjadinya perubahan warna merah jambu/pink pada medium. Produksi histamin ke enam isolat pada medium Niven cair diukur menggunakan metoda Hardy & Smith. Hasil uji menunjukkan ke enam isolat menghasilkan histamin pada medium cair sebanyak 92,35 - 305,49 mg/100 ml medium. Dari enam isolat tersebut, Enterobacter spp. menghasilkan aktivitas tertinggi (305,49 mg/100 ml). Medium sintetik digunakan untuk mempelajari pola pertumbuhan dan waktu optimum produksi enzim HDC pada Enterobacter spp and Morganella morganii (kontrol). Hasilnya menunjukkan bahwa untuk kedua jenis bakteri tersebut, jam ke 8 merupakan waktu optimum untuk memproduksi enzim.

Selection and test of L-histidine decarboxylase enzyme activity of six isolates of histamine forming bacteria. Six isolates of histamine forming bacteria were screened to see the degree of ability in producing histamine on modified Niven?s medium. The result showed that the six bacteria were able to produce histamine by giving a pinkish color on the medium, which could be used as a preliminary identification of histamine-forming bacteria (HFB). The isolates were grown in liquid modified Niven medium to measure the production of histamine. The histamine produced were determined by Hardy and Smith method. The result showed that all of the isolates produced high level of histamine (92.35 - 305.49 mg/100 ml of the medium). From all of them, Enterobacter spp. produced the highest level of histamine (305.49 mg/100 ml). A synthetic medium was used to measure the growth pattern and optimum time required by Enterobacter spp and Morganella morganii (as control bacteria) to produce the L-histidine decarboxylase enzyme (HDC) which is responsible for histamine production. The result showed that for both bacteria, the optimum enzim production was 8 hours after incubation."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Editha Renesteen
"Sukrosafosforilase (SPase) adalah suatu enzim yang mengkatalisis sejumlah reaksi pemindahan gugus glukosil ke sejumlah molekul aseptor. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh SPase rekombinan dari E. coli BL-21 StarTM dalam skala besar, memperoleh karakter enzim berdasarkan bobot molekul dan aktivitas, dan mengetahui aktivitas transglikosilasi terhadap asam askorbat dan asam benzoat.
Berdasarkan hasil SDS PAGE, bobot molekul SPase rekombinan adalah antara 45 dan 66 kDa. Aktivitas SPase diukur dengan menggunakan sukrosa sebagai substrat dan produk akhir diukur sebagai NADPH pada 340 nm, dengan hasil aktivitas relatif 98,52% terhadap SPase standar. Aktivitas transglukosilasi menggunakan asam benzoat sebagai substrat menunjukkan produk pada KLT, sedangkan asam askorbat tidak menunjukkan terbentuknya produk pada KLT dan KCKT.

Sucrosephosphorylase (SPase) is an enzyme that catalyzes glucosyl transfer reaction to the amount of acceptor molecules. The objective of this study was to obtain the recombinant SPase from E. coli BL-21 StarTM in a large scale, to characterize the recombinant SPase by its molecular weight and activity, and to determine the transglucosylation activity using ascorbic acid and benzoic acid as substrate.
SDS PAGE result showed that molecular weight of recombinant SPase between 45 and 66 kDa. SPase activity was measured by using sucrose as substrate, and the end product was measured as NADPH at 340 nm; this resulting relative activity 98.52% to standard SPase. Its transglucosylation activity using benzoic acid as substrate showed a product by performing TLC while as using ascorbic acid did not by performing TLC and HPLC.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42759
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lisda Apriani
"Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat Teknologi Bioindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (LTBPTB- BPPT)-Serpong. Penelitian bertujuan mengetahui kemampuan delapan isolat bakteri dari limbah kulit udang asal Palembang dalam memproduksi enzim kitinolitik, serta menentukan suhu dan pH optimum untuk produksi enzim dari satu isolat terpilih. Pengujian aktivitas kualitatif enzim ditentukan dengan nilai indeks kitinolitik dan aktivitas kuantitatif enzim ditentukan dengan mengukur kemampuan enzim dalam menghidrolisis kitin menjadi N-asetilglukosamin. Semua isolat uji menunjukkan adanya zona bening dan indeks kitinolitik tertinggi ditunjukkan oleh isolat C15 dengan nilai 1,73. Tujuh isolat bakteri, C4, C6, C8, C12, C14, C15, dan D10 menunjukkan produksi enzim yang fluktuatif, kecuali isolat D6. Isolat D6 dipilih untuk penentuan suhu dan pH optimum dalam produksi enzim kitinolitik. Pengamatan produksi enzim kitinolitik isolat D6 dengan variasi suhu dan pH menunjukkan bahwa produksi enzim tertinggi pada suhu 30o C dan pH 7 (0,0643 U/mg; 0,0032 U/ml)."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S31531
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat
Teknologi Bioindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (LTBPTB-
BPPT)-Serpong. Penelitian bertujuan mengetahui kemampuan delapan
isolat bakteri dari limbah kulit udang asal Palembang dalam memproduksi
enzim kitinolitik, serta menentukan suhu dan pH optimum untuk produksi
enzim dari satu isolat terpilih. Pengujian aktivitas kualitatif enzim ditentukan
dengan nilai indeks kitinolitik dan aktivitas kuantitatif enzim ditentukan
dengan mengukur kemampuan enzim dalam menghidrolisis kitin menjadi
N-asetilglukosamin. Semua isolat uji menunjukkan adanya zona bening dan
indeks kitinolitik tertinggi ditunjukkan oleh isolat C15 dengan nilai 1,73. Tujuh
isolat bakteri, C4, C6, C8, C12, C14, C15, dan D10 menunjukkan produksi
enzim yang fluktuatif, kecuali isolat D6. Isolat D6 dipilih untuk penentuan
suhu dan pH optimum dalam produksi enzim kitinolitik. Pengamatan produksi
enzim kitinolitik isolat D6 dengan variasi suhu dan pH menunjukkan bahwa
produksi enzim tertinggi pada suhu 30o C dan pH 7 (0,0643 U/mg; 0,0032
U/ml)."
Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Agnes Elsha Maria
"Shigella dysenteria merupakan etiologi dari shigellosis. Bakteri ini menginfeksi manusia melalui jalur fekal-oral dan menyerang sistem gastrointestinal. Sementara itu, Staphylococcus epidermidis merupakan salah satu etiologi tersering kasus infeksi nosokomial khususnya pada penggunaan alat-alat kesehatan. Infeksi yang disebabkan oleh kedua bakteri ini masih banyak ditemukan di negara berkembang, salah satunya Indonesia. Tata laksana definitif dalam mengatasi penyakit yang disebabkan oleh kedua bakteri ini adalah pemberian antibiotik adekuat. Akan tetapi, telah terjadi peningkatan resistensi antibiotik terhadap kedua bakteri ini, sehingga sangat diperlukan penemuan kandidat antibiotik baru. Kandidat antibiotik baru yang berpotensi mengatasi permasalahan ini adalah asam galat dan propil galat.
Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian aktivitas asam galat dan propil galat dalam menginhibisi pertumbuhan kedua bakteri tersebut dengan menggunakan metode disk diffusion test dan menilai diameter zona hambat yang terbentuk. Terdapat 10 jenis perlakuan terhadap bakteri-bakteri ini yaitu gentamicin 10 μg sebagai kontrol positif, NaCl 0,9% dan alkohol absolut teknis 96% sebagai kontrol negatif, dan 7 jenis masing-masing senyawa asam galat dan propil galat dengan konsentrasi 16 - 1.024 mg/L. Penelitian ini dilakukan dengan 3 kali pengulangan (triplo).
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada zona hambat yang terbentuk (zona hambat = 0 mm) pada setiap konsentrasi asam galat dan propil galat. Uji Post-Hoc pada hubungan antara kontrol positif dan setiap konsentrasi asam galat dan propil galat diperoleh nilai p< 0,05 menunjukkan bahwa asam galat dan propil galat tidak dapat menghambat pertumbuhan Shigella dysenteriae dan Staphylococcus epidermidis secara signifikan.

Shigella dysenteria is the etiology of shigellosis. This bacteria infect humans through the faecal-oral route and attack the gastrointestinal system. Meanwhile, Staphylococcus epidermidis is one of the most common etiologies in nosocomial infections, especially in the use of medical devices. Infection caused by these bacteria is still widely found in developing countries, one of which is Indonesia. Definitive therapy in treating diseases caused by these bacteria is the use of adequate antibiotics. However, there has been an increase in antibiotic resistance to these bacteria, so it is necessary to find new antibiotic candidates. New antibiotic candidates that have the potential to overcome this problem are gallic acid and propyl gallate.
In this study, the activity of gallic acid and propyl gallate in inhibiting the growth of both bacteria was tested by using the disk diffusion test and assessing the diameter of the inhibitory zone formed. There are 10 types of interventions, namely 10 μg gentamicin as positive control, NaCl 0.9% and absolute alcohol 96% as negative control, and 7 variety concentrations of gallic acid and propyl gallate (16 - 1.024 mg/L). This research was carried out with 3 repetitions (triplo).
The results of this study showed that there was no inhibitory zone formed (inhibitory zone = 0 mm) at any concentration of gallic acid and propyl gallate. Post-Hoc test on the comparation between positive control and each concentration of gallic and propyl gallate obtained p < 0.05 showed that gallic acid and propyl gallate could not significantly inhibit the growth of Shigella dysenteriae and Staphylococcus epidermidis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erma Maryana
"Saat ini, biji kopi hijau banyak digunakan sebagai salah satu produk untuk anti obesitas. Di dalam kopi hijau mengandung senyawa bioaktif seperti asam klorogenat, kafein, dan trigonelin. Diantara senyawa-senyawa tersebut, asam klorogenat diketahui memiliki sifat anti obesitas melalui mekanisme inhibisi lipase pankreas. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan isolasi dan pengujian aktivitas inhibisi asam klorogenat dari ekstrak biji kopi hijau Temanggung terhadap lipase pankreas secara in vitro. Kandungan asam klorogenat dalam kopi hijau tergantung pada jenis dan lokasi tumbuh. Temanggung merupakan salah satu penghasil kopi hijau terbesar di pulau Jawa. Dari penelitian pendahuluan, diketahui bahwa kandungan asam klorogenat kopi hijau dari Temanggung lebih tinggi dibandingkan daerah lain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstraksi diikuti dengan pemurnian ekstrak biji kopi hijau. Parameter yang diamati adalah kandungan asam klorogenat (mg/mL) dan aktivitas inhibisi lipase pankreas (IC50). Isolasi telah dilakukan melalui beberapa tahap pemisahan meliputi: maserasi dengan methanol 70% menghasilkan ekstrak kasar CE dan ekstraksi dengan kloroform menghasilkan ekstrak AF. Selanjutnya dilakukan pemurnian menggunakan kromatografi kolom filtrasi gel dengan resin sephadex LH-20 menghasilkan isolat IS1, IS2, dan IS3. Analisis kualitatif dan kuantitatif dilakukan menggunakan KLT, HPLC dan LCMS/MS. Hasil analisa kualitatif dengan KLT, ekstrak CE dan AF menunjukkan adanya spot asam klorogenat. Adapun hasil analisa kuantitatif dengan HPLC menunjukkan bahwa ekstrak CE dan ekstrak AF mengandung asam klorogenat dengan konsentrasi masing-masing sebesar 3,18 mg/mL dan 4,52 mg/mL. Identifikasi senyawa dengan LCMS/MS menunjukkan bahwa isolat IS1-IS3 mengandung isomer asam klorogenat, diantaranya IS1 mengandung senyawa 4-CQA (asam 4-caffeoylquinat), dan 5-FQA (asam 5-feruloylquinat), IS2 mengandung 4-CQA (asam 4-caffeoylquinat), dan IS3 mengandung 1,5-diCQA (asam dicaffeoylquinat), 4-CQA (asam 4-caffeoylquinat), dan 5-FQA (asam 5-feruloylquinat). Pengukuran aktivitas inhibisi terhadap lipase pankreas menghasilkan nilai IC50 sebesar 5,82 µg/mL; 10,49 µg/mL; 38,03 µg/mL; 54,15 µg/mL; 209,77 µg/mL, berturut-turut untuk ekstrak CE, AF, dan isolate IS1, IS2, IS3. Dari hasil penelitian ini, diketahui aktivitas inhibisi yang paling tinggi terdapat pada ekstrak CE sedangkan kandungan asam klorogenat tertinggi terdapat pada ekstrak AF. Diduga aktivitas inhibisi lipase pankreas dipengaruhi oleh adanya efek sinergi antara isomer senyawa asam klorogenat. Ketika asam klorogenat dalam keadaan murni, aktifitas inhibisi lipase pankreas menurun. Berbeda dengan aktivitas inhibisi lipase pankreas dari ekstrak yang mengandung beberapa isomer. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aktivitas inhibisi tidak ditentukan oleh tingkat kemurnian ekstrak asam klorogenat tetapi dipengaruhi oleh sinergi antara isomer-isomernya

Nowadays, green coffee beans are widely used as one of the products for anti-obesity. Green coffee bean contains bioactive compounds such as chlorogenic acid, caffeine, and trigonellin. Among these compounds, chlorogenic acid is known to have anti-obesity properties through the mechanism of pancreatic lipase inhibition. The aim of this study was to isolate and examine the inhibitory effect of chlorogenic acid extracts in green coffee beans from Temanggung against pancreatic lipase enzymes in vitro. The content of chlorogenic acid in green coffee depends on the type and location they growth. Temanggung is one of the biggest producers of green coffee in Java island. From preliminary research, it was known that the chlorogenic acid content of green coffee from Temanggung higher than others. The method used in this study are the extraction and purification of chlorogenic acid in green coffee beans.The parameters observed were the content of chlorogenic acid (mg/mL) and the inhibitory effect toward pancreatic lipase (IC50). Isolation has been carried out through several step of separation consist of maceration with 70% methanol produced crude extracts CE and extraction with chloroform produced extracts AF. Finally, purification was performed using gel filtration column chromatography with LH-20 sephadex resin to produce IS1, IS2, and IS3 isolates. The qualitative and quantitative analysis was carried out using TLC, HPLC and LCMS/MS. The qualitative analysis with TLC showed that both CE and AF extracts have a chlorogenic acid spot. Whereas the quantitative analysis by HPLC showed CE and AF extract containing chlorogenic acid with each concentration of 3.18 mg/ml and 4.52 mg/ml, respectively. Identification compounds using LCMS/MS showed IS1-IS3 isolates contained isomeric chlorogenic acid. IS1 contained 4-CQA (4-caffeoylquinic acid), and 5-FQA (5-feruloylquinic acid), IS2 contained 4-CQA (4-caffeoylquinic acid), and IS3 contained 1,5-diCQA (dicaffeoylquinic acid), 4-CQA (4-caffeoylquinic acid), and 5-FQA (5-feruloylquinic acid). Measurement of inhibitory activity against pancreatic lipase resulted an IC50 value of 5.82 µg/mL; 10.49 μg/mL; 38.03 µg/mL; 54.15 µg/mL; 209.77 μg/mL, respectively for CE, AF, IS1, IS2, and IS3. The results of this study showed that the highest inhibitory activity found in the CE extract while the highest content of chlorogenic acid found in the AF extract. It is suspected that the inhibitory activity of pancreatic lipase influenced by the presence of a synergistic effect between isomers of chlorogenic acid. When chlorogenic acid is pure, the inhibitory activity of pancreatic lipase decreases. Unlike the inhibitory activity of pancreatic lipase from extracts which containing several isomers. It can be concluded that the inhibitory activity is not determined by the purity level of the chlorogenic acid extract but is influenced by the synergistic between the isomers."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hernita
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian isolasi dan seleksi bakteri termofilik
penghasil xilanase dari sumber air panas di desa Batukuya, Kabupaten
Serang, Propinsi Banten. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi
Bioindustri (LTB), BPP Teknologi, Serpong. Penelitian bertujuan
memperoleh isolat bakteri termofilik yang manghasilkan xilanase termostabil
dan mengetahui konsentrasi substrat dan pH optimum produksi xilanase dari
isolat bakteri tersebut. Isolasi diawali dengan regenerasi sampel yang telah
disimpan selama 18 bulan pada suhu -85° C menggunakan medium cair
LB+xilosa. Isolasi, purifikasi dan penghitungan indeks aktivitas xilanase
dilakukan pada medium padat LB+xilan (oat spelt). Isolat yang diperoleh
dihitung indeks aktivitas xilanolitiknya (IAX) dengan cara mengukur diameter
koloni dan diameter zona bening. Produksi xilanase dilakukan selama 24
jam; suhu 55° C; 150 rpm menggunakan medium cair LB + xilan dengan
variasi konsentrasi substrat 0,2%; 0,35%; 0,5%; 0,65% dan 0,8% (g/ml) dan
variasi pH 5, 6, 7, 8 dan 9. Enzim kasar yang diperoleh dihitung aktivitas,
kadar protein dan aktivitas spesifiknya. Hasil yang diperoleh hanya satu
isolat, yaitu isolat Bky/9/4a yang memiliki rerata IAX sebesar 3,09. Isolat
Bky/9/4a mencapai aktivitas xilanase dan aktivitas spesifik optimum pada
masa inkubasi 16 jam, sedangkan kadar protein relatif tetap selama masa
inkubasi. Produksi xilanase dengan variasi konsentrasi substrat mencapai aktivitas optimum pada konsentrasi 0,5% (8,85 U/ml), sedangkan produksi
xilanase dengan variasi pH mencapai aktivitas tertinggi pada pH 6 (16,64
U/ml). Hasil analisis statistik ANOVA pada α=0,05 menunjukkan bahwa
variasi konsentrasi substrat dan pH yang diuji tidak berpengaruh terhadap
aktivitas xilanase dan kadar protein."
Universitas Indonesia, 2007
S31435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>