Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 465 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Albrow, Martin
Yogyakarta: Tiara Wacana, 1989
352.63 ALB b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rudiarto Sumarwono
"Reformasi birokrasi merupakan faktor penentu keberhasilan keseluruhan agenda negara dan pemerintahan di Indonesia dalam kerangka upaya merealisasikan sebuah tata pemerintahan yang baik (good governance). Dalam kaitan itu maka perlu pelaksanaan reformasi birokrasi secara komprehensif dalam tiap-tiap aspeknya dan bukan lagi sekedar pembenahan parsial. Kementerian PANRB telah ditunjuk sebagai leading sector dalam pelaksanaan reformasi birokrasi 2010-2025. Namun demikian, apakah Kementerian PAN-RB memiliki kapabilitas dalam melaksanakan program reformasi birokrasi nasional? Problematika faktual yang dihadapi oleh Kementerian PAN-RB sebagai prime mover untuk melaksanakan reformasi birokrasi di Indonesia setidaknya: a) Keterbatasan sumber daya manusia b) keterbatasan otoritas c) keterbatasan dukungan pendanaan d) besarnya program reformasi yang harus dilaksanakan. Sedangkan conceptual framework bagi sebuah institusi yang mampu melaksanakan tata kelola pemerintahan yang dinamis (dynamic governance) sesuai dengan perubahan lingstranya maka institusi tersebut harus memiliki kapabilitas able people dan agile process dengan karakateristik thinking ahead, thinking again dan thinking across sebagaimana dinyatakan oleh Neo dan Chen. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menjawab 2 (dua) pertanyaan pokok, yaitu: 1) Bagaimana kesiapan kapabilitas Kementerian PAN-RB dalam melaksanakan Program Reformasi Birokrasi Nasional (RBN) ditinjau dari aspek able people dan agile process? 2) Bagaimanakah kendala di Kementerian PAN-RB dalam melaksanakan Program RBN ditinjau dari aspek able people dan agile process? Analisis terhadap people, process dan karakteristik thinking ahead, thinking again dan thinking across di Kementerian PAN-RB menemukan "kesenjangan" antara realitas aktual di kementerian dengan yang seharusnya dimiliki secara konseptual yaitu tersedianya able peole dan agile process guna melaksanakan berbagai program reformasi birokrasi dalam sebagai bagian dari upaya strategis Kementerian dalam melaksanakan dynamics governance. Ditengah kekurangmaksimalan able people serta agile process-nya, Kementerian PAN-RB tetap dapat mendesain dan melaksanakan program-program reformasi birokrasi yang strategis, komprehensif, integral dan masif. Hal ini dapat terjadi karena terdapat faktor yang sangat penting yaitu enabling macro policy environment yang terdiri dari: a) kepemimpinan yang transformasional b) policy community dan c) policy network.
Penelitian ini merekomendasikan bagi Kementerian PAN-RB untuk memperkuat able peple melalui penguatan talent scouting, people development, leadership dan people retaining. Untuk memperkuat agile process melalui peningkatan mengantisipasi masa depan, mengalokasi sumber daya serta menyusun program kerja dan unit kerja yang terintegrasi, baik secara horizontal maupun vertikal. Untuk kesinambungan program reformasi birokrasi nasional, Kementerian PAN-RB disarankan untuk segera memfinalisasi Roadmap RBN 2015-2019, RPJMN 2015-2019 serta blueprint untuk World Class Bureaucracy 2025."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
D1967
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beetham, David
Jakarta: Bumi Aksara, 1990
302.35 BEE b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fiki Ikrom Ibrahim
"Penelitian ini membahas pengaruh reformasi birokrasi dan remunerasi secara parsial maupun simultan terhadap perilaku koruptif di Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 170 responden yang disebar kepada pegawai negeri sipil (PNS) di Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis melalui analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa secara parsial hanya reformasi birokrasi yang berpengaruh signifikan terhadap perilaku koruptif, namun secara simultan reformasi birokrasi dan remunerasi berpengaruh signifikan terhadap perilaku koruptif di Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.

Focus of this study is to determine the influence of bureaucracy reforms and remuneration partially or simultaneously to corruptive behavior at The Coordinating Ministry for People's Welfare. Sample in this study amounted to 170 respondents were distributed to the employees of The Coordinating Ministry for People's Welfare. Data analysis methods used are quantitative analyzes using the validity and reliability test, the assumption of classical test, and a multiple linear regression analysis. Results of this study revealed that partially only bureaucracy reforms has a significant influence to corruptive behavior, but simultaneously bureaucracy reforms and remuneration has a significant influence to corruptive behavior at The Coordinating Ministry for People's Welfare."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34690
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Nurfitriana
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan
transformasional terhadap komitmen karyawan dalam menjalankan reformasi
birokrasi. Penelitian dilakukan di salah satu organisasi sektor publik di Jakarta
dengan jumlah sampel sebanyak 163 yang merupakan pegawai dari organisasi
tersebut. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kepemimpinan
transformasional adalah kuesioner Multifactor Leadership Questionnaires
(MLQ5X), dan kuesioner komitmen perubahan yang dikembangkan oleh
Herscovitch dan Meyer (2002) untuk mengukur komitmen karyawan terhadap
reformasi birokrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen karyawan
terhadap reformasi birokrasi dipengaruhi secara signifikan oleh kepemimpinan
transformasional. Kepemimpinan transformasional juga berpengaruh secara
signifikan terhadap komponen affective commitment to change dan normative
commitment to change, sedangkan kepemimpinan transformasional tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap continuance commitment to change. Hasil
penelitian ini menyarankan untuk melakukan analisis lebih lanjut mengenai
pengaruh gaya kepemimpinan yang lain yaitu, kepemimpinan transaksional,
laissez-faire, servant leadership, dan change leadership terhadap komitmen
karyawan dalam menjalankan reformasi birokrasi.

ABSTRACT
This research aims to analyze the influence of transformational leadership toward
commitment to bureaucracy reformation. The research was held in one of the public
sector organization in Jakarta with the 163 employees of the organization used for the
sample. The Multifactor Leadership Questionnaires (MLQ) was used to measure
transformational leadership and questionnaires developed by Herscovitch and Meyer
(2002) was used to measure commitment to bureaucracy reformation. The results showed
that commitment to bureucracy reformation was significantly influenced by
transformational leadership. The transformational leadership also has significant
influence on affective and normative commitment to change, whereas transformational
leadership has no significant influence on continuance commitment to change. The study
suggests conducting more analyses about the influence of other leadership style
(transactional, laissez-faire, servant leadership, and change leadership) toward
commitment to bureaucracy reformation."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34772
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Glenview, Ill.: Scott, Foresman, 1971
301.183 2 BUR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Bureaucracy in the living of modern state is an implementer institution to reach the goal of the state and governance. Bureaucracy practiced in the world of governance emerges a concept of governance bureaucracy that has become a determinant factor in conducting governance whereas the success of governance is determined by its governance bureaucracy. As success determinant in achieving the goal of the state, it is expected to be able to perform optimum role in governance implementation. Therefore, we need bureaucracy that is able to perform professionally and neutral. In carrying out the governance, neutrality professionalism bureaucracy can realize effective and afficient bureaucracy in order to achieve state goal especial to enhance public welfare. Therefore, effort to energizing bureaucracy is pretty needed to carry out governance."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Bandawati
"Judul : Birokrasi in the “Backstage” dalam Lakon Reformasi Birokrasi
Birokrasi dengan struktur organisasi yang tersusun secara hierarkis
ternyata tidak dapat sepenuhnya mengekang gerak para aparatur yang ada di
dalamnya, seperti yang terlihat dalam praktik-praktik sosial mereka saat
melaksanakan kebijakan reformasi birokrasi. Para aparatur secara sistem dan
struktur dituntut untuk dapat melaksanakan kebijakan tersebut sesuai dengan
aturan yang ditetapkan namun sebagai seorang aktor/agent mereka memiliki
keleluasaan untuk “bermain” dalam bentangan struktur yang ada. Terlebih lagi
kebijakan reformasi birokrasi dinilai tidak sesuai dengan budaya kerja yang telah
dipraktikan selama bertahun-tahun. Bentangan struktur justru menuntun agent
untuk melakukan praktik-praktik sosial dimana hal ini berarti struktur bukanlah
sesuatu yang sepenuhnya mengekang (constraint) tetapi disaat yang sama juga
membebaskan (enabling) sebagai proses timbal balik atau dualitas. Namun
kebebasan mereka dalam mengarungi struktur ternyata tidak dapat sepenuhnya
dilakukan dengan tanpa batas karena ada aturan main yang berlaku dalam ranah
(field) tempat mereka “bermain”. Sejauh dan sedalam apa para aparatur dapat
“bermain” mengarungi belantara struktur juga dipengaruhi oleh modal (capital)
yang dimilikinya. Berangkat dari hal tersebut, penelitian ini berusaha untuk
menggambarkan bagaimana birokrasi yang sebenarnya terjadi di “backstage”.
Bisa dikatakan “backstage” adalah tempat yang tepat untuk melihat potret
birokrasi yang sebenarnya karena di sini merupakan tempat persinggungan dari
struktur organisasi, budaya kerja, dan kebijakan reformasi birokrasi saling
bertemu dan mempengaruhi praktik-praktik sosial aparatur. Pada akhirnya
birokrasi yang selalu diidentikan sebagai sebuah bentuk organisasi modern pada
kenyataannya ternyata tidak dapat meninggalkan cara-cara tradisional dalam
praktik-praktik sosialnya sehari-hari.

Apparently, a well graded organizational structure in a bureaucracy could not
completely restraint the bureaucratic apparatus from making their moves as shown
in the social practices where they execute the bureaucratic reformation policy.
According to the system and structure, the apparatus are estimated to be able to do
the policy in tune with the regulation. However, as an agent, they have the
discretion to “play” within the structure. Moreover, the bureaucratic reformation
policy is assessed as something that isn’t in line with the work culture which has
been there for years. Structural expanse precisely guides the agent to be able to do
the social practices. It can be said that structure isn’t something that fully
constraint, but at the same time it can also enable the agent to maneuver, it’s a
dualism. There is no such thing as a complete freedom in a structure without
considering the rules existed in the field where the agent usually “play”. In
addition, capital owned by agents will affect their existence in the field during the
“play”. With the background stated, this research is trying to portray how
bureaucracy actually happens in the “backstage”. It can be assumed that
“backstage” is a suitable place to see the real picture of bureaucracy. In the
“backstage” you will see how organizational structure, work culture, and
bureaucratic reformation policy collide and influence the apparatus social
practices. At the end, it turns out that bureaucracy, which usually associated with
a modern organization, still uses some traditional ways in its daily social
practices.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan , 1998
352.6 PEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Reformasi birokrasi diharapkan dapat menciptakan pembenahan pada aspek regulasi, prosedur, dan penataan regulasi diharapkan akan mengatasi permasalahan yang terjadi seperti hyper regulation, tumpang tindih regulasi, berorientasi pada kualitas, ketidak sesuaian dengan perencanaan dan arah pembangunan, lemahnya peran kelembagaan, serta minimnya koordinasi antar kementerian/lembaga. diharapkan dengan danya reformasi regulasi terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar fungsi pemerintahan yang pada akhirnya dapat mengarahkan pembentukan regulasi sesuai dengan kebutuhan pembangunan serta dapat meningkatkan kualitas regulasi dalam rangka mendukung pencapaian prioritas pembangunan nasional. "
Jakarta : Biro Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi , 2019
320 JPAN 9 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>