Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20606 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Ken-Ichi Kawakatsu
Tokyo: Japan Travel Bureau, 1960
391.095 2 KEN k III
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Formagiu, Hedvig-Maria
Romania: Muzeul de arta populara al Republicii Socialiste, 1974
391.094 FOR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta : Lembaga Kajian Islam dan Studi (LKiS), 2005
303.372 OUT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cherin Vadila Yuniartha
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah religiusitas, need for uniqueness, self-concept, brand image, word of mouth dan perceived quality merupakan faktor-faktor yang secara signifikan dan positif memengaruhi clothing interest terhadap pakaian muslimah syari, pengaruh dan arah hubungan dari clothing interest terhadap purchase intention pada pakaian muslimah syari, dan menentukan efek moderating dari price consciousness terhadap hubungan antara clothing interest dengan purchase intention terhadap pakaian muslimah syari. Data diperoleh dari kuesioner daring yang terdiri dari 324 responden wanita beragama Islam yang merupakan WNI berusia 17 tahun keatas. Analisis data dilakukan menggunakan SPSS 22 dalam uji validitas dan reliabilitas data, dan LISREL 8.5.1 dalam analisis model pengukuran dan model struktural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa religiusitas dan perceived quality memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap clothing interest pakaian muslimah syari, self-concept dan brand image berpengaruh negatif dan signifikan terhadap clothing interest pakaian muslimah syari, clothing interest berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention pakaian muslimah syari, dan price consciousness memiliki efek moderating yang positif dan signifikan terhadap dari clothing interest terhadap purchase intention pakaian muslimah syari.

ABSTRACT
The purpose of this study is to determine whether religiosity, need for uniqueness, self-concept, brand image, word of mouth and perceived quality are determinants of clothing interest towards sharia moslema clothing positively and significantly. Therefore, this study will examine whether clothing interest has a positive and significant impact towards purchase intention of sharia moslema clothing, and whether price consciousness has a significant and positive moderating effect between clothing interest and purchase intention of sharia moslema clothing. Data obtained using online questionnaire with total data of 324 respondents which are Islamic women who are residents of Indonesia aged at least 17 years old. Data analysis is conducted using SPSS 22 for data analysis and LISREL 8.5.1 for measurement and structural model analysis. The results indicate that religiosity and perceived quality have a positive and significant impact towards clothing interest of sharia moslema clothing, self-concept and brand image have a negative and significant impact towards clothing interest of sharia moslema clothing and clothing interest has a positive and significant impact towards purchase intention of sharia moslema clothing. Finally, price consciousness has a positive and significant moderating effect between clothing interest and purchase intention of sharia moslema clothing."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joppke, Christian
Cambridge, UK: Polity Press, 2009
305.697 JOP v
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Atha Andhika
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara preferensi pakaian dan status identitas pada remaja laki-laki dan perempuan. Dalam mencapai kejelasan identitas diperlukan eksplorasi dan komitmen. Perbedaan individu dalam melakukan kedua hal tersebut selanjutnya dikenal sebagai status identitas. Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melakukan eksplorasi adalah pakaian. Walaupun demikian, belum ada penelitian yang membahas hubungan dari preferensi pakaian dan status identitas. Dalam penelitian ini terdapat 82 partisipan laki-laki dan 104 partisipan perempuan yang dilibatkan. Alat ukur preferensi pakaian digunakan untuk menggambarkan preferensi pakaian partisipan dan Extended Version of the Objective Measureof Ego-Identity Status (EOM EIS II) digunakan untuk mengukur status identitas. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara preferensi pakaian dan status identitas pada remaja laki-laki dan perempuan. Sementara, hasil yang sama juga terjadi pada pengujian hubungan antara status identitas dan subtahap usia remaja.

This study aimed to examine the relationship between clothing preference and identity status in adolescent boys and girls. In achieving identity, exploration and commitment is necessary. Individual differences in doing both of these are known as identity status. One of the tools that can be used to carry out exploration is clothing. However, no studies have addressed the relationship of clothing preferences and identity status. In this study, 82 male participants and 104 female participants were included. The clothing preference measuring tool used to describe clothing preference of the participants and EOM EIS II used to measure identity status. The main result of the study showed that there is no significant relationship between clothing preference and identity status in boys and girls adolescent. Meanwhile, the same result also occurs in testing the relationship between identity status and adolescence substages"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Ayu Hadianty
"ABSTRAK
Perkembangan fesyen muslim sejak tahun 2010 sampai dengan sekarang memiliki
makna dibalik keindahan estetika atau tampilan luar yang terlihat. Fesyen muslim
membuka peluang untuk perempuan muslim terlibat aktif di dalam masyarakat.
Studi kualitatif ini menggunakan analisis data wawancara mendalam disertai
dengan data-data pendukung untuk menjelaskan bagaiman proses pembentukan
dan perubahan identitas perempuan Islam melalui fesyen muslim dalam lingkup
HIJUP. Perkembangan fesyen muslim tidak hanya terkait dengan hal estetika atau
penampilan luar seorang perempuan muslim, melainkan juga membentuk
pandangan, nilai-nilai, cara hidup seorang perempuan. Terdapat makna mendalam
yang terkandung dalam perkembangan fesyen muslim. Tetapi yang terlihat selama
perkembangan awal hanya sebatas tampilan.

ABSTRACT
Muslim fashion developments since the year 2010 up to now have the meaning
behind the aesthetic or outward appearance looks. Muslim fashion opens
opportunities for muslim women actively involved in the community. This
qualitative study using in-depth interview data analysis accompanied with
supporting data to explain how the process of the formation and changes of
identity of Islamic women through muslim fashion within the scope of HIJUP.
Muslim fashion development is not only related with the aesthetic or outward
appearance of a musim women, but also shaping the view, values, way of life for
a woman. There is a deep meaning embodied in the development of muslim
fashion. But seen during early development only as appearance."
2017
S65822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Balqis Hasba
"Identitas muslimah seringkali dikaitkan dengan gagasan penggunaan hijab sebagai bentuk ketaatan terhadap agama. Dalam sirkuit budaya, individu memiliki kemampuan untuk membentuk kembali identitasnya dengan menghasilkan makna baru melalui beberapa proses. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengalaman muslimah yang menggunakan budaya cosplay untuk menyalurkan bakat dan kreativitas mereka dengan membuat budaya baru yaitu hijab cosplay. Cosplay merujuk pada kegiatan penggemar karakter media utama untuk meniru karakter favoritnya dengan mengadopsi ciri khas karakter tersebut. Kreativitas tersebut terletak dalam pengalaman sehari-hari hijab cosplayer, sehingga seluruh tindakan sosial hijab cosplayer adalah praktik bermakna untuk menciptakan makna dan budaya baru. Peneliti menggunakan teori sirkuit budaya Paul du Gay dan Stuart Hall untuk menganalisis negosiasi muslimah dalam proses penciptaan hijab cosplay. Metodologi yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dan diary study seperti teknik photo diary untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penciptaan hijab cosplay melalui proses identitas, produksi, konsumsi, regulasi, dan representasi yang saling mempengaruhi serta mendefinisikan satu sama lain. Identitas sebagai muslimah mempengaruhi bagaimana hijab cosplay diproduksi dan dijalankan. Kostum dan karakter yang ditampilkan menunjukkan bagaimana hijab cosplayer mengonsumsi suatu produk. Terdapat regulasi yang mengatur kegiatan hijab cosplayer seperti norma hijab cosplay yang berasal dari nilai-nilai Islam dan karakteristik cosplay. Keseluruhan proses pun merepresentasikan dan direpresentasikan oleh penampilan hijab cosplayer dalam kehidupan sehari-hari. Budaya hijab cosplay menjadi arena bagi muslimah untuk menciptakan makna dengan menyatukan dua wacana — praktik cosplay dan hijab— melalui tindakan sehari-hari.

The identity of muslim women is often associated with the idea of using hijab as a form of obedience to religion. Based on circuit of culture theory, individuals have the ability to reshape their identity by generating new meanings through several processes. This research aims to examine the experiences of hijab women who make use of cosplay culture to represent their talents and creativity by creating a new culture. The creativity lies in the everyday life of hijab cosplayer so that hijab cosplayer’s social actions are meaningful practice to create new meaning and culture. This research uses circuit of culture theory by Paul du Gay and Stuart Hall to analyse hijab cosplayer’s experiences in the process of making hijab cosplay. The method used in this research is the qualitative research method and diary study photo study technique to collect the data. The result of this research shows that the process of creating hijab cosplay pass through identity process, production, consumption, regulation, and representation that interplay and define one another. Their identity as hijab women influence how hijab cosplay was produced and carried out. The costume and the character that they are cosplaying relate to how hijab cosplayers consume a product. There are regulations that regulate the activities of hijab cosplayers, such as the norm of hijab cosplay which comes from Islamic values and cosplay characteristics. Such as the norm of hijab cosplay which comes from Islamic values and cosplay characteristics. The whole process also represents and represented by the appearance of hijab cosplayers in everyday life. Therefore, hijab cosplay culture become an arena for hijab women to create new meanings by uniting two discourses — the practice of cosplay and hijab —through daily practice."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>