Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14199 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Parsudi Suparlan, 1938-2007
Jakarta: YPKIK Press, 2005
305.8 PAR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Parsudi Suparlan, 1938-2007
Jakarta: Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian, 2004
300 PAR h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Parsudi Suparlan, 1938-2007
Jakaarta: Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian, 2004
305.8 PAR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Kironosasi W.
"Studi ini mempelajari stereotip dan prasangka dalam komunikasi antar kelompok yang merupakan kajian studi komunikasi antar budaya. Studi yang membahas masalah stereotip dan prasangka antar sukubangsa memang sudah banyak dilakukan, namun studi yang membahas masalah stereotip dan prasangka dari orang Bali dan orang Sasak belum banyak dilakukan. Studi ini lebih menekankan pada masalah situasional, yaitu situasi komunikasi dan situasi kelompok, oleh karena itu unit pengamatannya adalah interaksi antar kelompok--yaitu antara sukubangsa Bali dan sukubangsa Sasak.
Dalam kajian komunikasi (interaksi) antar kelompok, data atau informasi mengenai lawan interaksi menjadi penting terutama stereotip mengenai sukubangsa yang satu terhadap sukubangsa lain merupakan landasan dalam berinteraksi (berkomunikasi).
Mengingat adanya perbedaan dalam hal nilai-nilai (persepsi), bahasa, stereotipstereotip dan prasangka, pandangan hidup, sikap, pola non-verbal serta orientasi nilai antara sukubangsa Bali & Sasak diduga dapat menyebabkan munculnya kesalahpahaman antarbudaya. Oleh karena itu dianggap perlu untuk melakukan suatu kajian ilmiah terhadap interaksi yang terjadi antara kedua sukubangsa tersebut.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penelitian ini berupaya menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1) bagaimanakah pandangan stereotip & prasangka sukubangsa Bali terhadap sukubangsa Sasak; 2) bagaimanakah pandangan stereotip & prasangka sukubangsa Sasak terhadap sukubangsa Bali; dan 3) bagaimanakah & mengapa stereotip & prasangka dapat mempelancar atau mengharnbat interaksi antara kedua sukubangsa tersebut; serta 4) bagaimanakah gaya komunikasi antara kedua sukubangsa tersebut di dalam interaksi mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualtitatif.
Temuan penelitian menggambarkan bahwa sukubangsa Bali walaupun sudah menetap di Lombok khususnya di Cakranegara (Mataram-Lombok Barat) sejak lama., namun mereka masih sangat ketat dalam menjalankan nilai-nilai dan aturan-aturan yang berlaku dalam kebudayaan masyarakatnya. Bahkan menggunakan bahasa Bali halus dan sebutan kebangsawanan relatif penting bagi mereka. Pada saat berinteraksi salah dalam menggunakan bahasa terutama bagi orang Sasak yang bukan bangsawanan dengan orang Bali bangsawan dapat menimbulkan kesalahpahaman komunikasi antara kedua sukubangsa tersebut. Sehingga dalam berinteraksi informasi (data kultural, sosiologi dan psikologi) mengenai lawan interaksi menjadi sangat panting. Namun dalam berinteraksi antara sukubangsa Bali dan sukubangsa Sasak stereotip dan prasangka pada situasi-situasi tertentu dapat diredam. Gaya komunikasi mereka cenderung kaku dan resmi. Dalam hal ini perbedaan nilai-nilai, bahasa, serta adanya stereotip & prasangka pada situasi persaingan (konfhk) dapat menghambat komunakasi di antara mereka dan pada situasi keijasama atau akomodasi perbedaan tersebut dapat diredam. Dalam konflik sukubangsa Bali cenderung mengaktifkan kesukubangsaan sementara itu sukubangsa Sasak mengaktifkan keagamaan."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini bermaksud menunjukkan kegiatan operasional Polres
Kotawaringin Barat yang berhasil dalam menangani konflik dan meredam potensi
konflik antar suku bangsa yang berdarah di Kabupaten Kotawaringin Barat pada
awal tahun 2001. Konflik antar suku Madura dan non Madura (khususnya suku
Dayak) yang berawal dari Kabupaten Kotawaringin Timur (Sampit) telah
merebak ke wilayah lain di sekitarnya yaitu di Pontianak, Kuala Kapuas dan
Kota Waringin Barat yang mengakibatkan timbulnya kerugian harta benda dan
korban jiwa serta eksodus suku Madura ke luar wilayah Kalimantan Tengah
untuk mengungsi di wilayah lain yang lebih aman. Kotawaringin Barat sebagai
kabupaten yang berbatasan dengan Kotawaringin Timur telah terkena dampak
kerusuhan akibat konflik yang terjadi yaitu dengan terjadi ketegangan diantara
warga suku Madura dan non Madura walaupun belum sempat memuncak dan
pecah menjadi kerusuhan seperti yang terjadi di wilayah sekitarnya namun
demikian sebanyak 20.177 orang atau separuh dari jumlah penduduk Madura
telah mengungsi atau diungsikan. Keadaan ini merupakan potensi terjadinya
konflik yang lebih besar apabila tidak ditangani dengan baik oleh aparat
keamanan dan pihak lain yang terkait.
"
Jurnal Polisi Indonesia, Vol. 4 (2003) Mei : 89-107, 2003
JPI-4-Mei2003-89
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The cooperation among autonomous regions, actually, become an imperative necessity because the government and development affairs, nowadays, go beyond to the boundaries of those autonomous regions. Besides, in the context of development, each autonomous region has to face several problems which are not only very difficult to be overcome by every autonomous region itself, but also urge cooperation among the neighbouring autonomous regions. It's also known that, several consequences of the development obtained by a certain region, very often must to be beared by other neighbouring regions too. Additionally, it can be said that , not all the resources needed for the ralization of the development can be found inside such region. Therefore cooperation among autonomous regions is an urgent activity which must to be done . This paper portrays the result of the study conducted by IIP on aspects which must be the focus of cooperation among autonomous regions."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. M. Nilam Widyarini
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2009
158.2 NIL m (1);158.2 NIL m (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Emiliana Sadilah
Yogyakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1983
306 EMI h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Parsudi Suparlan, 1938-2007
"In this article, the author presents his thoughts on cultural diversity as the motto of Indonesia nation, on the basis of the ideology of' Unity in Diversity' (Bhinneka Tunggal Ika,). The author has a notion that the meaning of bhinneka tunggal ika was emphasized as ethnics diversity during New Order (Orde Baru) and Habibies rezim era. It represents the consequence of ethnical politics with plural society model used by the regimes.
The fall down of the New Order regime, caused any social conflicts and national disintegration especially in a period of Habibie governance. To rebuild social solidarities and the Indonesian national integration, the author offers model of multiculturalism in comprehending bhinneka tunggal ika which emphasizing equal cultural diversity. The author stresses that the model of multiculturalism only possible exist and expand in societes which uphold principles of democracy, justice supremation of law, and also eradication of corruption and collusion.
"
2003
AIIJ-XXVII-72-SeptDes2003-24
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Parsudi Suparlan, 1938-2007
"In this article, the author presents his thoughts on cultural diversity as the motto of Indonesia nation, on the basis of the ideology of 'Unity in Diversity' (Bhinneka Tunggal Ika). The author has a notion that the meaning of bhinneka tunggal ika was emphasized as ethnics' diversity during New Order (Orde Baru) and Habibies rezim era. It represents the consequence of ethnical politics with plural society model used by the regimes. The fall down of the New Order regime, caused any social conflicts and national disintegration especially in a period of Habibie governance. To rebuild social solidarities and the Indonesian national integration, the author offers model of multiculturalism in comprehending bhinneka tunggal ika which emphasizing equal cultural diversity. The author stresses that the model of multiculturalism only possible exist and expand in societies which uphold principles of democracy, justice supremation of law, and also eradication of corruption and collusion."
2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>