Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6306 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New York: Academic Press, Inc., 1979
628.39 MIX (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tatterson, Gary B.
New York: McGraw-Hill, 1991
660.284 2 TAT f (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
McDonough, Robert J.
New York : Van Nostrand Reinhold, 1992
660.284 292 MCD m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Silaen, Berto
"Penelitian ini mempelajari pengaruh variasi tinggi nosel dan rasio udara-bahan bakar (AFR) terhadap panjang api pada burner jet mixing combustor. Pada burner ini semprotan bahan bakar dari nosel tipe hollow cone 80° ditubruk dengan semburan udara yang memiliki sudut sembur 60°. Nyala api diamati dan dipelajari. Dari penelitian ini akan dibuat suatu persamaan sederhana dimana panjang api merupakan
fungsi dari rasio udara terhadap bahan bakar (AFR (70).
Besar sudut sembur campuran bahan bakar dan udara tidak dipengaruhi oleh tinggi nosel. Tinggi nosel hanya mempengaruhi diameter lingkar campuran (dmix), dan akibatnya juga mempengaruhi tinggi api dan bentuk nyala api.

The Air - Fuel Ratio ejected the flame length at jet mixing combustor burner with special length nozzle is experimentally investigated The burner consists of a liquid fuel injector type hollow cone nozzle with 80° angle of fuel spray. The fuel spray from nozzle was impinging with air spray with angle 60° from baffle plate. The flame characteristic such flame length and flame stability was observed and studied. Simple
equations will be extracted and formulated based on the result of data experimentally from this research.
The large mixture angle of fuel spray and air spray not ajected length nozzle. The length nozzle only ajects to diameter mixture and consequence ajected the flame length and the shape flame.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tiara Novella
"Dalam pelaksanaan produksi di industri manufaktur, setiap proses kerja tidak pernah terlepas dari bahaya dan risiko. PT. X memproduksi rubber parts untuk industri otomotif dan industri lainnya. Salah satu proses awal produksi rubber parts adalah proses mixing. Tahapan dari proses mixing yang cukup kompleks, bahan-bahan yang digunakan, dan pengoperasian mesin-mesin yang tidak sepenuhnya secara otomatis, berisiko menimbulkan insiden dan/atau kecelakaan beserta konsekuensinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko K3 pada proses mixing di PT. X. Dalam penelitian ini, identifikasi risiko pada proses mixing menggunakan metode Job Hazard Analysis berdasarkan OSHA 3071. Kemudian, analisis risiko secara semi kuantitatif yang mengacu pada Australian/New Zealand Standard 4360:2004 tentang Risk Management; dan menentukan tingkat risiko sesuai skor risiko yang dihitung menggunakan rumus perhitungan risiko menurut Fine 1971. Penilaian risiko dilakukan di dua pekerjaan utama dari proses mixing, yaitu kneader mixing dan open mill mixing.
Berdasarkan hasil identifikasi risiko, terdapat 22 bahaya dan risiko pada kneader mixing dan 22 bahaya dan risiko pada open mill mixing. Berdasarkan penilaian existing risk di kneader mixing dan open mill mixing, bahaya dengan tingkat risiko tertinggi adalah bising yang timbul dari mesin-mesin di area proses mixing dengan tingkat risiko substantial.

In the implementation of production in the manufacturing industry, every work process is never independent of hazard and risk. PT. X manufactures rubber parts for the automotive industry and other industries. One of the initial production process of rubber parts is mixing process. The stages of a complex mixing process, the materials used, and the operation of machines that are not completely automatic, are at risk of incidents and or accidents and their consequences.
This study aims to determine the level of OHS risk in the mixing process at PT. X. In this research, risk identification on mixing process using Job Hazard Analysis method based on OSHA 3071. Then, semi quantitative risk analysis refers to Australian New Zealand Standard 4360 2004 on Risk Management and determine the risk level according to the risk score calculated using the Fine risk formula 1971. Risk assessment is done in two main work of mixing process, that is kneader mixing and open mill mixing.
Based on the results of risk identification, there are 22 hazards and risks in mixing kneader and 22 hazards and risks in open mill mixing. Based on the assessment of existing risk in kneader mixing and open mill mixing, the hazard with the highest risk level is noise which arises from machines in the mixing process area with substantial risk level.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Blending/mixing adalah proses penggilingan/pencampuran antar serbuk logam melalui metode metalurgi serbuk. Alat ini digunakan untuk membantu pencampuran serb uk logam, memecah bongkahan-bongkahan serbuk logam yang menyatu sehingga dapat dihasilkan campuran logam yang homogen dengan tingkat kehalusan (mesh) yang diharapkan. Dengan berkembangnya computer aided design (CAD), maka desain rancangan suatu produk dapat dengan mudah dikerjakan dalam waktu singkat. Pemanfaatan perangkat lunak dalam desain produk telah dilakukan pada industri manufaktur dengan menggabungkan antara mesin produksi (CNC) dan computer aided manufacturing (CAM) yang disebut dengan computer integrated manufacturing (CIM). Rancang bangun alat blending/mixing dilakukan dengan terlebih dahulu mendesain alat menggunakan bantuan perangkat lunak Autodesk® lnventot" Professional 2010, sehingga kesalahan pada saat pembuatan alat dapat diminimalisir. Hasil pengujian alat menunjukkan bahwa dengan peningkatan waktu penggilingan akan menaikan persentase serb uk yang lolos saring, sedangkan rerata hasil penyaringan optimal yaitu 55 % dengan waktu penggilingan 3 jam menggunakan saringan berukuran 0,05 mm (270 mesh). Ini membuktikan bahwa alat desain dan rancang bang un cukup efektif dalam menggiling (blending) serb uk logam."
MKK 11:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Madhania
"Salah satu upaya meningkatkan produksi bioetanol adalah melalui efisiensi fermentasi. Penelitian terkait upaya peningkatan efisiensi fermentasi yang meninjau tentang proses pencampuran bahan baku belum ditemukan dan hal ini sangat terkait dengan kondisi hidrodinamika dalam fermentor sebagai unit pemroses. Kondisi hidrodinamika suatu system dipengaruhi oleh desain dan kondisi operasi unit pemroses serta fluida kerja. Dengan desain dan kondisi operasi fermentor yang optimal maka proses pencampuran menjadi efisien distribusi bahan baku merata dan kondisi ini berpengaruh terhadap kinerja mikroorganisme yang terlibat sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi bioetanol. Untuk mendapatkan desain dan kondisi operasi fermentor yang optimal diperlukan detail informasi tentang aliran di dalamnya kondisi hidrodinamika . Berdasarkan hal tersebut maka tujuan penelitian ini adalah mendapatkan detail informasi dan fenomena hidrodinamika proses pencampuran molase-air dalam fermentor skala industri dengan diameter 7 m dan tinggi 15 m. Pada kasus dengan sistem geometri skala industri, maka metode komputasi lebih efisien. Namun pada pelaksanaannya, untuk menerapkan model dan strategi solusi yang sesuai fenomena nyata, diperlukan kajian terkait karakteristik medan aliran dalam sistem, karakteristik dan perilaku pencampuran fluida kerja serta pengaruh parameter pengadukan terhadap fenomena pencampuran. Untuk melakukan kajian terhadap faktor-faktor tersebut perlu dilakukan scale down dari geometri skala industri menjadi geometri skala kecil diameter 0,28 m dan tinggi 0,52 m . Metode komputasi dinamika fluida pada penelitian ini mengaplikasikan kode komersial Ansys fluent 17.1. Metode eksperimen untuk karakterisasi reologi fluida kerja adalah menggunakan Rheometer Brookfield dan untuk pelacakan partikel serta perilaku pencampuran bahan baku adalah metode visualisasi. Detail informasi dan fenomena hidrodinamika proses pencampuran dalam fermentor bioetanol skala industri telah didapatkan dan didiskusikan. Model Large eddy simulation LES lebih sesuai untuk menggambarkan turbulensi dalam sistem. Model Sliding-mesh SM dan Eulerian menghasilkan prediksi yang lebih mendekati hasil eksperimen. Waktu pencampuran mixing time pada fermentor skala industri adalah 114 detik.

One of the efforts to increase bioethanol production is through the efficiency of fermentation. The related Study as the efforts to improve the efficiency of fermentation by reviewing the mixing process of raw materials have not been found, and this is strongly related to hydrodynamic conditions in the fermentor as a processing unit. The hydrodynamic condition of a system is influenced by the design and operating conditions of the unit process and the working fluid. With an optimum fermentor design and condition, the mixing process becomes efficient uniform distribution of raw material and this condition has an effect on the performance of the microorganism involved so that it can increase bioethanol production. In order to obtain the optimal fermentor design and operating conditions, detailed information on the flow hydrodynamics condition is required. Based on this background, the purpose of this research is to obtain detailed information and hydrodynamic phenomena of molasses-water mixing process in industrial scale fermentor with diameter 7 m and height 15 m. In the case of industrial-scale geometry systems, the computational method is more efficient. However, in the implementation, to apply an appropriate model and solution strategy to represent the real phenomena, it is necessary to study the characteristics of the flow field in the system, the characteristics and the mixing behavior of the working fluid and the effect of the agitation parameters on the mixing phenomenon. To conduct a study of these factors, need to scale down the geometry of the industrial scale into small-scale geometry diameter 0.28 m and height 0.52 m . The commercial code Ansys fluent 17.1 was applied to study of the fluid dynamics computationally. The experimental tools for the rheological characterization of working fluids are to use the Brookfield rheometer and the methods for particle tracking, and the mixing behavior of the raw material is a visualization method. Detailed information and hydrodynamic phenomena of the mixing process in industrial scale bioethanol fermenters have been obtained and discussed. Large eddy simulation model LES is more suitable for describing turbulence in the system. The Sliding-mesh SM and Eulerian models produce predictions that are closer to the experimental results. The mixing time on an industrial scale fermentor is 114 seconds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
D2474
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Anggreani
"Hidrodinamika merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroalga. Dua parameter hidrodinamika yaitu kecepatan superfisial (UG) dan Retention Time Distribution (RTD) setelah direview dari hasil penelitian sebelumnya, tidak dapat digunakan sebagai basis scale up. Dua parameter lainnya yaitu gas holdup (ε) dan koefisien perpindahan massa (kLa) diujicobakan. Pada kondisi operasi iso-ε dan iso-kLa terhadap acuan, pengujian produksi biomassa Chlorella vulgaris Buitenzorg dilakukan pada volume 18 L (acuan) dan 40 L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan pada kondisi iso-ε relatif paling sama dengan acuan. Parameter gas holdup (ε) merupakan parameter hidrodinamika yang bisa menjadi basis scale up
Hydrodynamic is one factor that influences microalgae grwoth. Two hydrodynamic parameter, superficial velocity (UG) and Retention Time Distribution (RTD), after reviewed from the last research, they can?t used as scale up basis. Another parameter, gas holdup (ε) and mass transfer coefficient (kLa), trial tested then. In operation condition which iso-ε and iso-kLa respect to reference, a test of Chlorella vulgaris Buitenzorg biomass production has been done in two reactor volume, 18 L (reference) and 40 L. The result shows that the microalgae growth in iso-ε condition is more similar relatively with the reference. It?s mean that gas holdup (ε) parameter can be used as scale up basis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>