Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5189 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saint, Rene Taillandier
Paris La Palatine 1953
944.03 S 20
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Calmette, Joseph
Paris Librairie Hachette 1938
944.02 C 29 g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ramuz, FC
[Lausanne] Mermod [1946]
843.9 R 20
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Paris : Hachette Livre, 2002
440.82 GUI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Remon Lapisa
"ABSTRAK
Upaya mengurangi konsumsi energi pada bangunan komersial bervolume besar menjadi salah satu fokus penelitian di Perancis saat ini, mengingat konsumsinya 24,1% dari total energi untuk seluruh bangunan di Perancis. Salah satu cara yang banyak dikembangkan adalah penempatan Lanterneau (jendela atap) yang berfungsi sebagai sumber pencahayaan alami, saluran ventilasi udara dimusim panas yang bisa menjadi sumber pendinginan gratis (free cooling) dan sebagai sumber energi surya gratis yang ditransmisikan oleh kaca lanterneau yang transparan. Pada penilitian ini, dengan menempatkan lanterneau 2,43% dari total luas permukaan atap, energi listrik untuk lampu berkurang sebesar 12,25 kWh/m2.an (59,6% dari kebutuhan). Disamping itu, kita bisa membuang energi kalor dari interior bangunan pada musim panas sebesar 6,9kWh/m2.an, yang seharusnya diredam oleh sebuah sistem pendingin (Air conditioner).

Abstract
Efforts to reduce energy consumption in commercial buildings are large-volume became one focus of research in France today, because 24.1% of total energy consumption for all buildings in France, used by commercial buildings. One way that often is the placement Lanterneau developed on the roof of the building, which serves as a source of natural lighting, natural ventilation channel in the summer (as free cooling), and the media transmit solar energy through a transparent glass layer. In this study, by placing lanterneau 2.43% of the total surface area of the roof, electrical energy for lighting was reduced by 12.25 kWh/m2.an (59.6% of needs). On the other hand, we can evacuate the heat energy from the interior of the building, in the summer by 6.9 kWh/m2.an, which should be done by a cooling system (air conditioner)."
2011
T30425
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gougenheim, G.
Paris : Les Belles letters , 1935
441.5 GOU e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Syaiful Amri
"The introduction of the euro, the unique European currency, is aimed at conveying its advantages to the individuals, which are, among others:
a) The stability and solidity of a single currency, which will bring steady and low interest rates and low inflation for saving protection.
b) With a single currency, an individual could travel and purchase easier in Euro Zone country members due to the absence of the currency exchange cost.
Since June 1997, the Banque Populaire du Nord (BPN) has started informing its employees by using the existing tools and developed many strategies to disseminate the information, from intranet system Dedic to four-page bulletin, L'Essentiel.
In regards to the Euro transition, BPN has conducted many communication strategies targeted at its clients. The bank has published the brochures and monthly leaflets since mid 1997. Those documents are distributed to it's the clients by mail accompanying the bank statement.
At the level of the quantity of disseminated information, the efforts conducted by BPN indicate that the bank has a capacity to manage its clients' relation, more precisely its proximity with its clients. This is one of the values of the Group of Banques Populaires.
At the level of the content quality of documents, which offer the fundamental data related to the Euro transition, BPN has great capacity to manage its clients banking business. It would be much better if the BPN carries out a questionnaire in order to measure the clients' satisfaction degree and to obtain their feedback for its own development.
Knowing that the Euro transition is a big opportunity to improve its clients' relation, BPN could benefit to increase its revenue, especially in regards to the sales of bank cards, which is one of the simplest and most reliable payment methods related to the Euro conversion.
By emphasizing its own Euro calendar, BPN shows that it has taken into consideration several ways to approach its clients and to convey to its clients that the bank is always prepared whenever they require information about the Euro.
In brief, the BPN has taken many efforts to familiarize its individual clients to the Euro migration. It has done its best so that its clients are assured, helped and guided during the transition to the European single currency. Through this way, BPN could maintain the loyalty of its clients and at the same time attract new clients."
2001
T748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cottier, Gerges M.
Paris : Alsatia, 1961
335.4 COT r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Les biomarqueurs appliqués à la médecine d'urgence sont en plein essor. Ils correspondent à des dosages biologiques spécifiques d’organes, témoignant de dysfonctions ou de souffrance de systèmes. Le développement de stratégies associant ces biomarqueurs aux données traditionnelles a permis d’améliorer considérablement la qualité diagnostique et thérapeutique de la prise en charge des patients en situation d’urgence. La SFMU a décidé d’initier la collection « Références en médecine d’urgence » par un premier ouvrage sur ce thème. Coordonné par deux médecins urgentistes reconnus pour leur qualité d’experts, cette monographie associe également des cliniciens, biologistes et spécialistes d’organes impliqués dans le traitement de l’urgence. Ce livre fait le point sur les biomarqueurs actuellement disponibles ou dont le développement est suffisamment avancé pour avoir un intérêt au lit du malade. "
Paris: Springer, 2012
e20426691
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Sundari Husen
"ABSTRAK
Dalam hubungan antarbudaya, studi karya sastra merupakan salah satu cara yang paling ampuh untuk membina saling pengertian antara kelompok-kelompok yang berasal dari berbagai masyarakat budaya. Karya sastra adalah salah satu ekspresi dan hasil budaya suatu bangsa, dan dengan demikian mencerminkan kehidupan bangsa tersebut, karena pada hakikatnya karya sastra adalah pengejawantahan pikiran-pikiran, perasaan, kesan pribadi-pribadi, pada saat dan tempat tertentu di dalam sejarah bangsa tersebut.
Karya sastra termasuk dalam kelompok wacana khusus. Sebagaimana halnya wacana ilmiah: filsafat, hukum atau teknik, dll., wacana sastra memang menggunakan unsur-unsur bahasa yang sama, namun yang menghasilkan kode-kode yang khas untuk masing-masing bidang. Unsur-unsur dan hubungan yang berlaku dalam kosa kata sastra tidaklah sama dengan yang berlaku dalam kosakata biasa. Di dalam karya sastra unsur-unsur tersebut saling berkaitan membentuk suatu struktur, yang mengungkapkan jaringan-jaringan konotasi yang khas. Kata-kata biasa dirangkai satu sama lain, sehingga menghasilkan makna-makna tambahan yang diinginkan pengarang . Di dalam karya -sastra makna kata tidak dikaitkan dengan benda atau konsep﷓konsep, atau dengan kata lain dengan kenyataan non-verbal, melainkan dengan suatu kompleks pengertian yang telah menyatu dalam dunia kebahasaan. Kompleks tersebut dapat terdiri dari teks-teks atau bagian-bagian teks yang maknanya tetap dipahami, walaupun dipisahkan dari konteksnya. Dalam konteks yang baru, bagian tersebut tetap dapat dipahami, berkat teks-teks yang dikenal sebelumnya.
Pengungkapan makna dalam satu karya sastra diperoleh berdasarkan dua langkah berikut: pemahaman kata-kata sesuai dengan peraturan-peraturan bahasa serta pengaruh konteks, dan pengenalan kata-kata tersebut sebagai suatu kelompok yang sebelumnya telah mempunyai peranan tertentu di dalam teks lain. Kata-kata penting dalam suatu teks sastra pada hakikatnya mengungkapkan suatu teks. Sehubungan dengan hal itu, maka suatu teks sastra tidak dapat digambarkan sebagai kumpulan kata yang dirangkaikan dalam kalimat-kalimat, melainkan sebagai suatu kompleks praanggapan ("presuppositions"). Ibarat puncak gunung es yang tampak kecil pada permukaan lautan, padahal sebenarnya merupakan bagian badan gunung yang tak terkirakan besarnya, demikian pula halnya setiap kata penting dalam teks sastra sesungguhnya memiliki makna konotasi yang luas cakupannya.
Secara lebih sederhana dapat dikatakan bahwa seseorang yang tidak biasa membaca teks sastra mungkin akan mengalami kesulitan untuk memahaminya: pertama, karena dia tidak memiliki bekal pengetahuan tentang teks-teks yang muncul sebelumnya, baik dari pengarang yang sama maupun pengarang lain; kedua, karena tidak menguasai konvensi-konvensi yang berlaku dalam lingkungan penulisan karya sastra. Tanpa disadari, pemahaman suatu karya sastra perlu ditopang oleh pengalaman dan pengetahuan pembaca, yang diperoleh dengan membaca karyakarya sejenis. Teks-teks yang dibaca dapat dipahami, karena konotasi asosiatif yang ingin diungkapkan pengarangnya dengan mudah dapat ditangkap, apabila teks-teks yang dibaca sebelumnya masih diingatnya. Kegiatan membaca sesungguhnya merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan, yang menghimpun sejumlah praanggapan ("presuppositions") yang diperlukan untuk memudahkan munculnya konotasi asosiatif dalam pembacaan teks-teks berikutnya."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1990
D200
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>