Ditemukan 6641 dokumen yang sesuai dengan query
Mas Ngabehi Mangunwijaya
"Buku ini berisi beberapa cerita pendek, seperti orang yang suka dengan burung perkutut, anak yang geli dengan ulat; anak penakut; santri yang suci; dll"
Weltevreden: Albrecht & Co., 1917
BKL.1157-CL 94
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Kemis alias Harjasuwita
"Buku ini berisi tentang cerita-cerita yang lucu-lucu untuk menghibur anak-anak atau orang dewasa yang sedang merasa bingung hatinya, kesal, bingung, susah, menemui kebuntuan pikirannya, supaya hilang semua rasa tersebut."
Betawi: Pirmah Papirus, 1913
BKL.0220-CL 6
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Raden Ngabehi Suradipura
"Buku ini berisi berbagai cerita, berjumlah 30 buah, antara lain: 1.) Dongeng Singamerta, Singajaya, dan Setan Ngroban; 2.) Jaya Menggala; 3.) Wong Kemit Desa padha Cacangkriman; 4.) Ana Wong Wadon Sosomahan karo Srenggala; 5.) Wiwitane ana macan gadhungan, dan sebagainya."
Weltevreden: Papyrus, 1921
BKL.1081-LL 79
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Raden Kartawibawa
"Buku Dongeng Asale Tombak Kyai Oepas lan Telaga Ngebel (Jilid II) ini berisi enam bab, dimulai dari: 1.) Bab VII, menceritakan tentang seseorang bernama Datoek Madjoesi yang sakti. Dia merasuk ke tubuh Paronsekar dan mencuri tumbak Ki Baroe, lalu diserahkan kepada Danoeredja, bupati Djapan, hingga akhirnya tumbak Kyai Baroe sampai di Tulungagung.; 2.) Bab VIII, penyebutan tumbak Kyai Baroe dengan Kyai Oepas. Diceritakan juga tentang cara memperlakukan tumbak tersebut dan pengaruhnya terhadap orang yang mendapat kesempatan ketempatan tumbak tersebut.; 3.) Bab IX, versi lain dari cerita asal muasal tumbak Kyai Oepas. Ada juga selipan bahwa kita tidak boleh menganggap remeh dongeng.; 4.) Bab X, menceritakan tentang sebuah tumbak (Kyai Oepas) yang diwujudkan (menjelma) dalam bentuk ular.; 5.) Bab XI, menceritakan pengalaman mengenai pengaruh keris (tumbak) pada pemiliknya.; 6.) Bab XII, menceritakan pengaruh keris (tumbak) pada pemiliknya."
Soerabaja: G. Kolff, 1941
BKL.0729-LL 85
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Mas Nuswadiharja
"Buku ini berisi beberapa cerita dongeng dari jaman dahulu yang dianggap mempunyai banyak keistimewaan: 1. Cerita tentang Rara Kandreman cerita dari daerah Panaraga, menceritakan asal mulanya pusaran air Kandreman. Rara Kendreman yang dikejar oleh Ki Ageng Mangli, menceburkan diri di pusaran air dan disusul oleh Ki Ageng Mangli, keduanya hilang tak berbekas. 2. Dongeng sambel wijen. Tamu yang disuguhi oleh tuwan rumah terkesan dengan sambal wijen. Ketika dia lupa dan menyuruh istrinya membeli dengan sebutan bel sinambel. Karena tidak ketemu sang istri dipukuli dan pada saat meratap keluar kata-kata rambutku nyambel wijen. 3. Pencuri yang selalu sia. Ada 3 orang bernama Sura, Karya, dan Dustha. Pekerjaannya selalu mencuri. 4. Cerita tentang pecandu. Orang yang kaya mempunyai kebiasaan merokok dengan diberi candu."
Betawi: Papyrus, 1916
BKL.0989-CL 65
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Magdalena Sukartono
Yogyakarta: Diterbitkan atas kerjasama Yayasan Andi bersama LPK Budya Wacana, 1995
177 MAG s (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Tri Halimah Maulani Ade Nuryadin
"Lakon Jumenengan Prabu Kalithi merupakan cerita gubahan karya Sri Sultan Hamengkubawana ke-X yang dipetik dari wiracarita Arjuna Wiwaha. Lakon tersebut mengisahkan tokoh Arjuna dengan laku tapa brata yang sangat kuat hingga mengguncangkan kahyangan Jongringsalaka. Kesempurnaan laku tapa brata Arjuna menjadikannya layak untuk menerima Pusaka Kyai Pasopati dan mendapat gelar Prabu Kalithi. Dalam penelitian ini tahapan laku tapa brata Arjuna yang sempurna diuraikan dengan nilai-nilai religi jawa. Masalah utama penelitian ini adalah bagaimana kesempurnaan tapa brata Arjuna dengan pemahaman tapa menurut nilai-nilai religi jawa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif dan pendekatan sastra religi untuk menganalisis laku tapa brata Arjuna yang sempurna. Sumber data berasal dari dari rekaman Pentas Wayang Wong Jumenengan Prabu Kalithi yang dipersembahkan oleh KHP Kridhomardowo (Kawedanan Hageng Punakawan Kridomardowo, divisi kesenian dan pertunjukan di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat). Pementasan dapat diakses melalui Kanal Youtube Kraton Jogja dengan judul “Pentas Wayang Wong Jumenengan Prabu Kalithi-Rangkaian Pameran Temporer Bojakrama”. Data tersebut diolah dengan menggunakan tinjauan pustaka dan menggunakan teknik mencatat. Hasil penelitian menunjukan bahwa Arjuna menjalankan laku tapa brata yang sempurna sesuai dengan nilai-nilai pada pemahaman religi jawa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa laku tapa brata Arjuna sudah sempurna hingga dapat mencapai manunggaling kawula gusti.
The play of Jumenengan Prabu Kalithi is a story composed by Sri Sultan Hamengkubawana X taken from the legendary Arjuna Wiwaha. The play tells the story of the character Arjuna with the practice of tapa which is so strong that it shakes the Jongringsalaka heaven. The perfection of Arjuna's tapa brata practice made him rewarded with Kyai Pasopati Heritage and receive the title of King Kalithi. In this study the stages of Arjuna's perfect tapa brata practice are described with Javanese religious values. The main problem of this research is how the perfection of Arjuna's asceticism with the understanding of tapaaccording to Javanese religious values. This research is a descriptive study using qualitative methods and a religious literature approach to analyze Arjuna's perfect tapa brata practice. The source of this study comes from the recording of the play of Jumenengan Prabu Kalithi presented by KHP Kridhomardowo (Kawedanan Hageng Punakawan Kridomardowo, arts and performance division at the Ngayogyakarta Hadiningrat Palace). The performance can be accessed via the Kraton Jogja Youtube Channel with the title "Puppet Performance of Wong Jumenengan Prabu Kalithi-Bojakrama Temporary Exhibition Series". The data is processed using a literature review and using note-taking techniques. The results of the study showed that Arjuna carried out a perfect tapa brata practice in accordance with the values of Javanese religious understanding. Thus, it can be concluded that Arjuna's tapa brata practice is perfect so that it can achieve manunggaling kawula gusti."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
"Teks ini merupakan saduran dari episode wayang purwa, menceritakan keberhasilan Prabu Dipayana menguasai ilmu jayan kawijayan yang diberikan Bagawan Sambu. Prabu Dipayana kemudian bergelar Darmasarana. Keterangan dalam teks menyebutkan bahwa naskah ini disusun oleh R.Ng. Citrasantana di Mangkunagaran, Surakarta, sekitar 1910. Pigeaud memperoleh naskah ini dari M. Sinu Mundisura pada bulan Agustus 1939. Daftar pupuh sebagai berikut: 1) dhandhanggula; 2) durma; 3) sinom; 4) asmarandana; 5) kinanthi; 6) pucung; 7) mijil; 8) asmarandana; 9) gambuh; 10) sinom; 11) pangkur; 12) dhandhanggula; 13) kinanthi; 14) mijil; 15) sinom; 16) dhandhanggula; 17) gambuh; 18) asmarandana; 19) megatruh; 20) kinanthi; 21) sinom; 22) pangkur; 23) durma; 24) mijil; 25) dhandhanggula; 26) asmarandana; 27) durma; 28) pangkur."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.13-NR 385
Naskah Universitas Indonesia Library
"Naskah ini berisi teks yang bercerita tentang seseorang yang melahirkan bayi di dalam kubur. Bayi ini kemudian dirawat dan dipelihara oleh seorang demang Gebayan. Setelah besar bayi perempuan ini dijadikan selir oleh PB V dan menurunkan anak pangeran Arya Panular. Cerita di atas berlatar desa Karang Turi kawedanan Tegalreja, Magelang. Berdasarkan data teks sangat sukar untuk menentukan siapa penulis, tetapi teks ini jelas berbeda dengan karangan F.L. Winter dengan judul yang mirip, ialah Cariyos Aneh Tuwin Elok, ingkang anggumujengaken (Surakarta: Rusche, 1879; lihat Pratelan I: 437-438). Keterangan tentang penyalinan naskah juga tidak ditemukan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.20-B 1.05
Naskah Universitas Indonesia Library
"Naskah ini cukup sulit dibaca. Pada halaman-halaman depan sebagian besar teks tak terbaca karena halaman-halamannya sobek dan/atau berlubang. Naskah berisi teks yang diberi judul Cariyosipun Raden Nitikusuma ini antara lain menceritakan seorang raja yang minta tolong pada dua ekor kijang, induk dan anaknya, untuk membacakan huruf-huruf yang terdapat pada kendhil (periuk) tua dan berakhir pada penjelasan Patih Guwasari kepada rajanya, bahwa wilayah Guwasari merupakan hak waris Raja Jaka dari Jong Biraji. Bagian berikutnya dimulai dengan saran patih agar mengembalikan Guwasari kepada si pemilik dan berakhir pada perang antara Raden Nitikusuma dan Garusela. Cerita bagian kedua terputus dengan tiba-tiba, seakan-akan masih ada sambungannya. Menurut keterangan yang berada pada h.1, sambungan tersebut berada pada FSUI/CL.27. Daftar pupuh: 1) dhandhanggula; 2) sinom; 3) kinanthi; 4) pangkur; 5) maskumambang; 6) pangkur; 7) kinanthi; 8) dhandhanggula; 9) durma; 10) mijil; 11) sinom; 12) asmaradana; 13) dhandhanggula; 14) pangkur; 15) kinanthi; 16) dhandhanggula; 17) durma; 18) sinom; 19) asmaradana; 20) dhandhanggula; 21) sinom; 22) kinanthi; 23) dhandhanggula; 24) mijil; 25) asmaradana;; 26) dhandhanggula; 27) sinom; 28) sinom; 29) dhandhanggula; 30) asmaradana; 31) durma; 32) sinom; 33) dhandhanggula; 34) kinanthi; 35) pangkur; 36) durma; 37) dhandhanggula; 38) kinanthi; 39) durma; 40) asmaradana; 41) pangkur; 42) dhandhanggula; 43) mijil; 44) asmaradana; 45) dhandhanggula. Tidak ada keterangan apa pun mengenai penulisan dan penyalinan naskah ini. Namun berdasarkan gejala kodikologis, diduga bahwa naskah ini cukup kuna---mungkin disalin sebelum awal abad 19. Sedang ditilik dari penamaan metrum dan dialek bahasanya, teks ini diduga dari tradisi naskah Madura, atau setidak-tidaknya dari tradisi pesisir utara Jawa Timur. Menurut keterangan yang terdapat pada h.1, naskah ini diperoleh Pigeaud dari Kiliaan-Charpentier pada bulan Juli 1927 dan sudah dibuat ringkasannya oleh Suwandi pada bulan Agustus 1929."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.26-NR 19
Naskah Universitas Indonesia Library