Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146238 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Albertus Rianto Suryaningrat
"Penggunaan teknologi mesin vision pada proses pengelasan telah berkembang seiring dengan kebutuhan akan hasil pengelasan yang lebih konsisten dengan proses pengambilan posisi gerak yang lebih cepat. Aplikasi mesin vision untuk melakukan proses analisa obyek dengan pengambilan citra pada benda kerja atau tanpa adanya kontak langsung pada material diharapkan mampu untuk menghasilkan proses yang mudah dan cepat, selama tidak mengurangi sifat keakurasian agar mampu untuk dilakukan pada proses pengelasan. Dengan mengaplikasikan algoritma hough transform untuk pendeteksian garis serta didukung proses pengolahan citra yang baik, maka sekumpulan garis yang berhasil terdeteksi akan dapat dipilih jalur pengelasan yang efisien. Konsep pemilihan jalur pengelasan pada penelitian yang dilakukan adalah dengan membuat kombinasi antara jarak maksimal path terjauh yang dapat ditempuh dilanjutkan dengan pemilihan jarak minimum pada pergantian point to point saat melakukan gerakan non welding. Dari hasil pemilihan jalur pengelasan tersebut kemudian dirubah ke bentuk G-code yang telah dimodifikasi. Hasil penerapan pemilihan jalur pengelasan mampu untuk dilakukan dengan akurasi tidak lebih dari 0,02 mm.

The use of machine vision technology in the welding process has been developed along with the need for more consistent and more qualified welding results. The application of machine vision to perform object an the object itself making the whole processes fast while maintaining the accuracy. In this research, Hough Transform algorithm is used to detect the welding tracks candidate. Afterward, some modifications to the hough transform is carried to enable finding the exact welding tracks. Once the welding tracks are found, welding sequences (welding path) on the welding tracks are then generated by evaluating all the tracks to produce the longest possible welding path with minimum non-welding motion. When all the welding paths are generated, they are then converted to a form of G-code like format which are ready to be sent to the controller unit. The implemented tracks and their appropriate welding path with accuracy not more than 0.02 mm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T28812
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harsono Wiryosumarto
Jakarta: Pradnya Paramita, 1996
671.52 HAR wt (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Harsono Wiryosumarto
Jakarta: Pradnya Paramita, 1994
671.52 HAR wt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Elwin Aryo Mentaram
"Parameter pengelasan yang digunakan dalam proses pengelasan akan menentukan sifat mekanis sambungan las yang dihasilkan. Sifat mekanis dari hasil las terkait dengan mikrostruktur yang dihasilkan, masukan panas serta laju pendinginan pada daerah las tersebut. Artikel ini berisi tentang penelitian pengaruh besar arus pengelasan terhadap ketangguhan dan kekerasan baja karbon rendah SPHC menggunakan pengelasan Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dengan elektroda E7018-G. Proses pengelasan dilakukan dengan menggunakan arus yang berbeda untuk setiap sambungan, yaitu 110A, 130A dan 150A. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketangguhan terbesar ada pada sampel yang dilas dengan menggunakan arus 110A. Besarnya ketangguhan pada hasil pengelasan disebabkan adanya ferit asikular yang terbentuk. Semakin besar arus, semakin besar masukan panas dan semakin lambat laju pendinginan, semakin sedikit ferit asikular yang terbentuk. Ketangguhan dan kekerasan menurun seiring dengan semakin besarnya arus pengelasan yang digunakan.

In welding, the mechanical properties that is produced inside the weldment will be different, depending on the variable that we use. The mechanical properties of a weldment is dependent on the microstructure that is produced, heat input and cooling rate of a weldment. The mechanical properties of a weldment will be determined by the welding parameter employed. Those mechanical properties depand on their microstructure, heat input and cooling rate. This article explains about the research on the effect of welding current on the toughness & hardness of low carbon SPHC steel using a Shielded Metal Arc Welding (SMAW) method. The electrode that is used is E7018-G. The welding is done by using different current for every weldment, that is 110A, 130A and 150A. The result shows that the highest toughness was found on the weldment with the welding current of 110A. As the welding current increases, the heat input increases and the cooling rate decreases, therefore reducing the formation of acicular ferrite. The toughness and hardness of the weldment decrease as the welding current increase. Based on the data, the highest toughness is on the sample with the welding current of 110A. The high toughness of the weldment is contributed by the forming of acicular ferrite. The toughness and hardness decrease with the increase in welding current. Different welding current gave an impact on toughness and hardness of the welding."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdian Kartika Sari
"Wear resistance steel merupakan salah satu high strength alloy dengan nilai kekuatan tinggi. Kombinasi antara kekuatan, kekerasan dan ketangguhan merupakan kelebihan dari HSLA. CREUSABRO ® 4800 merupakan salah satu merek yang bisa digunakan dalam peralatan berat. Tingginya kekerasan menyebabkan material ini rentan terhadap cold cracking. Masalah ini menyebabkan degradasi sifat sifat mekanikal yang menyebabkan menurunnya umur pakai dari peralatan.Pengelasan multilayer dan buttering pada hardfacing dilakukan pada penelitian ini. Beberapa variabel penelitian dilakukan meliputi ada tidaknya pre heat treatment dan kombinasi jenis elektroda pada pengelasan sedangkan untuk hardfacing diberi perlakuan berupa penggunaan jenis elektroda buttering yang berbeda serta banyaknya lapisan buttering.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengamati mikrostruktur dan mengkarakterisasi sampel termasuk ketahanan terhadap korosi pada hasil lasan dan hardfacing. Untuk mengetahui hal ini maka beberapa tes seperti kekerasan, metalografi, SEM, EDAX serta immersion test dilakukan.
Hasil tes menunjukkan bahwa kombinasi 7018 sebagai weld cap dan MG NOX 35 sebagai weld root menunjukkan nilai rata-rata kekerasan tertinggi (422 HV) pada sampel 1, adanya pre- heat treatment pada susunan elektroda lasan yang sama menunjukkan profil kekerasan yang paling stabil yang meningkatkan ketahanan terhadap aus yang baik pada material.
Hasil immersion test menunjukkan bahwa korosi galvanik terjadi pada semua sampel baik lasan maupun hardfacing. Komponen las dengan nilai Cr tertinggi menunjukkan sifat "mulia" berperan sebagai katoda dalam sistem. HAZ sebagai bagian paling lemah dalam sistem mengalami korosi yang parah berperan sebagai anoda dalam sistem. Pengamatn lebih lanjut menunjukkan adanya korosi sumuran pada permukaan MG NOX 35 pada lasan dan ER 309 pada hardfacing dengan lebar sumuran 0,5 sampai dengan 5 mikron.

Wear resistance steel is one of low alloy steel (high strength low alloy) with high strength value. Combination between strength, hardness, and toughness are good points of HSLA. CREUSABRO ® 4800 is common brand in heavy euipment application. High hardness value may induce cold cracking during field applications. This problem decrease the mechanical properties of the material that will decrease the life time of the equipment. Multilayer in welding and buttering in hardfacing are conducted in this research. Some variables in this study are with or without pre heat treatment, different electrode arrangement in welding and differrent buttering electrode and amount of buttering layer in hardfacing.
The aim of the study were observing the microstructure and characterize the specimens including the corrosion resistant of the welding or hardfacing system. To characterize the welding dan hardfacing result some tests are conducted. These tests including hardness, metalography, SEM, EDAX and immersion corrosion test.
The result of the tests shows that even combination of 7018 as weld cap and MG NOX 35 as weld root has highest surface hardness (422 HV) in specimen 1, preheat treatment in similar arragement welding in speciment 4 shows better hardness value profile. In hardfacing, combination MG DUR 3 in three layer butter shows better value profile that will increase the wear resistant of material.
After immersion test it is observed that galvanic corrosion is the common corrosion type that occur in the specimens. Welding component with highest Cr component is the most noble act as cathode in the system. HAZ as weakest part of the system severely corrode become the anode of the system. Further observation shows that micro pitting occur in MG NOX 35 in welding and ER 309 L surface with pitting width between 0,5 to 5 microns.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31818
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Maradong Binsar
"Dari 14 kombinasi parameter pengelasan Titlk pads lembaran Ti-6A1-4V yang menggunalcan besar arus 8500 A dengan memvaziasikan beda gays penekanan elektroda ( dari 0,35 hinggn 0,6 MPa )untu_k 2 waktu penahanan elekiroda ( hold time ) yaitu 20 dem 30 cycle, diglapatkan bahwa kombinasi parameter yang memakai gaya penekanan 0,45 MPa dan hold time 20 cycle, menghasilkan sifat mekanik, fisik dan estetik yang paling baik.
Dengan
Penelitian dilanjutkan dengan meneliti dan mambandingkan sifat ketahanan lelah hasil lasan yang dilas pada parameter optimum di atns dengan variasi besar arus pengelasan. yaitu 8500 dan 8840 A. Pengujian kelelahan djlalculcan sesuai standar CASA I + D - E 198 yang dipakai di IPTN dengan menggunakan pembebanan uniaksial pada mesin SI-ILMADZU. Besar beban yang dig,-unnkan adalah 30 %, 35 % dan 40 % dari kekuatan tari1<-geser lasan, dengan besar rasio R = 0,3 dan pada frekuensi 25 Hz. Dari kurva log S - log N hasil pengolahan dan hasil pengarnatan makro dan mikro terhadap struktur sampel yang telah mengaiami perioatahan lelah, ternyata didapat ketahanan Ielah lasan dengan arus 8500 A lebih baik dibanding Iasan pads 8840 A."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41238
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Nyoman Suarjana
"Pengelasan dissimilar banyak dilakukan untuk mengoptimalkan kebutuhan aplikasi dan rekayasa dengan pertimbangan ekonomi. Sifat-sifat mekanis dan ketahanan terhadap korosi sambungan las sangat dipengaruhi oleh jenis, ukuran, orientasi dan distribusi struktur mikro sambungan las tersebut. Pengaruh dan perubahan struktur mikro akan dipelajari pada pengelasan dissimilar antara baja karbon A36 dan SS 304 untuk posisi pengelasan 1G, 2G, 3G dengan variasi ketebalan 6 mm, 8mm, 10 mm, 12 mm.
Hasil pengelasan menunjukan bahwa posisi pengelasan dan ketebalan sambungan las mempengaruhi struktur mikro baik pada HAZ maupun inti las-lasan (weld metal). Ukuran, distribusi dan orientasi struktur mikro menjadi lebih halus dan merata dengan naiknya ketebalan sambungan las-lasan. Pada HAZ baja karbon memperlihatkan struktur GB ferrite dominan untuk posisi pengelasan 1G sedangkan untuk posisi 2G dan 3G memperlihatkan adanya struktur widmanstaten ferrite, martensite dan bainit. Pada daerah dekat fusion line dan inti las terjadi perubahan komposisi kimia akibat proses agitasi, konveksi, difusi dan terjadinya makrosegregasi karena penetrasi cairan logam induk baja karbon kedalam inti las (weld metal) dan pembekuan cepat.
Hasil pengujian sifat-sifat mekanik memperlihatkan tegangan tarik putus terjadi pada sisi logam induk baja karbon, hasil test bending menunjukan tegangan yang sangat tinggi pada sambungan las hingga mencapai 887 Mpa dan pengujian kekerasan Vickers menunjukan distribusi kekerasan meningkat pada inti las dan HAZ hingga mencapai nilai HVN 296.9 yakni pada fusion line baja SS 304. Ketahanan korosi khususnya korosi micro-pitting sangat masif terjadi pada bagian inti las khususnya untuk posisi pengelasan 1G dan ketebalan 6 mm dan kurang masif pada HAZ yang secara visual dari foto mikro mengindikasikan pembentukan dan sebaran karbida yang lebih sedikit. Korosi seragam (uniform corrosion) secara galvanik terjadi sangat agresif pada bagian baja karbon.

Dissimilar metal welding was mostly done to optimize the application and engineering requirements with economic considerations. Mechanical properties and corrosion resistance of welded joints were greatly influenced by weld microstructures. Influences and changes in the microstructure will be studied in the welding of dissimilar metals between carbon steel A36 and stainless steel SS304 with variation of welding position 1G, 2G, 3G and weld thickness of 6 mm, 8 mm, 10 mm, 12 mm.
Welding results shown that welding position and thickness of the welded joints influenced the microstructure both in HAZ and weld metal. Size, distribution and orientation of microstructure were finer and more uniform with increasing of welding joint thickness. In HAZ carbon steel, GB ferrite was dominant especially for 1G welding position while for position of 2G and 3G shown other structures such as widmanstaten ferrite, martensite and bainite. In the region near the fusion line and weld metal, the chemical composition changes due to the agitation, convection, diffusion and makrosegregasi caused by penetration of liquid metal carbon steel into the weld pool and quick freezing.
The test results showed the mechanical properties of tensile breaking point occurs in the parent metal of carbon steel, bending test results showed a very high stress on the welding joint up to 887 MPa and Vickers hardness testing showed hardness distribution trend increase in the weld metal and HAZ to achieve value for HVN 296.9 at the fusion line of steel SS 304. Corrosion resistance, especially micro-pitting corrosion occurs denser in the weld metal, especially for welding positions 1G and thickness 6 mm and less dense in the HAZ which visually indicates in micro-photographs, the formation and distribution of carbides is much less. Uniform corrosion by galvanic process happens very aggressive on the carbon steel side.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31482
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rico Hardyarso
"
ABSTRAK
Dalam situasi perdagangan dan perindustrian yang mengalami kemajuan pesat Serta didukung oleh situasi persaingan yang semakin tinggi, suatu perusahaan perlu meningkatkan kualitas hasil produksinya. Dalam industri perakitan pada umumnya, dan industri perakitan alat-alat berat pada khususnya, proses pengelasan adalah proses yang utama.
dimana proses proses Iainnya cenderung telah diberikan pada sub kontraktor.
Karena proses tersebut sangat penting, diperlukan adanya pemeriksaan terhadap kualitas hasii las, untuk meningkatkan mutu hasil las dengan teknik yang Iebih baru.
Pertama-tama dilakukan analisa terhadap paramater-paremeter las yang ada. Kemudian dibuat beberapa sampel uji Iasberdasarkan analisa tersebut untuk dapat diperiksa di laboratorium.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Iaboratorium terhadap kualitas hasil pengelasan dibuat suatu kesimpulan mengenai penyebab terjadinya masalah terlepasnya Iasan pin dan rel dalam beberapa kasus.
"
1997
S36808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Little, Richard L.
New York: McGraw-Hill, 1973
671.52 LIT w (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Microstructure observation, chemical composition and hardness of Al-6061 alloy welding result. The microstructure observation, chemical composition and hardness of Al-6061 alloy welding result has been done. Two Al6061 alloy plates were welded by usingGTAW and the Al-4043 alloy as filler..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>