Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115023 dokumen yang sesuai dengan query
cover
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], c1997:
729.235 98 Kar
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: HDII, 1997
R 729 HIM k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Himpunan Desainer Interior Indonesia, 1997
729.235 98 KAR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lissa Christie Lopes Surya
"ABSTRAK
Memahami elemen desain merupakan hal esensial yang patut dikuasai oleh seorang arsitek interior. Elemen desain dapat berupa hal yang terukur dan tak terukur. Elemen desain tak terukur membutuhkan pendekatan yang berbeda untuk memahaminya. Dengan menggunakan pandangan Silence dan Light menurut Louis Kahn dan juga will dan representation menurut Arthur Schopenhauer, saya menemukan pendekatan yang dapat digunakan untuk lebih memahami elemen desain tak terukur, yaitu dengan memahami kehendak sebuah objek melalui sebuah karya seni.

ABSTRACT
Understanding design elements are an essential matter for interior architects. Design elements consist of tangible elements and intangible one. In order to understand the characteristic of the intangible elements, a certain approach is needed. By using the knowledge of Louis Kahn rsquo s Silence and Light and Arthur Schopenhauer rsquo s Will and Representation, I manage to find a better approach to understand the intangible. It can be achieved by understanding its will from an art form."
2017
S67658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adijaniwati Utari
"Metode Penelitian yang dipergunakan dalam karya
tulis ini adalah metode penelitian normatif yang
dikombinasikan dengan penelitian lapangan. Demam emas
mulai melanda Indonesia sejak tahun 1976 dimana harga
minyak sebagai sumber utama devisa negara mulai turun
dalam pasaran Interna-Sional. Usaha pertambangan emas ini
membutuhkan modal yang besar, keahlian dan teknologi yang
tinggi. Oleh karena itu sampai saat ini kerjasama dengan
pihak asing yang berpengalaman dianggap sebagai suatu
jalan yang terbaik. Sampai saat ini jenis kontrak yang
dipergunakan adalah kontrak karya. Kontrak karya dalam
bidang pertambangan emas adalah suatu perjanjian dimana
para pihaknya terdiri dari pemerintah Indonesia
(Departemen Pertambangan Umum) dan Kontraktor. Hubungan
yang ada adalah hubungan kooperasi atau pember-ian kuasa
sesuai pasal 1792 BW. Kontraktor terdiri dari pihak
pribumi, sebagai pemilik kuasa pertambangan dan pihak
asing sebagai pemilik modal dan teknologi. Dengan adanya unsur asing maka kontrak karya. dapat juga dimasukkan dalam
jenis kontrak penanaman modal asing. Apabila dihubungkan
dengan teori perikatan Hukum Perdata Barat maka kontrak
karya termasuk dalam perjanjian tak bernama karena tidak
diatur oleh Undang-undang. Jadi bentuk kontrak karya ini
didasarkan pada kebebasan berkontrak sesuai dengan Pasal
1338 BW.

"
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Ikatan Arsitek Lansekap Indonesia, 1997
R 712 KAR
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Ikatan arsitek Lensekap Indonesia, 1997
712.598 KAR (1);712.598 KAR (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yuke Ardhiati
"Arsitektur, tata ruang kota, interior dan kria karya Soekarno yang terbentang di seluruh wilayah Indonesia merupakan salah satu bentuk kekayaan intelektual Indonesia, dan sebagian besar telah menjadi simbol dari Soekarno, karena selain memiliki ?memori kolektif bangsa' yang merekam peristiwa-peristiwa unik, juga merupakan pintu bagi peradaban baru di bidang rancang bangun di Indonesia secara revolusioner.
Soekarno, telah berperan sentral dalam perubahan di bidang rancang bangun tersebut karena peranan uniknya sebagai negarawan sekaligus arsitek perancang. Melalui sudut pandang tersebut dalam disertasi ini dilakukan kajian untuk mengenali mentalite artistik Soekarno, yaitu sesuatu yang tidak kasat mata berupa alam bawah sadar dan perilaku otomatis yang mendorong tindakan Soekarno dalam merancang arsitektur. Mentalite tersebut muncul berupa peran, norma, interaksi, dan makna yang mencuat (emergent), yang tercermin melalui artefak peninggalannya berupa karya arsitektur, perancangan tata kota, interior dan kria.
Kajian ilmu sejarah yang mempergunakan metodologi strukturis sebagai sebuah kajian yang mengedepakankan hubungan dualisme simbiosis antara individu dan struktur dengan mengungkapkan mentalite seorang tokoh yang disebut agency. Kajian ini menjabarkan periodisasi karya Soekarno melalui tiga periode, yaitu (1) 1926-1945 disebut periode Murid Sang Profesor, (2) 1945-1959 disebut periode Sang Padma, Sang Arsitek, dan (3) 1959-1965 disebut periode Sang Arsitek Maestro. Kajian ini penting dilakukan sebagai salah satu upaya untuk memaknai kembali tokoh sejarah Soekarno dari sudut pandang yang khas, yang diharapkan dapat menumbuhkan inspirasi berkarya serta sumber ilham dalam proses artistik kreatif para praktisi di bidang arsitektur, perancangan tata kota, interior dan kria dengan basis spirit national pride dalam bentuk yang baru.
Dengan mempergunakan teori arsitektur yang merujuk kepada teori architecture as art and craft and technology dan semiotika bidang visual communication, dalam disertasi ini ditemukan antara lain, Pertama rumusan style rancangan Soekarno yang berupa "padu-padan" gaya, yang ditandai dengan (1) ekspresi arsitektur modern, (2) ekspresi ornamen organik padma dan linggayani, (3) eksplorasi budaya Jawa Kuria, (4) karya tunggal dan unik, dan (5) semangat seorang maestro yang konsisten. Kedua, representasi-diri Soekarno yang ditemukan melalui mode busana yang dikenakannya, berupa "padu-padan" gaya yang ditandai dengan (1) mode busana modern yang berupa kemeja, pantalon, jas dan dasi (2) penggunaan "peci" sebagai lambang kebangsaan. Ketiga, "terminologi arsitektural" dalam beberapa teks pidato Soekarno, membuktikan bahwa Soekarno menggunakan model arsitektural sebagai cara berpikir dalam pembangunan bangsa. Keempat, etis dan estetis karya arsitektur Soekarno dalam sejarah arsitektur, dan Kelima, berdasar temuan-temuan yang dikedepankan dalam kajian di atas disimpulkan bahwa mentalite Soekarno adalah mentalite arsitek seorang negarawan yang memiliki sifat yang khas: mencipta dan merancang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
D469
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajriya Ninda
"Service quality adalah aspek penting pada industri jasa dan pernah dibahas dalam beberapa industri, hospitality. Dengan adanya akselerasi penggunaan teknologi digital, setiap industri perlu beradaptasi
ervice quality adalah aspek penting pada industri jasa dan pernah dibahas dalam beberapa industri, contohnya perbankan, kesehatan, dan hospitality. Dengan adanya akselerasi penggunaan teknologi digital, setiap industri perlu beradaptasi dalam menggunakan teknologi dengan cepat termasuk industry kreatif. Walaupun desainer interior beradaptasi dengan penggunaan teknologi, tetapi desainer merasa tertantang karena masih banyak proses desain yang dilakukan secara langsung (seperti brainstorming, membuat mood board, kolaborasi, dll), infrastruktur internet yang belum stabil, serta software yang ada belum memenuhi seluruh kebutuhan desainer. Penelitian ini meneliti tentang psychological capital serta pengaruhnya terhadap service quality dengan mediasi digital readiness, innovative work behavior dan work engagement. Seratus lima puluh dua data dari subjek desainer interior dikumpulkan dengan snowball sampling dan targeted sampling kepada desainer interior dan dianalisis dengan PLS SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa psychological capital berpengaruh positif terhadap digital readiness, innovative work behavior, dan work engagement. Service quality dipengaruhi innovative work behavior dan work engagement secara positif, semakin seseorang terikat dengan pekerjaannya dan bersikap inovarif, kemampuannya untuk memproduksi service quality akan membaik. Tetapi, digital readiness berpengaruh negatif terhadap innovative work behavior hal ini dapat disebabkan oleh kendala yang dihadapi desainer saat menggunakan teknologi digital.

Service quality is an important aspect in service industries, and it has been discussed in many industries, such as banking, healthcare, and hospitality. There is a need to view the creative industry such as designer, in this instance, digital technology effects service quality, and pandemic Covid-19 accelerates the adaptation and people have to adjust quickly. Although designer interiors are adjusting, they feel challenged, because their design processes like brainstorming, mood boarding, collaboration, etc. are usually done in person, not in virtual. The other challenges are instability in internet connection and software that not met designers’ expectation. This research proposes the psychological capital of interior designers could affect their service quality mediated by digital readiness, innovative work behavior, and work engagement. Data collected using a questionnaire-based survey of 152 interior designers in Indonesia, using snowball and targeted sampling. Data was analyzed using PLS SEM. The result of this research show that psychological capital has positive affect on digital readiness, innovative work behavior, and work engagement. Moreover, to enhance service quality, someone needs to increase their innovative behavior and work engagement. Yet digital readiness has negative impact on innovative work behavior, and it might be happened because designers feel many challenges in using digital technology."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rona Permata Hati
"Perilaku yang dilakukan manusia adalah suatu bentuk respon terhadap lingkungan yang dialaminya. Setting interior merupakan salah satu konteks lingkungan yang biasa dialami manusia. Setting interior terdiri dari objek-objek di dalamnya dan objek-objek tersebut memicu perceived affordance. Di sebuah setting interior, manusia memanfaatkan objek-objek yang ada sebagai respon keberadaan dirinya. Namun, terdapat perbedaan perilaku yang dilakukan tiap individu pada konteks dan situasi yang sama. Perceived affordance merupakan proses berpikir manusia yang menghasilkan perilaku. Perceived affordance dimulai dari pembacaan ruang dan dikonfirmasi oleh dua aspek yang akan dibahas pada tulisan ini. Aspek konfirmasi tersebut adalah familiaritas dan anthropometri. Tulisan ini akan membahas keterkaitan pembacaan ruang, familiaritas, dan anthropometri pada perceived affordance yang menyebabkan perbedaan perilaku di setting interior.

Human behavior is a form of responses to environment around them. Interior setting is one of the environmental contexts commonly experienced by humans. The interior setting consists of objects and these objects lead human rsquo s perception to perceived affordance. In interior setting, human utilizes existing objects as a respons of their existence. But, the differences in human behaviors are possible, even in the same context and situation. Perceived affordance is a process of human thinking that produces behavior. Perceived affordance begins with space reading and confirmed by two aspects that will be discussed in this paper. These confirmation aspects are familiarity and anthropometry. This paper will discuss about the relevance of space readings, familiarity, and anthropometry on perceived affordance that will leads to different form of behavior in interior setting."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67920
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>