Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18190 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Mas Panji Jayengkusuma
"Buku ini menceritakan tentang Prabu Linggakarang di Pajajaran dalam rangka mencari pengetahuan mengenai keutamaan. Persahabatan dengan Seh Maulana Sayidina Dahrunapi, Kaji Maulana Atasbinjan. Piwulangan dari Pangeran Atasangin mengenai pengetahuan keselamatan. Kemudian diberi nama Seh Jambukarang atau Sinuwun Lawet sampai pada akhir hayatnya dan dikebumikan di Redi Lawet (Banyumas)."
Surakarta: N.V. Sidyanata, 1935
BKL.0252-CS 10
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Serat Babad Nyanjata ini berisi tentang Arya Mangkunagara Ke-IV dalam kunjungan ke Wanagiri."
no place: no publisher, no year
BKL.0354-SJ 15
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Berisi sejarah dari para bupati di Tuban. Dimulai dari Prabu Banjaransari seorang raja yang sangat terkenal. Sejarah bupati beserta silsilah keluarganya. Kemudian Kyai Lebe Lonthang, R. Arya Bangan, R. Arya Dandhangmiring. Diuraikan pula asal mula nama Tuban yaitu: air yang keluar (metu banyu), tubany (air keluar) dan Tuban. R. Arya Dandhangwacana mulai dari pemerintahannya negara terlihat makmur. Kemudian uraian mengenai makam para Auliya dan para leluhur di daerah Tuban. Pemakaman di Majagung, Majagung tapakan, di Astana Kajongan, Manamdara (kampung Sidamukti), Cungkup Makam Agung, dan masih banyak kota (daerah lainnya.)"
Kediri: Tan Khoen Swie, 1936
BKL.0106-CH 1
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi dua teks, yaitu Sri Tanjung (h.57-249) dan Serat Prabu Sinduraja (h.1-53). Semula naskah ini milik Pa Sutrani yang tinggal di dusun Lemahbangdewa, Ragajampi. Naskah dibeli oleh Pigeaud di Banyuwangi pada Oktober 1931, dan telah dibuatkan salinannya oleh Mandrasastra (h.251, 253). Nama pupuh dalam naskah 'pesisiran' ini sama dengan yang lazim dipakai dalam naskah-naskah Jawa 'pedalaman', namun sering berbeda jumlah baris, guru lagu dan guru wilangamiya. Ada juga nama pupuh yang jarang ditemukan, misalnya pupuh ukir (lihat daftar pupuh di bawah). Berdasarkan daftar pupuh di bawah, nampaknya teks ini mempunyai beberapa kesamaan dengan teks FSUI/CH.53, FSUI/CH.51, dan FSUI/CH.54. Untuk keterangan bibliografis selengkapnya lihat pada deskripsi naskah FSUI/CH.53. Daftar pupuh: (1) ukir; (2) mijil; (3) pangkur; (4) ukir; (5) durma; (6) mijil; (7) ukir; (8) sinom; (9) mijil; (10) ukir; (11) ukir; (12) ukir; (13) mijil; (14) ukir; (15) mijil; (16) ukir; (17) maesa langit; (18) ukir; (19) mijil; (20) ukir; (21) durma; (22) ukir."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.55-NR 157
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini bercerita tentang seorang ksatria bernama Sidapaksa dan istrinya bernama Sri Tanjung, yang mengabdi pada Prabu Sulakrama di negeri Sindureja. Disalin oleh R-M. Suwandi untuk Pigeaud pada tahun 1928. Daftar pupuh: (1) megatruh; (2) mijil; (3) megatruh; (4) mijil; (5) megatruh; (6) mijil; (7) ?; (8) maskumambang; (9) ?; (10) mijil; (11) megatruh; (12) durma; (13) megatruh."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.51-A 9.04
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks Sri Tanjung, kemungkinan merupakan tembusan karbon dari CH.53. Untuk keterangan selanjutnya lihat deskripsi naskah tersebut. Naskah tidak dimikrofilm."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.52-G 33
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah yang diterinia Pigeaud dari koleksi R. Asparin ini merupakan hasil ketikan dari salinan tulisan tangan FSUI/CH.51 (A 9.04, dibuat pada November 1928). Salinan ketikan ini dikerjakan di Surakarta pada Januari 1931 sebanyak 4 buah, 3 buah di antaranya (HA32 b-c, dan G 33) merupakan tembusan karbon. Dalam koleksi FSUI ini hanya eksempl^ar 'a' yang dimikrofilm. Baik salinan ketikan maupun salinan tulisan tangan ini merupakan hasil alih aksara dari naskah induk yang kemungkinan sekarang terdapat pada koleksi KBG 378. Pada lembar belakang (h.76) terdapat keterangan tentang isi naskah, yaitu sebuah teks yang dimulai dengan pengusiran Wangsengsari dan Suranagara tahun 1771, kedatangan kembali Wong Agung Wilis dan pengangkatan Prabu Blambangan pada tahun 1767, pengusiran P. Wilis pada tahun 1768, pembuatan benteng Lateng pada tahun 1769, pengangkatan Mas Alit menjadi tumenggung Wiraguna di Pangpang pada tahun 1773."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.53-HA 32a-c
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks Sri Tanjung, diterima Pigeaud di Banyuwangi pada Oktober 1929 (h.260). Melihat pupuh-pupuh yang ada, tampaknya teks ini mempunyai beberapa kesamaan dengan teks naskah FSUI/CH.53 (HA 32a). Untuk keterangan bibliografi selengkapnya lihat deskripsi naskah tersebut."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.54-NR 163
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Darmasumarta
"Naskah babad ini merupakan buah karangan R. Darmasumarta, di Paguwan, Purwakarta, pada tahun 1927. Teks diawali dengan permohonan Adipati Paguwan kepada Raja Brakumara dari Majapait, agar kedudukannya sebagai adipati Wirasaba dapat digantikan anaknya yang bernama Urang, karena dirinya sudah merasa tua sehingga tidak mampu lagi untuk menunaikan tugasnya sebagai adipati. Dilanjutkan dengan kisah Radenputra Majapait (Raden Baribin?) yang diusir dari istana. Ia kemudian pergi ke Pajajaran. Raja Pajajaran menikahkannya dengan canggah Prabu Maradipa Pajajaran. Pernikahan tersebut menghasilkan empat orang anak, tiga laki-laki dan seorang wanita. Anak laki-laki masing-masing bernama R. Keduu, R. Banyaksasra, R. Banyakgumarang, sedangkan anak perempuannya bernama Ngaisah. R. Keduu pergi ke Majapait, sampai di Wirasaba dipungut anak oleh Adipati Wirasaba. Suatu saat ia pergi ke Majapait mewakili Adipati Wirasaba. Raja Majapait memberikan hadiah berupa isteri dan tanah dari Gunung Sumbing sampai Karawang, dan menjadi adipati Wirasaba dengan gelar Adipati Margautama. Anaknya yang bernama R. Suwarga kemudian menggantikannya sebagai adipati dan bergelar Wargautama pula. Sementara itu, R. Banyaksasra yang ingin mencari R. Keduu disuruh oleh ayahandanya untuk pergi ke Pasirluhur, R. Banyakgumarang ke Keling, dan Ngaisah ke Kejawar. Di Pasirluhur R. Banyaksasra kedatangan anak mranggi Kejawar yang bermimpi kejatuhan bulan dari Pasirluhur. Akhirnya anak mranggi tersebut kawin dengan Ngaisah dan kembali ke Kejawar. Pendhita putra dari Pajajaran pergi ke Pasirluhur, ingin menemui anaknya. Ia bertemu dengan Mangun, anak R. Banyaksasra yang sudah meninggal. Ki Pandita meramalkan bahwa Mangun kelak akan menjadi bupati Banyumas, di pinggir S. Lanang. Di kemudian hari Mangun menikah dengan anak adipati Banyumas. R. Ciungwanara atau Banyakwide sebagai Raja Pajajaran mengusir adiknya yang bernama R. Jaka Susuruh. Ia pergi ke timur, dan setelah mendirikan Majapait, ia kemudian menyerang Banyakwide. Akhirnya Banyakwide melarikan diri ke Banakeling. Setelah seratus tahun, Majapait yang saat itu rajanya bernama Ardiwijaya, hancur karena angin topan. Seiring dengan makin menyurutnya pengaruh kerajaan Majapait, timbul kerajaan baru yaitu kerajaan Demak, dengan rajanya R. Patah yang beragama Islam. Adipati Wargautama juga masuk agama Islam. Setelah Raja Demak wafat, maka diganti oleh Mas Karebet, putra Ki Ageng Pengging, yang diambil menantu oleh Raja Demak. Ia lebih dikenal dengan sebutan Jaka Tingkir, karena lama tinggal di desa Tingkir. Keraton lalu dipindahkan ke Pajang. Putri Adipati Wirasaba diambil sebagai isteri oleh Adipati Pajang. Ketika mendengar laporan bekas besan Adipati Wirasaba yang menyatakan bahwa istrinya tersebut adalah bekas menantunya, Adipati Pajang menjadi murka dan memerintahkan untuk membunuh Adipati Wirasaba. Sepeninggal Adipati Wirasaba, Banyumas kemudian dibagi empat oleh putra menantunya, yaitu: Banyumas, Bogor, Kerawang dan Manglen. Cerita dilanjutkan dengan kisah kerajaan Mataram, peristiwa pemberontakan Untung Surapati di Kartasura, serta kisah pemerintahan Tumenggung Yudanagara di Banyumas berikut anak keturunannya. Naskah terdiri atas dua bagian, berciri A 5.10a dan b. Naskah (b) berbentuk macapat, disalin pada Januari 1928 dan naskah (a) merupakan ringkasan per pupuh dari naskah (b) tersebut, disalin pada Februari 1928. Kedua naskah disalin di Surakarta (h.i), kemungkinan oleh staf Pigeaud. Salinan (a) dikirim kepada R.A.A. Suyana, Bupati Sepuh Pasuruan, pada bulan Juli 1930. Dan salinan (b) dikirim ke Panti Boedaja. Namun kedua salinan tersebut kini tersimpan di koleksi FSUI."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.176-A 5.10a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini mengisahkan perjalanan hidup Prabu Astradarma, raja di negara Yawastina sampai pada pernikahannya dengan seorang putri dari kerajaan Kadiri."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BKL.0181-CS 4
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>