Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1798 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah ini merupakan tembusan karbon dari UR.34 - G 8. Keterangan selengkapnya lihat deskripsi naskah tersebut. Naskah tidak dimikrofilm."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
UR.34a-B 21.01a-b
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Serat Tatacara yang disusun oleh M. Prawirasumarja ini, berisi berbagai macam upacara adat Jawa (93 macam), semenjak anak masih dalam kandungan, masa remaja, saat menikah hingga meninggalnya. Tatacara tersebut secara terperinci adalah sebagai berikut: 1. Nyidham (h.5); 2. Watekipun tiyang estri ingkang wiwit meteng (h.8); 3. Tiyang meteng (h.8); 4. Sirikanipun tiyang meteng (h.9); 5. Saratipun tiyang meteng (h.10); 6. Wilujenganipun tiyang meteng sarta ingkang nama tingkeb (h.ll); 7. Manak dalah saratipun (h.ll); 8. Ari-ari (h.13); 9. Welat (h.13); 10. Pamulasaraning jabang bayi (h.14); 11. Pamulasaraning tiyang manak (h.14); 12. Saratipun jabang bayi (h.15); 13. Sirikanipun jabang bayi (h.20); 14. Dolanan (h.21); 15. Kahawisan (h.22); 16. Panggulawentahing jabang bayi (h.22); 17. Kaul (h.24); 18. Lare pisah tilem (h.25); 19. Ngruwat(h.25); 20. Lare ingkang sampun diwasa (h.28); 21. Lare royal (h.28); 22. Petang dinten (h.28); 23. Tarub (h.28); 24. Asung dhahar (h.29); 25. Uleman pasumbang (h.34); 26. Sandhang pangangge Jawi (h.35); 27. Wilujengan ing dalem sataun (35); 28. Kudangan (h.36); 29. Pirukunan (h.37); 30. Sunat tuwin tetak (h.38); 31. Lampah sarta sarat warni-warni (h.39); 32. Kembar mayang (h.41); 33. Gagar mayang (h.43); 34. Sawatan gantal (h.43); 35. Pupuk toya seakar setaman (h.43); 36. Misuhi suku (h.44); 37. Tuwuhan (h.44); 38. Kacar-kucur (h.44); 39. Nyoloki (h.45); 40. Pemesing (h.46); 41. Nyantri (h.46); 42. Ningkah (h.47); 43. Gantung nikah (h.47); 44. Panganten sanak (h.48); 45. Panganten dereng sapeken (h.48); 46. Panganten bibar sapeken (h.49); 47. Santun nami (h.50); 48. Dikir Mulud (h.51); 49. Sedeng (h.52); 50. Pegatan (h.52); 51. Iwat (h.52); 52. Weweh (h.53); 53. Tiyang tani (h.53); 54. Pirukunanipun tiyang tani (h.57); 55. Wiwit (h.58); 56. Bresih dhusun (h.58); 57. Wowohan (h.59); 58. Tontonanipun tiyang Jawi (h.60); 59. Watek tani (h.62); 60. Watek semanak (h.62); 61. Remeh (h.63); 62. Resikan (h.63); 63. Ledhek ofTledhek (h.63); 64. Wadad (h.64); 65. Anjoged (h.64); 66. Barang gawan (h.64); 67. Wateng ingkang nalisir saking leres (h.65); 68. Adheping griya Jawi (h.66); 69. Angadegaken utawi adamel griya (h.66); 70. Wangun sarta dhapuring griya Jawi (h.69); 71. Namaning balungan utawi prabotipun griya Jawi (h.73X 72. Kedhasaran alampah dagang (h.80); 73. Madhukun (h.83); 74. Kagunanipun tiyang estri Jawi (h.86); 75. Beda-bedaningpangangge (h.89); 76. Wayuh (h.90); 77. Durjana (h.91); 78. Rajamuka (h.106); 79. Lebeting durjana anempuh (h.107); 80. Sumur (h.108); 81. Ondha (108); 82. Amben (h.108); 83. Petang wilujenganipun tiyang pejah (h.108); 84. Bakda Riyadi (h.109); 85. Sumpah (h.113); 86. Pangadilan Jawi (h.115); 87. Layon Ratu Jawi (h.118); 88. Ngelmu Sepuh (h.118); 89. Wejangan Ngelmu Sepuh (h.120); 90. Wijining tiyang anggeguru (h.122); 91. Wilujengan tumrap tiyang pejah (h.123); 92. Anak dados golonganing tiyangjaler (h.124); 93. Sarat tumrap tiyang ingkang kapejahan (h.125). M. Prawirasumarja membuat naskah ini dalam rangka menyempurnakan teks serupa yang dibuat oleh Ki Padmasusastra pada tahun 1907 (h.4), yaitu Serat Tatacara yang terkenal itu. Pada bulan November 1930, naskah dibuat salinan ketik sebanyak empat eksemplar, tiga eksemplar kini terdapat di koleksi FSUI, yaitu UR.34 (G 8) dan UR,34a (B 21.01a-b), sisanya terdapat di koleksi Panti Boedaja. Hanya UR.34 yang dimikrofilm."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
UR.34-G 8
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah salinan ketikan ini terdiri dari dua teks, yaitu: Serat Adat Tatacaranipoe Tijang ing Kampoeng Kaboepaten Panoemping, Boemi, Baron Ageng, Baron Alt ing Baron Balekambang, Bawah Kamantren dhistrik ing Lawijan, Kadhistrikan ing Kitha Soerakarta (1-44) dan Serat Adat Tatacara Panganggenipoen Abdidalem Panewoe Mantri ing Kraton Dalem Soerakarta Sapangandhap, manawi Boten Anglampahi Padamelan Wajibipoen (45-76). Naskah asli dari salinan ini adalah FSUI/UR.7 (bandingkan MSB/F.6) untuk bagian pertama, dan FSUI/UK.3 untuk bagian kedua (bandingkan MSB/F.l). Teks bagian pertama berisi keterangan mengenai tatacara hajatan mantu, tingkeban, kelahiran, sunatan, dan tetakan menurut adat-istiadat kampung-kampung di wilayah Lawiyan, Surakarta. Teks asli disusun pada tahun 1935 oleh Ki Ajar Panitra (nama samaran R.Ng. Mangunprawira), mantan Mantri Carik Panumping, di Surakarta. Panti Boedaja memperoleh naskah aslinya dari R.Ng. Mangunprawira sendiri. Teks bagian pertama ini berbentuk prosa (h.1-44). Teks bagian kedua berisi keterangan mengenai tatacara berbusana abdidalem panewu mantri di kraton Surakarta ke bawah, seperti saat di rumah, menerima tamu, mengunjungi tetangga, pesta, maupun melawat orang yang meninggal dunia. Teks ini, yang dikarang oleh Ki Ajar Panitra pada tahun 1933, berbentuk tembang macapat. Aslinya diperoleh dari Mangunprawira. Untuk daftar pupuh lihat babonnya, FSUI/UK.3."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
UR.4-G 93
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks naskah ini berisi keterangan tentang adat-istiadat membuat kaul di kampung-kampung sekitar Kraton Surakarta. Isi naskah didahului dengan cerita sakitnya Rara Suparti, yang kemudian ganti nama Rara Suparmi sampai ia sembuh, selanjutnya ia mengadakan pagelaran wayang kulit bersamaan dengan pernikahan anaknya dan seterusnya, baru kemudian diceritakan tentang tatacara pakaulan dengan memuat sedikit tentang gugontuhon. Naskah disusun oleh Ki Ajar Panitra, nama samaran dari R.Ng. Mangunprawira. Pigeaud membeli naskah ini dari Mangunprawira sendiri pada tanggal 15 Februari 1931. Naskah sudah disalin oleh staf Pigeaud (lihat UR.31a-b). Bandingkan MSB/F.35, yang mengandung teks yang sama (mikrofilm MSB, rol 104.02). Daftar pupuh: (1) dhandhanggula; (2) asmarandana; (3) sinom; (4) mijil; (5) pucung; (6) gambuh; (7) maskumambang; (8) kinanthi; (9) dhandhanggula; (10) pangkur; (11) mijil; (12) megatruh; (13) sinom; (14) kinanthi; (15) gambuh; (16) pucung."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
UR.30-NR 159
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan alih aksara ketik dari FSUI/UR.30, yang dikerjakan oleh staf Panti Boedaja di Surakarta pada tahun 1931, sebanyak dua eksemplar (B 30a-b). Hanya naskah (a) yang dimikrofilm. Teks Berisi keterangan R.Ng. Mangunprawira (Ki Ajar Panitra) tentang tatacara membuat kaul. Lihat deskripsi naskah UR.30 tersebut untuk informasi lebih lanjut."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
UR.31-B 30a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Ki Padmasusastra
Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1982/1983
899.222 PAD s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ki Padmasoesastra
"Buku ini berisi tentang tatacara (adat istiadat) dalam siklus kehidupan masyarakat Jawa yang disajikan dalam bentuk cerita dengan dialog-dialog. Tatacara tersebut diawali dengan upacara selamatan ibu hamil dan diakhiri dengan selamatan bagi orang yang meninggal sejak 3 hari hingga 1000 hari."
Jakarta: Bale Pustaka, [date of publication not identified]
BKL.1144-PW 178
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Yesy Wahyuning Tyas
"Skripsi ini berisi pembahasan tentang kandungan nilai dari makna simbolik Serat Tatacara Keraton yang merupakan bagian dari naskah Serat Abdi Dalem Keraton. Dibuat pada masa kepemimpinan Paku Buwono X. Tatacara yang diungkapkan dalam bentuk simbolik yang diberlakukan untuk para abdi dalem Keraton Surakarta Hadiningrat selama bertugas di dalam keraton. Dengan metode teori Hermeneutik penulis melakukan analisis untuk mengungkap makna simbolik dan kandungan nilai di dalamnya, berdasarkan teori aktivitas sosial. Kandungan makna nilai digolongkan berdasarkan tiga hal: filosofis, religius dan profan. Hasil analisis menyatakan bahwa makna simbolik dan kandungan nilai di dalam Serat Tatacara Keraton merupakan kandungan intisari dari kebudayaan Jawa, sebagai kebudayaan yang adiluhung untuk memayu hayuning bawana."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11472
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi uraian tentang adat pernikahan di daerah Batangan. Pernikahan tersebut dilakukan sambil berendam di sungai dan kedua mempelai saling memercikkan air sungai (sirat-siratan) ke tubuh pasangannya. Naskah ditulis oleh R. Tanaya dan Sinu Jayanggeni, dibuat pada tanggal 31 Maret 1935 di Surakarta. Naskah diterima Pigeaud pada Mei 1935. Oleh staf Panti Boedaja, naskah kemudian disalin ketik sebanyak empat eksemplar. Untuk salinan lain, lihat FSUI/UR.29, MSB/F.34, dan LOr 10.845 (4). Salinan yang terdapat di Leiden ituberasal dari koleksi Dr. Kraemer."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
UR.28-G 86
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan tembusan karbon dari naskah FSUI/UR.28. Lihat deskripsi naskah UR.28 untuk keterangan selanjutnya. Naskah ini tidak dimikrofilm."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
UR.29-A 38.06
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>