Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Teks ini berisi uraian tentang rumah Jawa, di antaranya tentang: sejarah asal mula adanya rumah di Jawa, jenis kayu, atap dan cara pemilihannya agar awet dalam pemeliharaan, peraturan membuat rumah menurut aturan negara yang berhubungan dengan penyakit pes, nama-nama rumah, nama-nama kayu (balungan) dan peralatannya, cara-cara menegakkan rumah dalam keadaan miring (doyong), serta bab selamatan (sesajian) sebagai syarat mendirikan bangunan rumah. Naskah ditulis oleh Raden Kartahatmaja di kampung Sentul, Pakualaman, Yogyakarta pada tanggal 27 Juni 1931, kemudian oleh staf Pigeaud dibuatkan salinan ketikannya sebanyak empat eksemplar, pada bulan November 1931, di Yogyakarta. Kini FSUI menyimpan dua diantaranya, yaitu A 25.02a dan b. Hanya naskah (a) yang dimikrofilm. Untuk naskah lain yang sama judulnya, lihat LOr 8973.2."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
KR.33-A 25.02a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Giovaldi Ramadhan
"

Tugas akhir ini ditulis dengan tujuan untuk mendeskripsikan pengetahuan penulis yang telah didapat selama masa pembelajaran di Arsitektur. Pembelajaran akan kondisi arsitektur vernakular di Indonesia terasa penting untuk diketahui oleh mahasiswa arsitektur. Arsitektur Vernakular merupakan sebuah arsitektur yang berkembang dari kondisi etnik and tradisi, yang dimana dibuat oleh tukang yang berpengalaman dengan menggunakan teknik dan material yang berada di sekitaran dan lingkungan bangunan arsitektural tersebut berasal yang kian menemui proses transformasi. Di beberapa tempat di Indonesia,bangunan vernakular mendekati kepunahan, beberapa terjadi akibat dampak dari bencana alam, transformasi, atau adanya kehadiran keinginan untuk mengembangkan hal-hal yang lain. Isu-isu tersebut menurut penulis terasa sangat menarik untuk di analisa lebih lanjut, berawal dari bagaimana Arsitektur Vernakular tersebut berkembang hingga saat ini dan berbagai penanganan untuk mempertahankannya. Dokumentasi adalah salah satu cara untuk mencegah kepunahan dari Arsitektur Vernakular dan sudah digunakan sejak masa lalu.


This final report is written for the purpose of describing the writer knowledge in which have obtained during this Thesis period. This knowledge is important for students to know the condition of vernacular architecture in Indonesia. Vernacular Architecture is architecture that grew and evolved from folk architecture born of ethnic and community rooted in ethnic traditions, as well as built by builders based on experience, using techniques and materials local as well as is the answer to the environmental setting of the building is and always open to the onset of transformation. In several places in Indonesia, vernacular buildings are nearly extinct, due to natural disasters, transformation, or the presence of other interests. This are the issues which in the writer opinion is quite interesting to analyze, how an original vernacular developed until today and how to preserve its existence. Documentation is one way to preserve the extinction of vernacular architecture and has been developing since ancient.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ketikan ini, berbeda dengan kebanyakan bahan ketik pada koleksi FSUI, disalin/diketik oleh H. Overbeck atau seorang stafnya, dan bukan oleh staf Pigeaud atau petugas Panti Boedaja. Penyalinannya pada tahun 1934, di Yogyakarta. Naskah berisikan bermacam-macam teks yang berkaitan dengan ngelmu yang dimiliki orang Jawa, termasuk hal petangan, mantra, donga, maupun filsafat mistik. Rincian isi selengkapnya sebagai berikut: 1) Daftar hari dengan sifat-sifatnya (h.1-2). Untuk setiap harinya tertera lima sifat, misalnya untuk hari Kamis, bersifat tuna, kaluputan, beja, kesusahan, tuna. Rupanya daftar ini dipakai berpaduan dengan semacam petangan yang menghasilkan angka antara 1-5. Nasib kemudian diramalkan berdasarkan sifat yang berpadanan dengan angka tersebut.; 2) Ngelmu panuwun (2-8), atau doa yang diucapkan berkali-kali (sesuai instruksi) untuk memperoleh maksud tertentu. Sebagian doa ini berbahasa Arab, sebagaian lagi berbahasa Jawa.; 3) Resep untuk obat-obatan yang dapat dipakai untuk menyembuhkan penyakit tertentu (8-11).; 4) Suwuk untuk berbagai keperluan (11-13), yaitu kebiasaan orang Jawa untuk meniupi anaknya yang sakit, misalnya sambil mengucapkan semacam mantra dalam hatinya.; 5) Ngelmi kadigdayan yang dapat diperoleh melalui mutih selama tujuh hari sembari mengucapkan mantra-mantra tertentu (13-14).; 6) Daftar tali wangke, yaitu hari naas dalam tiap bulan (14-15).; 7) Mengetahui hari jatuhnya tanggal 1 setiao bulan sepanjang satu windu, dihitung untuk khurup Arbangiah (15-19).; 8) Daftar hari-hari bahaya (sangaran, nahas dina) menurut bulan Jawa (19-20).; 9) Uraian filsafat Jawa terutama keternagan istilah-istilah Arab (20-31).; 10) Beberapa rapal, termasuk rapal untuk mandi (31).; 11) Daftar yang menjelaskan hubungan tanda bagian badan denga kejadian (32-34).; 12) Rapal atau aji yang diucapkan sebagai guna-guna pangasihan (34-35)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.13-A 34.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah terdiri dari berbagai teks dan berbagai bentuk, disalin oleh berbagai tangan selama lebih sepuluh tahun. Namun, kebanyakan teks yang dimuat didalamnya ada kaitan erat dengan ilmu katuranggan, ialah ilmu perkudaan, dari hal pemeliharaan, pengobatan, penunggangan sampai dengan uraian ciri-cirinya serta firasat atau makna daripada tanda-tanda tertentu pada kuda peliharaan. Di bawah ini akan dipaparkan satu per satu bagian-bagian dari naskah ini dengan keterangan ringkas tentang isinya: 1) Serat aswatali, bertembang macapat (h.1-8). Menurut kolofon depan (h.1), teks ini ditulis pada tahun Jawa 1608 ('turangga musna retuning bumi'), yaitu 1684 Masehi. Bagian naskah ini disalin oleh Mangunatmaja atas perintah Pangeran Natabrata. Penyalinan selesai pada tanggal 21 Jumadilawal, Wawu 1753, yang bertepatan dengan 31 Desember 1825.; 2) Katuranggan gancaran (9-224), berisi berbagai macam informasi diantaranya yang paling banyak adalah informasi mengenai mantra dan jamu. Mantra meliputi mantra ynag digunakan untuk mengendalikan kuda pada waktu menaikinya, untuk kuda yang nakal, kuda yang ketakutan, kuda yang masih muda, kuda yang mogok, dan lain-lain. Jamu meliputi ramuan yang digunakan agar kuda tetap ramping, sehat, kuat, demikian pula jamu dan bedak yang diperuntukkan bagi kuda pada waktu kepanasan, membuang hajat besar, lemas, kurus, tidak doyan makan, tidak dapat buang air kecil dan besar, mengeluarkan darah, pusing, tidak mau minum, dan lain-lain. Selebihnya juga dijelaskan pakan kuda supaya menjadi galak, menjadi takut dan juga uraian bagaimana memegang kendali kuda, cemeti, bagaimana mengendalikan kuda yang sedang mengamuk, dan sebaginya.; 3) Kitab primbon, berbentuk tembang macapat (225-259). Teks ini sebagian besar tidak menjelaskan pengetahuan tentang kuda. Hal ini hanya terdapat di awal teks yaitu tentang perhitungan hari bagi kuda yang berpindah tempat.Selebihnya berisi penjelasan tentang hitungan membuat rumah menurut panjangnya, hitungan jumlah usuk, tiang pagar, longkangan, kandang, gedhongan, keris, mantra untuk menjinakkan hewan, penjelasan wujud ambengan pada waktu selamatan anak, menurut hari kelahirannya, pepali Ki Ageng Sela, dan candra aksara Jawa serta nepsu aksara Jawa yang ditujukan untuk memberi nama.; 4) Katuranggan kawi miring, yaitu teks yang ditulis dalam tembang gedhe (261-313). Isi teks ini sebagian besar merupakan penjelasan tentang cara atau aturan dalam menunggang kuda. Teks diawali dengan kolofon yang menyebutkan tarikh penulisan, yaitu 24 sapar, wawu 1682 (Rabu Pon, 17 November 1756).; 5) Gancaran (313) berisi mantra dan ramuan obat.; 6) Sambetipun katuranggan kawi miring (314-398) berisi ramuan jamu untuk berbgai keperluan, sebagian besar sama dengan informasi pada h.9-224 yang disajikan dalam bentuk gancaran (lihat teks no.2 di atas).; 7) Gancaran (399) berisi ramuan jamu dan mantra bagi kuda yang tergigit ular, kalajengking, kalaluban.; 8) Taksih sambetipun katuranggan kawi miring (400-439), ialah lanjutan dari tembang gedhe h.314-398 yang menjelaskan tentang ramuan jamu, kemudian juga menguraikan hitungan hari untuk membeli kuda, memilih anak kuda sesuai dengan hari kelahirannya, baik buruknya watak kuda menurut serat-serat lidahnya, cara membuat pecut.; 9) Gancaran (440-441) berisi uraian bermacam-macam mantra dan loloh sangar untuk kuda.; 10) Tembang macapat (441), pupuh pocung terdiri dari 3 bait, berisi keterangan waktu penyalinan Serat dalem katuranggan yaitu pada tahun 1752 (= 1834 M).; 11) Gancaran dan tembang macapat (442-467) berisi berbagai uraian tetapi tidak lagi berkisar tentang katuranggan, melainkan tentang penyakit, mistik Islam, piwulang , dan lain-lain. Naskah disalin oleh berbagai tangan, sebagian di antara tulisannya berbentuk tegak lurus seperti gaya kraton, sedang lainnya kursif dan sederhana, mirip gaya kadipaten. Namun semuanya menunjukkan ciri-ciri yang khas Surakartan, baik bentuk huruf maupun bentuk pepadan, purwapada, dan sebagainya. Dari dua tarikh yang tersebut dalam naskah, maka dapat disimpulkan bahwa naskah disalin di Surakarta sekitar tahun 1825-1834. Bagian depan disalin oleh Mangunatmaja atas perintah Pangeran Natabrata. Bagian lain disalin oleh carik lain tetapi mungkin masih atas perintah Pangeran Natabrata yang diduga pemilik naskah asli. Naskah dibeli Dr. Th. Pigeaud di Surakarta pada tanggal 25 Desember 1930, dan dibuat ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan Agustus 1931 (terlampir)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.20-NR 145
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Sindoepranoto
"Buku berjudul Jawi Kina ini membahas tentang tiga teks, yaitu: 1. mengenai tokoh Gatoetkaca (Gatutkaca), seluk beluk silsilah keluarganya, pakaian, dan kesaktiannya (hlm. 14); 2. Pandawa. Dibahas segala sesuatu yang berkaitan dengan tokoh Pandawa (hlm. 416); 3. Ajisaka. Dibahas mengenai cerite tentang tokoh Ajisaka dan pengaruh agama Hindu."
Bojonegoro: H.G. Molia, [date of publication not identified]
BKL.0264-CW 7
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Majalah pusaka jawi ini berisi pelbagai hal antara lain mengenai: laporan upacara pemakaman Sunan Pakubuwana X di Surakarta Hadiningrat; Sajarah dalem ingkang sinuhun Wicaksana kaping X; tatacara ruwatan; pathikan sastra gendhing; kraton Ngayogyakarta hadiningrat kaliyan pamardi gendhing dan kasusastran Jawi; serat jarwatama; serat jangka tanah jawi."
[Place of publication not identified]: Java Instituut, [date of publication not identified]
MJ.3-KS 96
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
899.222 BAB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Koos Siti Rochmani
"Ilmu arkeologi di Indonesia ini berumur masih sangat muda bila dibandingkan dengan ilmu - ilmu yang lain. Kurangnya minat masyarakat terhadap ilmu ini mengakibatkan sangat sedikitnya sarjana - sarjana arkeo_logi di Indonesia. Sedangkan di Indonesia ini banyak sekali terdapat peninggalan - peninggalan arkeologi yang tersebar di seluruh wilayah. Maka sesungguhnya masih banyak tenaga arkeologi yang dibutuhkan. Karena banyaknya jumlah candi-candi di Indo_nesia, yang kesemuanya membutuhkan pengawasan dan perawatan, sedangkan jumlah tenaga ahli sangat terbatas, maka hingga sekarang baru beberapa saja di antaranya yang sudah dipugar. Salah satu candi yang sudah dipugar itu ialah candi Jawi. Mengingat candi merupakan salah satu bukti se_jarah yang konkrit yang harus diwariskan pada generasi yang akan datang, maka pemerintah mengusahakan penang_gulangan dari keruntuhannya lebih lanjut, bahkan jika mungkin akan diusahakan pemugaran kembali candi-candi itu. Namun bagaimanapun juga pemugaran ini tidak boleh mengurangi nilai arkeologis dari bangunan itu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S11798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah salinan ini hanya memuat nukilan dua pupuh, yakni dhandhanggula dan asmaradana, masing-masing terdiri dari tiga pada. Menurut catatan Pigeaud, naskah ini merupakan ringkasan atau kutipan dari sebuah lontar Rengganis yang berasal dari Jawa Timur."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.106-L 10.04
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>