Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 310 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Lontar asal Bali yang berjudul Gita Sancaya ini, berawal dengan keinginan pengarang (tanpa nama) untuk belajar serta mengarang sebuah tembang seperti tembang Jawa, yang berisikan ajaran-ajaran kebajikan yakni berpikir yang baik, berkata yang benar, serta bertindak yang baik dan hati-hati. Dilanjutkan dengan ajaran kerohanian terutama kepercayaan dan berbakti kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa yang dilandasi dengan tingkah laku yang baik dan benar, serta ajaran tentang pengabdian terhadap sang Raja tanpa mementingkan pamrih semata. Disebutkan juga bahwa tembang Bali dan Jawa ada suatu perbedaan baik mengenai jenis pupuh maupun iramanya. Diakhiri dengan kehalusan tembang dhandhanggendis, yang bagaikan tabuh angklung Sidan (gamelan tradisional yang terdapat di Desa Sidan, Bali). Pengenalan tembang Jawa lewat tembang demungnya serta pelukisan rasa rendah hati pengarang atas sajian karangannya. Untuk teks-teks lain dengan judul Gita Sancaya, lihat Pigeaud 1968: 933. Teks terdiri atas 15 pupuh, sebagai berikut: (1) sinom; (2) pangkur; (3) durma; (4) asmarandana; (5) dhandhanggula; (6) mijil; (7) kinanthi; (8) pucung; (9) megatruh; (10) maskumambang; (11) girisa; (12) gambuh; (13) pucung; (14) dhandhanggula; (15) demung. Pada h.7b disebutkan daweg puput anggane pahing tolu, panglongnya ping tluwlas, sasih kanem manemoning, i sakane sanga bangsit dwang dasa lima. Berdasarkan data ini dapat ditunjukkan bahwa naskah selesai ditulis pada hari Selasa Pahing, wuku Tolu,panglong ke-13, bulan ke-6, tahun 1825 Saka (1903)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.45-LT 204
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Lontar asal Bali ini berjudul Jrum Kundangdya. Teks dimulai dengan perkawinan Nini Jrum dengan Liman Tamb dengan suatu upacara besar, meriah, dan mewah. Tidak begitu lama mereka memadu cinta kasih sebagaimana layaknya sepasang suami istri, tiba-tiba Liman Tarub secara mendadak harus meninggalkan istrinya pergi untuk tugas penting. Mereka masing-masing merasa sedih untuk berpisah walau hanya beberapa hari. Namun karena tugas penting yang harus dilaksanakan Liman Tarub, akhimya pergilah dia dengan segala berat hati meninggalkan istrinya. Istrinya pun berat hati melepas kepergian suaminya. Dalam suatu kesempatan, Kundangdya mulai mendekati Nini Jrum. Nini Jrum pun tidak menolak maksud kehadiran Kundangdya. Terjadilah paduan kasih dengan segala kemesraan tanpa mengenal batas. Saat datang Liman Tarub dari bepergian. Terjadi perselisihan antara Liman Tarub dengan Kundangdya. Kundangdya dapat dibunuh Liman Tarub dengan keris saktinya. Begitu juga Nini Jrum mengalami nasib yang sama karena ulahnya sendiri. Liman Tarub mengutuk Nini Jrum, jika menjelma nanti supaya tidak bertemu dengan dia, dan menjadi makhluk yang lebih rendah. Setelah Kundangdya dan Nini Jrum meninggal dan dikutuk, akhimya Liman Tarub pergi ke gunung untuk meruwat dirinya. Ia berbusana serba putih, berbunga kuning, pakai keris, bersumpang cempaka putih. Ia disambut oleh para dukuh yang berasrama di sekitar bebukitan. Cerita selanjutnya adalah atma Nini Jrum dan Kundangdya bertemu di Surga seperti saat masih hidup di Mercapada dengan segala kemesraan. Teks dilanjutkan dengan lukisan keindahan dan kebesaran Surga dengan segala isinya; pertemuan' Nini Jrum dan Kundangdya dengan keluarganya masing-masing di Surga dengan segala kebahagiann dan kesenangan. Teks berakhir dengan penobatan Kundangdya dan Nini Jrum sebagai raja yang disegani oleh rakyat. Kerajaan sangat tentram dan makmur, segalanya serba murah dan selamat. Pada h.63a terdapat keterangan yang menyebutkan bahwa naskah selesai ditulis pada hari Minggu Umanis Klawu, titi, tanggal ping 3. sasih Desta, rah 2, tenggek 8, Isaka 1832 (1910). Nama penulis teks maupun penyalin naskah tidak disebutkan. Untuk teks-teks lain dengan judul yang sama lihat LOr 9490 dan Kirtya 845. Naskah ini termasuk salah satu Kidung Buta Yadnya yang biasa dipakai mengundang Buta Kala untuk diberi imbalan (labaari) agar tidak mengganggu ketentraman penduduk. Dengan kata lain bertujuan untuk menetralisir alam semesta beserta isinya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.40-LT 202
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Suwidja
Jakarta: Departemen P & K Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara, 1990
294.5 SUW p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah karya Jayengwiharja ini, terdiri dari tiga teks, masing-masing berisi kisah tentang: Kiyai Sapu Garut, Pangeran Langu, serta Kiai Gringsing. Naskah diterima Pigeaud pada tanggal 17 Februari 1942, tidak diketahui secara pasti nama pemberi naskah ini (kemungkinan oleh Jayengwiharja sendiri), demikian pula dengan tarikh dan tempat penulisan/penyalinannya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.27-W 66.16
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Pujaharja
"Buku ini memuat tentang balasan seorang anak terhadap orang tua. Yang menjadi tokoh cerita adalah Jakasakti. Bagaimana kewajiban-kewajiban seorang anak pada orang tuanya."
Batawi: Pirmeh Papirus, 1912
BKL.0799-CL 46
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Teeuw, Andries, 1921-
"Buku ini diawali dengan: 1.) Pendahuluan; 2.) Pembahasan mengenai Bhoma dan Samba di ?voorindie?; 3.) Pembahasan mengenai Bhomakawya dan Hikayat Sang Boma; 4.) Terjemahan teks (Bhomakawya) dengan catatan; 5.) Indeks nama; 6.) Indeks lexicografi; 7.) Tambahan berupa ikhtisar mengenai persajakan atau tembang."
Batavia: [publisher not identified], 1946
BKL.0805-WY 40
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Eringa, Fokko Siebold
"Buku Lutung Kasarung ini adalah hasil penelitian secara filologis yang dikerjakan oleh Dr. F. S. Eringa. Pada bagian I dibahas mengenai cerita-cerita ?pantun? Sunda yang tidak sama dengan pengertian Pantun Melayu. Pada bagian II dibahas salah satu cerita yang digolongkan dalam Pantun Sunda, yaitu cerita Lutung Kasarung: pembahasan meliputi aspek bahasa dan gaya bahasanya, naskah-naskah yang bersii cerita Lutung Kasarung. Pada bagian III teks Lutung Kasarung dan terjemahannya. Pada bagian IV catatan dan glosarium."
's-Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1949
BKL.0830-CL 50
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
H. Sutan Ibrahim
"Inti cerita dari buku ini adalah seorang anak yang durhaka terhadap orang tuanya. Lalu asal mulanya ada pulau yang bernama pulau Kantan, yang terjadi dari kapal yang tenggelam milik Kantan yang telah durhaka kepada kedua orang tuanya. Di pulau tersebut ada monyet putih yang diduga penjelmaan istri si Kantan. Kemudian sungai di desa Pane tersebut dinamai sungai Durhaka."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1931
BKL.0772-CL 51
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Dian Rakyat , 1992
294.592 4 BHA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Krishna, Anand
Jakarta: Pusat Studi Veda dan Dharma, 2014
294.5 KRI b (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>