Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5271 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah ini memuat teks berbahasa Madura, ialah Serat Patimah, atau Cariyosipun Baginda Ali-Patimah, yang merupakan bagian pertama dari keseluruhan ceritera riwayat Nabi Muhammad. Lanjutan teks ini adalah Serat Samud. Dalam kisah ini, antara lain diceritakan tentang awal mula pertemuan antara Baginda Ali dengan Dewi Patimah, sampai dengan perkawinannya hingga mendapatkan keturunan anak yang sifatnya seperti ayahnya: sangat saleh dan taat melaksanakan perintah agama. Setelah diperbandingkan dengan informasi dalam Poerbatjaraka dkk 1950: 63-68, ternyata versi teks pada naskah ini berbeda dengan teks-teks lain yang telah diuraikan. Daftar pupuhnya sebagai berikut: 1) asmaradana; 2) durma; 3) dhandanggula; 4) mijil; 5) sinom; 6) dhandanggula; 7) durma; 8) mijil; 9) sinom; 10) pangkur; 11) maskumambang; 12) kinanthi; 13) sinom; 14) dhandanggula. Naskah ini diperoleh dari (atau disalin dari babon milik?) Kiliaan Charpentier pada tahun 1927 oleh Pigeaud. Alih aksara kemudian dibuat oleh staf Pigeaud pada tahun 1932. Lihat FSUI/CI.17 untuk transliterasi tersebut."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.98-B 3.09
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan alih aksara dari naskah FSUI/CI.98, milik Kiliaan Charpentier yang dibeli Pigeaud pada bulan Desember 1927. Pada koleksi FSUI terdapat tiga eksemplar naskah ini (A 30.03a-c), yaitu ketikan asli (a) dan dua tembusan karbon. Lihat deskripsi naskah CI.98 untuk keterangan selanjutnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.17-A 30.03a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini cukup sulit dibaca. Pada halaman-halaman depan sebagian besar teks tak terbaca karena halaman-halamannya sobek dan/atau berlubang. Naskah berisi teks yang diberi judul Cariyosipun Raden Nitikusuma ini antara lain menceritakan seorang raja yang minta tolong pada dua ekor kijang, induk dan anaknya, untuk membacakan huruf-huruf yang terdapat pada kendhil (periuk) tua dan berakhir pada penjelasan Patih Guwasari kepada rajanya, bahwa wilayah Guwasari merupakan hak waris Raja Jaka dari Jong Biraji. Bagian berikutnya dimulai dengan saran patih agar mengembalikan Guwasari kepada si pemilik dan berakhir pada perang antara Raden Nitikusuma dan Garusela. Cerita bagian kedua terputus dengan tiba-tiba, seakan-akan masih ada sambungannya. Menurut keterangan yang berada pada h.1, sambungan tersebut berada pada FSUI/CL.27. Daftar pupuh: 1) dhandhanggula; 2) sinom; 3) kinanthi; 4) pangkur; 5) maskumambang; 6) pangkur; 7) kinanthi; 8) dhandhanggula; 9) durma; 10) mijil; 11) sinom; 12) asmaradana; 13) dhandhanggula; 14) pangkur; 15) kinanthi; 16) dhandhanggula; 17) durma; 18) sinom; 19) asmaradana; 20) dhandhanggula; 21) sinom; 22) kinanthi; 23) dhandhanggula; 24) mijil; 25) asmaradana;; 26) dhandhanggula; 27) sinom; 28) sinom; 29) dhandhanggula; 30) asmaradana; 31) durma; 32) sinom; 33) dhandhanggula; 34) kinanthi; 35) pangkur; 36) durma; 37) dhandhanggula; 38) kinanthi; 39) durma; 40) asmaradana; 41) pangkur; 42) dhandhanggula; 43) mijil; 44) asmaradana; 45) dhandhanggula. Tidak ada keterangan apa pun mengenai penulisan dan penyalinan naskah ini. Namun berdasarkan gejala kodikologis, diduga bahwa naskah ini cukup kuna---mungkin disalin sebelum awal abad 19. Sedang ditilik dari penamaan metrum dan dialek bahasanya, teks ini diduga dari tradisi naskah Madura, atau setidak-tidaknya dari tradisi pesisir utara Jawa Timur. Menurut keterangan yang terdapat pada h.1, naskah ini diperoleh Pigeaud dari Kiliaan-Charpentier pada bulan Juli 1927 dan sudah dibuat ringkasannya oleh Suwandi pada bulan Agustus 1929."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.26-NR 19
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks lanjutan FSUI/CL.26, berisi pupuh 42-45. Lihat deskripsi naskah CL.26 tersebut untuk keterangan selanjutnya. Teks menceritakan perang antara Raja Sambra dengan Sasrawijaya sampai dengan perkawinan Citrasantun dengan Pesuraga dan Candrasekar dengan Sriwijaya. Teks naskah ini tampaknya tidak lengkap, tetapi belum ditemukan naskah yang berisi teks sambungannya. Pada h.45-46 terdapat sketsa dengan pensil berupa tokoh wayang, sedangkan pada h.47 terdapat tulisan dengan pensil dan beraksara Jawa, berbunyi, ?ini nyang punya carita Radin Suma?. Menurut keterangan yang terdapat pada h.1, teks naskah ini telah diringkas oleh Mandrasastra, di Yogyakarta, pada bulan Februari 1930. Naskah ini diperoleh Pigeaud pada bulan Juli 1927 dari Kiliaan-Charpentier."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.27-NR 31
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi dua teks, yaitu: Cariyosipun Pareden Gamping (h.1-15) dan Cariyosipun Hastana Talakbrantan (h. 16-23). Cariyosipun Pareden Gamping menceriterakan Gunung Gamping di desa Bodheh, kalurahan Sakakawah, di Yogyakarta. Gunung Gamping menjadi mata pencaharian penduduk di sekelilingnya, sebagai tulang punggung perekonomian mereka. Selain itu disebutkan pula cara-cara mengadakan selamatan Gunung Gamping. Cariyosipun Hastana Talakbrantan menceriterakan kuburan Hastana Talakbrantan di desa Sudimara, distrik Jengis, kabupaten Bantul, Yogyakarta. Asal-usul kuburan ini bermula dari ceritera Talakbranta (Dewi Suita), putri Prabu Brawijaya V dari permaisuri yang bernama Rara Raditya. Dewi Suita dalam hidupnya melakukan pengembaraan (tetruka). Dalam pengembaraannya Dewi Suita mengalami berbagai cobaan, sehingga ia melakukan tapa (semedi). Dalam pertapaannya Dewi Suita mendapat wangsit dari dewa, bahwa Dewi Suita akan mendapat kebahagiaan hidup di tempat mereka bertapa yang bernama Sudimara. Ketika meninggal, Dewi Suita juga disemayamkan di desa Sudimara, bekas tempat pertapaannya. Ciri khas dari kuburan Hastana Talakbrantan ditandai dengan pohon gurda, tetapi pohon gurda tersebut sudah tidak ada karena patah pada waktu ada angin besar. Pada h.l disebutkan, bahwa naskah ini merupakan gubahan dari R.M. Jayengwiharja, yang dikumpulkan dari ceritera-ceritera rakyat. Karya-karya R.M. . Jayengwiharja ini telah dikenal di antaranya adalah Pejah Kawandasa Dinten (Batavia Centrum: Bale Poestaka, 1933). FSUI/CL.103 merupakan naskah lain dari Jayengwiharja. Tidak terdapat keterangan tentang penulisan teks ini, maupun penyalinan naskah, tetapi diperkirakan tahun 1930an. Naskah diperoleh Pigeaud pada tanggal 7 Juni 1941."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.100-W 65.01
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini disalin pada hari Kamis tanggal 8 Rejeb, Je dengan sengkalan: 'Catur Murti Naga Bumi'. Padanan sengkalan tersebut adalah tahun 1884, namun tahun tersebut tidak mungkin dianggap sebagai tahun Jawa, walaupun dikatakan Je, karen; bertepatan dengan 1952 Masehi, tigapuluhan tahun setelah naskah dikoleksikan olel Pigeaud. Menurut kami yang dimaksud adalah tahun Masehi 1884, yang kebetular bertepatan dengan tahun Jawa 1804, ialah warsa Je. Cerita yang disalin dalam naskah ini belum selesai sebagaimana tertulis dalam h.341, getun seh ora tutuk. Ringkasan cerita ini telah dibuat oleh Mandrasastra, kini tersimpan bersama naskah induk di FSUI. Teks ini menceritakan keadaan negara Cina pada zaman lima raja, dengan menitikberatkan tokoh Cin Syok Po. Oleh karena itu kami beri judul Cariyosipun Cin Syok Po. Daftar pupuh: (1) asmarandana; (2) dhandhanggula; (3) sinom; (4) maskumambang; (5) megatruh; (6) pangkur; (7) durma; (8) kinanthi; (9) pucung; (10) asmarandana; (11) sinom; (12) maskumambang; (13) pangkur; (14) dhandhanggula; (15) kinanthi; (16) pucung; (17) pangkur; (18) gambuh; (19) dhandhanggula; (20) megatruh; (21) sinom; (22) pangkur; (23) mijil; (24) kinanthi; (25) durma; (26) asmarandana; (27) maskumambang; (28) pangkur; (29) dhandhanggula; (30) pucung; (31) sinom; (32) asmarandana; (33) pangkur; (34) megatruh; (35) maskumambang; (36) dhandhanggula; (37) durma; (38) asmarandana; (39) sinom; (40) kinanthi; (41) dhandhanggula; (42) asmarandana; (43) pangkur; (44) pucung; (45) sinom; (46) dhandhanggula; (47) asmarandana; (48) gambuh; (49) sinom; (50) kinanthi; (51) durma; (52) gambuh; (53) pangkur; (54) dhandhanggula; (55) durma; (56) pangkur; (57) asmarandana; (58) megatruh; (59) dhandhanggula; (60) pucung; (61) pangkur; (62) durma; (63) asmarandana; (64) sinom; (65) pangkur; (66) gambuh; (67) dhandhanggula; (68) pangkur; (69) asmarandana; (70) dhandhanggula; (71) pangkur; (72) dhandhanggula; (73) pucung; (74) durma; (75) sinom; (76) asmarandana; (77) dhandhanggula."
[place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CT.6-NR 320
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah NR 256 telah hilang dari koleksi FSUI, namun ringkasan yang disusun oleh Mandrasastra pada tahun 1935 masih ada (27 hlm, aksara Latin), sehingga keterangan isinya masih ada. Naskah yang hilang berisikan teks Cariyosipun Tyo Jo berbentuk macapat, tersusun dalam 64 pupuh. Teks menceritakan seorang panglima nerang yang bernama Tyo Jo yang sangat haus akan kekuasaan, sehingga berusaha untuk menggulingkan pemerintahan Lao Pi yang bergabung dengan Lao Piya di negara King Ciu. Pada teks ini kebanyakan hanya menceritakan cara Tyo Jo membuat strategi untuk mengalahkan musuh, tetapi pada akhirnya Tyo Jo tidak berhasil mengalahkan Lao Pi. Pada naskah ini sendiri terdapat catatan judul Sarn Kok, yang keliru. Lihat FSUI/CT.3 untuk naskah lain Cariyos Tyo Jo, yang mungkin merupakan bagian teks yang mendahului FSUI/CT.16 ini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CT.16-NR 256
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Rd. Angga Baja
"Buku ini merupakan terjemahan dari cerita Sunda berjudul Sejarah Seh Abdurahman dan Abdurahim. Kisah diawali dengan gambaran tentang tokoh Seh Ngabdurahman, seorang saudagar yang kaya raya. Cerita diakhiri dengan kisah-kisah Mursid"
Batavia: Landsdrukkerij, 1877
BKL.1107-CL 85
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan catatan dari Jayengwiharja, tentang makam Kiai Ageng Tunggulwulung di desa Kebon Agung, distrik Minggir, kabupaten Sentolo, Yogyakarta. Makam tersebut dikramatkan, sehingga banyak orang yang datang ke makam tersebut untuk meminta restu supaya berhasil dalam usahanya. Pigeaud mendapatkan naskah ini dari penulis pada tanggal 17 September 1941. Bandingkan FSUI/CL.100 untuk tambahan informasi tentang Jayengwiharja."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.103-W 65.08
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini terdiri atas bagian I. cerita-cerita lakon kethoprak: 1. Kresna Nguntal Raga; 2. Merang Resmi; 3. Tambang Sukesi; 4. Demang Pancal Pugung; 5. Agung pingit; 6. Sri Tanjung; 7. Batak koba; 8. Panji pulang jiwa; 9. Prabu Adidarma, limpating putri; 10. Demang Surya Ngalam; 11. Lelana Ngakerat; 12. Prabu Pastapa, Gilingwesi; 13. Rara Blorong. Bagian II. Pakem Balungan ringgit purwa sebanyak 46 buah, diawali dengan 1. Prabu Wiramba, diakhiri dengan no.46. lakon Semar Papa."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.15-KS 62
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>