Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3265 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah ini merupakan ringkasan tiga naskah yang berasal dari koleksi R. Sasradanukusuma, Sampang, Madura, yang kemudian menjadi milik Museum Sonobudoyo pada tahun 1930an. Ketiga naskah yang diringkas didalamnya adalah: MSB/L.314, Serat Menak Rengganis (1-10) (bandingkan ringkasan lain dari naskah yang sama, FSUI/CI.86a); MSB/P.169, Serat Johar Manik (11-15); dan MSB/L.296, Serat Rama Jarwa (15-29). Kurang jelas siapa yang membuat ringkasan naskah-naskah ini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.86b-L 15.14b
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan ringkasan dari sebuah naskah yang semula berciri HS Th.P. NR 337. Sayangnya, naskah tesebut, seperti semua naskah Dermagandhul lain dari koleksi FSUI, kini telah hilang. Naskah berisi ringkasan lima teks, yaitu Dermagandhul, Piwulang Budi Sae, Gatholoco, Cabolek, dan Cakruk Truna. Ringkasan dibuat pada tahun 1939 oleh Mandrasastra, atas perintah Pigeaud, mungkin di Yogyakarta. Dalam membuat keterangannya, Mandrasastra menyebutkan nama tembang, jumlah pada dan nomor halamannya, berikut uraian singkat alur cerita pupuh per pupuh. Cuplikan teks awal setiap pupuh tidak disertakan. Teks Dermagandhul berisi percakapan antara Seh Kalamwadi dengan Dermagandhul, kemudian dilanjutkan cerita perjalanan Sunan Bonang. Diceritakan juga mengenai penyerangan Patih Gajah Mada terhadap Demak dan lolosnya Prabu Brawijaya menuju ke barat. Abdidalem Prabu Brawijaya, Sabda Palon dan Naya Genggong menyesalkan sikap rajanya yang mengubah agamanya menjadi lslam. Urutan pupuh dalam teks ini sebagai berikut: (1) mijil; (2) duduk; (3) sinom; (4) dhandhanggula; (5) asmarandana; (6) dhandhanggula; (7) pangkur; (8) sinom; (9) dhandhanggula; (10) sinom; (11) pangkur; (12) asmarandana; (13) dhandhanggula; (14) mijil; (15) kinanthi; (16) duduk; (17) asmarandana. Teks Piwulang Budi Sae konon merupakan warisan dari Panembahan Daka. Di dalamnya disampaikannya berbagai ajaran mengenai etika, di antaranya uraian mengenai arti kata satria. Teks ini juga mencela tindakan yang banyak dilakukan oleh orang-orang zaman sekarang, yang tidak sesuai dengan etika. Urutan pupuhnya sebagai berikut: (1) kinanthi; (2) sinom; (3) asmarandana. Serat Gatholoco menceritakan petualangan seseorang bernama Gatholoco yang menolak ajaran agama Islam. Gatholoco berkelana dan bertemu dengan pesantren Arjasari lalu terjadi perbantahan mengenai ajaran-ajaran agama Islam dengan tiga orang santrinya. Perjalanan dilanjutkan hingga Gatholoco bertemu dengan Dewi Perjiwati di Goa Siluman Werit. Urutan pupuhnya sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) sinom; (3) pangkur; (4) asmarandana; (5) gambuh; (6) sinom; (7) kinanthi. Serat Cabolek menceritakan para alim ulama yang dipimpin oleh Ketib Anom menggugat seseorang bernama Ki Cabolek karena dianggap telah melanggar ajaran agama Islam. Urutan pupuhnya sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) asmarandana; (3) sinom; (4) kinanthi; (5) dhandhanggula; (6) sinom; (7) gambuh; (8) dhandhanggula; (9) pangkur; (10) mijil; (11) sinom; (12) asmarandana; (13) durma; (14) asmarandana; (15) dhandhanggula; (16) sinom; (17) pangkur; (18) mijil; (19) dhandhanggula; (20) asmarandana. Teks terakhir, yaitu Serat Cakruk Truna, menceritakan petualangan seorang anak yang hidup sebatang kara bernama Cakruk Truna. Untuk mempertahankan hidupnya ia berusaha dalam berbagai pekerjaan, sampai akhirnya ia tirakat di bawah pohon Tri Wulan. Raja Jinn dari pohon Tri Wulan mohon agar Cakruk Truna menghentikan tapanya dengan imbalan Slompret dan Kantong. Dengan berbekal benda wasiat itu Cakruk Truna menculik putri dari negara Rum, namun akhirnya Cakruk Truna dapat ditipu oleh sang Putri. Cerita berakhir dengan kembalinya Cakruk Truna seperti semula ketika ia belum mendapat benda-benda wasiat itu, karena diperdayai oleh sang Putri dari Rum. Urutan pupuhnya sebagai berikut: (1) asmarandana; (2) dhandhanggula; (3) sinom; (4) pucung; (5) duduk; (6) sinom; (7) maskumambang; (8) mijil; (9) asmarandana; (10) kinanthi; (11) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.87-NR 377
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan alih aksara berbentuk cuplikan pada awal dan akhir setiap pupuh dari naskah FSUI/SJ.70 yang kini tidak diketahui lagi keberadaannya. Naskah babon tersebut diterima Pigeaud dari Ir. Moens pada Oktober 1927. Keterangan bibliografis lihat SJ.l 10."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.111-L 23.05
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berupa ringkasan dan petikan pada awal dan akhir setiap pupuh dari naskah FSUI/SJ.117. Ringkasan dibuat oleh R.M.Suwandi pada bulan Maret 1929. Keterangan isi dan bibliografi, lihat FSUI/SJ. 117 dan 119."
[S.l.] : [S.n.], [date of publication not identified]
SJ.116-L 23.09
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abu Ahmadi
Jakarta: Bumi Aksara , 1995
297 ABU m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Al-Math, Muhammad Faiz
Jakarta: Gema Insani Press , 1994
297 ALM k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bawany, Begum Aisyah
Jakarta: Bumi Aksara , 1994
297 BAW m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bloom, Jonathan M.
London: BBC Worldwide, 2000
297 BLO i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ghonaimi, Zine Eddin Abdul Maqsud
Marocco: Isesco, 1996
297 GHO i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gilsenan, Michael
London: I.B. Tauris, 1992
297 GIL r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>