"Serat menak, versi Yasadipuran. Teks naskah ini berisi episode cerita Menak Gulangge, khususnya pada bagian yang mengisahkan Wong Agung Jayengrana ketika berada di negara Kalakodrat, hingga penyerbuannya ke negara Ngrokam. Teks mencakup jilid 7, pupuh 60 sampai dengan jilid 8, pupuh 19 dari versi cetak Van Dorp tahun 1887-1889. Ringkasan cerita selengkapnya dapat dibaca dalam Pratelan I: 322-329. Menurut kolofon depan, naskah mulai disalin pada hari Rabu Manis, 8 Mulud, Wawu 1780. Titimangsa ini penuh dengan kekeliruan (hari-pasaran tidak cocok dengan tanggal, warsa dan tahun tidak cocok). Kalau diambil angka tahun saja, yakni 1780 Jawa (1851 Masehi), rasanya tidak mungkin, melihat corak tulisan yang lebih cocok untuk gaya dasawarsa 1880an atau 1890an. Tempat penyalinan tidak disebutkan, tetapi mengingat gaya sunggingan pada mangajapa dan ciri-ciri paleografis lain, penyunting menduga bahwa naskah ini berasal dari kalangan pecinan Pasisir Tengah, mungkin sekitar kota Semarang. Dugaan ini memang cocok dengan keterangan bahwa naskah masuk koleksi FSUI sebagai hadiah dari seorang keturunan Tiong Hoa bernama ?Babah Toeloes, djoeloek Goey Ing Siang,? bertempat tinggal di Wotgandul, Semarang. Untuk dua naskah lain yang diperoleh dari orang yang sama, lihat CI.62 dan CI.99 dalam koleksi FSUI. Naskah diterima oleh Dra. Astuti Hendrato atas nama Fakultas Sastra Universitas Indonesia, pada tanggal 18 Oktober 1973."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.73-NR 537
Naskah Universitas Indonesia Library