Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81092 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S26399
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sarwono; Arlan Septia Ananda Rasam
"ABSTRAK
Selaras dengan perkembangan dunia usaha pada saat ini yang sangat turbulen
dan pengembangan yang ada di pulau Batam serta kesempatan usaha yang ada dikawasan
Asean maka PT Senawangi harus dapat memanfaatkan peluang tersebut.
Dengan faktor kekuatan yang dominan, seperti lahan yang luas serta sangat
potensial dan beberapa . faktor lainnya, PT Senawangi mempunyai kesempatan untuk
memanfaatkan kondisi tersebut untuk dapat mengembangkan tingkat pertumbuhan
usahanya melebihi tingkat pertumbuhan yang saat ini telah ada yang disebabkan oleh
rendahnya tingkat pertumbuhan yang ada pada sektor industri perminyakan dunia,
khususnya Indonesia,yang sekarang merupakan pilar utama usaha PT Senawangi.
Salah satu upaya untuk mendapatkan hal tersebut adalah melakukan diversifikasi
usaha yang bersifat konglomerasi dan ekspansif dengan agresif memanfaatkan secara
maksimal sumber daya yang ada saat ini dan memperbaiki serta menambah beberapa
faktor produksi yang diperlukan guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Dengan merujuk kepada sifat dan pola perdagangan yang ada di Indonesia dan
dikawasan Asean serta kecenderungan pengembangan pulau Batam maka terdapat
beberapa alternatif unit usaha baru yang dapat dikembangkan oleh PT Senawangi
khususnya yang ada didalam jalur usaha (business core) yang sekarang ditekuni.
Alternatif unit usaha baru yang diusulkan untuk dikembangkan lebih lanjut
antara lain adalah pengembangan usaha baru jasa "transhipment" untuk komoditi seperti
halnya bahan dasar industri kimia, usaha jasa manufaktur yang terdiri dari jasa
konstruksi/fabrikasi peralatan baja seperti industri "shiprepair", industri "docking
shipbuilding", industri percetakan dan industri perakitan komponen kelistrikan.
Sebagai dasar atas pemilihan alternatif unit usaha baru ters'ebut adalah
hambatan untuk masuk (entry barier) kedalam industri tersebut serta kemudahan
untuk kembali keluar dari industri tersebut secara strategis dan ekonomis didasarkan
kepada potensi PT Senawangi saat kini.
Akhirnya analisa ini akan memberikan beberapa gambaraan, keuntungan
yang dimiliki akibat dilaksanakannya altematif unit usaha tersebut diatas.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Handayani
"Diversifikasi adalah perusahaan yang mengembangkan bisnisnya dengan memiliki lebih dari satu industri untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Skripsi ini meneliti pengaruh tingkat diversifikasi dan strategi diversifikasi terhadap profitability, pertumbuhan, dan resiko perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara rata-rata tingkat diversifikasi mempunyai hubungan dengan profitability, growth, dan systematic risk. Namun, tidak terlihat hubungan antar tingkat diversifikasi dari segi firm risk. Hasil lain menunjukkan jenis strategi diversifikasi tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja perusahaan, baik dari segi profitability, firm risk, growth dan systematic risk.

Diversification is a firm that develops its business which has more than one industry to increase firm?s growth. This thesis is to study the effects of diversification level and strategy to firm?s profitability, growth, and risk.
The result indicates that overall diversification level have a correlation with firm?s profitability, growth, and systematic risk. But in this study was found that there is no correlation between diversification level and firm risk. There are other findings that have shown diversification strategy doesn?t have a significant correlation with the firm?s performance, profitability, firm?s risk, growth, and systematic risk.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Irfan Yudiyatno
"Skripsi ini bertujuan untuk meneliti pengaruh diversifikasi usaha terhadap level dan volatilitas kinerja masa depan perusahaan dan meneliti biaya keagenan dalam mempengaruhi hubungan strategi diversifikasi terhadap kinerja. Pengaruh diversifikasi terhadap masing-masing ukuran kinerja diuji dengan analisis regresi berganda dengan variabel kontrol berupa ukuran perusahaan, umur perusahaan, rasio hutang dan pertumbuhan penjualan. Biaya keagenan sebagai variabel moderasi diukur dengan rasio arus kas bebas terhadap total aset Sampel penelitian adalah 370 data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006 s.d. 2010. Berdasarkan hasil uji empiris, diperoleh kesimpulan bahwa strategi diversifikasi berpengaruh positif terhadap level dan negatif terhadap volatilitas kinerja masa depan perusahaan. Penelitian lebih lanjut yang membagi diversifikasi menjadi dua kategori yaitu diversifikasi terkait dan tidak terkait, diperoleh kesimpulan bahwa diversifikasi terkait dan tidak terkait berpengaruh positif terhadap level kinerja dan hanya diversifikasi terkait yang terbukti berpengaruh negatif terhadap volatilitas kinerja. Penelitian ini juga membuktikan bahwa biaya keagenan dapat memoderasi hubungan antara strategi diversifikasi dan kinerja masa depan perusahaan.

This study aims to study the effect of diversification on the level and volatility of future performance and to study the agency costs in affecting relationship between diversification and performance. This study used multiple regression analysis and controlling variables such as firm size, firm age, the ratio of debt and sales growth. Agency costs as a moderating variable, are measured by the ratio of free cash flow to total asset. The samples are 370 manufacturing company data listed on the Indonesia Stock Exchange during 2006 to 2010. Based on the results of empirical tests, we concluded that the diversification strategy has positive correlation on the level of future performance and negatively on the volatility of future performance. Further studies divided the diversification strategy into two categories: related diversification and unrelated diversification. The studies concluded that related and unrelated diversification positively related to the level of performance. Only unrelated diversification proved negative effect on the volatility of performance. The studies proved that the agency costs are generally can moderate the relationship between diversification strategy and the future performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57275
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kim Yook Chan; Petrus Setiawan
"ABSTRAK
Dalam perjalanannya, setiap perusahaan mengalami tahap operasi dimana manajemen
industri mengalami tingkat pertumbuhan penjualan yang lambat dan mengalami marjin laba yang
merosot karena industri tersebut berada dalam tahap kedewasaan industri atan tahap
penurunan. Jika perusahaan berada dalam tahap pertumbuhan. manajemen harus menfokuskan
terhadap peningkatan penjualan dan perluasan pangsa pasar dengan produk pokoknya tetapi,
dalam akhir tahap kedewasaan atau dalam tahap periurunan, permasalahan pokok adalah
bagaimana perusahaan akan hidup terus dalam masa depan dimana kegiatan dengan produk
pokoknya tidak cukup untuk menjainin kelangsungan perusahaan.
Dengan melakukan analisis strategis, manajemen perushaan dapan melihat ke masa depan
dan menyiapkan pemshaan untuk lingkungan yang dinamik. Manajemen dapat melihat
kecenderungan kondisi industri mereka dalam jangka waktu yang panjang dan mengarah
kebijsanaannya supaya perusahaan paling diuntungkan dalam keadaan yang tidak dapat
dikendalikan.
Manajemen PT X yang menghasilkan plester kayu lapis juga berada pada saat dimana
ketidak pastian mengenai kelangsungan hidup cukup besar. Dengan melakukan analisis intern
perusahaan untuk mengukur kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam industri plester kayu
lapis seperti analisis pemasaran, keuangan dan akunting, analisis kecenderungan rasio keuangan,
analisis Du Pont, analisis produksi dan mutu, dan analisis personalia dan organisasi, posisi PT X
dalam industri plester kayu lapis dapat disimpulkan bahwa mereka berada dalam posisi yang
relatif lemah yaltu kelemahannya lebih banyak dan pada kekuatannya. Dengan melakukan
analisis daur hidup industri, industri plester kayu lapis berposisi dalam tahap kedewasaan
menuju ke tahap penurunan, dan analisis peluang dan ancamaan, yang diukur dengan analisis
lingkungan, persaingan, dan lain-lain, menyimpulkan bahwa PT X menghadapi ancaman yang
lebih besar dari pada peluang. Menghadapi kondisi semacam ¡ni PT X perusahaan dapat
melakukan diversifikasi sebagai alat pertubuhan atau jalur keluar dan industri kayu lapis yang
tidak mempunyai prospek bisnis yang cerah.
Pada dasarnya ada dua jenis utama diversifikasi, yaitu: diversifikasi konsentrik dan
diversifikasi konglomerat. Dan dua pilihan tersebut, PT X disarankan diversifikasi konsentrik
dengan alasan kemudahan peralihan dan penguasaan teknologi. Diversifikasi Konsentrik
mencerminkan peristiwa keluarnya secara mencolok suatu perusahaan dari basis operasinya
selama ini. Pada umumnya hal ini dilakukan dengan cara akuisisi perusahaan lain atau
pengembangan internal suatu usaha yang terpisah., dengan kemungkinan-kemungkinan
sinergistik yang menyeimbangkan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dañ kedua
bidang usaha tersebut.
Diversifikasi konsentrik melibatkan akuisisi perusahaan- perusahaan yang masih
berhubungan dengan perusahaan pengakuisisi dalam hal teknologi, pasar, atau produk. Dengan
strategi utama ini, bidang-bidang usaha yang dipilih harus mempunyai derajat kesamaan yang
tinggi dengan bidang usaha saat ini. Diversifikasi konsentrik yang ideal terjadi ketika laba
gabungan kedua perusahaan meningkatkan kekuatan dan kesempatan bagi perusahaan serta
mengurangi kelemahan serta resiko. Jadi, perusahaan yang mengakuisisi akan mencari bidang
bidang usaha baru dengan karakteristik-karakteristik produk, pasar, saluran distribusi,
teknologi, serta kebutuhan sumber-sumber yang mirip dengan apa yang dimilikinya selarna ini,
dan yang menghasilkan sinergi, tetapi tidak merupakan saling ketergantungan secara total.
Sebagal alternatif-alternatif diversifikasi konsentrik, penulis menguji beberapa industri
yang berkaitan dengan inti bisnis PT X yaitu plester OPP, plester PVC, plester obat, dan
perekat sepatu dengan analisis kesempatan investasi. Kesimpulan dan analisis tersebut, pasar
yang menunjukkan keadaan menguntungkan untuk memasuki bisnis baru adalah plester obat
dan perekat sepatu dengan catatan perusahaan harus mempunyai kemampuan keuangan dan
akses teknologi. Akses leknologi bisa didapat melalui joint venture, atau licencing."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Averus Damciwar
"ABSTRAK
Pada umumnya perusahaan memulal usahanya sebagai bisnis tunggal dan melayani pasar tertentu. Sejalan dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka semakin bertambah luas pasar yang dilayaninya. Selanjutnya perusahaan akan dihadapkan pada suatu strategi pengembangan usaha, yaitu strategi diversifikasi usaha. Hal ini biasanya dihadapi oleh perusahaan bila berada pada kondisi:
a. Perusahaan merasakan profit dan pertumbuhan perusahaan mulai menurun dikarenakan industri dimana perusahaan melakukan bisnis mulai memperlihatkan daya tarik yang menurun dan prospek yang kurang cerah.
b. Dalam rangka memperkuat keunggulan bersaing terhadap kompetitor.
c. Dalam rangka memperkecil resiko investasi, karena bila hanya melakukan
bisnis tunggal resiko investasi cukup besar.
Alternatif strategi diversifikasi usaha itu antara lain adalah melakukan integrasi vertikal (vertical integration), cliversifikasi berhubungan (related diversification) dan diversifikasi tak berhubungan (unrelated diversification). Pada integrasi vertikal perusahaan melakukan pengembangan usaha di sepanjang rantai nilai (value chain) dan bisnis yang dijalaninya saat ini, bisa ke arah hulu atau ke arah hilir. Pada related diversification perusahaan mefakukan pengembangan usaha ke bisnis yang masih berhubungan dengan bisnis yang dijalaninya saat ¡ni dan pada unrelated diversification pengembangan usaha dilakukan ke bisnis yang tidak berhubungan dengan bisnis yang ada. Masing-masing alternatif tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan yang bisa berbeda-beda bagi tiap perusahaan tergantung pada posusi dan kondisiperusahaan dalam persaingan di industririya. Oleh karena itu pemilhan strategi diversifikasi usaha yang paling tepat adalah yang dapat memperkuat keunggulan bersaing perusahaan tersebut.
PT. X adalah sebuah perusahaan yang menjadi market leader di industri jasa konstruksi. Perusahaan ini barn memulai diversifikasi usahanya di tahun 1990 dan saat ini memiliki 5 unit bisnis, yaitu jasa konstruksi, karya peralatan properti, realty dan beton ready mix. Unit bisnis jasa konstruksi merupakan core bisnis perusahaan. Strategi diversifikasi yang dipilih oleh PT. X adalah related diversification. Pilihan ¡ni dilatarbelakangi oleh usaha PT. X untuk memperkuat keunggulan bersaing dan mempertahankan diri sebagai market leader. Oleh karena ¡tu diversifikasi usaha ini diharapkan akan dapat memperkuat keunggulan bersaing perusahaan dan sekaligus juga menciptakan keunggulan bersaing bagi unit bisnis ¡tu sendiri.
Pada saat ini, setelah lebih kurang tujuh tahun PT. X melakukan diversifikasi usaha, terlihat bahwa kontnbusi unit-unit bisnis selain unit bisnis jasa konstruksi terhadap nilai penjualan dan laba perusahaan sangatlah kecil. Disamping itu kegiatan unit-unit bisnis tersebut dirasakan belumlah efisien, bahkan unit bisnis ready mix baru pada tahun 1996 ini bisa meraih taba. Permasalahan yang muncul adalah apakah diversifikasi usaha yang dilakukan PT. X tidak tepat atau tidak berhasil ? Apakah keunggulan bersaing yang diinginkan PT. X melalui diversifikasi usaha ¡tu dapat dicapai ? Apa langkah-langkah yang harus diambil oleh manajemen perusahaan selanjutnya? Sebagai sebuah perusahaan multibisnis tentu tidak mudah untuk mencari solusi bagi permasalahan ini. Sebuah analisa terhadap strategi diversifikasi usaha PT. X haruslah dilakukan terlebih dahulu, sebelum manajemen menentukan langkah-langkah selanjutnya.
Analísa terhadap strategi diversifikasi sebuah perusahaan multibisnis dimulai dengan melakukan identifikasi terhadap strategi yang dipakai perusahaan saat ini. Kemudian dilanjutkafl dengan menyusun matriks portfolio bisnis perusahaan untuk menunjukkafl karakter portfolio bisnis perusahaan. Langkah berikutnya adalah membuat perbandingan prospek jangka panjang tiap industri, kekuatan bersaing, kinerja dan prospek masa depan dan tiap unit bisnis yang ada pada perusahaan. Selanjutnya dilakukan evaluasi kompatibilitas tiap unit bisnis dengan strategi perusahaan dan kecocokan strategi yang ada antara unit bisnis. Tahap selanjutnya adaiah melakukan penyusunan ranking setiap unit bisnis berdasarkan pada prioritas untuk investasi modal baru. Dan setelah itu baru bisa ditentukan strategi baru untuk meningkatkan kinerja dari perusahaan secara keseluruhan.
Berdasarkan analisa terhadap strategi diversifikasi usaha PT. X, maka dapat disimpulkan bahwa diversifikasi usaha tersebut belumlah dapat dikatakan berhasil, karena masih belum baiknya kinerja unit-unit bisnis selain unit bisnis jasa konstruksi. Akan tetapi unit-unit bisnis tersebut masih berada dilingkungan industn yang cukup menarik dan kinerja masing-masing unit bisnis masìh berpeluang untuk dapat ditingkatkan. Secara umum strategi baru yang tepat untuk dilakukan PT. X adalah turnaround, yaitu dengan memfokuskan diri pada usaha untuk memperbaiki pengelolaan keuangan dan sumber daya manusia yang menyebabkan turunnya kinerja perusahaan.
Adapun temuan (finding) yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pertarna, belum disadarinya bahwa tiap bisnis mempunyal karakteristik yang berlainan baik dalam hal permodalan jangka waktu pengembalian investasi dan juga dalam hal strategi bersaing. Hal ini mengakibatkan akan sangat berbedanya strategi manajemen yang harus diterapkan pada tiap-tiap unit bisnis. Tampaknya hal ini kurang diperhatikan oleh PT. X pada waktu memulai diversifikasi usahanya. Kedua, belum tegasnya komitmen perusahaan untuk melakukan diversifikasi usaha, sehingga budaya kerja perusahaan masih terpaku pada kegiatan bisnis jasa konstruksi, sedangkan unit bisnis lainnya hanya sebagai kegiatan penunjang saja. Kondisi ini mengakibatkan rendahnya motivasi perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing bagi unit-unit bisnis ¡tu. Sedangkan yang ketiga adalah bentuk struktur organisasi perusahaan yang dipakai pada saat ini juga kurang menunjang, karena belumlah dapat menangani seluruh kegiatan operasional sebuah perusahaan multibisnis.
Beberapa hal yang direkomendasikan bagi PT. X adalah pertama, agar manajemen mempertegas komitmen perusahaan untuk melakukan diversifikasi usaha, sehingga setiap unit bisnis dapat diperlakukan dan dikembangkan sebagai uñit bisnis yang mempunyai keunggulan bersaing dan bukan sekedar sebagai penunjang kegiatan unit bisnis lainnya. Kedua, agar struktur organisasi perusahaan dirubah menjadi berbentuk divisional, karena dianggap lebih bisa mengakomodir kegiatan perusahaan multibisnis. Ketiga, untuk jangka waktu dekat ini, disarankan agar PT. X tidak melakukan ekspansi usaha ke bisnis barn. Konsentrasi strategi PT. X sebaiknya diarahkan kepada pembenahan intern dan melakukan konsolidasi perusahaan."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seza Ihtiari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari tingkat diversifikasi usaha terhadap kinerja perusahaan dengan variabel moderasi kepemilikan manajerial. Penelitian ini menggunakan sampel 68 perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2008 sampai dengan 2010. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang digunakan adalah return on asset, return on sales, dan market to book value yang merupakan proksi dari kinerja perusahaan dan variabel independen penelitian ini adalah tingkat diversifikasi usaha yang diukur dengan Entropy Index serta menambahan variabel kontrol, yaitu ukuran perusahaan, leverage, past performance, dan umur perusahaan. Penelitian ini juga menggunakan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi untuk melihat pengaruhnya terhadap hubungan tingkat diversifikasi usaha dan kinerja perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat diversifikasi usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap ketiga proksi kinerja perusahaan (ROA, ROS, dan MBV) serta kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan tingkat diversifikasi usaha dan kinerja perusahaan.

The objective of this study is to determine the effect of diversification level to corporate performance with managerial ownership as moderating variable. This study used 68 manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2008 to 2010. In this study, the dependent variables are return on asset, return on sales, and market to book value which are proxies of corporate performance and the independent variable is corporate diversification level measured by Entropy Index and adding the control variabels such as corporate size, leverage, past performance, and age. This study also used managerial ownership to see its effect on the relationship between corporate diversification level and corporate performance. This study concludes that diversification level does not significantly affect the corporate performance and managerial ownership has no significant effect on the relationship between diversification level and corporate performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zaki Mubarak
"Saudi Vision 2030 merupakan inisiatif strategis yang dirancang oleh Pemerintah Arab Saudi untuk mengurangi ketergantungan ekonomi negara pada sektor minyak dan mendorong diversifikasi ekonomi, dengan fokus utama pada transformasi sektor non-minyak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi dan implementasi dari Saudi Vision 2030 dalam transformasi sektor non-minyak, khususnya dalam pencapaian diversifikasi ekonomi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pertumbuhan ekonomi, yang menekankan pentingnya diversifikasi ekonomi dalam mengurangi ketergantungan pada sektor tertentu dan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.Meskipun Saudi Vision 2030 telah menetapkan strategi diversifikasi ekonomi, masih terdapat hambatan seperti perubahan budaya bisnis dan ketergantungan historis pada minyak. Namun, diversifikasi ini diharapkan dapat mengurangi kerentanan ekonomi dan mendorong pertumbuhan lapangan kerja baru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi diversifikasi ekonomi Saudi Arabia adalah dengan menginvestasikan modal di bidang non minyak: property, pendidikan, pariwisata, dan jasa.

Saudi Vision 2030 is a strategic initiative designed by the Saudi Arabian government to reduce the country's economic reliance on the oil sector and promote economic diversification, with a primary focus on transforming the non-oil sector. This research aims to analyze the strategy and implementation of Saudi Vision 2030 in the transformation of the non-oil sector, particularly in achieving economic diversification. The theory used in this research is the theory of economic growth, which emphasizes the importance of economic diversification in reducing dependence on specific sectors and promoting long-term economic growth. Despite setting a strategy for economic diversification, Saudi Vision 2030 still faces obstacles such as changes in business culture and historical dependence on oil. However, this diversification is expected to reduce economic vulnerability and drive the creation of new job opportunities. The results of this research indicate that Saudi Arabia's economic diversification strategy involves investing capital in non-oil sectors such as property, education, tourism, and services."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joan Dohartha Rosabella
"Pendapatan non bunga sudah menjadi tren dalam dunia perbankan. Pendapatan non bunga merupakan diversifikasi produk yang dilakukan oleh bank. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui diversifikasi pendapatan perbankan di Indonesia serta mengetahui hubungan diversifikasi pendapatan terhadap kinerja bank konvensional. Berdasarkan data Laporan Kinerja bank periode 2008-2013. Populasi dalam penelitian ini adalah bank konvensional di Indonesia pada tahun 2008-2013. Pengambilan sampel menggunakan judgement sampling dengan kriteria bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), serta memiliki laporan publikasi pada tahun 2008-2013.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diversifikasi berpengaruh positif terhadap kinerja bank ditunjukkan dengan profitabilitas, risiko, dan stabilitas, serta corporate governance terbukti menguatkan pengaruh antara diversifikasi pendapatan dan kinerja perbankan. Selain itu ditemukan bahwa pertumbuhan aset ,ukuran bank, rasio kapitalisasi, dan rasio deposito terhadap aset memiliki pengaruh terhadap kinerja bank.

Non-interest income has become a trend in the world of banking. Non- interest income is product diversification undertaken by the bank. This study aims to determine Indonesian banking revenue diversification and revenue diversification determine the relationship of the bank's risk. Based on data reported Loss/Profit bank the period of 2008-2013. The population in this study is a conventional bank in Indonesia in 2008- 2013. Sampling criteria using judgment sampling with banks listed on Bursa Efek Indonesia (BEI), and has published reports in the year 2008 to 2013. In this study using multiple linear regression.
The research result showed that the income diversification has positively correlated with bank performance from profitability, stability, accounting and credit risk, while corporate governance is also proved to strengthen the impact of income diversification to bank performance. In addition, it was found that bank’s asset growth, size, capitalism ratio have effect on bank performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57118
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ony Humarseno
"Penelitian ini menganalisis pengaruh diversifikasi terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2011, menggunakan pendekatan regresi kuantil. Penulis menemukan bahwa diversifikasi memberikan pengaruh negatif pada kinerja perusahaan saat pengukuran kinerja menggunakan Return on Assets (RoA) dan pengaruh ini semakin negatif pada kelompok perusahaan dengan tingkat kinerja relatif tinggi. Untuk pengukuran kinerja menggunakan nilai Tobin?s q, diversifikasi memberikan pengaruh negatif pada kinerja perusahaan untuk kelompok perusahaan dengan tingkat kinerja menengah, dan pengaruh negatif ini terus meningkat seiring meningkatnya kinerja perusahaan sampai pada kuantil Tobin?s q 0,70.

This study investigates the effect of diversification on firm performance using data of Indonesian listed companies during 2006-2011 employing quantile regression approach. This empirical results show that the effect of diversification on firm performance is negative, using Return on Assets (RoA) as measure of performance, and this effect becomes increasingly negative on firm performance for companies with relatively high performance. Using Tobin?s q as performance measure, the effect of diversification on firm performance is negative for companies with middle high performance, and this effect becomes increasingly negative until Tobin?s q quantile 0.70."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>