Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20204 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Beddi Prasetyo
"Segmentasi Konsumen Mobil Keluarga Berdasarkan Konsep Benefit Segmentation (E) Mobil Keluarga ialah sebuah primadona pasar bagi industri otomotif, terbukti dari porsi penjualannya yang sangat besar berkontribusi terhadap volume penjualan mobil nasional. Sekitar 30% dari penjualan mobil nasional dikontribusi oleh penjualan 4 besar merek mobil keluarga; Toyota Kijang, lsuzu Panther, Daihatsu Tanana, dan Mitsubishi Kuda. Maka kini kita dapat menyaksikan betapa ramainya jalan-jalan dengan kendaraan jenis ini, dan kinipun semakin banyak produk industri otomotif ini yang memasuki pasar untuk memperebutkan pangsa pasar yang memang potensial, terutama setelah dibukanya izin impor mobil dari luar negeri secara utuh (completely built upl CBU). Dengan bantuan segmentasi, maka dapat dipetakan ciri-ciri konsumen mobil keluarga ini. Lebih jauh lagi, segmentasi berdasarkan manfaat yang dicari (Benefit Segmentation) memfokuskan pemetaan konsumen berdasarkan manfaat-manfaat apa yang dicari/diutamakan konsumen dalam pembelian suatu mobil, sesuai dengan sifat segmentasi behavioral yang mengelompokkan konsumen berdasarkan perilakunya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen mobil keluarga dapat dibagi ke dalam 4 segmen yaitu antara lain; The Travelers (populasi : 26%) yang mementingkan kenyamanan yang baik dan konsumsi bahan bakar yang irit. Lalu The Enjoyers (populasi : 20%) yang mementingkan performa/tenaga mesin yang tinggi dan penampilan yang sportif/ modis, segmen ini pula merupakan yang paling terpengaruh dengan promosi. Kemudian The Financial Planners (populasi : 18%) yang mementingkan nilai jual kembali dan harga yang ekonomis. Terakhir, The Economist (populasi : 36%) yang mementingkan harga yang ekonomis dan juga konsumsi bahan bakar yang irit. Dari segmen 1,3, dan 4 terlihat bahwa pertimbangan-pertimbangan yang sifatnya ekonomis sangat berpengaruh terhadap perangkat evaluative criteria yang dikembangkan oleh konsumen, sementara kebalikannya terjadi pada segmen 2 yang cenderung tidak sensitif terhadap variabel-variabel yang bersifat ekonomis. lnformasi dari kegiatan segmentasi ini dapat digunakan oleh produsen mobil keluarga dalam mencocokkan antara atribut kendaraan yang akan diproduksi atau diluncurkan ke pasar dengan keinginan masyarakat sebagai konsumen; atribut apa dari suatu produk mobil keluarga yang mereka inginkan. Selain itu juga informasi tersebut dapat digunakan sebagai masukan bagi perusahaan agar program-program pemasaran yang disusun perusahaan dapat lebih diarahkan untuk lebih tepat sasaran dan lebih mempengaruhi konsumen potensial."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talita Melati Indriagustry
"Persaingan bisnis kopi susu kekinian di tengah perkembangan industri pengolahan kopi yang kian kompetitif memunculkan kebutuhan untuk mengidentifikasi konsumen potensial yang ada di pasar ini. Namun, mengingat bahwa kajian mengenai perilaku konsumen pada topik ini masih terbatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelompok konsumen yang ada di pasar kopi susu kekinian dari segi manfaat yang dicari dan memeriksa perbedaan perilaku di antara segmennya. Dengan pemahaman bahwa manfaat yang dicari (benefit sought) akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengevaluasi produk (Haley, 1968), dilakukan segmentasi pasar dengan pendekatan kuantitatif dan analisis kluster terhadap 390 konsumen kopi susu kekinian dalam rentang usia 16-39 tahun di wilayah Jabodetabek pada bulan Maret hingga April 2020. Adapun hasil penelitian menemukan bahwa konsumen ini tidak dapat dilihat sebagai kelompok homogen; dengan perbedaan perilaku yang dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok dari segi manfaat yang dicarinya: The Coffee Enthusiast, Indulgence Consumer, The Decaf Drinker, dan The Conventional. Lebih lanjut, pembahasan mengenai manfaat dapat memberikan pemahaman mengenai perbedaan perilaku konsumen dalam memaknai atribut atau penawaran kopi susu kekinian yang dianggap paling relevan untuk mencapai keperluan pribadinya.

The emergence of milk coffee (kopi susu kekinian) business in the midst of an increasingly competitive coffee industry raises the need to identify potential consumers in this market. However, given that the study of consumer behavior on this topic is still limited, this study aims to identify consumer groups that exist in the milk coffee market in terms of benefit sought and examine the behavior differences between segments. With the understanding that the benefit sought will affect consumer behavior in evaluating products Haley, 1968, market segmentation of 390 milk coffee consumers in the 16-39 age range in Greater Jakarta area during March April 2020 is conducted with quantitative approach and cluster analysis. The results found that these consumers could not be seen as homogeneous groups with differences in behavior that can be classified into four groups in terms of the benefits sought: The Coffee Enthusiast, Indulgence Consumer, The Decaf Drinker, and The Conventional. Furthermore, the discussion of benefits can provide an understanding of consumer behavior differences in interpreting the attributes of milk coffee which is considered most relevant in achieving their personal needs"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alsya Fauziyah
"

Pertumbuhan industri produk hijau kian meningkat di Indonesia, salah satunya adalah industri budidaya larva BSF yang digunakan sebagai pakan ternak. Dengan meningkatnya pertumbuhan industri larva BSF, mendesak perusahaan untuk dapat berdaya saing sehingga dapat memimpin pasar. Perpaduan antara ilmu pemasaran dan data mining penting untuk dilakukan perusahaan dalam menerjemahkan data pelanggan menjadi data informasi yang berguna bagi perusahaan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menemukan segmen pelanggan potensial untuk dijadikan target perusahaan dalam menerapkan alternatif pemasaran yang sesuai dengan karakteristik segmen pelanggan tersebut. Metode K-Means Clustering digunakan untuk mengelompokkan pelanggan menjadi beberapa klaster berdasarkan 4 variabel, yaitu Recency, Frequency, Monetary, dan Interpurchase Time. Dalam pemilihan segmen pelanggan potensial digunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan studi literatur. Hasil dari penelitian adalah terpilihnya tiga klaster pelanggan potensial dengan enam alternatif pemasaran sesuai dengan karakteristik klaster tersebut menggunakan metode Complex Proportional Assessment (COPRAS).


The growth of the green product industry is increasing in Indonesia, one of which is the BSF larvae cultivation industry used as animal feed. The increasing growth of the BSF larvae industry pushes companies to be more competitive to lead the market. The combination of marketing knowledge and data mining is important for companies to translate customer data into useful information for the company. Therefore, this research aims to identify potential customer segments to be targeted by the company in implementing marketing strategies that are suitable for the characteristics of those customer segments. The K-Means Clustering method is used to group customers into several clusters based on four variables: Recency, Frequency, Monetary, and Interpurchase Time. In the selection of potential customer segments, the Analytical Hierarchy Process (AHP) method and study of literature. The result of the research is the selection of three potential customer clusters with six alternative marketing strategies according to the characteristics of those clusters using the Complex Proportional Assessment (COPRAS) method.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Fauziah Syafarina
"Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada peluang pasar untuk televisi segmen religi di Jakarta? Dengan adanya SK Menpen No. 111 tahun 1990, yang memberikan ijin bagi pengelolaan bagi televisi swasta di Indonesia, maka di mulailah era TV Swasta dan komersialisasi televisi. Siaran televisi swasta pada tahun-tahun pertama menguasai rating dari 20 acara yang pallng diminati pemirsa. Sementara itu, perolehan iklan melonjak dengan tajam. Meskipun demikian televisi swasta tidak terlepas dari berbagai kelemahan mendasar. Antara Iain porsi acara religi yang tidak dikemas secara maksimal, dan porsi serta penempatan acara yang terkadang pada jam-jam tertentu, membuat acara religi tidak menjadi acara yang diminati. Padahal dalam keadaan sebenarnya banyak pemirsa yang merasa membutuhkan penyeimbang dari semua acara yang ada. Hal ini terlihat dari fenomena acara manajemen qalbu di SCTV yang menduduki rating pertama dari semua acara yang ada baik hiburan maupun infomasi. Padahal acara tersebut ditayangkan pada jam-jam utama dari televlsi, yaitu minggu siang. Sehingga persepsi bahwa acara religi tidak menang dapat kita abaikan untuk tahap awal persepsi. Oleh sebab ltu, penelitian ini di dasarkan oleh keinginan untuk mengetahui karekteristik acara televisi dan apakah ada peluang pasar untuk televisi religi di Jakarta.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa peluang pasar untuk televisi segmen religi masih kecil, Walaupun berdasarkan penelitian cluster menunjukkan besarnya peluang dan televisi segmen religi, setelah dimasukkan kedalam strulctur model anallsis, maka peluang tersebut menjadi lcecil. Besaran nilal hasil cluster menjadi ?Semu?, blla dikaitkan dengan penggunaan televisi untuk format acara agama, hal ini terlihat dari hasil akhir penelitian. Dimana penggunaan televisi untuk format acara keagamaan akan tinggi bila format acara agama tersebut diisi oleh figur masyarakat. Selain itu masih adanya ke-engganan dari produsen untuk lebih bagus mengemas acara religi, dan bila dari produsen telah mempunyai usaha untuk memperbaiki mutu kemasan tetap ada intervensi dari pihak penyelenggara televisi. Peluang untuk televisi segmentasi religi untuk tahap awal adalah di televisi sindikasi, sehingga secara operasional tidak akan besar untuk televisi segmeni religi.
Hasil penelitian memberikan implikasi perlunya keseimbangan antara format acara hiburan, informasi dan agama di televisi, sehingga dapat memuaskan keinginan dari pemirsa yang terbagi dalam berbagai kelompok usia, tingkat sosial dan pendidikan. Temuan dari hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa keinglnan pemirsa televisi bukanlah faktor yang menentukan dalam industri televisi. Lebih kuat faktor dari advertising dan pemilik industri dibandingkan faktor pemirsa televisi. Sehingga program acara yang ada Iebih banyak menyesuaikan keinginan dari pihak-pihak pemegang modal. Oleh sebab itu, teievisi pada saat sekarang adalah suatu produk dari kapitalisme, dimana mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dan agak mengabaikan beberapa faktor etika dalam banyak program acara yang di sodorkan kepada pemirsa televisi. Segmentasi yang dapat dibidik oleh para pernilik televisi nasional untuk saat sekarang adalah segmentansi yang luas, tidak terlalu spesifik namun untuk televisi daerah khususnya di Jakarta, masih dapat mengambil segmentasi yang spesifik dan pemirsa, dimana mereka memposisikan sebagai televisi ?Life Style" yang sangat identik dengan pola Kosmopolitan dari sebagian penduduk jakarta. Hasil penelitian memberikan implikasi perlunya keseimbangan antara format acara hiburan, informasi dan agama di televisi, sehingga dapat memuaskan keinginan dan pemirsa yang terbagi dalam berbagai kelompok usia, tingkat sosial dan pendidikan, yang tidak menghilangkan karakter bangsa. Dan pemerintah harus aktif untuk memonitor dan menjadi alat sensor bagi industri televisi, sehingga televisi swasta tidak menjadi kebablasan dan muncul situasi kondusif baik bagi televisi dan produsen, namun juga untuk pemirsa televisi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22640
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eli Mas`idah
"ABSTRAK
Dalam dekade 1990 an manajemen pemasaran dikenal sebagai era micromarketing atau super segmental. Hal ini disebabkan karena masyarakatnya yang heterogen. Tentunya kondisi demikian mendorong lajunya needs atau wants konsumen yang komplek. Sehingga perlu penataan manajemen pamasaran yang sesuai dengan kondisi yang ada.
Disisi lain, perlunya menyadari bahwa suatu perusahaan memiliki keterbatasan baik material, sumber daya manusia ataupun waktu / energi dalam memenuhi needs & wants tersebut. Sehingga konsep membagi pasar menjadi sub-sub pasar atau pasar target akan menjadi sangat relevan untuk memenuhi needs atau wants konsumen yang semakin heterogen. Agar lebih efektif maupun efisien maka perlu mengetahui segmen yang potensial sehingga diperlukan suatu riset manajemen pemasaran tentang "Penetapan segmentasi yang potensial sebagai faktor strategi pemasaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemasaran".
Langkah riset ini adalah merumuskan permasalahan dengan menetapkan tujuan yang hendak diambil. Selanjutnya melakukan riset lapangan untuk mendapatkan data primer dan data sekunder yang diperlukan. Data-data yang dihasilkan diolah menggunakan tool Analisa Conjoint dan Regresi. Hasil pengolahan data tersebut dianalisa untuk mendapatkan hasil akhir. Hasil akhir inilah yang digunakan sebagai strategi dalam melakukan pemasaran .
Berdasarkan dari hasil analisa baik dari grafik maupun hasil tes signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap nilai penjualan maka segmen konsumen pasar yang potensial adalah segmen dengan tingkat ekonomi menengah.
Sedang segmen dari segi needs atau wants konsumen dapat terbagi dalam sembilan segmen, dimana segmen .produk yang potensial adalah konsumen yang paling sutra memakai batik dari jenis bahan dari sutera dengan tingkat kenyamanan dingin dan dengan harga murah. Namun secara keseluruhan tingkat kenyamanan adalah faktor terpenting dalam pemilihan batik.
Jadi faktor strategi pemasaran yang efektif dan efisien adalah dengan menetapkan segmen konsumen pasar dengan kelas ekonomi menengah yang memiliki needs & wants batik dengan kombinasi atribut dari jenis bahan terbuat dari sutera, dipakai dingin dan harganya murah. Secara keseluruhan tingkat kenyamanan adalah merupakan faktor terpenting dalam pemilihan batik. Segmen inilah yang semestinya dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan program pemasaran."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mursid Pratomo
"Persaingan dalam industri makanan dan minuman di Indonesia semakin ketat dengan produknya yang semakin beragam, Keunggulan dari dimensi daya tank produk bagi konsumen merupakan salah satu kunci keberhasilan produk di pasar.
PT. Ultra Jaya Milk Industry dan Trading, Tbk adalah perusahaan yang bergerak di industri makanan dan minuman khususnya minuman diseptik (steril) yang diproses dengan system Ultra High Temperature (UHT) dengan teknologi pengepakan produk dari Tetra Pak. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1971 di Bandung dan telah berhasil memasarkan produknya di segala pelosok kota di Indonesia dengan pangsa pasar sekitar 20-90%.
Untuk dapat mempertahankan dan mengembangkan produknya, PT, Ultra Jaya Milk Industry harus menerapkan kebijakan bisnis dan strategi pemasaran yang tepat antara lain dengan mengetahui apa saja kekuatan produknya. Berdasarkan pendapat konsumen penelitian ini bertujuan untuk dapat menjelaskan daya tarik produk PT. Ultra Jaya Milk Industry berdasarkan variabel produk yaitu rasa, harga, kemasan, kemudahan untuk memperoleh produk, promosi dan citra rasa. Selanjutnya juga untuk dapat menjelaskan pengelompokkan variabel daya tarik produk bagi konsumen berdasarkan wilayah geografis konsumen serta berbagai faktor yang dapat mempengaruhi konsumen.
Teori yang digunakan adalah prosedur segmentasi pasar dengan identifikasi segmen pasar melalui tiga tahap yaitu survey, analisis dan pembentukan profile (Kotler, 2002).
Penelitian ini bertujuan untuk dapat menjelaskan apakah variabel produk yaitu rasa, harga, kemasan, kemudahan untuk memperoleh, promosi dan citra rasa merupakan daya tarik produk PT. Ultra Jaya Milk Industry Trading Tbk, Bagi konsumen. Selain itu ingin diketahui pula bagaimana pengelompokkan variabel daya tarik produk bagi konsumen berdasarkan wilayah geografis konsumen serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumen terhadap daya tarik produk.
Untuk ini telah dilakukan penelitian berupa survey untuk memperoleh data primer melalui cara wawancara dan observasi dilapangan, Data sekunder di kumpukan dari laporan berkala perusahaan dan dari prospectus perusahaan. Dilakukan analisis faktor dari variabel produk yang diteliti melalui 500 responden yang dikumpulkan melalui teknik probability sampling berasal dari sepuluh kecamatan di Jakarta timur yaitu masing-masing terdiri dari 10 responden di kecamatan Cakung, Cipayung, Ciracas, Duren sawit, Jatinegara, Kramat Jati, Makasar, Matraman, Pasar Rebo, dan Kecamatan Pulo Gadung. Dari hasil analisis bahwa :
Kecamatan Cakung :Hasil analisis menunjukkan adanya tiga faktor yaitu faktor 1 (rasa dan harga), faktor kedua (kemasan dan mudah) dan faktor 3 (promosi dan merk). Berarti konsumen di wilayah Kecamatan Cakung faktor yaitu rasa dan harga sangat penting. Ini beralasan karena rasa yang lebih enak diimbangi oleh harga yang lebih mahal atau sebaliknya. Untuk faktor kedua, yakni kemasan dan mudah menunjukkan ketertarikan kemasan yang baik dan kemudahan untuk dibawa dan diperoleh di toko/pengecer atau mudah diperoleh di tokok-toko umumnya. Sedangkan faktor yang ketiga menunjukkan daya tarik pada promosi dan merk, keduanya merupakan identitas dan citra produk adalah faktor-faktor yang menentukan mengapa konsumen membeli. Kecamatan Cipayung terdapat 2 faktor yang menentukan yaitu faktor 1 ( kemasan, mudah dan promosi) dan faktor 2 (rasa, harga dan merk). Ini berarti konsumen pada faktor 1 tertarik pada bentuk kemasan yang mudah dibawa dan disediakan di pasar sesuai yang dijanjikan oleh promosi sebelumnya, sedangkan faktor 2 , rasa yang enak diimbangi oleh harga dan kekuatan citra merek produk.
Kecamatan Ciracas terdapat 2 faktor yang menentukan yaitu faktor 1 ( rasa, harga dan kemasan) dan faktor 2 (mudah,promosi dan merk). Ini berarti konsumen pada faktor 1 tertarik pada rasa yang sesuai dengan harga yang ditawarkan dan bentuk kemasan yang baik. Sedangkan faktor 2 , . mudah dibawa dan disediakan di pasar sesuai dengan yang dipromosikan yang diikuti kekuatan citra merk produk.
Kecamatan Duren Sawit terdapat 3 faktor yang menjadi daya tarik konsumen untuk membeli produk.Faktor 1 (rasa dan merk), faktor 2 (kemasan dan mudah) serta faktor 3 (promosi dan merk). Oleh karena itu produk tersebut pada faktor 1 rasa yang enak sesuai dengan citra merk produk di pasar, faktor 2 disamping kemasan yang manarik juga produk mudah diperoleh di pasar, faktor 3 produk yang dipromosikan dijual dengan harga yang menarik. Dapat disimpulkan bahwa variabel yang menjadi daya tarik produk PT. Ultra Jaya Milk Industry dan Trading Tbk sangat variatif tergantung letak wilayah geografis konsumen dan memiliki latar belakang sosial ekonomi yang berbeda."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12510
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Roswita
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26488
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewanti Kurniaputri
"Bisnis bacaan terutama komik telah berkembang menjadi bisnis yang menguntungkan. Dunia bisnis komik telah diperkaya dengan unculnya format baru komik, yaitu majalah komik. Salah satunya adalah Majalah komik Hanalala, yang kini sudah berada di dunia bisnis perkomikan selama dua tahun. Tentunya telah menarik banyak konsumen bahkan ada yang menjadi pembaca setia. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai segmentasi majalah komik Hanalala ini. Beberapa kategori segmentasi telah ditetapkan sebagai dasar untuk melakukan analisis segmentasi, yaitu Demografis, Psikologis, Psikografis dan Benefit. Dari keempat Kategori segmentasi itu dibagi lagi menjadi 28 variabel, yang akhirnya menghasilkan 3 segmen yang mewakili konsumen majalah komik Hanalala."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erisa Maranata Muray
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi segmen pasar yang terbentuk pada pasar pariwisata Kalimantan tengah, memahami profil segmen yang terbentuk, memahami perbedaan karakteristik antar segmen dan mengetahui segmen mana yang paling menentukan sebagai target pasar pariwisata Kalimantan Tengah. Segmentasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan segmentasi gaya hidup dengan melakukan penilaian terhadap variabel A.I.O (Activities, Interest, Opinion). Objek penelitian penelitian ini adalah objek pariwisata di Kalimantan Tengah. Variabel penelitian yang digunakan terdiri dari variabel demografi, perilaku, gaya hidup, psikografi dan pariwisata. Analisis dilakukan dengan analisis statistik yaitu analisis frekuensi, crosstab, cluster dan diskriminan. Penelitian menggunakan riset eksploratif dan riset deskriptif dengan jenis single cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode nonprobability sampling yaitu convenience sampling dengan responden yang berdomisili di Jakarta. Masa aktif penelitian berlangsung dari bulan Maret- Juni 2007. Hasil dari penelitian ini adalah tipe segmen pasar pariwisata Kalimantan Tengah yang terbentuk sebanyak lima segmen yaitu Modern Snob, Outdoor Adventure Cost Conscious, Leisure Classic Traveler, Urban Hedonistic, Family Experiential Traveler. Karakteristik segmen yang paling menonjol adalah untuk Modern Snob Segment mereka sangat mengutamakan image dan prestise dalam berwisata dan memiliki daya beli yang tinggi. Outdoor Adventure Cost Conscious Segment mereka adalah orang yang menyukai petualangan yang menantang nyali namun memiliki anggaran wisata yang terbatas. Leisure Classic Traveler Segment adalah kelompok yang berwisata untuk bersantai dan memilih berwisata dengan keluarga. Urban Hedonistic Segment adalah segmen yang hanya tertarik dengan wisata di perkotaan dan hidup untuk bersenang-senang. Family Experiential Traveler Segment adalah segmen yang suka mencoba jenis wisata baru yang memberikan pengalaman baru dan suka berwisata dengan keluarga. Segmen Modern Snob, Leisure Classic Traveler, Urban Hedonistic, Family Experiential Traveler dibedakan oleh variabel arsitektur bangunan, cara hidup dan adat istiadat dan rumah adat. Segmen Outdoor Adventure Cost Conscious dibedakan oleh variabel wisata jika keamanan stabil dan rencana mengisi liburan. Segmen yang paling menentukan sebagai target pasar pariwisata Kalimantan Tengah yaitu Family-Experiential Traveler Segment karena segmen ini menunjukkan minat untuk berwisata ke Kalimantan Tengah dan memiliki minat yang selaras dengan tawaran wisata Kalimantan Tengah. Variabel pariwisata dari yang dianggap paling penting sampai yang paling tidak penting adalah: (1) daya tarik alam, (2) harga/biaya yang dikeluarkan, (3) transportasi/akses, (4) akomodasi/penginapan, (5) konsumsi, (6) citra/image dan persepsi, (7) daya tarik bangunan, (8) daya tarik budaya, (9) daya tarik sosial, dan (10) sarana pendukung.
Referensi: 30 (1958 ? 2006)"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melita Hidajat
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui segmen pasar dati Unit Rawat Jalan Runtah Sakit Bersalin Juwita, yang terletak di Jl. M. Informasi segmentasi yang diperoleh dari penelitian ini digunakan sebagai strategi pemasaran dalam rangka meningkatkan angka kunjungan Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Bersalin Juwita Bekasi. Penelitian ini merupakan penelitian survey non eksperimental yang menggunakan metode kuantitatif populasl dati penelitian ini adalah pasien unit Rawat Jalan Rumah Sakit Bersalin Juwita. Jumlah sampel herdasarkan rumus Slovin adalah 97 responden. Data yang terkumpul dati data rekum medis yang diambil seeara random sebanyak II0 responden. Data diolah dengan analisis univariat.
Dari hasil analisis pasar pelanggan dalam penentuan segmentasl pasar yang dilakukan pada pelanggan eksternal khususnya unit Rawat Jalan RSB Juwita Bekasi maka kelompok yang paling potensial adalah kelompok pertama yaitu wanita dengan usia 20-30 tahun yang tinggal pada jarak 5-10 km dengan waktu tempuh 15-30 menit dengan pekerjaan karyawan swasta dan tingkat pendidikan sarjana. Segmen ini merupu!tan segmen yang potensial karena merupakan kelompok yang terbanyak jarak tempat tinggal 5-10 km merupakan jarak yang terdekat karena disekitar rumah sakit banyak terdapat perkantoran dan fasilitas mum sedangkan untuk pemukiman terletak pada jarak lebib dari 5 km untuk tingkat pendidikan saljana adalab merupakan kelompok yang memptmyal tingkat kesadaran yang tinggi untuk kesehatan. Untuk meningkatkan angka ktmjungan, sebalknya kita melibat trend yang ada dimasyarakat yaltu dengan mengaktitkan poli kosmetik & akupuntur khusus untuk pemwatan ibu hamil dan setelab melabirkan yang dikemas dalam paket bemat. Selaln itu juga melakukan promosi ke masyamkat serta menjalin kerjasarna dengan perusabaan-perusabaan.

The goal of the Research is to know the market segmentation of the Ambulatory services of Maternal Hospital Juwita, that located in 78, Hasibuan Street East Bekasi, West Java. The result of the segmentation information research to be used as a marketing strategy in term of improving the visitors of the ambulatory unit of the Maternal Hospital Juwita in Bekasi. The research is a survey research non experimental. using the quantitative population of the ombulatory patients of the maternal Hospital Juwita. The number of the sample based on the slaving rule are 97 respondent. The data of the medical record wbieb collected with random system is 110. the data will be analysed with the univariat aoalisys.
From the customers analysis market to determine the market segmentation, done by the external customers especially of the Ambulatory unit of the Maternal Hospital Juwita Bekasi, we find out that the must potential group is the first group, consists of the women with 20-30 years of age, hiving with a distance between 5 to 10 km with time consumes journey between 15 to 3 minutes. Most of them are private employes with a graduated degree, we find out that the business area and public facilities closed to the Maternal Hospital. They are concerned about their health condition. To improve the visitors, we suggest to considera the trend and issue in the community in term to offer the cosmetic Policlinic and the accupunture services for the pregnant women and after birth care which customised in a reasonable price. The promotion activity to the community and to the companies are important.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21063
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>